Desain Interkoneksi Jaringan Menggunakan Vpn Internet Untuk Mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Yayan Candra Subidin1, Darius Antoni2,*
1 Magister Teknik Informatika, Program Pasca Sarjana, Universitas Bina Darma, Palembang, Indonesia
2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma, Palembang, Indonesia Email: 1[email protected], 2,*[email protected]
Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak−Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya penerapan dan implementasi TIK pada organisasi dan instansi termasuk instansi pemerintahan. Salah satu contoh penerapan TIK di Pemerintahan adalah Sistem Pemerintah berbasis Elektronik (SPBE) atau layanan digital pemerintah. Dengan adanya SPBE dapat membantu pemerintah pusat dan daerah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dengan effektif dan effisien. Sehingga, banyak kota dan kabupaten di Indonesia menerapan SPBE di daerah masing-masing. Bahkan, untuk beberapa instansi pemerintahan sudah menerapkan pelayanan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) untuk operasional kegiatan sehari-hari. Namun tak jarang inisiatif keberadaan infrastukur TIK dibeberapa instansi menimbulkan beberapa masalah karena perbedaan latar belakang dalam mengembangkannya, permasalahan tersebut diantaranya pengembangan sistem jaringan TIK kurang efisiensi dan cendrung tidak memperhatikan efektivitas, belum adanya standar konfigurasi sistem jaringan, dan kurangnya perhitungan sistem keamanan jaringan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dirancang dan membangun jaringan pemerintah kabupaten ogan komering ulu menggunakan VPN internet berbasis IPv4 dengan metode Network Development Life Cycle (NDLC). Tujuan penelitian ini adalah memberikan model penyeragaman dalam desain dan penyusunan konfigurasi jaringan pemerintahan, merealisasikan interkoneksi jaringan antar instansi pemerintah yang menjadikan pendayagunaan infrastruktur jaringan menjadi lebih baik, dan mendukung sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) di Kabupaten Ogan Komering Ulu serta meningkatkan aspek keamanan jaringan di pemerintahan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan desain interkoneksi jaringan VPN, komunikasi jaringan private yang melewati jaringan publik (internet) akan lebih aman sehingga kerahasiaan data tetap terjaga. Kualitas pertukaran data baik berupa gambar, suara, maupun teks sangat baik dengan kecepatan yang stabil dan keamanan yang tetap terjaga. Penggunaan IPv4 untuk interkoneksi jaringan sangat baik karena dapat menjangkau seluruh instansi pemerintah di Lingkup Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Kata Kunci: Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Jaringan Ipv4, VPN, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Abstract−The rapid advance in information and communication technologies developement has greatly facilitated the development of electronic government worldwide. This can be seen from the various applications of information technology in government agencies, including integrated Electronic-Based Government System (SPBE). Numerous government agencies have implemented SPBE services for their daily operations. However, there are not infrequently the initiative for the existence of ICT infrastructure in several government institutions has some issues because due to various aims and backgrounds in developing it. The issues such, development of ICT network infrastructure is less efficient and effectiveness, the absence of a standard network system configuration, and the network security system underestimated. Therefore, this research will be designed and built ogan komering ulu regency government network systems using IPv4-based internet VPN with Network Development Life Cycle (NDLC) method. The purpose of this research is to provide a model of uniformity in the preparation of government network configurations, realize network interconnection between government agencies that make better utilization of network infrastructure, and support SPBE in Goverment of Ogan Komering Ulu District and improve aspects of network security in government. The results of this study indicate that by using a VPN network interconnection design, private network communication that passes through the public network (internet) will be more secure so that data confidentiality is maintained. The quality of data exchange in the form of images, sound, and text is better with a stable speed and maintained security. The use of IPv4 for network interconnection is used to reach all government agencies in the Scope of Government of Ogan Komering Ulu Regency.
Keywords: Goverment Service Based On Elektronik (SPBE), Ipv4 Network, VPN, The Goverment of Ogan Komering Ulu District.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya penerapan dan implementasi TIK pada organisasi dan instansi termasuk instansi pemerintahan. Salah satu contoh penerapan TIK di Pemerintahan adalah Sistem Pemerintah berbasis Elektronik (SPBE) atau layanan digital pemerintah [1, 2]. Dengan adanya SPBE dapat membantu pemerintah pusat dan daerah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dengan effektif dan effisien. Sehingga, banyak kota dan kabupaten di Indonesia menerapan SPBE di daerah masing-masing.
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu dari 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang berada di bagian Selatan dengan jarak sekitar 200 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yaitu Palembang. Kabupaten ini juga terletak pada jalur Lintas Tengah Trans Sumatera, yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan Provinsi Bengkulu. Selain itu juga, Kabupaten Ogan Ulu (OKU) saat ini sedang mengembangkan SPBE untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Implementasi dan pengembangan
SPBE untuk membantu pertukaran data antar sistem yang berjalan pada pemerintahan menjadi syarat yang diperlukan dan harus dikembangkan lagi seiring berkembangnya teknologi saat ini. Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai upaya mewujudkan pemerintah berbasis elektronik diindonesia secara menyeluruh dalam mewujudkan pelayanan publik yang cepat, aman, dan hemat biaya [3, 4]. Untuk mewujudkan layanan digital tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika menjadi perangkat daerah (OPD) utama yang mempuyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintah berbasis digital tersebut [5]. Pada saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU memiliki Akses Internet 400 Mbps Dedicate yang akan disebar ke OPD yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan media Fiber Optik. Namun, terdapat beberapa permasalahan dikarenakan perbedaan latar belakang berbagai sistem dalam perkembangan SPBE. Permasalahan tersebut yaitu, standar konfigurasi sistem jaringan antara pemerintahan pusat dan daerah yang belum secara nasional, pengembangan infrastruktur yang tidak efektivitas dan efisiensi secara nasional dan kurangnya perhitungan sistem Keamanan Jaringan [6]. Selain itu juga, infrastruktur jaringan teknologi informasi pada setiap OPD menggunakan provider internet yang berbeda beda dan cenderung tidak ada koneksi internal atau intranet yang menghubungkan satu OPD ke OPD yang lain. Dengan kata lain, untuk mengakses aplikasi SPBE yang ada pada satu OPD harus menggunakan fasilitas internet yang artinya menggunakan beban bandwith yang tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan keseragaman dan keselarasan antar sistem agar dapat melakukan pertukaran informasi, data dan pelayanan publik secara elektronik dan terintegrasi secara efektif. Hal ini yang menjadi dasar penelitian agar dapat menghubungkan antar instansi pemerintahan menggunakan sebuah jaringan yang memiliki sistem keamanan yang tinggi dan memiliki kualitas terbaik namun tetap menghemat biaya. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu, setiap instansi telah membangun berbagai infrastruktur jaringan komunikasi data, bahkan banyak juga yang menggunakan Link Khusus dan mengeluarkan biaya operasional yang cukup mahal untuk menghubungkan satuan kerja mereka demi terjaganya kerahasian data. Namun, jika setiap instansi di seluruh Indonesia mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi menyewa link khusus untuk menghubungkan seluruh satuan kerjanya seperti itu tentu dana yang harus dikeluarkan Negara sangatlah besar.
VPN merupakan suatu bentuk jaringan private yang melalui jaringan publik (internet), dengan menekankan pada keamanan data dan akses global melalui internet [7]. Hubungan ini dibangun melalui suatu tunnel virtual antara 2 node [8]. Dengan menggunakan jaringan publik ini, user dapat tergabung dalam jaringan lokal, mendapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti ketika user berada di kantor [1]. Secara umum vpn (virtual private network) adalah suatau proses dimana jaringan umum (public network atau internet) diamankan untukmemfungsikan sebagai jaringan private (private network). Hal itulah yang menjadi latar belakang penulis akan mendesign interkoneksi jaringan menggunakan Network Development Life Cycle (NDLC) dan Virtual Private Network (VPN) dengan pemanfaatan internet dan teknologi IPv4 dengan menggunakan Mikrotik Router versi 6.4 Lisence 6, dan Linux Ubuntu 20.04 LTS, Windows, Mac OS sebagai Client.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU mulai juli 2020 hingga juli 2021. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan pengembangan sistem seperti pada flowchart penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Flowchart Penelitian 2.1 Metode Pengumpulan Data
Tahap pertama dalam pengumpulan data adalah studi pustaka yang dimana penulis mencari landasan teori mengenai VPN, IPV4, Software -Software yang digunakan dan mengenai jaringan dari berbagai sumber seperti
internet, artikel, buku-buku, jurnal maupun thesis yang serupa. Tahap yang kedua adalah studi lapangan, dimana pada tahap ini, penulis melakukan observasi ke OPD-OPD yang berada dilingkungan Kabupaten OKU untuk melihat infrastruktur teknologi informasi termasuk jaringan dan aplikasi-aplikasi pendukun SPBE sehingga hasil dari observasi ini nanti dapat mendukung dan menghasilkan desain interkoneksi jaringan intranet yang sesuai rancangan dan kebutuhan. Selain itu juga peneliti melihat dan memahami struktur data aplikasi dan SOP setiap OPD untuk mendapatkan gambaran besaran bandwith yang akan digunakan nanti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara berdiskusi ataupun bertukar pendapat dengan para ASN sebagai pengguna infrastruktur TIK untuk mendapatkan permasalahan yang dihadapi pengguna dan saran dan keinginan dari pengguna. Pengumpulan data selanjutnyaa adalah melakukan wawancara. Adapun yang menjadi informan adalah kepala dinas komunikasi dan informatika kabupaten OKU, Kepala bidang e-government, Kepala seksi infrastruktur dan pemerintahan serta staf atau ASN dinas Komunikasi dan Informatika dan OPD lainnya yang terlibat dalam pengembangan infrastruktur TIK ini. Tahap terakhir pada pengumpulan data adalah studi literature yang dimana pada tahap ini, penulis mencoba memahami permasalahan atau isu yang telah didapat pada proses pengumpulan data sebelumnya dan membaca dan mempelajari beberapa metode dan teori yang cocok yang terdapat penelitian sebelumnya yang serupa sehingga mendapatkan kesimpulan kelebihan dan kekurangan penelitian yang penulis buat dibandingkan penelitian sebelumnya.
2.2 Metode Pengembangan Sistem Jaringan
Untuk mengembangkan desain jaringan SPBE pada Kabupaten OKU, penelitian ini menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk pengembangan sistem. Menurut [9, 10] NDLC adalah model kunci perancangan jaringan komputer. Seluruh proses dan tahapan pengembangan jaringan pada metode ini berlangsung secara terus menerus / berkelanjutan seperti pada gambar 2. Adapun tahapan-tahapan metode ini adalah :
Gambar 2. Network Development Life Cycle Analisis System
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisa terhadap kebutuhan untuk pengembangan sistem dengan beberapa tahap, yaitu :
1. Identifikasi, Kegiatan mengidentifikasi permasalahan yang akan dihadapi selama proses penelitian.
2. Pemahaman, Kegiatan untuk memahami mekanisme kerja sistem yang akan dibangun.
3. Analisa, Menganalisis sejumlah elemen atau komponen dan kebutuhan sistem yang akan dibangun.
4. Report, Kegiatan merepresentasikan proses hasil analisis.
Design
Pada tahapan ini, penelitian ini akan membuat pola/design untuk sistem agar saat melakukan perancangan, sistem akan berjalan dengan fungsi kerja yang sesuai dengan keinginan. Langkah ini dilakukan setelah investigasi sehingga mendapatkan seluruh data yang diperlukan pada penelitian ini. Setelah data didapatkan, selanjutnya penelitian ini akan merancang jaringan yang akan dibangun yang akan menghubungkan ke seluruh OPD seperti tiga seketariat, tujuh badan, 24 dinas, dan 13 kecamatan yang ada di Kabupaten OKU. Selain itu juga, hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain jaringan komputer pada kabupaten OKU ini adalah kondisi wilayah setiap OPD.
Simulation Prototyping
Tahap berikutnya adalah pembuatan prototype dari sistem yang akan dibangun, sebagai simulasi dan implementasi dari rancangan jaringan VPN yang akan menghubungkan seluruh OPD di Kabupaten OKU. Sehingga penulis dapat mengetahui gambaran umum dari proses komunikasi, saling keterkaitan dan mekanisme kerja dari interkoneksi keseluruhan elemen sistem yang akan dibangun. Simulasi prototype dilakukan untuk pengujian VPN dan Network
secara tes bend pada setiap OPD. Jika proses simulasi telah sesuai maka langkah untuk mengimplementasikan rancangan dilanjtkan, namun jika tidak penulis harus mendeign ulang topologi dan vpn yang sebelumnya.
Implementation
Pada fase ini, penerapan sistem yang dirancang mulai di uji coba menggunakan Software -Software yang telah install sebelumnya untuk melihat apakah telah sesuai rancangan atau tidak. Adapun yang dilakukan saat implementasi adalah Instalasi dan Konfigurasi VPN Server dan Client , Instalasi dan Konfigurasi Router yang dibangun, Uji Keamanan dan Performance Sistem yang dibangun menggunakan aplikasi Iperf dan BitNinja.
Monitoring
Setelah sistem dikembangkan dan diimplementasikan, pada fase ini penulis harus memastikan apakah penerapan telah berjalan dengan semestinya atau belum. Karena pada fase ini, penulis akan melakukan pengujian dan pengawasan lebih mendalam pada sistem yang telah di bangun dengan menggunakan Software -Software seperti pada tahap implementasi. Jika rancangan yang dibangun telah berjalan sesuai fungsi yang diinginkan maka proses managemen dapat dilakukan. Namun jika belum sesuai, penulis harus kembali ke proses analisis untuk memastikan adanya kesalahan.
Management
Pada fase ini, dilakukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan, karena proses pengelolaan sejalan dengan aktifitas pemeliharaan sistem yaitu meliputi pengelolaan sistem untuk digunakan secara luas sebagai solusi yang lebih ekonomis untuk berbagai keperluan sehingga akan menjamin kemudahan, fleksibilitas dan pengelolaan serta pengembangan sistem.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah pengumpulan data dilakukan, proses selanjutnya adalah proses analisis. Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk memahami keadaan jaringan SPBE saat ini di lapangan. Proses penerapan pengembangan sistem interkoneksi jaringan pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu menggunakan VPN Internet dan Teknologi IPv4 Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ulu akan dijelaskan secara detail dan terperinci berdasarkan metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu metode Network Development Life Cycle (NDLC). Setelah dilakukannya tahap analisis sistem, mulai dari mengidentifikasi masalah, hingga mendapatkan hasil idenfikasi. Maka dilakukanlah tahap design, baik desaign topologi yang baru maupun desain ipv4 dan routing protokol.
3.1 Analisis kebutuhan jaringan SPBE
Pada tahap awal ini, analisis dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi yang dibutuhkan, antara lain sistem jaringan, infrastruktur jaringan, solusi, keamanan dan konfigurasi, serta strategi penggunaan yang digunakan saat ini, terutama jaringan pribadi. Tahap analisis ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu identifikasi masalah, memahami masalah, analisis elemen sistem jaringan SPBE dan laporan.
Tahap pertama yaitu identifikasi masalah, yang dimana terdapat beberapa aspek penting dari sebuah jaringan Komunikasi terutama untuk sebuah perusahaan besar atau bahkan Pemerintahan. Aspek tersebut yaitu, Kemananan, Kecepatan dan Kemudahan dalam transfer data. Hal inilah yang harus menjadi perhatian oleh pemilik atau pengelola sistem informasi di sebuah instansi agar kerahasian data yang dikirim tetap aman dan cepat dalam proses pengiriman. Dengan demikian akan menambah nilai lebih yang berpengaruh pada kinerja perusahaan atau intansi pemerintahan. Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu Kabupaten yang telah menggunakan teknologi digital di hamper semua kegiatan pemerintaha. Namun, masing-masing instansi Pemerintahannya mengembangkan sistem jaringan TIK dan membuat database sendiri sehingga sulit untuk mengintegrasikan jaringan komunikasi datanya. Hal ini mengakibatkan, sulitnya pertukaran data antar instansi pemerintahan yang ada. Contohnya, saat melakukan vaksinasi covid-19 pada Kabuapten Ogan Komering Ulu, setiap masyarakat yang ingin di vaksin harus terlebih dahulu diinput data kependudukannya pada aplikasi yang dimiliki Kementerian Kesehatan secara manual. Padahal, jika sistem jaringan komunikasi datanya sudah terintegrasi antar instansi pemerintahan, tenaga kesehatan hanya perlu mengambil data masyarakat tersebut dari sumber datanya yaitu data NIK milik Dirjen Dukcapil.
Setiap instansi pusat dan daerah telah membangun berbagai infrastruktur jaringan komunikasi data, bahkan banyak juga yang menggunakan Link Khusus dan mengeluarkan biaya operasional yang cukup mahal untuk menghubungkan satuan kerja mereka demi terjaganya kerahasian data. Namun, jika setiap instansi di seluruh Indonesia mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi menyewa link khusus untuk menghubungkan seluruh satuan kerjanya seperti itu tentu dana yang harus dikeluarkan Negara sangatlah besar.VPN merupakan suatu bentuk jaringan private yang melalui jaringan publik (internet), dengan menekankan pada keamanan data dan akses global melalui internet. Hubungan ini dibangun melalui suatu tunnel (terowongan) virtual antara 2 node. Dengan menggunakan jaringan publik ini, user dapat tergabung dalam jaringan lokal, mendapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti ketika user berada di kantor. Secara umum vpn (virtual private network) adalah suatau proses dimana jaringan umum (public network atau internet) diamankan untukmemfungsikan sebagai jaringan private (private network).
Dari hasil analisa diatas, selanjutnya peneliti mencoba memahami permasalahan sistem jaringan SPBE yang ada di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Disini disimpulkan bahwa sangat memerlukan interkoneksi jaringan yang dapat menghubungkan server antar instansi pemerintah agar dapat melakukan pertukaran data, suara, gambar, dll dengan aman, cepat dan efisien. Hal itulah yang menjadi latar belakang penulis akan mendesign interkoneksi jaringan menggunakan Virtual Private Network (VPN) dengan pemanfaatan internet dan teknologi IPv4 dengan menggunakan Mikrotik Router versi 6.4 Lisence 6, dan Linux Ubuntu 20.04 LTS, Windows, Mac OS sebagai Client. Selanjutnya, peneliti melakukan analisis setiap elemen sistem jaringan SPBE yang ada dan rencan kedepan. Hasil dari analisi tersebut berupa mendesign jaringan VPN menggunakan topologi Star sebagai pengembangan sistem yang lama. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto [11] yang menunjukan bahwa menggunakan topologi star dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pegawai OPD yang ada di daerah. Selain itu juga dalam menentukan kualitas transfer (transmisi) data dan Keamanan transfer data, peneliti akan menganalisis parameter-parameter yang dapat diukur pada jaringan VPN Site to Site. Proses akhir dari analisa adalah merincikan berbagai komponen atau elemen yang diperlukan dalam melakukan design. Komponen tersebut mencakup:
Spesifikasi sistem yang akan dibangun:
1. Spesifikasi hardware
a. Perangkat Keras fisik HP envy Laptop 13-aq1xxx, Prosessor 2,3 GHz Intel Core i7, RAM 16GB DDR3, HDD 500GB.
b. Mikrotik Router untuk VPN server dengan protokol L2TP, CPU 1,2 Ghz 9 Cores, RAM 2000 MB, SFP 2 Port, LAN 7 Port, Main Stroage 128 MB, POE Input 14-57VDC, Operating System 6 Licensi level 6.
c. Komputer Server sebagai Webserver, FTP Server dan client dengan spesifikasi OS, Prosessor 1 CPU, RAM 2000 MB, Hardisk 500 GB, 2 x LAN Gigabit Virtual, Iperf (pengukuran throughput).
d. Perangkat jaringan dan alat pendukung, switch, kabel UTP dan alat-alat non jaringan seperti kabel listrik dan lain sebagainnya.
e. Link internet.
2. Spesifikasi Software:
a. Mikrotik Router Operating System versi 6 Lisence Level 6 sebagai VPN Server dan Router b. Linux Ubuntu 20.04 LTS sebagai Client
c. Windows, MacOs Linux Ubuntu 20.04 LTS sebagai Client FTP Client dan Pengukuran d. IPerf untuk Pengukuran Throughput atau Performance
e. Wireshark Versi 3.2.3 untuk Identifikasi keamanan dan pengukuran Throughput 3.2 Desain Sistem Jaringan SPBE
Desain topologi baru yang akan diterapkan pada lingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan identifikasi dan analisis kebutuhan pada jaringan SPBE sebelumnya. Gambar 3 menunjukan topologi jaringan SPBE pada tahun 2017-2018. Dari hasil identifikasi dan analisis kebutuhan dikembangkanlah jaringan SPBE dengan menggunakan topologi star dimana Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU sebagai hub bagi terhubungnya lembaga pemerintah lain seperti yang dilihat pada gambar 4.
Gambar 3. Topologi Jaringan tahun 2017-2018
Gambar 4. Rencana Topologi Jaringan SPBE
Gambar 5. Jaringan SPBE Serat Optik Kabupaten OKU Tahun 2019
Untuk menghubungkan seluruh perangkat daerah atau instansi yang ada pada kabupaten OKU, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU membangun jalur serat optik yang menghubungkan antara data centre Kominfo dan kantor Bupati Kabupaten OKU. Pada jalur ini juga akan menghubungkan 13 OPD dan 4 Fasilitas pemerintahan dengan total 10.812 Meter seperti yang terlihat pada gambar 5 di atas.
Design IPv4 Address, IP PTP, Routing Protokol dan VPN
Interkoneksi jaringan antar OPD pemerintah yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Bidang Aplikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ulu saat ini adalah menggunakan IPv4 Private address dengan penggunaan blok class A 10.10.112.0/24 dengan perhitungan pembagian alamat network menggunakan /24. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan dan Ogan Ilir adalah 4.797,06 Km2. Sementara menurut data Ogan Komering Ulu Dalam Angka (BPS) yang mengacu pada pemetaan BPN Kabupaten Ogan Komering Ulu, luas Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi 361.760 Ha. Dari dua data ini yang menjadi acuan dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016–2021 ini adalah luas menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 secara administrasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terbagi dalam 13 kecamatan yang terdiri dari 14 Kelurahan dan 143 Desa dengan ibu kota kabupaten adalah Baturaja yang terletak di Kecamatan Baturaja Timur. Kecamatan Lubuk Batang merupakan wilayah paling luas yaitu 747,00 Km2 (15,57%), disusul Kecamatan Semidang Aji yaitu 714,00 Km2 (14,88%) dan Kecamatan Peninjauan 618,68 Km2 (12,90%). Jumlah desa terbanyak terdapat di Kecamatan Lengkiti yaitu 22 desa dan Kecamatan Semidang Aji yaitu 21 desa.
Jarak terjauh dari ibu kota kabupaten (Baturaja) ke ibu kota kecamatan adalah Kecamatan Sinar Peninjauan (Marga Bakti) yaitu 68 Km, Kecamatan Ulu Ogan (Mendingin) yaitu sejauh 65 Km, serta Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (Kedaton) yaitu 65 Km. Design pemetaan IP address berdasarkan data maka untuk penyebaran akses internet pada OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan class A blok 10.10.111.0/24 interkoneksi hanya sampai pada akses inetenet. Penggunaan class A ini dipakai dengan pertimbangan karena blok di LAN ini jarang yang menggunakan sehingga dapat diinterkoneksikan. Pemakaian class A ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [7, 12] untuk memastikan pengiriman arus data penting dan memiliki kemampuan dalam merencanakan secara dinamis komitmen sumber daya berbasarkan permintaan data, serta menentukan rute secara dinamis dan mengoptimaliasasi penggunaan jaringan.
Pada Gambar 6. Menunjukan dalam perancangan sistem jaringan VPN dan Router BGP yang berada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komerin Ulu ini penyusun melakukan konfigurasi terhadap komputer server, router mikrotik yaitu sebagai VPN server, Router BGP. Untuk Komputer FTP server berfungsi untukmelayani permintaan data dari client yang terhubung ke dalam jaringan lokal server-server yang berada pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ulu, sehingga dapat melakukan proses transfer data dan lainnya.
Gambar 6. Skema VPN dengan Teknologi IPv4 3.3 Simulasi Prototype
Dalam design sistem jaringan VPN ini penulis membuat sebuah simulasi dalam bentuk network Test Bed yang akan di terapkan pada prakteknya nanti, karena dapat mempresentasikan topologi jaringan seperti pada gambar 7.
Design atau pembuatan simulation prototype ini bertujuan untuk:
1. Mengurangi resiko kegagalan saat proses design dan implementasi sistem jaringan VPN remote access yang sebenarnya,sehingga dapat melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Massaro, et al. [13] yang berjudul prototype cross platform oriented on cybersecurity, virtual connectivity, big data and arificial intelligence control yang mengungkapkan bahwa Pengembangan dan pengujian memungkinkan juga untuk membuat platform yang mampu melakukan pemulihan bencana dan operasi migrasi data untuk menghindari kehilangan data, membuat sistem kurang rentan terhadap serangan lebih lanjut dan menjamin ketersediaan data. Selain itu juga, Atashak and Mahzadeh [14] mengatakan juga bahwa untuk mengurangi kegagalan pada desain VPN, struktur dan strategi keamanan jaringan VPN dapat menggunakan teknologi dan metode utama berdasarkan karakteristik sistem e-government pada kota-kota kecil. Ini membahas kesulitan utama akses database dan keamanan jaringan sistem e-government kota kecil.
--- Jaringan internet dari Dinas Kominfo Ke OPD --- Jaringan internet Publik
--- Interkoneksi VPN Server
Gambar 7. Simulasi VPN Test Bed
2. Pada gambar 8, untuk menjamin bahwa kegagalan atau kesalahan yang terjadi pada waktu proses design, pembangunan dan implementasi tidak mengganggu dan mempengaruhi lingkungan sistem yang sebenarnya.
Gambar 8. Simulasi VPN Test Bed
Dalam menjalankan simulasi prototype ini, penyusun menggunakan aplikasi Centos dan Ubuntu Operating System, Webserver Apache, Mikrotik Router dan FTP Client. IPerf software untuk menguji throughput pengiriman data, dan wireshark untuk melihat keamanan data.
3.4 Implementasi
Setelah melakukan simulasi, maka tahapan implementasi jaringan yang sebenarnya akan dilakukan dengan tahapan yang sama seperti simulasi.
Tahap pertama adalah instalasi dan konfigurasi server, Untuk Instalasi dan konfigurasi komputer server penyusun menggunakan operating sistem Ubuntu dan Centos Pada instalasi ini penyusun juga melakukan konfigurasi alamat IPv4 Interface VPN yaitu Interface LAN. Sebelum melakukan konfigurasi IP address pada server yang akan disimulasikan makan penulis membuka daftar tabel IPv4 addres yang sudah dipetakan agar proses pengalamatan IP address bisa langsung dilakukan diserver. Tahap kedua adalah konfigurasi VPN Server menggunakan protokol L2TP pada mikrotik yang dimana L2TP menggabungkan protokol keamanan IPsec yang sangat berbeda. IPsec menggunakan enkripsi 256-bit sehingga sulit dapat diretas. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama and Puspitasari [15], [16] yang mengatakan bahwa VPN L2TP/IPSec yang dapat membantu menghubungkan dua router yang berbeda dalam satu jaringan private yang aman dan memungkingkan data terenkripsi dengan aman. Penggunaan VPS untuk mendapatkan Static Public IP sehingga dapat di port forward untuk membuka akses terhadap perangkat pada jaringan lokal agar dapat diakses melalui jaringan publik melalui remote address VPN.
3.5 Pengujian
Pengujian Keamanan dan Throughput Pada Aplikasi VPN
a. Pengujian keamanan dilakukan dilakukan menggunakan aplikasi Wireshark, Pengujian ini dilakukan dengan mengcapture pada interface wan pada komputer Server dan komputer client seperti yang ditunjukan pada gambar 9.
Gambar 9. Hasil Capture VPN L2TP untuk proses autentikasi keamanan
b. Selanjutnya pada gambar 10, pengujian Keamanan pada saat transaksi data melawati jalur VPN L2TP menggunakan aplikasi Wireshark. Pengujian ini dilakukan pengaksesan, pengiriman data dari FTP Client ke FTP server melalui tunnel VPN yang telah terbangun dan mengcapture data .txt dalam pengiriman tersebut.
Gambar 10. Hasil Capture Akses, Upload dan Download file pada server dengan VPN L2TP
c. Pengujian Throughput pada saat tidak ada transaksi data pada jalur VPN L2TP melalui jaringan Dinas Kominfo pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten OKU speed sebesar 96.0Mbps. Hasil Tes Throughput Up Down 96.0 Mbp Mbps saat trafik kosong tidak ada data yang lewat maka hasilnya sama yaitu kurang lebih sama dengan bandwidth 96.0 Mbps sedang pada trafik sangat sibuk banwidth pada level 1,05 Mbps Berikut capturenya pada gambar 11 dan 12.
Gambar 11. Hasil Capture Throughput bandwidth yang ada sebesar 96.0 Mbps dan 1.05 Mbps
Gambar 12. Hasil Capture Throughput bandwidth yang ada sebesar 1.05 Mbps
Dari pengukuran diatas diperoleh nilai paket loss yang masih di toleransi oleh standar ITU-T adalah 5%
sedangkan nilai pengukuran diatas adalah 0%. Sehingga Paket Loss diatas dapat diterima untuk melakukan komunikasi pada Interkoneksi jaringan VPN antar OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan KOmering Ulu. Hasil penelitian ini selaras dengan Gumiri and Wandra [17], [18] yang mengatakan bahwa Paket Loss diatas
dapat diterima untuk melakukan komunikasi pada Interkoneksi jaringan VPN jadi paketloss dengan sebesar 3%
dimasukan dalam kategori baik.
3.6 Monitoring
Pada tahap selanjutnya adalah monitoring. Gambar 13 menunjukan adalah proses monitoring berupa pengamatan pada;
a. Infrastruktur hardware dan link interkoneksi
b. Memperhatikan jalannya packet data di jaringan (pewaktuan, latency, peektime,troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar.
Gambar 13. Monitoring link interkoneksi jaringan intra pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu
4. KESIMPULAN
Penelitian dilaksanakan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ulu mulai juli 2020 hingga juli 2021 dengan Metode Pengembangan Sistem yang digunakan adalah metode NDLC dimana setiap tahapannya akan berlangsung berkelanjutan / berulang hingga hasil tercapai sesuai kebutuhan. Topologi yang digunakan untuk desain jaringan pada penelitian ini adalah topologi Star. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa VPN pada penelitian ini digunakan guna mendukung Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) pada Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dengan menggunakan VPN, komunikasi jaringan private yang melewati jaringan publik (internet) akan lebih aman sehingga kerahasiaan data tetap terjaga. Kualitas pertukaran data baik berupa gambar, suara, maupun teks sangat baik dengan kecepatan yang stabil dan keamanan yang tetap terjaga. Penggunaan IPv4 untuk interkoneksi jaringan sangat baik karena dapat menjangkau seluruh instansi pemerintah atau sebanyak 47 OPD di Lingkup Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sebagai penutup, walaupun kabupaten OKU sudah memiliki desain jaringan SPBE berbasis VPN, penting juga bagi penelitian ini untuk mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dan menyarankan kemungkinan jalan untuk penelitian lanjutnya. Pertama, kemampuan untuk menggeneralisasi dari hasil penelitian ini dibatasi oleh sedikitnya jumlah OPD dan kasus yang dilakukan. Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan jaringan komputer SPBE berbasis VPN untuk wilayah Kabupaten OKU, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan di Kabupaten lain yang ada di Sumatera Selatan atau bahkan provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Ketiga, penelitian saat ini telah memberikan sudut pandang dengan menggunakan kacamata metode NDLC, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori atau metode yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Keempat, bisa dibilang, penelitian telah mengidentifikasi dan mendesain jaringan komputer SPBE dengan standar layanan pandemi COVID-19 yang mendorong lebih banyak layanan publik pemerintah beralih dari offline ke online, telah memberikan peluang baru untuk menerapkan konsep layanan SPBE dengan teknologi berbeda-beda sehingga masyarakat dapat memilih layanan yang terbaik untuk mereka.
REFERENCES
[1] D. Antoni, M. Akbar, and F. Fatoni, "Electronic Government Rukun Tetangga Model," Jurnal Sistem Informasi, vol. 14, pp. 64-73, 2018.
[2] S. Ariana, C. Azim, and D. Antoni, "Clustering of ICT human resources capacity in the implementation of E-government in expansion area: a case study from pali regency," Cogent Business & Management, vol. 7, 04/25/ 2020.
[3] A. N. Imania and T. N. Haryani, "E–Government di Kota Surakarta dilihat dari Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik," Jurnal Mahasiswa Wacana Publik, vol. 1, pp. 176-189, 2018.
[4] E. Setiawan, W. W. Winarno, and D. H. Fudholi, "Analisis Faktor Penerimaan Layanan e-Government dengan Menggunakan Model UTAUT2 dan GAM di Kabupaten Gunungkidul," Jurnal Media Informatika Budidarma, vol. 5, pp. 34-41, 2021.
[5] A. H. Albari, R. Gosal, and F. Pangemanan, "Implementasi Program Cerdas Command Center Dalam Rangka Mewujudkan Smart City (Studi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Manado)," JURNAL EKSEKUTIF, vol. 3, 2019.
[6] I. W. Muka, M. A. Widyatmika, and I. K. G. D. Putra, "Pengembangan Rencana Induk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Provinsi Bali," Jurnal Bali Membangun Bali, vol. 1, pp. 253-276, 2020.
[7] M. T. Khan, J. DeBlasio, G. M. Voelker, A. C. Snoeren, C. Kanich, and N. Vallina-Rodriguez, "An empirical analysis of the commercial vpn ecosystem," in Proceedings of the Internet Measurement Conference 2018, 2018, pp. 443-456.
[8] J. Mache, D. Tyman, A. Pinter, and C. Allick, "Performance Implications of Using VPN Technology for Cluster Integration and Grid Computing," in International conference on Networking and Services (ICNS'06), 2006, pp. 75-75.
[9] A. Frihadi, "Jaringan Pemerintah Indonesia Menggunakan VPN Ineternet Dan Teknologi IPv6 Untuk Mendukung E- Goverment Nasional," Univ. Mercu Buana, 2015.
[10] A. Tantoni, M. T. A. Zaen, and L. Mutawalli, "Komparasi QoS Load Balancing Pada 4 Line Internet dengan Metode PCC, ECMP dan NTH," JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA, vol. 6, pp. 110-119, 2022.
[11] T. D. Purwanto, "Perancangan Jaringan VPN Router Dengan Metode Link State Routing Protocols," SNIT 2014, vol. 1, pp. 69-74, 2014.
[12] I. Afrianto and E. B. Setiawan, "Kajian virtual private network (vpn) sebagai sistem pengamanan data pad a jaringan komputer (studi kasus jaringan komputer unikom)," Majalah Ilmiah UNIKOM, vol. 12, 2014.
[13] A. Massaro, M. Gargaro, G. Dipierro, A. M. Galiano, and S. Buonopane, "Prototype cross platform oriented on cybersecurity, virtual connectivity, big data and artificial intelligence control," IEEE Access, vol. 8, pp. 197939-197954, 2020.
[14] M. Atashak and P. Mahzadeh, "E-government status in Iran (TAKFA Plan case study)," World Applied Sciences Journal, vol. 4, pp. 12-20, 2008.
[15] H. Pratama and N. F. Puspitasari, "Penerapan Protokol L2TP/IPSec dan Port Forwarding untuk Remote Mikrotik pada Jaringan Dynamic IP," Creative Information Technology Journal, vol. 7, pp. 51-62, 2021.
[16] M. Belachew, "E-government initiatives in Ethiopia," in Proceedings of the 4th International Conference on Theory and Practice of Electronic Governance, 2010, pp. 49-54.
[17] J. R. Gumiri and A. Wandra, "Optimasi Keamanan Virtual Private Network Untuk Komunikasi Data Di Pusat Informasi Pengembangan Pemukiman Dan Bangunan (PIP2B)," Pseudocode, vol. 8, pp. 76-89, 2021.
[18] D. Zhang and D. Ionescu, "Measurement and control of packet loss probability for MPLS VPN services," IEEE transactions on instrumentation and measurement, vol. 55, pp. 1587-1598, 2006.