• Tidak ada hasil yang ditemukan

Irfandi, M.Or Zikrur Rahmat, M.Pd

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Irfandi, M.Or Zikrur Rahmat, M.Pd"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Manajemen Olahraga

Latar Belakang Manajemen Olahraga

Tujuan Manajemen Olahraga

Dampak Manfaat Manajemen Olahraga . 9

Harapan

Hakikat Manajemen Olahraga

Pengertian Manajemen

Istilah administrasi dan manajemen digunakan secara bergantian, meskipun tidak terlalu mengganggu dari segi makna dan substansi, namun tetap membutuhkan eksplorasi sifat konsepnya. Sementara itu, Stoner sebagaimana dikutip oleh (T. Hani Handoko-1995) berpendapat bahwa: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. yang telah ditetapkan.

Filsafat Manajemen

Kadarman SJ dan Jusuf Udaya 1995) memberikan rumusan bahwa: .. a) Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi dengan melaksanakan kegiatan empat fungsi utama, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin (lead) dan kontrol (kontrol). 13 (kondisi yang sangat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita temukan di dunia ini), filosofi ini diterapkan dalam manajemen Marxis dan penentuan bersama yang populer di negara-negara sosialis, Jerman dan Skandinavia. Filsafat teori realisme (dunia ini dan seisinya adalah fakta yang tak terbantahkan), filsafat ini sejalan dengan revolusi industri Inggris yang disusun oleh Frederick W.

Filsafat Neo-Thomis (realitas adalah akal, keadaan dan Tuhan, sedangkan kebenaran adalah intuisi, apapun yang masuk akal dan diungkapkan oleh Tuhan) banyak dipraktikkan oleh kepemimpinan Katolik, yang mengacu pada Alkitab. Filosofi pragmatisme (pengalaman dan semua yang bisa dialami seseorang, kebenarannya terlihat dari opini publik), yang sebagian besar mengacu pada manajemen yang diterima secara umum melalui opini publik.

Praktik Manajemen

Klarifikasi Konsep

Sehubungan dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa seorang manajer adalah seorang yang berusaha mencapai tujuan yang dinyatakan dalam angka (kuantitatif) yang berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu subsistem, oleh karena itu seorang manajer juga berusaha untuk mencapai tujuan yang bersifat tujuan non-kuantitatif.

Proses Manajemen

Perilaku Organisasi dalam

Perilaku organisasi menurut Stephen Robbins mengambil pandangan mikro dan memberikan tekanan pada individu dan kelompok kecil. Perilaku organisasi berfokus pada perilaku di dalam organisasi dan serangkaian variabel kinerja dan sikap karyawan yang sempit, dan kepuasan kerja merupakan sumber perhatian utama. Topik tentang perilaku individu yang biasanya dipelajari dalam Perilaku Organisasi adalah persepsi, nilai, pengetahuan, motivasi, dan kepribadian.

Larry mengatakan bahwa perilaku organisasi adalah cara berpikir, cara memahami masalah dan menafsirkan secara realistis hasil temuan beserta tindakan perbaikannya. Sedangkan tingkah laku atau aktivitas pada individu tidak timbul dengan sendirinya, melainkan akibat rangsangan yang diterima oleh organisme yang bersangkutan, baik rangsangan dari luar maupun dari dalam. Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, selain itu juga mempengaruhi lingkungan.

Oleh karena itu, perilaku manusia (human behavior) dilihat dalam perspektif psikologi sebagai respon yang bisa sederhana atau kompleks (Azwar: 2003). Menurut Skinner sebagaimana dikutip dalam (Notoatmodjo, 2003) merumuskan bahwa perilaku adalah reaksi atau reaksi seseorang terhadap rangsangan atau rangsangan dari luar. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang diarahkan pada orang lain dan karenanya merupakan tindakan sosial manusia yang sangat mendasar.

Penerimaan perilaku seseorang diukur terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku organisasi adalah sesuatu yang mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota, sedangkan perilaku manusia adalah semua aktivitas atau aktivitas manusia, baik yang diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar juga dipengaruhi oleh sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan atau genetika.

Pengaruh Perilaku dalam Organisasi

Oleh karena itu, manusia selalu menjadi penggerak di balik setiap aktivitas yang ada, baik itu aktivitas manusia itu sendiri sebagai individu maupun manusia sebagai makhluk sosial sumber daya manusia. Tidak ada satupun sumber daya yang memiliki pengaruh sangat kuat pada suatu organisasi selain sumber daya manusia. Sebagai salah satu sumber, orang yang benar-benar memiliki perilaku akan mempengaruhi perilaku dalam organisasi.

Tingkah laku manusia tidak terlepas dari bagaimana manusia mengorganisasikan dirinya sehingga dapat memberikan kontribusi bagi organisasi atau perusahaan tempat ia beraktivitas. Karena orang-orang ini terdiri dari individu-individu, tentu saja, mereka memiliki karakter dan perilaku yang berbeda. Dalam hal ini, karena perilaku setiap individu berbeda, maka perilaku seseorang dapat berbeda-beda sesuai dengan tingkat kualitas sumber daya manusianya.

Overt artinya terlihat (dapat diamati dan diperhatikan). i) Tersembunyi berarti tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang melakukannya). j) Fokus pada perubahan perilaku pada perilaku yang dapat diamati (overt behavior). Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan proses produksi dan pelayanan, tentunya tidak lepas dari keahlian manajer atau manajemen puncak yang mendesain organisasi untuk kinerja yang efektif dengan mempertimbangkan elemen dan kemampuan dari orang-orang tersebut. Teori ini kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen (1988) dengan teori perilaku terencana, dimana tidak hanya ada dua determinan niat (sikap terhadap perilaku yang bersangkutan dan norma subyektif), tetapi tiga dengan memasukkan aspek kontrol dari perilaku yang terinternalisasi. perilaku (kontrol perilaku yang dirasakan) Keyakinan memengaruhi sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma subyektif dan pada kontrol perilaku yang diinternalisasi.

34 . pengalaman masa lalu dan perkiraan individu tentang seberapa sulit atau mudahnya melakukan perilaku yang dimaksud. a) Ciri-ciri Perilaku. Tingkah laku yang terjadi dapat diamati oleh orang lain, sedangkan tingkah laku yang tidak tampak adalah suatu peristiwa atau benda. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia disebabkan oleh perbedaan kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman dan tanggapan afektif.

Pendekatan kognitif, perilaku akan muncul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian dalam struktur kognitif, yang mungkin timbul dari persepsi terhadap lingkungan. Dan inkonsistensi dalam struktur menciptakan perilaku yang dapat mengurangi perbedaan tersebut. Pengalaman masa lalu hanya menentukan struktur kognitif, dan perilaku adalah fungsi dari penilaian sistem kognitif seseorang saat ini, terlepas dari proses masuk ke dalam sistem tersebut.

Menurut pendekatan psikoanalitik, masa lalu seseorang dapat menjadi penentu perilaku yang relatif penting. Aktivitas mental seperti berpikir dan merasakan dapat diikuti dengan perilaku terbuka, tetapi tidak berarti bahwa berpikir dan merasakan dapat menyebabkan perilaku terbuka.

Pengertian Komunikasi dalam

Jadi dapat dikatakan bahwa manusia yang efektif adalah manusia yang memberikan kontribusi terhadap efektivitas dalam organisasinya. Menurut Ambarita, komunikasi dalam suatu organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih, untuk mensosialisasikan visi dan misi yang sesuai. Komunikasi berperan sebagai pengontrol perilaku anggota.Fitur ini berfungsi ketika anggota perlu mengajukan keluhan atas pelaksanaan tugas anggota dalam organisasi.

Komunikasi sosial yang terjadi dalam kelompok ini merupakan mekanisme dasar dimana setiap bawahan dapat menunjukkan rasa frustasi atau kepuasannya. Komunikasi dalam suatu organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi dalam kelompok formal dan informal suatu organisasi. Artinya, semua anggota dalam suatu organisasi berharap untuk menerima informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.

Informasi yang diperoleh memungkinkan setiap anggota organisasi untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua pihak yang memiliki posisi berbeda dalam suatu organisasi. Orang-orang di tingkat manajemen membutuhkan informasi untuk membuat kebijakan organisasi atau untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi. Ada dua saluran komunikasi formal seperti publikasi khusus dalam organisasi (buletin, buletin) dan laporan kemajuan organisasi; serta saluran komunikasi informal seperti percakapan interpersonal selama istirahat kerja, pertandingan olahraga atau jalan-jalan. Komunikasi berperan aktif dalam semua aspek organisasi, karena dengan komunikasi yang jelas pekerjaan dapat dilakukan secara maksimal.

Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok atau organisasi merupakan mekanisme mendasar dimana anggota mengekspresikan ketidakpuasan dan kepuasan. Komunikasi menyediakan informasi dan kelompok yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan menyediakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan alternatif. Masalah dalam proses komunikasi dapat muncul pada tingkat individu, kelompok atau organisasi.Menurut Ambarita, beberapa hambatan utama untuk komunikasi yang efektif adalah penilaian sumber daya, penyaringan, tekanan waktu, mendengarkan selektif, kesulitan bahasa, bahasa kelompok.

Komunikasi yang efektif membutuhkan proses encoding dan decoding berdasarkan pengalaman bersama. Jika penerima menerima lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka tangani, mereka akan mengalami komunikasi yang berlebihan. Mengatasi hambatan komunikasi Komunikasi yang efektif bergantung pada kualitas proses komunikasi yang baik.

Menurut Ambarito. et al, peningkatan komunikasi dalam suatu organisasi terkait dengan implementasi proses yang tepat, dimulai dengan proses encoding, penyampaian pesan, decoding dan umpan balik pada tingkat komunikasi interpersonal dan pada tingkat organisasi menciptakan dan memantau saluran komunikasi yang tepat. . Organisasi : sekumpulan kompetensi yang berbeda, bukan hanya sekumpulan orang yang berbeda, sehingga manajemen yang baik harus digunakan agar setiap perbedaan tersebut dapat menjadi harmoni dalam organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Scope and Limitation Based on the background of the study and the statement of the problem, this research focused on improving writing skills especially in writing narrative texts by