PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apa pengertian aswaja dalam prinsip tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), tasammuh (toleran) dan ta’addul (adil). Bagaimana dengan internalisasi aswaja ke dalam prinsip tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), tasammuh (toleran) dan ta’addul (adil).
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi penulis, penelitian ini merupakan wadah pengungkapan teori-teori ilmiah yang diperoleh selama menempuh studi sarjana di IAIN Jember, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai Aswaja. Bagi masyarakat, penelitian ini merupakan informasi nyata yang layak dikaji untuk memperdalam dan menerapkan nilai-nilai Aswaja.
Definisi Istilah
Fakultas Tarbiyah dan IKIP IAIN Jember atau biasa disingkat R.FTIK IAIN Jember adalah rayon yang terletak di kecamatan Jember kecamatan Kaliwates kecamatan Mangli yang berdiri pada tahun 1967 pada bulan. Dari pengertian istilah di atas, maka yang dimaksud dengan judul ‘Internalisasi nilai-nilai Aswaja dalam membentuk karakter religius kader Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Pmii) Diklat Guru Tarbiyah Rayon & Iain Jember’ menitikberatkan pada internalisasi. nilai-nilai ASWAJA diwujudkan melalui perilaku kader keagamaan di kampus dan di lingkungan masyarakat khususnya di organisasi PMII R.FTIK IAIN Jember.
Sistematika Pembahasan
Pemahaman Kader Terhadap Nilai-Nilai Aswaja Pada Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pendidikan Guru Tarbiyah Rayon & Iain Jember. Pemahaman Kader Terhadap Nilai-Nilai Aswaja Dalam Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pendidikan Guru Tarbiyah Rayon & Iain Jember.
KAJIAN TERDAHULU
Karakter Religius
Diketahui nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia bersumber dari empat sumber yaitu agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Nilai kemanusiaan adalah nilai yang berhubungan dengan sesama manusia atau hablum minannas yang mengandung budi pekerti.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Pola pengkaderan di PMII hendaknya memuat hakikat rumusan tahapan pembentukan kader yang dibangun atas kerangka yang jelas dan harus dimiliki oleh kader. Dalam pembentukan kader formal khususnya di PMII kita mengenal yang namanya MAPABA, PKD dan PKL. Selain itu, kader informal mempunyai daya untuk mengasah naluri dan penalaran serta naluri berorganisasi.
Banyak agenda yang kemudian mewakili pembentukan kader informal ini, misalnya mengundang dan melibatkan teman-teman dalam setiap agenda diskusi, kepanitiaan, bakti sosial, silaturahmi dengan lembaga lain dan alumni, dan lain sebagainya. Jika pada fase kader informal ini kita merekonstruksi pemahaman kita tentang PMII tanpa hati-hati dan proporsional, maka bisa jadi teman-teman kita sudah tidak aktif lagi di PMII dan hal ini akan terus terjadi.
Rayon Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Dengan mengambil rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana penerapan nilai-nilai ASWAJA dalam pembelajaran PAI di MA NU TBS Kudus? Hasil penelitian adalah: 1) Implementasi nilai-nilai ASWAJA dalam pembelajaran PAI di MA NU TBS Kudus. 20Ali Mahmudi, Implementasi Nilai-Nilai Aswaja dalam Kelas Pendidikan Agama Islam di MA NU TBS Kudus (Kudus: IAIN Kudus, 2014), 1.
Namun meski berbeda makna dan tindakan, namun masyarakat Dusun Arjosari mempunyai tujuan yang sama dalam memilih lembaga pendidikan Islam, yaitu mencapai kehidupan dunia dan kehidupan setelah mati sebagaimana yang diajarkan organisasi NU dan nilai-nilai Aswaja. mereka patuhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan nilai-nilai agama pada remaja dapat dilakukan melalui organisasi IPNU-IPPNU.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara-cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.23 Salah satu komponen penting dalam penelitian adalah metode. Dengan menggunakan metode yang tepat, Anda dapat melakukan penelitian dengan mudah dan lebih fokus sesuai dengan tujuan yang ingin Anda capai. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan jenis penelitian yang bercirikan lebih tertarik mempelajari fenomena sosial budaya dalam suasana ilmiah.
3), lebih peka dan mudah beradaptasi terhadap penajaman pengaruh pola nilai yang kita jumpai.
Lokasi Penelitian
PMII R.FTIK merupakan salah satu rayon tertua yang ada di kawasan Tapal Kuda, sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi peneliti untuk mengetahui lebih jauh proses internalisasi pada rayon ini. PMII R.FTIK merupakan rayon yang kerap mengutus kadernya untuk mengikuti sejumlah keterampilan hadrah dan sholawat di tingkat kabupaten atau Jawa Timur. PMII R.FTIK merupakan rayon yang terbukti banyak melahirkan alumni tokoh agama tingkat daerah dan nasional.
Subyek Penelitian
Dalam menentukan objek penelitian atau dalam menentukan siapa sumber data yang dibidik peneliti menggunakan strategi bola salju (Snowball Sampling). Lutfi selaku ketua PMII R.FTIK IAIN Jember rayon peneliti memberikan wawancara mengenai konsep pembentukan SDM ASWAJAIS. Saiful Islam, selaku Kepala Bagian SDM PMII R.FTIK IAIN Jember, materi wawancara berkisar pada bagaimana internalisasi ASWAJA dilakukan dan sejauh mana nilai-nilai ASWAJA terbentuk dalam diri setiap kader seperti perilakunya.
Zubaidi selaku pengurus bagian kaderisasi komisariat IAIN Jember melakukan wawancara sejauh mana pandangan mengenai perilaku keagamaan di PMII R.FTIK. Muhammad Husein selaku koordinator kelas memberikan wawancara tentang sejauh mana nilai-nilai ASWAJA diterapkan di setiap kelas anggotanya.
Teknik Pengumpulan Data
Dengan menggunakan observasi partisipan maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan akan mengungkap tingkat signifikansi dari setiap perilaku yang terlihat.32. Kader PMII R.FTIK IAIN Jember melakukan seperti salat berjamaah, Sholawat, Hadrah, kegiatan yang berkaitan dengan Aswaja dan penyediaan pesantren ekspres di lembaga menengah. Menurut John Creswell, dokumen terdiri dari catatan publik dan pribadi yang diperoleh peneliti kualitatif tentang tempat atau partisipan penelitian, termasuk surat kabar, risalah rapat, buku harian pribadi, dan surat.
Sumber daya ini memberikan informasi berharga untuk membantu peneliti memahami fenomena sentral dalam penelitian kualitatif. Materi seperti komentar email dan data situs web menggambarkan bahwa dokumen publik dan swasta mewakili sumber data yang semakin meningkat bagi peneliti kualitatif.36.
Analisis Data
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya. Menarik/memeriksa kesimpulan (Menggambar/memeriksa kesimpulan) Kesimpulan dalam penelitian bukanlah suatu karangan atau diambil dari suatu proses, menarik dalam arti memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain, penarikan kesimpulan penelitian harus didasarkan pada semua data yang diperoleh. dalam penelitian. Tinjau semua data yang tersedia dari berbagai sumber wawancara, observasi yang dicatat dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar, dll.
Reduksi data yang telah dibaca, diteliti dan dikaji bisa sangat besar sehingga memerlukan reduksi (reduksi penyusunan atau reduksi dengan membuat rangkuman dengan tetap menjaga hakikat, proses dan pernyataan yang ada). Pengujian keabsahan data adalah memeriksa keabsahan data dengan cara mempertahankan data yang memenuhi syarat (dapat diandalkan dan valid) sedangkan membuang data yang tidak diperlukan.
Keabsahan Data
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber. Misalnya untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku siswa, maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dapat dilakukan bersama guru, teman siswa, dan orang tuanya. Data dianalisis peneliti untuk diambil suatu kesimpulan kemudian diminta persetujuannya (member check) dengan ketiga sumber data tersebut.41.
Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi teknis adalah teknik pengujian keandalan data yang dilakukan dengan cara memeriksa data terhadap sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Apabila ketiga teknik pengujian reliabilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau yang lain agar dapat dilakukan.
Tahap-Tahap Penelitian
Selama ini dinamika pembentukan kader di FTIK Rayon relatif berbeda dengan lembaga rayon di IAIN Jember bahkan di tingkat lokal PMII Jember. Di bawah ini saya sajikan hasil wawancara dengan anggota, kader dan pengurus FTIK Rayon tentang tawasuth. 53 Wawancara dengan teman Irwan selaku kader PMII Rayon FTIK. keadilan) agar masyarakat dapat menjalankan keadilan” (QS.
Dalam pelaksanaan proses indoktrinasi mengenai nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah yang dilakukan selama ini pada pelatihan kader di PMII Rayon FTIK IAIN Jember masih menggunakan pedoman kader, pedoman tersebut meliputi pembentukan kader formal, pembentukan kader informal dan non-formal. -pembentukan kader formal. Pasar Budaya Pengenalan PMII Rayon FTIK kepada seluruh ORDA Mahasiswa (organisasi daerah) se-Jember selaku penyelenggara Pasar Budaya.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Penyajian Data dan Analisis
Hal ini juga mengajarkan kita bagaimana berperilaku tawasuth tidak hanya dengan sesama muslim saja namun juga dengan non muslim. Tawazun dalam hal ini juga dituntut untuk bisa mengambil sikap yang seimbang, karena jika toleran namun tidak seimbang maka tidak bisa toleran dan sebaliknya. Dalam hal ini kita dapat memahami bahwa meletakkan sesuatu pada tempatnya merupakan salah satu tujuan syariat.
Bagi para eksekutif baru, hal ini berdampak besar pada perkembangan pribadi dan persepsi mereka terhadap PMII. Pendidikan dalam hal ini identik dengan pembentukan kerangka kerja, tidak hanya dalam forum pelatihan, ruang kelas dengan kurikulum tertentu; melainkan dalam kehidupan sehari-hari setiap orang, setiap anggota dan eksekutif.
Pembahasan Temuan
Proses ini merupakan langkah awal bagi calon anggota baru untuk mempelajari nilai-nilai Aswaja. Dalam proses ini calon anggota baru akan diberikan pemahaman tentang nilai-nilai Aswaja yang dalam PMII dijadikan ideologi dan dijadikan metode berpikir. Kedua, indoktrinasi atau proses transfer pengetahuan nilai-nilai Aswaja dilakukan pada saat diklat formal kader Basic Cadre Training (BTC).
Berbeda dengan MAPABA, kerangka formal pembentukan PKD ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang aswaja yang dijadikan ideologi dan menhaj al fiqr, tetapi juga pemahaman tentang nilai-nilai aswaja yang dijadikan metode gerakan (menhaj al harrokah). . Lebih semangat memperdalam ilmunya dan mengamalkan nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
PENUTUP
Saran
Sehingga para peminat pendidikan Islam dapat meningkatkan semangatnya untuk memperoleh kembali ilmu pengetahuan di lembaga atau organisasi pendidikan baik formal maupun nonformal, sehingga dapat diperoleh, dicari, dan sekaligus diperbanyak ilmunya proses transformasi ilmu pengetahuan. masyarakat pada umumnya dan anggota/kader PMII pada khususnya, sehingga kedepannya dapat tercipta komunitas anggota/kader PMII yang merupakan intelektual keagamaan. Bahwa hasil analisis mengenai internalisasi nilai-nilai Aswaja dalam membentuk karakter religius kader Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah & Iain Pendidikan Guru Jember belum bisa dianggap final atau sempurna karena tidak mengecualikan kemungkinan masih banyak kekurangan didalamnya karena keterbatasan waktu, sumber referensi, metode dan pengetahuan serta ketajaman analisis, oleh karena itu diharapkan akan ada peneliti-peneliti baru yang akan menilai hasil penelitian ini secara lebih komprehensif dan kritis. jalan. Penyelenggaraan Rangka PMII R.FTIK IAIN Jember seperti salat berjamaah, Sholawat, Hadrah dan pembekalan pesantren ekspres pada lembaga sekolah menengah.
Pemetaan SDM Mengetahui dimana SDM dan potensinya berada merupakan salah satu bentuk retensi SDM dan pemberdayaan SDM berdasarkan potensinya. Gender Camp Meningkatkan emosi di kalangan kader dan warga daerah serta memberikan gerakan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.