• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDART (IFRS)

N/A
N/A
tuahman sipayung

Academic year: 2023

Membagikan "INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDART (IFRS)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Tidak hanya mengadopsi IFRS yang diterbitkan, DSAK-IAI juga bertekad berperan aktif dalam pengembangan standar akuntansi dunia. Penggunaan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan mengurangi permasalahan yang terkait dengan komparabilitas dalam pelaporan keuangan. Indonesia, setelah berkiblat ke Belanda, belakangan ini menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Fenomena ini kemudian mendorong International Accounting Standards Boards (IASC) untuk mempercepat harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar-besaran untuk menerapkan standar akuntansi baru, yang sebagian besar konsisten dengan IAS. IFRS (International Financial Reporting Standards) akan digunakan sebagai standar akuntansi internasional dan diadopsi atau digunakan oleh masing-masing negara dengan tujuan untuk menyelaraskan standar akuntansi internasional.

Selama ini standar akuntansi di Indonesia tidak jauh berbeda isinya dengan yang digunakan di Amerika. Sementara itu, pada tahun 2011 akan terjadi keseragaman standar akuntansi di seluruh dunia, yaitu penggunaan standar akuntansi IFRS (International Financial Reporting Standards). Sedangkan FASB (Financial Accounting Standards Board) merupakan lembaga swasta yang bertanggung jawab menetapkan standar akuntansi yang akan diterapkan di Amerika Serikat dan SAK (Financial Accounting Standards Board) merupakan standar akuntansi yang digunakan di Indonesia dan lembaga yang ditunjuk untuk menentukan dan bertanggung jawab. . bertanggung jawab atas standar akuntansi. di Indonesia adalah I.A.I (Ikatan Akuntansi Indonesia).

Dua puluh sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah dimasukkan dalam program konvergensi IFRS yang diprakarsai oleh DSAK IAI pada tahun 2009 dan 2010.

Keuntungan dan Kelemahan dari Mengkonvergensi IFRS

Regulator harus melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap peraturan terkait pelaporan keuangan dan perpajakan, serta melakukan upaya untuk mengembangkan dan mengawasi profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan, seperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharapkan dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sejalan dengan perkembangan SAK, membentuk forum diskusi yang membahas secara intensif berbagai permasalahan terkait dampak penerapan SAK dan proaktif memberikan masukan/komentar kepada IAI DSAK. Program kerja DSAK lainnya adalah: Pencabutan PSAK yang sudah tidak relevan akibat penerapan IFRS; Pencabutan PSAK Industriale; Reformasi PSAK yang disetujui IFRS dan diterbitkan sebelum tahun 2009; Kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi penggunaan istilah; Persetujuan KIRFN dan SIC sejak 1 Januari 2009;.

Berpartisipasi aktif dalam berbagai pertemuan organisasi penetapan standar, pembuat standar regional/internasional; dan Menjalin kerja sama yang lebih efektif dengan regulator, asosiasi industri, dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS. Mereka mungkin percaya bahwa biaya signifikan yang terkait dengan penerapan IFRS lebih besar daripada manfaatnya.

PERBANDINGAN SAK LAINNYA DENGAN IFRS

  • Perbedaan antara Konvergensi dan Adopsi
  • Perbandingan PSAK dengan IFRS
  • Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
  • Tujuan Laporan Keuangan
  • Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
  • Element Laporan Keuangan
  • Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
  • Pengakuan dan pengukuran – Prinsip

Adanya kewajiban dalam pembukuan untuk menilai kembali keakuratan berdasarkan nilai aset, kewajiban, dan ekuitas saat ini. Berdasarkan Fair Value mendominasi perubahan PSAK antara lain untuk konvergensi dengan IFRS. Misalnya, perlu dilakukan revaluasi suatu aset jika terjadi penurunan nilai suatu aset pada suatu tanggal pelaporan.

IFRS menganut prinsip berbasis prinsip, dimana yang diatur dalam PSAK pengkinian penerapan IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat digunakan oleh akuntan/manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan sebagai acuan dasar kebijakan akuntansi perusahaan. Menyempurnakan (memperbarui) PSAK untuk menjamin transparansi, dimana laporan yang diterbitkan secara eksternal harus benar-benar cukup mirip dengan laporan internal. Sebagai hasil dari proyek konvergensi yang telah berjalan lama antara IASB dan FASB, cakupan perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah berkurang.

IFRS tidak memperbolehkan liabilitas atas pelanggaran persyaratan yang terjadi untuk diklasifikasikan sebagai keringanan jangka panjang kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca. Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal sampai saat ini, seperti yang diterapkan dalam buku-buku ajar perguruan tinggi di kampus-kampus, adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) ke Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), suka atau tidak suka, kita perlu mengubah pola pikir kita untuk mengikuti kerangka konseptual IFRS.

Pada prinsipnya inti kerangka konseptualnya masih sama, yaitu level 1: tujuan pelaporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan unsur pelaporan keuangan, dan level 3: asas, asas, dan batasan. Memberikan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan. Nilai prediktif – membantu pengguna memprediksi hasil peristiwa masa lalu, saat ini, dan masa depan.

Biaya saat ini (yang harus dibayar hari ini untuk memperoleh aset. Biaya ini sering kali diperoleh dengan penilaian yang sama dengan nilai wajar). IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah metode ekuitas yang digunakan yaitu berdasarkan pengaruh signifikan dengan kriteria kepemilikan lebih dari 20%. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi pemilihan Nilai Wajar, yaitu pilihan penggunaan nilai wajar harus dilakukan pada awal pengakuan.

PENUTUP

Di Indonesia, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (FSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lain yang berlaku umum di pasar modal. Dengan sepenuhnya mengadopsi IFRS, laporan keuangan yang disusun berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Akses pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan kepada investor global.

PSAK NO.1 (Revisi 2009) Komponen Laporan Keuangan Lengkap, Penyajian Laporan Keuangan dan Pos Luar Biasa. Versi PDF artikel ini tersedia di Akuntan Muda – Juni 2011) 1. Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis, salah satu pertimbangannya adalah meninjau dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media penting yang dapat digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak eksternal.

Dengan penyajian laporan keuangan, keadaan perekonomian perusahaan (yang dinyatakan dalam bentuk angka moneter) tercermin dalam laporan keuangan. Terkait dengan komponen laporan keuangan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FSAB) telah menerapkan PSAK 1 (Revisi 2009) tentang penyajian laporan keuangan pada tanggal 15 Desember 2009 yang merupakan revisi dari PSAK 1 Tahun 1998. dalam hal ini, kami akan menjelaskan beberapa perubahan-perubahan terkait PSAK 1 mengenai penyajian laporan keuangan yang dimulai dari perubahan istilahnya, dilanjutkan dengan komponen laporan keuangan secara lengkap, dan cara penyajian laporan keuangan, serta alasan mengapa terdapat pos luar biasa. (pos luar biasa) tidak diperbolehkan lagi disajikan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009), seluruh komponen laporan keuangan mengalami perubahan, sehingga sebelumnya hanya mencakup lima item, kini mencakup enam item. 1 (revisi 2009), yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan secara lengkap harus memuat unsur-unsur berikut. Penyajian laporan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam PSAK no. 1, merupakan penerapan IAS 1 Penyajian Laporan Keuangan (2009).

Pada paragraf 9 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan informasi tertentu tentang entitas yang meliputi: aset, liabilitas, modal, pendapatan dan beban termasuk laba dan rugi, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta serta arus kas, sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, serta arus kas. Aturan ini menunjukkan bahwa standar kami tidak lagi memperbolehkan penyajian pos luar biasa dalam laporan keuangan. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa pos-pos luar biasa tidak diperbolehkan lagi disajikan dalam laporan keuangan.

Alasan lain yang disampaikan EITF adalah sulitnya “menangkap”. konsekuensi keuangan dari serangan teroris terhadap suatu item laporan keuangan. Sedangkan menurut IAS, pos luar biasa dikecualikan dari laporan akuntansi karena terdapat kesulitan dalam memisahkan secara obyektif dampak keuangan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Throughout his paper, Professor Ball refers first to the internationalisation of financial reporting standards through IFRS, and secondly to the fact that IFRS are

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penerapan IFRS, kendala yang dihadapi pada saat penerapan IFRS dan perbedaan antara laporan keuangan versi

Hal ini penting untuk memperhatikan pemahaman yang baik terhadap IFRS, karena meskipun IFRS diterima secara Internasional tetap ada penolakan dari sebagian orang

IFAC (International Federation on Account- ant), IOSCO, and the G-20 and each organi- zation has ensnared members, including In- donesia, to adopt global accounting stan- dards

Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap.Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008 - 2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan

STIE Perbanas Surabaya mengajarkan mengenai standar akuntansi yakni IFRS pada mahasiswa S1 Akuntansi dimana penelitian ini ingin mengetahui Persepsi antara mahasiswa

Perbedaan yang mendasar antara International Financial Reporting Standards (IFRS) dengan Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) terhadap penyajian laporan

Laporan Akhir ini membahas mengenai pemahaman mahasiswa akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya terhadap IFRS dalam hal manfaat Adopsi IFRS, hambatan dari adopsi