• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRWANI}I PAI}AF{G - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IRWANI}I PAI}AF{G - Repository UMA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Irwandi Padang.Analisis NPM pengendalian mutu minyak sawit mentah (CPO) dengan metode six sigma di PT.Tales Inti Sawit-Bangun Purba" Dibimbing oleh Bapak Ir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengendalian mutu minyak sawit mentah (CPO) ) untuk mengurangi jumlah produk cacat.

Latar Belakang Masalah

Situasi yang terjadi di perusahaan menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga Desember 2017, masih terdapat parameter baku mutu minyak sawit yang menyimpang dari nilai batas sesuai aturan perusahaan. Kadar ALB yang menyimpang dari batas atas adalah 4,5% di bulan Januari, 3,96% di bulan Juni, 3,85% di bulan Juli.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah dan Asumsi

Pengertian Kualitas

Saat ini kita semakin menyadari pentingnya kualitas yang baik untuk menjaga keseimbangan dalam kegiatan produksi dan pemasaran suatu produk. Hal ini bermula dari sikap konsumen yang menginginkan barang dengan kualitas terjamin dan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan sejenis. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menerapkan kebijakan untuk menjaga kualitas produknya agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan lain, serta untuk mendukung program jangka panjang perusahaan dalam mempertahankan atau memperluas pasar yang ada dari posisi pasar perusahaan. . pasar.

Kualitas adalah penjumlahan dari sifat-sifat atau karakteristik yang dijelaskan dalam produk yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah keseluruhan bentuk, sifat dan karakteristik sebagaimana diuraikan dalam produk (barang/jasa), proses dan lingkungan yang memenuhi atau melampaui harapan/kebutuhan konsumen.

Pengertian Pengendalian Kualitas

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian mutu adalah suatu kegiatan untuk menjaga, mengarahkan, memelihara dan memuaskan kebutuhan pelanggan secara optimal.

Dimensi Kualitas

Faktor Mutu Crude Palm Oil (CPO)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit ditentukan oleh nilai parameter asam lemak bebas, kadar air dan kadar pengotor. Namun pada saat pengolahan di pabrik kelapa sawit khususnya pengepresan, kombinasi suhu dan tekanan mempengaruhi kadar asam lemak bebas, kadar air dan kandungan pengotor minyak sawit. Tingginya kandungan asam lemak bebas dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, dan nilai yang dicapai bisa lebih dari 5%.

Pengotor merupakan bahan yang tidak larut dalam minyak yang dapat disaring setelah minyak dilarutkan dalam pelarut dengan konsentrasi 10%. Memperoleh minyak sawit dengan standar dan kualitas yang baik, yang masih mentah, akan mengurangi kandungan minyak pada buahnya.

Karakteristik Crude Palm Oil (CPO)

Pengertian Six Sigma

Menurut (Gaspersz, 2005), six sigma merupakan visi untuk meningkatkan kualitas menuju target 3,4 kesalahan per juta kemungkinan untuk setiap transaksi produk dan layanan. Jadi Six Sigma adalah sebuah metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatis yang merupakan terobosan baru dalam manajemen kualitas. Metode Six Sigma didasarkan pada metodologi pemecahan masalah sederhana yaitu DMAIC yang merupakan singkatan dari Define, Measure, Analyze, Improve dan Control, yang menggabungkan berbagai alat statistik yang berbeda dan pendekatan perbaikan proses lainnya.

Pendekatan Lean

Mantan pemimpin perusahaan Jepang seperti Eiji Toyoda, Taiichi Ohno, dan Shingeo Shingo dari Toyota Motor Company mengembangkan sistem produksi yang disiplin dan berorientasi pada proses, yang sekarang dikenal dengan Toyota Production System atau Lean Production. adalah meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak menambah nilai produk. Hilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari seluruh aktivitas dalam proses aliran nilai dengan menganalisis aliran nilai yang tercipta. Atur agar material, informasi, dan produk mengalir dengan lancar dan efisien melalui proses aliran nilai menggunakan sistem tarik.

Pada dasarnya terdapat dua jenis pemborosan, yaitu Pemborosan Tipe Satu dan Pemborosan Tipe Dua. Pemborosan Tipe Satu merupakan aktivitas kerja yang tidak menciptakan nilai tambah dalam proses pengubahan input menjadi output sepanjang value stream, namun aktivitas tersebut tidak dapat dihindari dalam hal ini. waktu karena berbagai sebab.. Waste merupakan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non-valueadded events) dan diketahui oleh para praktisi Lean Manufacturing. Menghasilkan lebih dari kebutuhan pelanggan internal dan eksternal, atau memproduksi lebih cepat atau lebih awal dari kebutuhan pelanggan internal dan eksternal.

Tabel 2.2. Jenis-jenis Pemborosan/ Waste
Tabel 2.2. Jenis-jenis Pemborosan/ Waste

Pendekatan Lean Six Sigma

Metode DMAIC dalam Six Sigma

Diagram SIPOC

Pemasok adalah orang, proses, perusahaan yang mendistribusikan dan memasok bahan dan segala sesuatu yang dilakukan dalam proses tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan pemasok internal adalah pemasok yang berasal dari dalam perusahaan yang biasanya berasal. Input tidak hanya berupa bahan-bahan atau bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, namun juga dapat berupa informasi yang selanjutnya akan diolah lebih lanjut dalam proses tersebut.

Proses merupakan langkah-langkah yang diperlukan, baik yang memberi nilai tambah pada produk maupun yang tidak, untuk membuat suatu produk dari bahan mentah hingga menjadi produk jadi. Output adalah produk akhir, baik berupa barang, jasa, maupun informasi, yang dihasilkan melalui suatu proses, dimana hasil tersebut kemudian dikirimkan kepada konsumen.

Value Stream Mapping (VSM)

Value Stream Mapping merupakan metode visual untuk memetakan jalur produksi suatu produk, termasuk material dan informasi dari setiap tempat kerja. Peta aliran nilai ini dapat digunakan sebagai titik awal bagi perusahaan untuk mengenali pemborosan dan mengidentifikasi penyebabnya. Menggunakan aliran nilai berarti memulai dengan gambaran besar ketika memecahkan masalah, tidak hanya pada proses individual, dan melakukan perbaikan secara keseluruhan, tidak hanya pada proses tertentu.

Dalam sistem Lean, fokusnya dimulai dengan peta aliran nilai, yang menggambarkan semua langkah proses yang terlibat dalam mengubah permintaan pelanggan menjadi produk atau layanan yang dapat memenuhi permintaan dan mengidentifikasi berapa banyak nilai yang ditambahkan pada setiap langkah produk. Pembuatan value stream map diawali dengan membuat garis besar proses yang dilakukan perusahaan sehingga dapat membantu karyawan memahami aliran material dan informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa. Lakukan verifikasi dengan meminta orang lain yang bukan bagian dari tim pembuatan, namun memahami prosesnya, untuk membandingkan peta aliran nilai yang dibuat dengan keadaan sebenarnya.

Tabel 2.3. Simbol-simbol yang Digunakan dalam  Value Stream Mapping
Tabel 2.3. Simbol-simbol yang Digunakan dalam Value Stream Mapping

Mengidentifikasi Critiqal to Quality (CTQ)

Simbol ini berarti penyerahan dilakukan dari pemasok ke konsumen atau dari pabrik ke konsumen dengan menggunakan angkutan luar (di luar pabrik). Namun identifikasi atau pemilihan karakteristik kualitas dari beberapa perusahaan dapat dijadikan pedoman untuk menentukan karakteristik kualitas (CTQs) yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari organisasi bisnis. Saat mengukur karakteristik kualitas, kita harus memperhatikan aspek internal dan eksternal organisasi.

Dalam organisasi bisnis, aspek internal dapat berupa tingkat kecacatan produk, biaya akibat kualitas buruk (COPQ) seperti pengerjaan ulang, cacat dan sebagainya, sedangkan aspek eksternal dapat berupa kepuasan pelanggan, pangsa pasar dan sebagainya. .

Measure (Mengukur)

Ini mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas masukan yang disajikan oleh pemasok yang mengontrol dan mempengaruhi karakteristik kualitas keluaran yang diinginkan. Merupakan pengukuran kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu proses dibandingkan dengan spesifikasi karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan. Dalam pengendalian kualitas, variabel adalah besaran yang dapat diukur, misalnya panjang, berat, umur komponen, dan lain-lain. Peta kendali sebagai peta kendali untuk data variabel.

Peta kendali memberi tahu kita apakah ada perubahan dalam kecenderungan sentral atau rata-rata suatu proses. Sedangkan peta kendali R (Range) menjelaskan apakah telah terjadi perubahan besarnya variasi, sehingga berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti : bagian peralatan yang hilang, oli pelumas mesin tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja (Yunita, 2009). Persamaan yang digunakan untuk mengolah diagram kendali X dan R adalah.

Gambar 2.1. Bentuk Peta Kendali
Gambar 2.1. Bentuk Peta Kendali

Analyze (Menganalisis)

  • Analisa Kemampuan Proses
  • Diagram Sebab Akibat

Analisis kapabilitas proses juga merupakan prosedur yang digunakan untuk memprediksi kinerja jangka panjang yang berada dalam batas pengendalian proses statistik. Perlu diketahui bahwa nilai Cp tidak menunjukkan bahwa suatu proses benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan untuk proses tersebut, namun hanya merupakan hasil perhitungan dari proses pengendalian statistik. Berbeda dengan analisis tingkat stabilitas proses yang dilakukan melalui perancangan Control Maps, analisis kapabilitas proses dilakukan melalui pengukuran nilai spesifikasi yang merupakan prasyarat suatu produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Jadi dalam menganalisis kemampuan proses perlu dilakukan pengukuran nilai batas spesifikasi yang dibutuhkan oleh pelanggan atau perusahaan. Selain itu jika batas kendali menggunakan tingkat toleransi sebesar 3s, maka pada analisis kapabilitas proses batas toleransinya adalah 6s (Papilo, 2010) Tabel 2.5 dibawah ini merupakan perbandingan antara batas kendali pada peta kendali dengan batasan spesifikasi pada analisis kemampuan proses. Namun nilai Cp tersebut tidak menunjukkan bahwa suatu proses benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan untuk proses tersebut, melainkan hanya hasil perhitungan dari proses pengendalian statistik.

Gambar 2.2. Diagram Sebab Akibat
Gambar 2.2. Diagram Sebab Akibat

Improve (Meningkatkan atau Memperbaiki)

Control (Mengendalikan)

Tempat dan Waktu Penelitian

Jenis Penelitian

Variabel Penelitian

Variabel bebas (independen variabel) sering disebut dengan stimulus, prediktor, dan anteseden. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau terjadinya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kadar ALB yang menyimpang dari batas maksimal yaitu pada bulan Januari sebesar 4,5%, pada bulan Juni sebesar 3,96%, pada bulan Juli sebesar 3,85%. Kadar kotoran yang menyimpang dari batas maksimal yaitu sebesar 0,156% pada bulan April, 0,172% pada bulan November, dan 0,191% pada bulan Desember.

Kerangka Berfikir

Metode Analisis Data

Observasi langsung ke gudang pabrik Kemudian observasi langsung terhadap kualitas CPO Observasi juga dilakukan untuk mencatat gambaran umum perusahaan dalam bentuk data umum perusahaan. Wawancara dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab langsung di bagian gudang mengenai keluhan ketenagakerjaan. Data primer merupakan informasi atau data asli yang dikumpulkan dan berkaitan dengan objek yang akan diselidiki.

Pengumpulan data primer melalui observasi langsung dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen pengumpulan data adalah wawancara. Data yang diperlukan adalah data observasi yang dianalisis dengan menggunakan metode six sigma. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya berupa dokumen, berkas, arsip atau catatan usaha, yang diperoleh melalui dokumentasi.

Gambar 3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian  3.6.  Metode Pengumpulan Data
Gambar 3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian 3.6. Metode Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar

Tabel 2.2. Jenis-jenis Pemborosan/ Waste
Tabel 2.2. Jenis-jenis Pemborosan/Waste(Lanjutan)
Tabel 2.3. Simbol-simbol yang Digunakan dalam  Value Stream Mapping
Tabel 2.3. Simbol-simbol yang Digunakan dalam  Value Stream Mapping  (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait