• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi antara pupuk cair limbah ternak dan mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan morfologi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Interaksi antara pupuk cair limbah ternak dan mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan morfologi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022

“Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif”

Aplikasi Pupuk Cair Limbah Ternak dan Mikoriza terhadap Pertumbuhan Biduri (Calotropis gigantea)

Muhammad Naufal Adani1, Amalia Tetrani Sakya1*, Sri Hartati1,2, dan Muji Rahayu1

1Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36, Surakarta 57126

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Biodiversitas (P3BB) UNS, Jl. Ir. Sutami No.36, Kentingan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 57126

Email: [email protected]

Abstrak

Biduri merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat dan juga sebagai bahan baku tekstil. Biduri merupakan tanaman liar yang dapat tumbuh di beberapa kondisi tanah. Keberadaan biduri masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh banyak orang. Sehingga perlu adanya pengembangan teknologi budidaya untuk memanfaatkan hasil dari tanaman tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan FP UNS Jumantono, Karanganyar dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial, yang terdiri atas 2 faktor yaitu pupuk cair limbah ternak dan mikoriza. Pupuk cair limbah ternak terdiri dari urin sapi 40ml/kg tanah, urin kambing 40ml/kg tanah, urin kelinci 40ml/kg tanah, dan limbah ikan 40ml/kg tanah. Mikoriza terdiri dari 0 gram/tanaman, 5 gram/tanaman, 10gram/tanaman, dan 15gram/tanaman. Interaksi antara pupuk cair limbah ternak dan mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan morfologi. Hasil pemberian pupuk cair limbah ternak menunjukkan berpengaruh nyata terhadap penambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Pemberian mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan morfologi.

Kata kunci: biduri, limbah ternak, mikoriza, morfologi, pupuk cair

Pendahuluan

Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh liar dan perkembangbiakannya cukup cepat. Sukardan (2017) mengatakan bahwa tanaman ini bisa tumbuh bebas di berbagai tempat seperti tanah berkapur, tanah keras, dataran tinggi dan juga pantai, sehingga keberadaan biduri dapat dijumpai hampir diberbagai tempat. Tanaman biduri juga merupakan tanaman obat yang memiliki banyak sekali manfaat. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan mulai dari daun, batang, bunga, getah hingga bagian akar. Menurut Hidayah et al. (2020), biduri memiliki manfaat sebagai obat herbal yang dapat meredakan batuk, sakit gigi, diare dan gatal-gatal.

(2)

Tanaman biduri telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat dan keberadaannya mulai dicari untuk beberapa keperluan, sehingga perlu dikembangkan dengan melakukan budidaya dan perawatan yang baik. Salah satu tindakan penting dalam perawatan yaitu menambah unsuh hara pada tanah yang dilakukan dengan cara memberikan pupuk organik pada tanaman. Karena pupuk organik mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sehingga penyediaan hara menjadi lebih baik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa- sisa tanaman, hewan dan manusia, contohnya seperti pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kandang atau bisa juga menggunakan limbah ternak.

Pupuk limbah ternak merupakan produk sampingan dari hewan yang diternakkan.

Limbah ternak yang dihasilkan bisa berupa limbah padat dan cair atau kotoran feses dan urin.

Feses merupakan salah satu hasil dari usaha peternakan yang banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Namun, feses memerlukan waktu dekomposisi 2-3 bulan agar dapat dimanfaatkan dalam penyedia unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk cair urin ternak dapat meningkatkan pertumbuhan pada tanaman karena mengandung nitrogen dan kalium yang tinggi. Selain itu urin ternak juga mudah diserap oleh tanaman, sehingga tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pengaplikasiannya. Urin ternak yang sering dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yaitu urin dari sapi, kambing dan kelinci. Alvi (2018) menjelaskan bahwa pemanfaatan pupuk organik urin ternak merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kerusakan tanah akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

Dampak buruk penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat diatasi dengan mengaplikasikan Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA), karena cendawan tersebut dapat memperbaiki struktur tanah yang telah mengalami kerusakan. CMA dapat membantu proses penyerapan unsur hara sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Pratama et al. (2020) menjelaskan bahwa peranan cendawan mikoriza dalam meningkatan pertumbuhan tanaman yaitu dengan membantu tanaman dalam menyerap air dan meningkatkan kemampuan menyerap unsur hara yang berasal dari fosfat alam yaitu unsur fosfor (P). Aktivitas cendawan mikoriza dapat menghasilkan enzim fosfatase serta memproduksi asam organik yang dapat membantu tanaman menyerap unsur hara yang dihasilkan dari pupuk organik.

Penambahan limbah cair dari urin ternak dan cendawan mikoriza diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman biduri secara optimal. Tujuan dilakukannya perlakuan tersebut agar dapat memperoleh jenis pupuk cair limbah ternak yang efektif dan dosis pemberian mikoriza yang tepat. Sertadapat mengetahui interaksi terbaik dari pemberian pupuk cair limbah ternak dan mikoriza terhadap pertumbuhan biduri.

(3)

Metode

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Oktober 2021 di Lahan Percobaan FP UNS Jumantono, Karanganyar. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial. Terdapat 2 faktor perlakuan yaitu pupur cair limbah ternak dan perlakuan mikoriza. Pupuk cair limbah ternak terdiri dari urin sapi 40ml/kg tanah, urin kambing 40ml/kg tanah, urin kelinci 40ml/kg tanah dan, limbah ikan 40ml/kg tanah. Mikoriza terdiri dari dosis 0 gram/tanaman, 5 gram/tanaman, 10 gram/tanaman, dan 15 gram/tanaman. Terdapat 20 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 60 perlakuan. Data hasil pengamatan dianalis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) sesuai dengan rancangan penelitian. Perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata sampai sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%.Pengamatan terdiri atas pengamatan morfologi yaitu penambahan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan jumlah cabang. Pengamatan morfologi dilakukan pada waktu yang bersamaan yaitu 1 minggu sekali dari minggu ke-1 sampai minggu ke-13.

Hasil dan Pembahasan

1. Penambahan tinggi tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk cair limbah ternak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman biduri (Calotropis gigantea)

Tabel 1. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap penambahan tinggi tanaman (cm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Penambahan tinggi Tanaman (cm) Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

75,33a 83,33b 84,33b 85,58b 81,83ab

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil DMRT pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair limbah ternak urin kelinci memberikan penambahan tinggi tanaman terbaik dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk cair limbah ternak urin sapi, urin kambing dan limbah ikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Leksono (2021) bahwa pemberian pupuk cair

(4)

urin kelinci dosis 40 ml/L air pada tanaman selada (Lactuca sativa L.) dapat memberikan tinggi tanaman terbaik.

Fitriasari dan Rahmayuni (2017) menjelaskan bahwa urin kelinci mengandung unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan urin ternak lainnya seperti sapi, kambing, kerbau, kuda, dan domba. Kandungan unsur hara dari urin kelinci yaitu 2.72% nitrogen, 1.10% fosfor dan 0,50% kalium. N, P, K merupakan hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, tetapi pada pupuk cair urin kelinci unsur N memiliki kandungan paling besar dibandingkan dengan P dan K. Kurnianta (2021) menjelaskan bahwa ketersediaan unsur N dapat membantu proses penambahan tinggi tanaman karena unsur hara tersebut berperan dalam proses pembelahan dan pemanjangan sel.

2. Diameter batang

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk cair limbah ternak, mikoriza, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang biduri (Calotropis gigantea).

Tabel 2. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap diameter batang (mm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Diameter Batang (mm)

Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

0,72a 0,71a 0,73a 0,73a 0,73a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil DMRT pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair limbah ternak urin sapi, urin kambing, urin kelinci dan limbah ikan tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak terhadap diameter batang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmawibawa (2019) mengenai efektifitas pupuk cair urin ternak terhadap pertumbuhan vegetatif kacang hijau (Vigna radiata), hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut didapatkan pemberian pupuk cair urin sapi, urin kambing dan urin kelinci menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan diameter batang kacang hijau (Vigna radiata). Hal ini diduga karena pertumbuhan diameter batang kacang hijau (Vigna radiata) cukup lambat sehingga tidak bisa memberikan pertumbuhan yang signifikan dalam waktu yang telah ditentukan.

(5)

Tabel 3. Pengaruh mikoriza terhadap diameter batang (mm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Dosis Mikoriza Diameter Batang (mm)

0 gram/tanaman 5 gram/tanaman 10 gram/tanaman 15 gram/tanaman

0,71a 0,72a 0,70a 0,76a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Hasil DMRT pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dosis 5 gram/tanaman, 10 gram/tanaman, dan 15 gram/tanaman tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian mikoriza terhadap diameter batang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abidin et al. (2017) bahwa pada pemberian mikoriza pada tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang. Hal ini diduga karena tingginya unsur hara dalam tanah akibat pemberian pupuk petroganik sehingga mikoriza tidak dapat mengiinokulasi secara maksimal. Selain akibat pemberian pupuk petroganik, pemberian mikoriza yang terlalu banyak juga menyebabkan inokulasi mikoriza tidak optimal. Karena menurut Utomo et al. (2017), dosis mikoriza yang tinggi dapat menurunkan kemampuan mikoriza dalam menginfeksi akar karena inokulan terlalu banyak sehingga terjadi persaingan dalam mendapatkan energi.

3. Jumlah daun

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk cair limbah ternak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun biduri (Calotropis gigantean)

Tabel 4. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap jumlah daun (helai) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Jumlah Daun (helai)

Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

50,75b 49,58ab 44,25a 53,17b 52,00b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil DMRT tabel 4, pemberian pupuk cair urin kelinci memberian jumlah daun terbaik dan berbeda nyata dengan pupuk cair urin kambing, tetapi tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak, pemberian pupuk cair urin sapi dan pemberian pupuk cair limbah ikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dharmawibawa (2019) bahwa pemberian beberapa jenis pupuk cair urin ternak pada tanaman kacang hijau

(6)

(Vigna radiata) menunjukkan perlakuan pupuk cair urin kelinci dapat menghasilkan jumlah daun terbaik. Hal ini diduga pupuk cair urin kelinci memberikan unsur hara sangat tinggi khususnya N yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah daun. Gunawan et al. (2021) menjelaskan bahwa keberadaan daun pada suatu tanaman sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan fotosintesis, karena daun mengandung klorofil dan beberapa pigmen lainnya.

4. Panjang daun

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk cair limbah ternak, mikoriza, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun.

Tabel 7. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap panjang daun (cm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Panjang Daun (cm)

Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

16,51a 17,16a 17,61a 18,29a 18,16a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Hasil DMRT Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair limbah ternak urin sapi, urin kambing, urin kelinci dan limbah ikan tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak terhadap panjang daun. Hal ini diduga karena pengaruh perbedaan level pupuk dan dosis mikoriza yang diberikan sehingga mempengaruhi unsur hara yang diserap oleh tanaman. Menurut Yuliani et al. (2017), nitrogen mempengaruhi panjang daun suatu tanaman, karena nitrogen akan merangsang pada pertumbuhan vegetatif tanaman.

Hartini et al. (2019) menambahkan bahwa selain unsur nitrogen, fosfor juga mempunyai peran penting dalam proses pembentukan dan pertumbuhan panjang daun.

Tabel 8. Pengaruh mikoriza terhadap panjang daun (cm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Dosis Mikoriza Panjang Daun (cm)

0 gram/tanaman 5 gram/tanaman 10 gram/tanaman 15 gram/tanaman

17,76a 16,90a 17,82a 17,72a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil DMRT tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dosis 5 gram/tanaman, 10 gram/tanaman, dan 15 gram/tanaman tidak berbeda nyata dengan tanpa

(7)

pemberian mikoriza terhadap panjang daun. Tetapi pemberian mikoriza dosis 10 gram/tanaman menunjukkan hasil tertinggi diantara dosis lainnya. Hal ini diduga karena adanya aplikasi mikoriza yang positif terhadap pertambahan ukuran lebar daun pada dosis 10 gram/tanaman. Menurut Sasmita et al. (2019), aplikasi mikoriza pada dosis yang tepat dapat membantu proses perkembangan dan pembentukan spora dalam meningkatkan kolonisasi akar, sehingga dapat menyerap unsur hara lebih baik dan mendukung pertumbuhan daun. Menurut Nurjanaty et al. (2019), pertambahan ukuran daun dipengaruhi oleh adanya unsur N. Unsur N pada tanaman berperan untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan salah satunya pada pertambahan panjang daun.

5. Lebar daun

Berdasarkan hasil analisis ragam, pemberian pupuk cair limbah ternak, mikoriza, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap lebar daun.

Tabel 9. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap lebar daun (cm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Lebar Daun (cm)

Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

7,70a 7,62a 8,11a 8,36a 7,98a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Hasil DMRT Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair limbah ternak urin sapi, urin kambing, urin kelinci dan limbah ikan tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak terhadap lebar daun. Hal ini karena pemberian beberapa jenis pupuk cair limbah ternak memiliki kandungan unsur hara yang berbeda- beda dan belum mampu mencukupi kebutuhan unsur hara pada pertumbuhan lebar daun.

Menurut Abdullah (2021), unsur hara sangat mempengaruhi jumlah dan lebar daun terutama unsur N, P, dan K. Hormon sebagai pengatur pertumbuhan dan air juga dibutuhkan untuk perkembangan sel jaringan daun. Menurut Supariadi et al. (2017), pembentukan daun sangat memerlukan unsur hara seperti nitrogen dan fosfor yang terdapat di dalam tanah.

Berdasarkan hasil DMRT tabel 10 menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dosis 5 gram/tanaman, 10 gram/tanaman, dan 15 gram/tanaman tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian mikoriza terhadap lebar daun. Hal ini diduga karena kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Menurut Samsi et al. (2017), faktor lingkungan yang mempengaruhi

(8)

mikoriza yaitu antara lain struktur tanah, unsur hara P, N, C organic, pH, air dan suhu tanah.

Sukarno et al. (2022) menjelaskan bahwa mikoriza memiliki peran dalam meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap unsur hara N, P, K dan meningkatkan resistensi cekaman kekeringan serta pH yang rendah ataupun tinggi. Bella et al. (2020) juga menambahkan bahwa akar tanaman yang telah terinfeksi oleh mikoriza dapat menyerap unsur N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan pada lebar daun.

Tabel 10. Pengaruh mikoriza terhadap lebar daun (cm) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Dosis Mikoriza Lebar Daun (cm)

0 gram/tanaman 5 gram/tanaman 10 gram/tanaman 15 gram/tanaman

8,03a 7,63a 8,12a 8,02a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakuan menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

6. Jumlah cabang

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk cair limbah ternak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang biduri (Calotropis gigantea).

Tabel 15. Pengaruh pupuk cair limbah ternak terhadap jumlah cabang (cabang) biduri (Calotropis gigantea) pada 13 MST

Jenis Pupuk Jumlah Cabang (cabang)

Tanpa pupuk

Urin sapi 40ml/kg tanah Urin kambing 40ml/kg tanah Urin kelinci 40ml/kg tanah Limbah ikan 40ml/kg tanah

5,33a 5,92ab

5,42a 6,92b 5,17a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada masing-masing perlakua menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT taraf 5%

Hasil DMRT Tabel 15 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair limbah ternak urin kelinci memberikan jumlah cabang terbaik dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk cair limbah ternak, pemberian urin kambing dan limbah ikan, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian urin sapi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ardiyanto dan Jazillah (2018) bahwa pemberian beberapa jenis pupuk cair urin ternak pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) menunjukkan perlakuan pupuk cair urin kelinci dapat menghasilkan jumlah cabang terbaik.

Hal ini diduga karena pupuk cair urin kelinci memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman terhadap jumlah cabang. Menurut Sukriyanto dan Munawaroh (2021), unsur N yang tinggi dalam pupuk cair urin kelinci sangat membantu dalam proses pertumbuhan vegetatif pada pembentukan cabang tanaman. Herliana et al. (2021) menambahkan bahwa tanaman yang dapat

(9)

menyerap banyak unsur N dapat meningkatkan laju fotosintesis serta jumlah cabang yang terbentuk menjadi lebih banyak.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a. Interaksi antara pupuk cair limbah ternak dan mikoriza tidak meningkatkan morfologi biduri (Calotropis gigantea).

b. Pemberian pupuk cair limbah ternak dapat meningkatkan penambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang.

c. Pemberian mikoriza tidak meningkatkan morfologi biduri (Calotropis gigantea).

Ucapan Terimakasih

Terimakasih bantuan dan pendanaan penelitian ini yang dibiayai oleh hibah non APBN UNS 2021

Daftar Pustaka

Abdullah A. 2021. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.) secara hidroponik. J Pendidikan Dasar 3(1): 21-27.

Abidin M, Darwanto S, Andayani RD. 2017. Pengaruh dosis pupuk organik petroganik dan mikoriza terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata) varietas talenta. J Hijau Cendekia 2(2): 47-54.

Alvi B, Ariyanti M, Maxisely Y. 2018. Pemanfaatan beberapa jenis urin ternak sebagai pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq.) di pembibitan utama. J Kultivasi 17(2): 622-627.

Ardiyanto W, Jazilah S. 2018. Pengaruh macam pupuk organik cair (poc) dan saat pemberian terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah (Capsicum annuum L). J Ilmiah Pertanian. 14(2): 48-56.

Bella S, Sofyan A, Wahdah R. 2020. The effect of biochar oil palm empty fruit bunches and arbuscular mycorrhiza on growth of hiyung chili plant (Capsicum Frustescens L.) in ultisol soil. J Enviro Scienteae 16(2): 168-177.

Dharmawibawa ID. 2019. Efektivitas urin ternak dalam pembuatan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan vegetatif kacang hijau (Vigna radiata). J Pendidikan Mandala 4(4): 66- 76.

(10)

Fitriasari C, Rahmayuni E. 2017. Efektivitas pemberian urin kelinci untuk mengurangi dosis pupuk anorganik pada budidaya putren jagung manis. J Agrosains dan Teknologi 2(2):

141-156.

Gunawan B, Huda N, Mulyono A. 2021. Supplying liquid organic fertilizer (POC) with organic waste materials on the growth and product of lettuce (Lactuca Sativa L.). J Agricultural Science and Agriculture Engineering 4(2): 104-122.

Hartini S, Sholihah SM dan Manshur E. 2019. Pengaruh konsentrasi urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil bayam merah (Amaranthus gangeticus voss). J Ilmiah Respati 10(1): 20-27.

Herliana I, Suryatmana P, Hindersah R, et al. 2021. Pengaruh penambahan top soil inceptisol dan kompos pada tailing amalgamasi terhadap panjang sulur, diameter sulur dan jumlah cabang tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.). J Tanah dan Sumberdaya Lahan 8(1): 161-168.

Hidayah N, Huda C, Tilarso DP. 2020. Uji aktivitas antibakteri fraksi daun biduri (Calotropis gigantean L.) terhadap Staphylococcus aureus. Journal Of Pharmacy and Science 4(1):

40-45.

Kurnianta LD, Sedijani P, Raksun A. 2021. The effect of liquid organic fertilizer (LOF) made from rabbit urine and NPK fertilizer on the growth of bok choy (Brassica rapa L.

Subsp. chinensis). J Biologi Tropis 21(1): 157-170.

Leksono AP. 2021. Pengaruh konsentrasi dan interval pemberian poc urin kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.). J Ilmiah Pertanian 17(2): 58-63

Nurjanaty N, Linda R, Mukarlina. 2019. Pengaruh cekaman air dan pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.). J Protobiont 8(3): 6-11.

Pratama RA, Nizar A, Siswancipto. 2019. Pengaruh pemberian berbagai dosis cendawan mikoriza arbuskular (CMA) dan pupuk fosfat alam terhadap pertumbuhan dan hasil kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) lokal Garut. J Agrowiralodra 2(2): 43-51.

Samsi N, Pata’dungan YS, Thaha AR. 2017. Isolasi dan identifikasi morfologi spora fungi mikoriza arbuskula pada daerah perakaran beberapa tanaman hortikultura di lahan pertanian Desa Sidera. J Agrotekbis 5(2): 204-211.

Sasmita MWS, Nurhatika S, Muhibuddin A. 2019. Pengaruh dosis mikoriza arbuskular pada media AMB-P0K terhadap pertumbuhan tanaman tembakau (Nicotiana tabacum var.

Somporis). J Sains dan Seni ITS 8(2): 43-48.

Sukardan MD. Natawijaya D, Prettyanti P, Cahyadi, Novarini E. 2017. Karakterisasi serat dari tanaman biduri (Calotropis gigantea) dan identifikasi kemungkinan pemanfaatannya sebagai serat tekstil. J Arena Tekstil 31(2): 51-62.

Sukarno N, Laelandi R, Qayim I dan Amelya MP. 2022. Karakteristik mikoriza arbuskula tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) di lapangan ternaungi dan tidak ternaungi. J Ilmu Pertanian Indonesia 27(1): 109-119.

(11)

Supariadi, Yetti H, Yoseva S. 2017. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). J Online Mahasiswa Fakultas Pertanian 4(1): 1-12.

Utomo W, Astiningrung M, Susilowati YE. Pengaruh mikoriza dan jarak tanam terhadap hasil tanaman jagung manis (Zea mays var. saccharata Sturt) J Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 2(1): 28-33.

Yuliani S, Daniel dan Achmad M. 2017. Analisis kandungan nitrogen tanah sawah menggunakan spectrometer. J Agritechno 10(2): 188-202.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4 MST tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tingggi tanaman pada

Penggunaan Pupuk Cair Berbahan Baku Limbah Air Cucian Beras dengan Penambahan Serbuk Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau Brassica juncea.. Pemanfaatan Limbah Kulit