• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku anak di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku anak di Kota Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelelitian terdahulu yang sejenis sebagai perbandingan atau acuan agar mempermudah peneliti dalam menyusun penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang sejenis:

1. Fredrick Gerhad Sitorus (Jurusan Ilmu Komunikasi). Fakultas Ilmu Sosial &

Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. Dengan Judul

“Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Anak (Studi pada Pengguna Aplikasi TikTok Pada Remaja di Kota Medan)” Tahun 2018.

Penelitian ini penulis menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku anak di Kota Medan.

2. Agus Dwi Prakoso (Jurusan Bimbingan Konseling Islam). Fakultas Dakwah Idan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Menggunakan Judul “Penggunaan Aplikasi TikTok Dan Efeknya Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Islam Di Kelurahan Waydadi Baru Kecamatan Sukarame” pada tahun 2020. Dalam penelitian ini peneliti memakai Metode pengumpulan data observasi, wawancara, serta dokumentasi. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebarapa besar penggunaan aplikasi TikTok Kelurahan Waydadi Baru serta efeknya terhadap perilaku keagamaan remaja islam di Kelurahan Waydadi Baru tersebut.

3. Mafazatil Umami (Jurusan Psikologi). Fakultas Psikologi Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, Dengan judul “Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial Dan Self Awerness Pada Remaja Lombok Timur”. Dalam penelitian ini peniliti menggunakan penelitian kuantitatif korelasional.

(2)

Adapun Tujuan penelitian ini yaitu untuk mencari hubungan intensitas penggunaan media sosial terhadap self awareness pada remaja lombok.

4. Ria Estiana (Jurusan Manajemen dan Akuntansi). Fakultas Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Menggunakan judul “Hubungan Terpaan Media Sosial Terhadap Efektivitas Promosi Pada UMKM di Kabupaten Karawang”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil konsep Terpaan media sosial dalam penelitiannya, adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan media sosial terhadap efektivitas promosi yang dilakukan oleh UMKM di Kabupaten Karawang dengan menggunakan metode penelitan Kuantitatif.

Tabel 2. 1 Penelitian Sejenis NO. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Kesimpulan

1. Fredrick Gerhad Sitorus

“Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Anak (Studi pada Pengguna Aplikasi TikTok Pada Remaja di Kota Medan)

 Menggunakan jenis penelitian kuantitaf

 Menggunakan media sosial TikTok

 Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja yang sedang berada di Merdeka Walk yang memakai aplikasi Tik-Tok sebanyak 25 orang berusia 15-18 tahun.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah yakni untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi Tik-Tok terhadap perilaku anak di Kota Medan. Jenis yang dipakai pada penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian kuantitatif permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang

digunakan dalam

(3)

penyusunan proposal penelitian kuantitatif, juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial.

2. Agus Dwi Prakoso

“Penggunaan Aplikasi TikTok Dan Efeknya

Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Islam Di Kelurahan Waydadi Baru Kecamatan Sukarame”

 Seberapa besar penggunaan aplikasi TikTok

 Metode penelitian menggunakan kuantitatif

 Populasi yang diambil adalah remaja islam di Kelurahan

Waydadi Baru tersebut

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebarapa besar penggunaan aplikasi TikTok Kelurahan Whyadi Baru serta efeknya terhadap perilaku keagamaan remaja islam di Kelurahan Waydadi Baru tersebut.

3. Mafazatil Umami

“Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial Dan Self Awerness Pada Remaja

Lombok Timur”

 Self Awerness

 Menggunakan metode penelitian kuantitatif

 Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu pada remaja lombok

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mencari hubungan intensitas penggunaan media sosial terhadap self awareness pada remaja lombok.

4. Ria Estiana

“Hubungan Terpaan Media Sosial

 Menggunakan konsep

Terpaan Media

 Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan media sosial

(4)

Terhadap Efektivitas Promosi Pada UMKM di Kabupaten Karawang”

 Menggunakan metode penelitian kuantitatif

pengikut media sosial UMKM di 4 kecamatan

Karawang

 Meneliti Efektivitas

terhadap efektivitas promosi yang dilakukan oleh UMKM di Kabupaten Karawang.

(Sumber : Olahan Peneliti, 2022)

2.2. Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan interaksi. Manusia digolongkan sebagai makhluk sosial karena adanya hubungan komunikasi antar individu di dalamnya. Seseorang ingin tahu lingkungannya bahkan ingin tahu apa yang terjadi di dalam dirinya Keingintahuan ini menarik individu untuk berkomunikasi (Ria Pitri, 2014).

Komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu komunikasi secara etimologis dan komunikasi secara terminologis. Secara etimologis, komunikasi dari bahasa Latin communicatio yang berawal dari kata communis yang artinya sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna. Didalam pengertian ini, komunikasi berlangsung saat orang yang ada di dalamnya mempunyai kesamaan arti mengenai hal yang dikomunikasikannya. Jadi, jika orang yang terlibat saling mengerti apa yang dikomunikasikannya, maka antara hubungan mereka bersifat komunikatif, tapi, jika pihak tidak paham dengan yang dikomunikasikan, berarti proses komunikasi tidak berjalan, dan hubungan antar orang itu tidak komunikatif (Onong Uchjana Effendy; Zikri, Achmad, 2017).

Secara pengertian terminologis, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian suatu pernyataan individu kepada individu lain. Definisi ini memberikan pemahaman bahwa komunikasi memerlukan sejumlah orang atau manusia, maka komunikasi ini dikenal dengan Human Communication (komunikasi manusia). Sementara secara pengertian paradigmatis, walaupun

(5)

banyak pengertian yang dibuat para ahli, tetapi semua pengertian itu bisa disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain agar memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung (komunikasi tatap muka) ataupun secara tidak langsung (komunikasi media) (Zikri, Achmad, 2017).

Berdasarkan definisi komunikasi dalam pengertian paradigma yaitu komunikasi bertujuan untuk mendapatkan efek tertentu pada komunikan. Efek yang ditimbulkan adanya terpaan pesan dapat dikelompokan menurut kadarnya, yakni : efek kognitif, afektif, konatif/behavioral. Kognitif merupakan efek yang ada di komunikan yang membuat dia menjadi mengetahui sesuatu yang diberitahukan kepada komunikator. Didalam hal ini, seorang komunikator ingin mengubah pola pikir komunikan. Efek afektif lebih besar dari efek kognitif. Disini maksud komunikator tidak hanya untuk memberi tahu mengenai hal kepada komunikan, tapi berusaha agar komunikan tergerak hatinya dengan timbulnya sikap dan perasaan tertentu, seperti perasaan iba, sedih, terharu, gembira, marah, dan sebagainya. Sedangkan efek konasi atau efek behavioral adalah efek yang kadarnya paling tinggi, yaitu berubahnya perilaku atau sikap komunikan setelah mendapat terpaan pesan dari komunikator (Onong Uchjana Effendy; Zikri, Achmad, 2017).

2.2.1. Komponen/Unsur Komunikasi

Komponen komunikasi terdiri atas lima bagian, yakni komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek Perbedaan tersebut terdapat pada efek, umpan balik dan gangguan. (Onong, 2009: 6).

a). Komunikator

Dalam proses komunikasi komunikator berperan penting karena mengerti atau tidaknya lawan bicara tergantung cara penyampaian komunikator. Komunikator merupakan individu, redaktur, lembaga, kelompok, atau yang berperan seebagai pihak yang menyampaikan atau menerima sebuah pesan. (Onong, 2009; Ria Putri dan Eka, 2014)

(6)

b). Pesan

Pesan terbagi menjadi 2 yaitu verbal (lisan,tulisan) dan non-verbal (isyarat, gambar, simbil, dll). Pesan adalah lambang bermakna yang dikirim oleh komunikator. Pesan dapat berupa gagasan, ide, keinginan, inromasi, curahan hati, gambar, lambang, dan sebagainya. (Onong, 2009; Ria Putri dan Eka, 2014).

c). Media

Media adalah alat yang dipakai kominkator agar dapat menyampaikan pesan dan informasi kepada komunikan atau juga sarana yang dipakai untuk memberi timbal balik dari pihak komunikan kepada pihak komunikator. Media merupakan alat penghubung atau sarana penyampaian pesan dalam proses komunikasi. . (Onong, 2009; Ria Putri dan Eka, 2014).

d). Komunikan

Komunikan adalah seseorang atau pihak penerima pesan dari pihak komunikator. (Onong, 2009; Ria Putri dan Eka, 2014).

e). Efek

Pengaruh atau efek merupakan suatu akibat atau pengaruh yang dapat timbul dari komunikan setelah menerima pesan. (Onong, 2009; Ria Putri dan Eka, 2014).

2.2.2. Proses Komunikasi

Dikutip dari Kumparan.com Proses komunikasi merupakan sebuah unsur dalam menentukan keberhasilan atau tidaknya suatu proses penyampaian komunikasi pesan dari seorang komunikator kepada komunikan yang merupakan tujuan dari komunikasi. Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal terdapat latar belakang, karakter, dan tujuan dari masing-masing seorang komunikator dan komunikan. Dalam faktor eksternal hanya mencakup lokasi komunikasi sedang berlangsung, gangguan perangkat yang digunakan dalam komunikasi, hingga nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

(7)

Proses Komunikasi mampu terjadi satu arah dan dua arah, para ahli memiliki pendapat mengenai proses atau model komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan penjelasan proses komunikasi menurut para ahli:

a). Proses Komunikasi Laswell

Proses komunikasi Harold D. Lasswell (1948) dikenal dengan model komunikasi Lasswell yang berupa proses komunikasi satu arah atau linear.

Diawali dengan pesan (sender) yang menyampaikan pesan (message) melalui media (medium) yang diterima oleh penerima (receiver), kemudian terciptanya umpan balik (feedback) untuk diberikan kepada penerima pesan.

b). Proses Komunikasi Aristoteles

Proses komunikasi ini memiliki lima elemen yaitu speaker, speech, occasion, audience, dan effect. Dalam proses ini menitiberatkan kepada pembicara (speaker) dan pesan (speech) karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif dan berperan penting dalam pengeriman pesan kepada khalayak. Proses komunikasi diawali oleh pembicara (speaker) yang memebrikan pesan (speech) di situasi (occasion) pada khalayak (audience) yang kemudian memunculkan dampak dan pengaruh (effect).

c). Proses Komunikasi Schramm

Proses ini menggambarkan komunikasi yang berlangsung secara dua arah.

Pengirim pesan mampu menerima pesan dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan. Pesan dikirim setelah proses encoding pasalnya, pengirim pesan dapat disebut juga dengan encoder. Penerima pesan atau receiver disebut dengan decoder karena pesan yang telah diencode oleh pengirim pesan mengalami proses decoding yang dilakukan oleh penrima pesan. Proses ini dimulai dengan pengirim pesan (encoder) yang mengirim pesan (message) kepada penerima pesan (decoder) yang kemudian secara bergantian mengirim pesan kepada pengirim pesan pertama.

(8)

2.3. Pengertian Komunikasi Massa

Bittner (Rakhmat, 2003: 188) mengemukakan definisi komunikasi massa yang paling sederhana yakni, komunikasi massa merupakan pesan yang melalui media massa dikomunikasikan oleh sejumlah besar orang. Definisi tersebut dapat dilihat maka komunikasi massa itu perlu melalui media massa. maka, meskipun komunikasi itu disampaikan pada khalayak banyak, seperti pertemuan akbar yang berlokasi di lapangan luas yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak memakai media massa, maka bukan termasuk komunikasi massa (Elvinaro Ardianto, 2007:27).

Massa dalam arti komunikasi adalah sekelompok individu yang sikap dan perilakunya dipengaruhi oleh media massa (cetak, elektronik, online). Karena ada pengaruh media massa, maka massa dalam arti komunikasi menunjukan pada istilah audiens, penonton, pembaca, pemirsa, pendengar. Beberapa istilah tersebut menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh nassa tersebut berkaitan erat dengan terpaan media massa itu (Nurudin, 2016:91).

Adapun definisi terdapat pada Bungin (2006:71), mendefiniskan komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang dilakukan melalui saluran berupa media massa yang memiliki berbagai tujuan didalamnya termasuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Unsur penting dalam komunikasi massa adalah komunikator yang mengrimkan pesan bersifat informasi kepada khalayak ramai yang bersifat massa (ditunjukan kepada masyarakat luas), gatekeeper (penyeleksi informasi), khalayak atau publik sebagai menerima pesan, dan umpan balik (feedback) yang saat ini, berkat kemajuan teknologi informasi dapat terjadi secara interaktif (Bungin, 2006:71).

Bungin (2006:73) menyebutkan unsur komunikasi massa adalah:

1. Terdiri dari masyarakat dalam jumlah besar (large aggregate) yang menyebar di mana-mana dan tidak saling mengenal dan bertemu satu sama lain.

2. Khalayak tidak bisa diidentifikasi dan dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya (undifferentiated).

(9)

3. Sebagian besar anggota massa memiliki gambaran buruk mengenai apa yang disampaikan media massa. Masyarakat cenderung memiliki kecurigaan dan pikiran negatif terhadap isi pesan walaupun sebenarnya pesan tersebut baik dan benar.

4. Massa sukar diorganisir, setiap individu akan bergerak sendiri-sendiri yang sulit untuk dikendalikan, bisa menjadi sangat emosional dan destruktif atau merusak.

5. Massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara umum dan luas.

2.3.1. Komponen Komunikasi Massa

Dalam kegiatan komunikasi terdapat empat elemen, yaitu source (Sumber), message (Pesan), channel (Saluran) dan receiver (Penerima), lalu komponen ini diperincikan menjadi lima bagian oleh Wilbur Schramm, yaitu: source (Sumber), encoder (Komunikator), signal (Sinyal/Tanda), decoder (Komunikan), destination (Tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigma Harold D. Lasswell yaitu ‘who-says what in which channel to whom-with what effect.’ Komponen- komponen tersebut merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa (Elvinaro Ardianto, 2007:31).

Hal ini memberikan bahwa suatu proses komunikasi massa melibatkan lebih banyak komponen dibanding dengan bentuk komunikasi lain. Hiebert, Ungurait, dan Bohn atau sering disingkat menjadi HUB (1975), berpendapat bahwa komponen-komponen komunikasi massa meliputi:

1. Communicators (Komunikator)

Komunikator dalam komunikasi massa memiliki perbedaan dengan komunikator yang ada dalam komunikasi antar personal. Pengirim pesan atau informasi di dalam komunikasi massa bukan hanya seorang individu saja tetapi melainkan suatu institusi yang merupakan kumpulan dari berbagai pihak (Elvinaro Ardianto, 2007:32).

(10)

2. Codes And Conten

Codes merupakan simbol yang dipakai untuk menyampaikan/mengirim pesan komunikasi, seperti : kata-kata lisan, tulisan, musik, dan film. Content atau isi media merujuk pada arti atau makna dalam sebuah pesan. (Elvinaro Ardianto, 2007:34)

3. Gatekeeper

Gatekeepers sering diartikan sebagai “penjaga gawang”. Gawang yang dimaksud merupakan gawang dari sebuah media massa, denga tujuan agar media massa tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam artian tidak diajukan dalam suatu pengadilan oleh pembacanya sebab menyampaikan informasi yang tidak akurat, dapat menyinggung reputasi seseorang dan mencemarkan nama baik seseorang. Sehingga gatekeeper dalam media massa menentukkan penilaian apakah informasi atau pesan dapat layak disebarkan atau tidak. (Elvinaro Ardianto, 2007:35)

4. Regulator

Regulator memiliki peran hampir sama dengan Gatekeeper, tapi regulator hanya bekerja di luar institusi media dan dapat menghasilkan berita.

Regulator bisa menghentikan arus aliran berita dan juga dapat menghapus suatu informsi, tetapi ia tidak bisa menambah ataupun memulai informasi, dan bentuknya seperti sensor, seperti halnya pengiklan, pengiklan bisa membatalkan suatu kontrak iklan apabila isi dalam media massa tersebut bisa merugikan produknya. (Elvinaro Ardianto, 2007:39)

5. Media

Media, seperti: media cetak atau koran, majalah, tabloid. Media elektronik seperti radio, tv, dan media online. (Elvinaro Ardianto, 2007:40)

6. Filter

Filter atau bisa diterjemahkan sebagai saringan. Dalam proses komunikasi massa seringkali menghadapi suatu hambatan berupa perbedaan budaya.

Yang mana kita ketahui jika audiens dalam media massa memiliki jumlah sangat banyak, tersebar luas, dan heterogen (berbeda dalam hal usia, jenis

(11)

kelamin, agama, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan lain-lain). Yang kita ketahui bahwa masing-masing audiens tersebut memiliki ruang lingkup pengalaman dan acuan berbeda-beda, sehingga dalam memaknai dan merespon sebuah pesan atau informasi akan berbeda-beda pula. (Elvinaro Ardianto, 2007:40)

7. Audiences

Audiens atau penerima pesan. Audiens yang ada dalam komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut (Elvinaro Ardianto, 2007:40):

a). Terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama.

b). Audiens berjumlah banyak dan tidak dapat dihitung.

c). Bersifat heterogen, bukan homogeny

d). Bersifat anonim. Komunikator tidak mengetahui identitas komunikasinya.

e). Biasanya tersebar dalam konteks ruang dan waktu.

8. Feedback

Tidak seperti komunikasi tatap muka atau komunikasi lainnya, didalam komunikasi massa, peran audiens hanya dapat memberikan respon secara tertulis seperti menulis surat pembaca, menelpon redaktur pada media massa tersebut, menghentikan langganan media cetak, mematikan televisi, dan lain-lain. (Elvinaro Ardianto, 2007:40)

2.4. New Media (Media Baru)

New media merupakan berasal dari kata “new” yang berarti baru dan “media”

yang berarti alat yang digunakan oleh sumber untuk mengirim atau menyampaikan pesan kepada penerima (Mulyana dalam jurnal Puspita, 2008 : 70). Media baru merupakan salah satu bentuk media tradisional atau perpaduan antara media tradisional dan media digital. Keunggulan media baru adalah memiliki karakteristik real-time, sehingga pengguna dapat dengan cepat mengakses

(12)

informasi dan segala macam kebutuhan kapan saja, di mana saja selama pengguna terhubung dengan perangkat atau jaringan internet. (Puspita, 2015 : 206).

New Media adalah media online yang berbasis teknologi, bersifat fleksibel serta interaktif , berfungsi secara publik maupun privat dengan menggunakan internet (Mondry, 2008:13). New Media yang diartikan sebagai produk komunikasi yang termediasi teknologi, terdapat bersama komputer digital (Creeber & Martin, 2009; Cindie 2020).

Lev Manovich di bukunya yang berjudul “The New Media Reader”

berpendapat bahwa media baru merupakan objek sebuah budaya dalam suatu paradigma baru dari dunia media massa di dalam masyarakat. New media dapat memugkinkan terjadinya penyebaran yang dilakukan oleh teknologi komputer dan data digital yang kemudian dikendalikan oleh model-model aplikasi. Media baru mengalami pembaharuan dalam model penyebaran informasi ynag memanfaatkan teknologi jaringan perangkat lunak (Wardrip-Fruin and Nick Montfort 2003;

Andini Hernani, 2021).

Pengertian media baru selanjutnya memberikan cakupan yang lebih luas seperti yang diungkapkan oleh (Croteau, 1995:279) melalui media baru yang muncul akibat inovasi teknologi dalam bidang media meliputi televisi, satellites, teknologi optic fiber dan komputer. Teknologi seperti ini, pengguna dapat secara interaktif membuat pilihan serta dapat menyediakan respon produk media secara beragam. Media baru dikelompokan secara oleh Ward (1995:279) melalui media baru yang berhubungan dengan berita dan yang tidak terlihat sangat bervariatif jauh melebihi kelompok media tradisional. (Novia Kurnia, 2006).

Internet merupakan bukti konvergensi media baru karena menggabungkan beberapa fungsi media lain seperti audio, video, dan teks (McQuail’s, 2006:26).

Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” bersifat digital, integratif, interaktif, dapat dimanipulasi, serta bersifat jaringan, padat, mampat, dan tidak memihak. (Agus Efendi, 2017)

(13)

2.5. Manfaat Media Baru

Manfaat media baru memudahkan seseorang untuk memperoleh suatu hal yang diinginkannya, seperti (Agus Efendi, 2017):

a.) Arus informasi yang dapat dengan mudah dan cepat diakses di mana saja dan kapan saja.

b.) Sebagai media transaksi jual beli.

c.) Sebagai media hiburan, contohnya game online, jejaring sosial, streaming video, dan lain-lain.

d.) Sebagai media komunikasi yang efisien.

e.) Sarana pendidikan dengan adanya buku digital, Khalayak menggunakan media untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan media oleh khalayak berorientasi pada tujuan.

2.6. Pengertian Media Sosial

Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi terkadang pengertian media cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena terlihat dari berbagai teori yang muncul dalam komunikasi massa. Namun, semua definisi yang ada memiliki kecenderungan yang sama bahwa ketika disebutkan kata "media", yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan teknologinya. Koran merupakan representasi dari media cetak, sementara radio yang merupakan media audio dan televisi sebagai media audio-visual merupakan representasi dari media elektronik, dan internet merupakan representasi dari media online atau di dalam jaringan. (Laughey, 2007; McQuail, 2003).

Kata "sosial" dalam media sosial secara teori semestinya didekati oleh ranah sosiologi. Ada beberapa pertanyaan dasar ketika melihat kata sosial, misalnya terkait dengan informasi dan kesadaran Ada pertanyaan dasar, seperti apakah individu itu adalah manusia yang selalu berkarater sosial atau individu itu baru dikatakan sosial ketika ia secara sadar melakukan interaksi. Bahkan, dalam teori sosiologi disebutkan bahwa media pada dasarnya adalah sosial karena media

(14)

merupakan bagian dari masyarakat dan aspek dari masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk perangkat teknologi yang digunakan. (Fuchs, 2014) Media Sosial atau perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to co- operate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi. (Shirky, 2008).

Adapun pengertian lainnya mengenai media sosial yaitu sebuah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. (Van Dijk, 2013)

Dari berbagai pengertian atau definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Media Sosial merupakan ruang internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi, berbagi, mendapatkan informasi, berkomunikasi dan membentuk jalinan sosial secara virtual.

2.6.1. Jenis-jenis Media Sosial

Nasrullah (2016) mengemukakakn setidaknya ada 7 kategori pembagian media sosial, terlepas dari pembagian berdasarkan model jaringan yang terbentuk, katrakteristik pengguna, ataupun berdasarkan file atau berkas yang disebarkan oleh pengguna. Pembagian jenis media sosial ini merupakan upaya untuk melihat bagaimana jenis media sosial itu, bukan bereti membatasi pada perkembangan platform di internet dan apliakasi di perangkat telepon genggam. Jenis-jenis media sosial :

a. Media Jejaring sosial (social net working)

Social networking atau jejaring sosial merupakan social media yang memfasilitasi pengguna untuk dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya, dengan saling menambahkan teman, meberikan komentar bertanya maupun berdiskusi. Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling populer. Media sosial tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain.

(15)

Interaksi yang terjadi bukan hanya pada teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting (publikasi) merupakan real team yang memungkinkan anggota untuk berbagi informasi seperti apa yang sedang terjadi.

b. Blog

Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, mulai dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program- program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis.

Banyak juga blog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga blog yang bersifat sebaliknya

c. Social Bookmarking (Penanda Sosial)

Penanda sosial (Social bookmarking) adalah sebuah metode bagi pengguna internet untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari penanda sumber daya yang tersedia secara online. Berbeda dengan konsep berbagi file (file sharing), sumber daya online tersebut tidak dibagi-bagi, melainkan hanya menjadi penanda bahwa sumber daya tersebut merupakan referensi mereka.

d. Wiki

Kata “wiki” merujuk pada media sosial Wikipedia yang populer sebagai media kolaborasi konten bersama. Situs wiki hanya menyediakan perangkat lunak yang bisa dimasuki oleh siapa saja untuk mengisi, menyunting, bahkan mengomentari sebuah tema yang dijelaskan. Perkembangan kategori keterbukaan wiki, media sosial ini terbagi menjadi dua, yakni publik dan prifasi.

Wikipedia merupakan merupakan gambaran wiki publik dimana konten bisa diakses oleh pengguna secara bebas. Sementara wiki adalah jenis media sosial yang bersifat privasi atau terbatas yang hanya bisa disunting dam dikolaborasi dengan terbatas, biasanya ada moderator atau pengelola yang bisa memberi akses kepada siapa yng diinginkan

(16)

2.6.2. Media Sosial TikTok

Media Sosial TikTok atau yang dulu dikenal dengan Douyin, secara harfiah berasal dari negara Cina, dan diluncurkan pada bulan September 2016 oleh Zhang Yiming. TikTok merupakan platform video pendek yang dibuat dengan durasi 15 detik yang berbasis sosial dan didukung musik. TikTok digunakan untuk merekam, mengedit dan mengunggah ke beberapa media sosial sehingga dapat dilihat oleh teman-teman baik sesama pengguna TikTok maupun yang bukan pengguna TikTok, yang membedakannya dengan media sosial lain yaitu TikTok memiliki berbagai macam fitur yang bisa dinikmati penggunannya seperti adanya fitur spesial effects yang berfungsi untuk menciptakan sebuah video yang menarik, selain itu dilengkapi dengan fitur music backround dari berbagai artis terkenal dari berbagai penjuru dunia, dan fitur wajah yang penggunanya dapat membuat video dengan berbagai rupa tampilan wajah unik mulai dari wajah lucu, seram, sedih, marah dan lain-lain. (Fauziah, 2019)

Dilansir dari triket.com, media sosial ini telah diterima dengan baik oleh pengguna dan menjadi media sosial populer di negaranya olehnya BytdeDance, pengembang aplikasi ini, telah memutuskan untuk mengganti nama Douyin menjadi TikTok. Dilansir dari trikinet.com Pada tahun 2018, aplikasi TikTok menjadi salah satu aplikasi yang cukup viral di Indonesia, tetapi di tanggal 3 Juli 2018, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir aplikasi ini karena dianggap tidak memberikan konten yang mendidik. Namun, hanya berselang sebulan kemudian, yaitu pada bulan Agustus 2018, aplikasi TikTok kemudian Kominfo mengizinkan kembali pengunduhan aplikasi ini. Kendati memiliki sejarah yang kurang mengesankan, aplikasi TikTok sudah di unduh lebih dari 100 juta pengguna di Google Play Store

TikTok memiliki banyak keunggulan dalam menarik peminatnya, atau bisa disebut dengan fitur, fitur merupakan bagian menarik atau penting, kualitas, kemampuan, atau karakteristik khusus yang terdapat pada suatu alat seperti

(17)

televisi, ponsel, dan perangkat lunak. (Liputan6.com, diakses pada 03 Februari 2022).

Fitur dalam aplikasi TikTok antara lain:

1) Fitur Penambaha Musik

Fitur utama yang terdapat pada aplikasi TikTok adalah fitur penambahan musik. Pengguna dapat menambahkan beragam jenis musik yang sesuai dengan konten video yang ingin pengguna buat. Selain itu, para pengguna tidak perlu merasa khawatir untuk memakai musik tersebut secara bebas, karena semua musik yang telah tersedia di aplikasi, sudah mendapat izin dari pemiliknya, sehingga tidak akan dikenakan copyright atau hak cipta.

2) Fitur Filter Pada Video

Pengguna bisa menambahkan filter pada video untuk mengubah tone warna pada video. Selain itu, pengguna juga bisa menyesuaikan tone dan rona sesuai dengan objek video.

3) Fitur Stiker dan Efek Video

Tik Tok menyediakan setidaknya 5 kategori efek yang dapat para pengguna coba, diantaranya ada efek visual, efek stiker, efek transition, efek split dan juga waktu. Dalam efek stiker anda dapat menemukan beragam pilihan seperti, hot, classic, selfie, hair, funny, interactive, heart, vlog, animal dan glasses. Filter ini tak lain bertujuan untuk membuat video yang dibuat menjadi terkesan lebih kreatif.

4) Fitur Voice Changer

Pengguna kini dapat mengubah suaranya dalam video yang mereka buat dengan menggunakan fitur Voice Changer ini. Dengan beragam efek suara yang berbeda, pengguna kini dapat menambahkan keseruan dan kreativitas ke dalam video mereka dengan mudah.dengan cara merekam atau dapat memilih dari galeri smartphone, kemudian pilih voice effect.

5) Fitur Filter Beautify

TikTok menyediakan fitur beautify yang dapat membuat wajah para pengguna akan terlihat jadi jauh lebih cantik atau lebih tampan, bahkan terlihat lebih

(18)

menarik juga unik. Selain itu, Fitur ini juga bisa mengatur bentuk wajah, warna mata, dan juga memperhalus wajah.

6) Fitur Auto Captions

Fitur ini memungkinkan pengguna TikTok menyertakan subtitle yang dibuat secara otomatis oleh aplikasi. Tujuan disediakannya fitur ini adalah untuk mempermudah semua orang sehingga dengan mudah dapat mengakses atau menikmati video yang dibuat, terlebih bagi mereka yang memiliki kesulitan mendengar.

7) Fitur Live

TikTok juga memiliki fitur live yang dapat oleh digunakan oleh penggunanya.

Sayangnya, tidak seperti platform media sosial lainnya, tidak semua pengguna TikTok diizinkan untuk memulai Video Langsung di platform. Pasalnya hanya pengguna yang memiliki minimal 1000 followers yang bisa melakukan live di TikTok

Menurut laporan dari South China Morning Post (SCMP) yang dikutip oleh Annisa Saumi pada 28 Juni 2018 di www.alenia.id, didapatkan bahwa pengguna aplikasi TikTok adalah anak-anak yang berada di bawah umur 16 tahun. Data tersebut menunjukan bahwa pengguna media sosial TikTok adalah anak-anak yang masih mengenyam bangku sekola. (Fauziah, 2019).

2.7. Pengertian Self Awereness

Self Awereness atau kesadaran diri secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi di seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. (Manap Solihat, 2015:74).

Self Awareness (kesadaran diri) adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya. Prosesnya berupa

(19)

semacam refleksi di mana seseorang secara sadar memikirkan hal-hal yang ia alami berikut emosi-emosi mengenai pengalaman tersebut. Dengan kata lain, Self Awareness adalah keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi tersebut.

(Manap Solihat, 2015:74).

Self Awareness yang dalam bahasa Indonesia yaitu kesadaran diri ialah kesadaran seseorang yang mampu memahami, menerima, dan mengelola seluruh potensi dalam diri untuk pengembangan hidup di masa depan (Goleman, 2007).

Mayers (2012) menyatakan bahwa self-awareness adalah perhatian yang terus menerus terhadap keadaan batin individu.

Suryanti & Ika (2004) menyatakan bahwa ketika kita semakin mengenal atau memahami diri kita sendiri maka hal tersebut dapat memberikan kita suatu kesempatan untuk mengubah hal-hal yang ingin kita rubah menjadi lebih baik dan melahirkan kehidupan yang kita inginkan. Oleh karena itu, self awareness dapat memungkinkan kita untuk memiliki hubungan dengan emosi, pikiran maupun tindakan. Self awareness memiliki berbagai manfaat diantaranya yaitu memahami diri kita dalam sebuah relasi atau hubungan dengan orang lain, menyusun tujuan- tujuan hidup dan karir, dapat memahami nilai-nilai agama, menjadi pemimpin untuk orang lain secara efektif, dapat meningkatkan suatu produktivitas dalam segala hal, serta meningkatkan kontribusi pada perusahaan masyarakat maupun keluarga. (Sunny (2009) dalam Umami, 2021)

Pendapat Rochat (2003) (dalam Trialisa, 2019) mengemukakan bahwa self awereness memiliki tingkatan dalam perkembangan individu, yaitu:

a). Self-consciousness (kesadaran diri) dalam perkembangan, pada saat dilahirkan individu berada dalam tahap ini hingga ia berusia dua tahun. (Trialisa, 2019) b). The case of mirror reflection (refleksi kaca), setelah berusia tiga hingga lima

tahun, individu berada dalam tahap memaknai diri dengan melihat bentuk diri dari apa yang dikatakan orang lain terhadap dirinya. (Trialisa, 2019)

c). Identification (identifikasi), terjadi pada usia lima hingga dua belas tahun, pada tahap ini individu dapat memanifestasikan rekognisi yang ada berdasarkan

(20)

pemahaman dirinya sendiri (tanpa bantuan orang lain). Individu mulai belajar untuk memahami ekspresi dan emosi yang ia miliki. (Trialisa, 2019)

d). Permanence (permanen), terjadi pada usia dua belas hingga delapan belas tahun, pada tahap ini individu dapat merasakan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dengan cepat, mampu mengenali ekspresi yang ia rasakan, dan menempatkannya secara tepat. (Trialisa, 2019)

e). Self-consciousness “meta” Self Awareness adalah tingkatan tertinggi dalam perkembangan self-awareness individu, yakni mampu mengelola dan menyeimbangkan emosi secara baik dan tepat, mampu menyadari keadaan dirinya dalam situasi apapun dan selalu bersandarkan pada realitas yang ada dalam kehidupannya. (Trialisa, 2019)

Berdasarkan pendapat menurut para ahli bahwa Self Awareness yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengenali emosi-emosi yang ada dalam diri kita sehingga kita dapat memahami diri dalam sebuah relasi dengan orang lain ataupun kesiapan kita terhadap peristiwa yang ada lingkungan sekitar.

2.7.1. Faktor yang Mempengaruhi Self Awereness

Menurut Bulecheck (dalam Umami, 2021) faktor yang mmpengaruhi self awareness yaitu :

a. Pikiran

Menurut Khodijah (2006) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu identitas dari beberapa peritiwa yang ada. Berpikir tersebut dapat melatih gagasan- gagasan yang baik dan tepat melalui adanya sebuah masalah. (Umami, 2021) b. Perasaan

Chaplin J.P. (1972) Perasaan yaitu suatu peristiwa di mana keadaan tersebut dapat sebagai akibat stimulus yang bersifat eksternal maupun internal. Hal tersebut juga berkaitan dengan adanya perasaan mengenai persepsi dan dapat menjadi reaksi stimulus yang mengenainya. (Umami, 2021)

c. Motivasi

A. Wawan & Dewi (2010) menyatakan bahwa Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dalam individu yang secara sadar atau tidak sadar

(21)

melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. (Umami, 2021)

d. Perilaku

Notoatmojo (2003) Perilaku yaitu suatu tindakan seseorang atau segala aktvitas yang dilakukan oleh individu seperti berjalan, menangis, tertawa, bekerja dan lainnya yang dapat dimatai secara langsung maupun tidak langsung oleh orang lain. (Umami, 2021)

e. Pengetahuan

Mubarak (2011) Pengetahuan merupakan suatu kesan yang terdapat dalam pikiran mansusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Di mana pengetahuan tersebut dapat mengingat segala sesuatu yang pernah terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah melakukan pengamatan terhadapa objek tersebut. (Umami, 2021)

f. Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam, (2011) lingkungan adalah suatu keadaan yang ada di sekitar individu dan semua yang terdapat di dalam perkembangan perilaku individu tersebut. (Umami, 2021)

Berdasarkan penjelasan tersebut Self Awerenees siswa akan tumbuh, siswa akan mengerti mengapa dirinya merasakan apa yang dirasakan dalam dirinya dan melakukan apa yang dirinya lakukan. Pemahaman itu akan membantu untuk mengubah hal-hal yang ingin diubah dan membentuk kehidupan yang sesuai dengan keinginan sendiri.

2.7.2. Aspek-Aspek Self Awerenes

Aspek-Aspek Dalam Self Awareness Goleman (2018:11) menyebutkan ada tiga aspek utama dalam self awareness, yaitu:

1. Emotional self-awareness (Mengenali emosi)

Mengetahui tentang bagaiamana pengaruh emosi terhadap mood atau perasaan dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan. Hal ini membuat individu mampu membaca dan memahami emosi-

(22)

emosi yang dirasakan serta mengenal dampaknya. Seseorang dengan kecakapan ini ditandai dengan:

a). Mengetahui makna emosi yang sedang dirasakan dan alasannya.

b). Menyadari keterkaitan antara perasaan dan pikiran.

c). Mengetahui bagaimana perasaan mempengaruhi kinerja.

2. Accurate self-asessment (Pengakuan diri yang akurat)

Mengetahui sumber daya batin, kemampuan dan keterbatasan. Individu yang sadar diri akan mampu mengenali potensi yang ada dalam dirinya. Seseorang dengan kecakapan ini ditandai dengan

a). Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

b). Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, serta mau terus belajar dan mengembangkan diri.

c). Mampu menunjukan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.

3. Self-confidence (Kepercayaan diri)

Kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Hal tersebut dikarenakan adanya refleksi tentang kelebihan dan kekurangannya sehingga seseorang akan dengan cepat membuat strategi untuk mengatasi kelebihan dan kekurangannya. Seseorang dengan kecakapan ini ditandai dengan:

a). Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaanya.

b). Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran.

c). Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti.

Selain itu Hasanah (2015:105) dalam penelitiannya mengemukkakan bahwa seseorang yang memiliki kesadaran diri penuh maka akan menjadi pribadi yang matang, tanggung jawab, mampu, memahami peran yang dijalaninya dan seslalu berperilaku positif.

(23)

2.8. Terpaan

Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi dimana audiens diterpa oleh suatu isi pesan didalam media atau bagaimana media menerpa audiens. Jenis media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rosengreen (1974) dalam Rahkmat (2004 : 66))

Terpaan melalui media baru merupakan kondisi audiens diterpa informasi melalui media baru yang disebut juga komunikasi massa karena secara potensial menjangkau khalayak global melalui jaringan dan koneksi internet. Media baru telah muncul sebagai hasil dari inovasi teknologi. Media baru memiliki sifat multi-arah, media baru mendorong bahkan mewadahi respons serta memiliki beragam bentuk dan konten. Media baru, media komunikasi yang mengacu pada konten yang dapat diakses kapan saja, dimana saja, pada setia perangkat digital, serta memiliki kemampuan melakukan interaksi antara pemberi informasi dan penerima informasi dan memungkinkan partisipasi kratif dari berbagai pihak (McQuail: 2011).

Menurut Rosengreen (1974) dalam Rahkmat (2004 : 66) untuk mengukur terpaan media dapat dilihat dari 3 faktor:

1. Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering komunikan dari media melihat, membaca, dan mendengarkan media tersebut. Semakin tinggi frekuensi, pesan semakin menempel dalam benak konsumen dan menimbulkan perhatian dari audiens.

2. Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus khalayak ketika menyimak isi pesan.

3. Durasi, yaitu seberapa lama media dilihat, didengarkan dan dibaca oleh khalayak

(24)

2.9. Kerangka Berfikir

Tabel 2. 2 Kerangka Pemikiran

(Sumber: Olahan Peneliti, 2022) Media Sosial TikTok

TikTok merupakan platform video pendek yang dibuat dengan durasi 15 detik yang berbasis sosial dan didukung musik.

(Fauziah, 2019)

Terpaan Media

Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi dimana audiens diterpa oleh suatu isi pesan didalam media atau bagaimana media menerpa audiens. (Rosengreen, 1974

dalam Rahkmat, 2004 : 66)

Frekuensi Durasi Atensi

Terpaan Media Sosial TikTok Pada Self Awereness Siswa Kelas XII IPS SMAN 2 Subang

Referensi

Dokumen terkait

mengkonstruksi sistem secara terstruktur dari tanda. Untuk lebih menguatkan proses dalam pemaknaan, peneliti juga menggunaakan data yang diperoleh melalui wawancara

Anna, Kenthi, Wita, Mirna, Karlina, geng LD (Madon, Eria, Uli, Olla, Aji, Rika, Witri), Ana D yang membantu dalam memperoleh data dan lain-lain yang memberikan dorongan moril

Definisi lain mengatakan bahwa aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dimana bahan aditif

Pada penelitian ini digunakan jamur tanduk untuk mencari kandungan senyawa kimia yang terlarut dalam pelarut isopropanol.. BAHAN

Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik secara Berkelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Confidence Siswa SMP. 32 Nuriana

menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Dengan kata lain, kontribusi dakwah komunitas muslim Indonesia masih lebih banyak berkontribusi ke dalam untuk memperkuat kohesi sosial di antara sesama mereka sebagai sesama

10 ml Fehling A dan 10 ml Fehling B dicampurkan dalam tabung reaksi, kemudian ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda, masing-masing dimasukkan reagen fehling yang