INSTRUKSI KERJA (IK) PELEDAKAN PROSES PELEDAKAN
PT HASTARI NAWASENA ENERGI
Judul Dokumen : PROSES PELEDAKAN Jenis Dokumen : INSTRUKSI KERJA Nomor Dokumen : IK-Blast-01
Level Dokumen : III Status Revisi : 0.0
Tanggal Efektif : 01-09-2024
Jumlah Halaman : 6 (Tidak Termasik Lampiran)
Status Dokumen : Master Copy No :
No. Dokumen: IK-Blast-01
Jabatan/Nama Tanda Tangan Tanggal Disiapkan Oleh Supervisor/Iwan Sugianto 5 September 2024
Diperiksa Oleh MPE/Irvan Gunawan 5 September 2024 Disetujui Oleh KTT/Deni Ramdani 5 September 2024
Catatan Perubahan Dokumen
No. Revisi Halaman Bagian/Sub Bagian Yang Direvisi Tahun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Hal
1
PERSETUJUAN 2
DAFTAR ISI 3
TUJUAN 4
RUANG LINGKUP 4
REFERENSI 4
DEFINISI
ALAT PELINDUNG DIRI
RINCIAN PROSEDUR
4
4
5
1. Tujuan
Prosedur ini menjelaskan mekanisme proses peledakan yang benar dan aman di area kerja PT Hastari Nawasena Energi
2. Ruang Lingkup
Kegiatan Peledakan batu gamping di quarry PT Hastari Nawasena Energi 3. Referensi
3.1. Undang Undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 3.2. Undang Undang No.13 tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja
3.3. Kepmen 1827/K/30/MEM/2018 tentang Pelaksanana Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
4. Definisi
4.1. Peledakan adalah proses penggunaan bahan peledak untuk menghancurkan atau merusak material atau struktur tertentu. Dalam konteks pertambangan dan kontruksi, peledakan digunakan untuk memecah batuan keras agar lebih mudah di angkut atau di proses lebih lanjut. Proses ini melibatkan penempatan bahan peledak di dalam lubang bora atau tempat yang direncanakan,kemudian diaktifkan untuk menghasilkan ledakan yang terkontrol.
4.2. Bahan Peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas, atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
4.3. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang terdiri atas peracikan bahan peledak, pembuatan primer, pengisian dan penyumbatan lubang ledak, perangkaian dan penyambungan suatu pola peledakan, penyambungan suatu sirkuit alat penguji atau mesin peledak, penetapan daerah bahaya, menyuruh orang menyingkir dan berlindung, pengujian sirkuit peledakan, peledakan lubang ledak, penanganan kegagalan peledakan, dan pengendalian akibat peledakan yang merugikan seperti lontaran batu, getaran tanah, kebisingan, dan tertekannya udara yang mengakibatkan efek ledakan, serta memiliki Kartu Pekerja Peledakan (KPP).
4.4. Juru ledak adalah seseorang yang diangkat oleh perusahaan pertambangan atau Kepala Teknis Tambang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peledakan dan/
atau melakukan inisiasi peledakan serta memiliki Kartu Izin Meledakkan (KIM).
4.5. PetugasGudang Handak adalah Kepala gudang bahan peledak dan wakil kepala gudang bahan peledak yang bertugas untuk memonitoring keluar masuknya bahan peledak
4.6. Ledakan adalah suatu ledakan tunggal atau seri yang diledakkan sebagai bagian dari suatu peledakan.
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri yang harus di pakai dalam melakukan kegiatan ini adalah:
5.1. Helm Pelindung 5.2. Sepatu Pelindung 5.3. Kaca Mata 5.4. Masker Debu 5.5. Sarung Tangan
6. Rincian Prosedur
6.1. Tahap Pembagian Bahan Peledak
6.1.1. Pastikan lokasi peledakan sudah tidak ada kegiatan pengeboran
6.1.2. Letakan ANFO,dinamit dan detonator 30 cm dari lubang ledak. Sedangkan dinamit dan detonator tidak boleh disatukan dan berjarak 30 cm.
6.1.3. Pada saat pembagian bahan peledak tidak boleh dilempar 6.2. Tahap Pengisian Lubang Ledak dengan Bahan Peledak
6.2.1. Sebelum pengisian bahan peledak, pastikan lubang ledak kering atau basah, Jika basah gunakan Plastik liner.
6.2.2. Pada saat Priming, pastikan primer terangkai sempurna yaitu dengan cara: - Jika menggunakan dengan Det. Cord, potong det. cord dengan pisau cutter dan
ikatkan det-cord pada dinamit.
- Jika menggunakan Detonator, tanamkan keseluruhan badan detonator ke dalam Booster (Dayagel Magnum)
6.2.3. Pastikan ikatan pada dinamit terikat kuat sebelum primer dimasukkan ke dalam lubang ledak
6.2.4. Masukkan primer ke dalam lubang ledak. Dan pastikan ujung tube tidak ikut masuk kedalam lubang.
6.2.5. Kemudian masukkan ANFO ke dalam lubang ledak hingga jumlah yang ditentukan.
6.3. Tahap Penutupan Lubang Ledak (Stemming)
6.3.1. Sebelum memasukkan material stemming, pastikan ujung Wire Detonator Electrik tidak masuk ke dalam lubang yaitu dengan cara ujung Wire diijak dengan kaki atau di ikatkan ke batu.
6.3.2. Masukkan material stemming ke dalam lubang Perlahan dan tekan dengan stick/tamper agar padat hingga rata dengan tanah.
6.3.3. Jika meterial stemming kurang, dapat menggunakan cutting hasil pemboran.
6.3.4. Dilarang menggunakan batu besar sebagai material stemming. Karena dapat menyumbat sehingga stemming tidak padat.
6.4. Tahap Tie Up atau merangkai dengan Detonator Electrik
6.4.1. Sebelum melakukan Tie Up siapkan kabel untuk menyambung detonator dari lubang satu ke lubang lainnya
6.4.2. Perangkaian detonator listrik di bagi menjadi beberapa kelompok jika lubang ledak lebih dari 30 lubang
6.4.3. Setiap detonator di lakukan pengecekan tahanan dengan menggunakan Ohm meter untuk memastikan tidak ada kabel detonator yang terputus
6.5. Tahap Tie Up atau merangkai dengan Detonator Non Electrik (Nonel)
6.5.1. Pembagian surface delay dilakukan setelah minimal charging dan stemming selesai.
6.5.2. Perangkaian delay dimulai dari lubang terakhir pada row/baris terakhir.
6.5.3. Perangkaian control row dilakukan terakhir setelah rangkaian lubang pada row tersebut selesai dirangkai
6.5.4. Pastikan nonel surface delay yang menghubungkan antar lubang ledak tidak terlalu kencang,
6.5.5. Perangkaian Inisiasi poin dengan elektrik detonator tidak boleh disambung saat perangkaian berlangsung. Dan dapat disambung setelah pengecekan terakhir oleh Juru Ledak.
6.5.6. Rapikan rangkaian agar mudah dilihat pada saat pengecekan terkhir (final check)
6.6. Tahap Pengecekan Terakhir (Final Check)
6.6.1. Pengecekan terkhir hanya dapat dilakukan oleh Blaster dan Supervisor Blasting.
6.6.2. Pengecekan dimulai dari lubang terkhir dari row terakhir hingga insiasi point 6.6.3. Pastikan rangkaian tiap lubang tersambung dengan benar.
6.6.4. Pastikan rangkaian tidak terlalu kencang.
6.6.5. Pastikan rangkaian sesuai dengan Blasting Design, jiika ada perubahan rangkaian, wajib melaporkan ke Supervisor Blasting.
6.7. Pengamanan Area (Road Blocker)
6.7.1. Road blocker ditempatkan di lokasi yang sudah ditentukan, yaitu:
6.7.1.1. Diluar radius 500 meter dari lokasi blasting
6.7.1.2. Dilokasi jalan masuk utama, hauling road dan jalan masuk masyarakat 6.7.2. 30 menit sebelum peledakan road bloker aktif (melakukan blockade).
6.7.3. Selama melakukan blockade, road blocker memberikan peringatan adanya peledakan ke lingkungan sekitar dengan menggunakan toa.
6.7.4. Selama melakukan blockade dan pada saat sirine peledakan, Road blocker juga membantu membunyikan sirine toa. Adapun tanda sirine sbb:
6.7.4.1. Sirine bunyi 1 kali (10 detik) adalah tanda 30menit sebelum kegiatan peledakan dimulai.
6.7.4.2. Sirine bunyi 1 kali (10 detik) adalah tanda 15 menit sebelum kegiatan peledakan dimulai.
6.7.4.3. Sirine bunyi 1 kali (10 detik) adalah tanda kegiatan peledakan dimulai.
6.7.4.4. Sirine bunyi 1 kali panjang (20 detik) adalah kegiatan peledakan aman dan dinyatakan selesai.
6.7.4.5. Road blocker dapat menon-aktifkan blockade atas intruksi dari koordinator peledakan
7. Rekaman -
8. Lampiran -