• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2018"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN DAN USULAN PERBAIKAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK

PDCA PADA PMKS PT. SISIRAU

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh ::

FACHRI RIZKY SITOMPUL NIM : 130403043

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 8

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1.

Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PMKS PT. Sirsirau yang bergerak dalam bidang produksi Crude Palm Oil. Tugas Sarjana ini berjudul Pengukuran dan Usulan Perbaikan Performansi Supply Chain Dengan Pendekatan frame work PDCApada PMKS PT.Sisirau

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, APRIL 2018

PENULIS

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pendidikan sarjana teknik yang penulis dapatkan selama bangku perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik merupakan proses terintegrasi untuk menjadikan penulis sebagai lulusan yang terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan sarjana dan memberikan dukungan baik dari segi moril, doa, maupun materil.

2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan tugas sarjana.

3. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT. Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

5. Ibu Rahmi M. Sari, ST., MM(T). sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku koordinator tugas sarjana yang telah memberi saran dan masukan untuk laporan tugas sarjana.

(7)

7. Bapak Sulaiman dari pihak PMKS PT. Sirsirau yang telah mengizinkan penulis untuk riset di pabrik dan memberikan data yang mendukung penelitian tugas sarjana.

8. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan tugas sarjana.

9. Bang Tumijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Pak Ridho, Bu Aniaty, Kak Rahmaini, dan Kak Mia sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan peminjaman buku di perpustakaan.

10. Teman-teman penyemangat penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu Esa Delviana Pasaribu dan Nelsy Anvika Lubis yang telah mau menemani saya mengerjakan laporan sampai larut malam menjelang pagi.

11. Teman-teman terdekat penulis yaitu Chyntia P. Panggabean, Nadia Hartati, Putri H.

Pane, Rachma Tanti, Wenny Flora, Esa Pasaribu, Ummu Habibah, Intan Hartanti, Fahmi Fahreza, dan Trinawati yang telah memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis.

12. Teman-teman REPTIGS yang merupakan teman-teman stambuk 2013 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

13. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

,UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, APRIL 2018

PENULIS

(8)

ABSTRAK

PMKS PT. Sirsirau merupakan perusahaan yang bergerak dalam manufaktur Crude Palm Oil. Terhambatnya bahan baku tandan buah segar dari pemasok mengakibatkan jumlah produksi fluktuatif sehingga perlu diidentifikasi Supply Chain pada pada proses pembuatan untuk dapat memaksimalkan produksi CPO di PMKS PT. Sirsirau Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui indikator - indikator penunjangperformansi supply chain perusahaan, Mengetahui indikatorperformansi supplychain yangmenjadi titik lemah perusahaan.Memberikan rekomendasi perbaikan pada aktivitas yang memerlukan perbaikandengansegera. Dari hasil pengukuran kinerja supply chain dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) terdapat 55 KPI yaitu 10 KPI untuk perspektif plan, 5 KPI untuk perspektif source, 15 KPI untuk perspektif, deliver, 15 KPI untuk perspektif make, dan 10 KPI untuk perspektif return. Hasil scoring dengan menggunakan metode OMAX (Objective Matrix) diperoleh nilai indeks total sebesar 6,1. Berdasarkan traffic light system, nilai indeks tersebut berada pada kategori kuning yang menunjukkan bahwa performansi supply chain PMKSPT Sirsirau secara keseluruhan belum mencapai performa yang diharapkan meskipun hasilnya mendekati target yang ditetapkan. Dari hasil pengukuran kinerja masing-masing KPI dengan perhitungan OMAX dan traffic light system, dapat dlihat bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori kuning sebanyak 25 KPI, dan kategori merah sebanyak 6 KPI.

Kata kunci: Supply Chain, Crude Palm Oil, PDCA, AHP, OMAX,

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar. ... iii

Ucapan Terima Kasih. ... iv

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-4 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... I-4 1.4 Manfaat Penelitian ... I-5 1.5 Batasan dan Asumsi ... I-6 1.6 Sistematika Penulisa Laporan ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Sejarah Perusahaan ... II-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3 Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4 Daerah Pemasaran ... II-3 2.5 Aspek Sosial dan Lingkungan ... II-3 2.5.1 Aspek Sosial Ekonomi Perusahaan ... II-3 2.5.2 Aspek LingkunganEkonomi Perusahaan ... II-4 2.6 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-4 2.6.1 Struktur organisasi ... II-4 2.6.2 Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.6.3 Jam kerja ... II-13 2.7 Proses produksi ... II-13 2.7.1 Standar Mutu Bahan/Produk ... II-14 2.7.2 Bahan yang Digunakan ... II-15 2.7.2.1 Bahan Baku ... II-15 2.7.2.2 Bahan Penolong ... II-16 2.7.2.3 Uraian Proses ... II-16 2.8 Mesin dan Peralatan ... II-35 2.8.1 Standar Mutu Bahan/Produk ... II-35 2.8.2 Standar Mutu Bahan/Produk ... II-36

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1 Teknik Pengendalian Kualitas PDCA ... III-1 3.2 Konsep Supply Chain ... III-2 3.2.1 Supply Chain Management (SCM) ... III-3 3.2.2 Pengukuran Performansi Supply Chain ... III-4 3.3 Supply Chain Operations Reference (SCOR)... III-5

3.3.1 Pengertian Supply Chain Operations

Reference (SCOR) ... III-5 3.3.2 Cakupan Proses pada Model SCOR ... III-5 3.4 Teknik Sampling ... III-7 3.4.1 Nonprobability Sampling ... III-8 3.5 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... III-9 3.6 Objective Matrix (OMAX) ... III-13 3.7 Traffic Light System ... III-16 3.8 Key Performance Indicators (KPI) ... III-17 3.9 Metode sebab- akibat ... III-17

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.3 Objek Penelitian ... IV-2 4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6 Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-3 4.7 Pengumpulan Data ... IV-4 4.8 Instrumen Penelitian ... IV-5 4.9 Metode Pengumpulan data ... IV-16 4.10 PengolahanData ... IV-19 4.10.1 Plan (Perencanaan) ... IV-19 4.10.2 Do (Pengerjaan) ... IV-19 4.11 AnalisisPemecahanMasalah ... IV-20 4.10.1 Check (Evaluasi) ... IV-20 4.10.2 Action (Tindak Lanjut) ... IV-21 4.12 KesimpulandanSaran ... IV-21

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Metode pengerjaan ... V-1 5.1.1 Plan (Perencanaan) ... V-1 5.2 Do (Pengerjaan) ... V-2

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1 Struktur Hierarki Performansi Supply Chain ... V-2 5.2.2 Pengumpulan Data Hasil Penyebaran

Kuesioner ... V-4 5.2.2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan ...

Pairwise Comparison)Antar

Perspektif KPI (Level 1)... IV-4 5.2.2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ...

Pairwise Comparison)Antar

DimensiKPI (Level 2)... IV-7 5.2.2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan ...

Pairwise Comparison)Antar

KPI (Level 3)... IV-7 5.2.3 Pengolahan Data ... V-12 5.2.3.1Perhitungan Rata-rata Pembobotan

untuk Setiap Level ... IV-12 5.2.3.2 Pengukuran Kinerja Supply chain

Perusahaan ... IV-23 5.2.3.3 ScoringSystemdenganObjective

Matrix dan Traffic Light System ... IV-25

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.4 ScoringSystem ... IV-27 5.2.2 Uji Kecukupan Data ... V-15 5.2.3 Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-18 5.3 Check (Evaluasi) ... V-36 5.3 Action (Tindak Lanjut) ... V-37

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1 Analisis Pembobotan KPI ... VI-1 6.1.1 Analisis Pembobotan Perspektif (Level 1) ... VI-1 6.1.2 Analisis Pembobotan Dimensi (level 2) ... VI-2 6.1.3 Analisis Pembobotan KPI (Level 3) ... VI-3 6.2 Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain ... VI-7 6.3 Usulan Perbaikan ... VI-8 6.3.1 Eveluasi KPI katagori merah ... VI-9 6.3.1.1 Evaluasi KPI Persentase Kesesuian

Perencanaan Bahan Baku Dengan

Jumlah Bahan Baku Yang Diterima .... IV-9 6.3.1.2 EveluasiKPIKecekatan Dalam

Melayani Pesanan Bahan Baku ... IV-10

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.1.3 EveluasiKPIPengirimanProduk

Tepat Waktu ... IV-11 6.3.1.4 Eveluasi KPI Kualitas Bahan Baku

Dan Produk Saat Pengiriman ... IV-12 6.3.1.5 Eveluasi KPI Kualitas Perubahan

BiayaPengiriman Bahan Baku

Dan Produk... IV-13 6.3.1.6 Eveluasi KPI Jumlah Keluhan

Yang Diatasi Perusahaan ... IV-14 6.3.2 Usulan Perbaikan KPI Kategori Merah ... VI-15 6.3.2.1 Usulan Perbaikan indikatorKesesuian

Perencanaan Bahan Baku Dengan

Jumlah Bahan Baku Yang Diterima .... IV-15 6.3.2.2 UsulanPerbaikanindikator

Kecekatan Dalam Melayani

Pesanan Bahan Baku ... IV-17 6.3.2.3 UsulanPerbaikanindikator

PengirimanProdukTepat Waktu ... IV-18

(16)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.2.4 UsulanPerbaikanindikator

Kualitas Bahan Baku Dan Produk

Saat Pengiriman ... IV-19 6.3.2.5 Usulan Perbaikanindikator

Kualitas PerubahanBiaya

Pengiriman Bahan Baku Dan

Produk... IV-20 6.3.2.6 Usulan Perbaikanindikator

Jumlah Keluhan Yang Diatasi

Perusahaan... IV-20

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-3

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

TABELHALAMAN

2.1. Standard Mutu Minyak Kelapa Sawit ... II-14 3.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... III-11 3.2. Random Index untuk Beberapa Ukuran Matriks ... III-12 4.1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan ... IV-6 4.2. Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau ... IV-6 5.1. Tingkat Kepentingan ... V-4 5.2. Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar Perspektif ... V-5 5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Perspektif ... V-8 5.4. Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar PerspektifPlan ... V-9 5.5. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Perspektif Plan

Reliability... V-12 5.6. Rekapitulasi Perbandingan Antara indikatorAntar Perspektif

Plan dengann Source ... V-12 5.7. Perhitungan Rata-rata Pembobotan Perspektif Plan Dimensi

Reliabilitity ... V-13

(18)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABELHALAMAN

5.8. Penjumlahan Rata-rata Pembobotan Setiap Perspektif Plan

Dimensi Reliabilty ... V-15 5.9. Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan

Dimensi Reliabilitity ... V-16 5.10. Hasil Pembobotan Perspektif Plan Dimensi Reliabilitity... V-18 5.11 Hasil Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada

Level2 ... V-18 5.12. Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS

PT. Sisirau ... V-16 5.13. Nilai Bobot Total Masing-masing KPI ... V-22 5.14. Target dan Realisasi KPI Perusahaan ... V-24 5.15. Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance

Indicator (KPI) ... V-26 5.16. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Plan ... V-31 5.17. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Source .... V-31 5.18. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Delivery .. V-32 5.19. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make ... V-33 5.20. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Return .... V-34

(19)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABELHALAMAN

5.21. Key Performance Indicator (KPI) yang memasuki katagori merah pada Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain

Perusahaan ... V-37 6.1. Pembobotan Perspektif Pada Level 1 ... VI-1 6.2. Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2 VI-1 6.3. Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi (Level 3) ... VI-3 6.4. Nilai Pembobotan KPI(Level 3)dari Tertinggi Sampai

Terendah ... VI-5 6.5. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kecekatan Dalam Melayani Pesanan Bahan Baku ... VI-17 6.6. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Pengiriman Produk Tepat Waktu ... VI-18 6.7. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kualitas Bahan Baku Dan Produk Saat Pengiriman ... VI-19 6.8. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1Hindikator Perubahan

Biaya Pengiriman Bahan Baku Dan Produk ... VI-20 6.9. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Jumlah Keluhan Yang Diatasi Perusahaan ... VI-21

(20)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Data jumlah produksi ... I-2 1.2. Input dan Output ... I-2 1.3. Pasokan Bahan Baku Yang Masuk ... I-3 2.1. Struktur Organisasi PT. Sisirau... II-5 2.2. Stasiun Timbangan ... II-18 2.3. Sistem Komputerisasi Stasiun Timbangan ... II-18 2.4. Ketel Rebusan (Sterillizer) ... II-20 2.5. Trippler ... II-21 2.6. Threshing ... II-22 2.7. Proses Pemisahan di Hydrocyclone ... II-33 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang

Dikelola ... III-3 3.2. Lima Proses Inti Pada Model SCOR ... III-6 3.3. Skema Penilaian Berdasarkan Model OMAX ... III-6 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Tahapan Proses Penelitian ... IV-18 5.1. Hierarki Pengukuran Performansi Supply Chain di PKMS PT.

Sisirau ... V-3

(21)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.1. Diagram Sebab – Akibat indikator Persentase Kesesuaian Perencanaan Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang

Diterima ... VI-9 6.2. Diagram Sebab – Akibat indikator Kecekatan Dalam Melayani

Pesanan Bahan Baku ... VI-10 6.3. Diagram Sebab – Akibat indikator Pengiriman Produk Tepat

Waktu ... VI-11 6.4. Diagram Sebab – Akibat indikator Kualitas Bahan Baku Dan

Produk Saat Pengiriman ... VI-12 6.5. Diagram Sebab – Akibat indikator Perubahan Biaya Pengiriman

Bahan Baku Dan Produk ... VI-13 6.6. Diagram Sebab – Akibat indikator Jumlah Keluhan Yang Diatasi

Perusahaan ... VI-14

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L-1 Kuesioner Pembobotan KPI L-2 Surat Permohonan Tugas Sarjana

L-3 Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PMKS PT.

Sirsirau

L-4 Surat Balasan Izin Pelaksanaan RisetTugas Sarjana di PT.

PMKS PT. Sirsirau

L-5 Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa L-6 Form Asistensi Dosen Pembimbing

(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Sebuah perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing dalam industri sejenis agar mampu merebut pasar dan meraih keuntungan (Oktasaputi, 2014).

Oleh karena itu perusahaan harus mampu memenuhi tuntutan pasar dengan mempertimbangkan kualitas dari efisiensi produksi dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Kegiatan pemenuhan tuntutan pasar ini semestinya melibatkan banyak pihak yang tekait dengan perusahaan. Banyak perusahaan yang memilih supply chain untuk mengatur proses bisnisnya karena manajemen supply chain merupakan faktor kunci dalam meningkatkan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memenangkan persaingan, meningkatkan customer service serta keuntungan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja supply chain dari sistem secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Supply chain management merupakan suatu kesatuan proses dan aktivitas produksi mulai bahan baku yang diperoleh dari supplier, perencanaan proses produksi, proses penambahan nilai yang merubah bahan baku menjadi bahan jadi, proses penyimpanan persediaan barang sampai proses pengiriman barang jadi tersebut ke retailer atau konsumen.

PMKS PT.Sisirau merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur penghasil Crude Palm Oil (CPO). Produk yang diproduksi

(24)

oleh PMKS PT.Sisirau adalah produksi Crude Palm Oil. Dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1Data jumlah produksi

Hasil produksi Crude Palm Oil tersebut terlihat mengalami fluktuatif dan tidak stabil pada rentang bulan oktober 2016 hingga oktober 2017 seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang membutuhkan Crude Palm Oil untuk menunjang kegiatan industri. Masalah dapat berasal dari sisi input, proses dan output yang dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Input dan Output

Terjadinya jumlah proses produksi yang berfluktuatif diakibatkan ketidaksesuaian antara input, proses dan output. Dalam hal ini dikarenakan akibat

2.797.846 2.860.810

2.847.611

1.696.253

2.287.066 2.669.794

2.725.061 2.960.454

3.348.772 2.301.564

2.724.008 2.749.612

2.943.879

500.0000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000

Crude Palm Oil (kg)

Input:

Raw Material

Proses:

Production

Output:

Demand Crude Palm Oil

(25)

bahan baku yang tidak stabil. Karena jumlah bahan baku yang dihasilkan salah satunya tergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu mengakibatkan pasokan bahan baku untuk proses produksi terhambat. Jumlah bahan baku yang masuk untuk PMKS PT Sisirau periode yang sama dengan jumlah produksi dapat dilihat pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Pasokan Bahan Baku Yang Masuk

Berdasarkan gambar 1.3 pada 1 periode tersebut terlihat pada bulan januari 2017 jumlah pasokan bahan baku sangat rendah dibandingkan bulan - bulan yang lain pada periode yang sama yang mengakibatkan jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan yang sama paling sedikit di bandingkan bulan – bulan yang lain. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa pasokan bahan baku pada perusahaan tersebut belum terpenuhi. Agar dapat mengoptimalisasi jumlah bahan baku yang masuk sehingga menghasilkan output yang sama pada bulan – bulan yang memiliki pasokan bahan baku yang tinggi salah satu cara penyelesaiannya adalah dengan melihat dan mengkaji dari sisi supply chain management pada

13.367.559 13.359.875

14.493.419

12.137.960

17.037.590 15.133.803

14.089.549

15.501.540

16.942.950 12.184.320

13.685.430

14.512.190 14.265.174

2.000.0000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000

18.000.000

Fresh Fruit Bunches (Kg)

(26)

perusahaan tersebut agar menselaraskan input, proses,dan output. Sehingga pada akhirnya aliran fisik, aliran informasi dan aliran uang pada perusahaan dapat selaras.

Ritajeng (2015), Hasil penelitian menunjukkan level 1 dengan 5 kriteria dan Level 2 dengan 24 sub kriteria. Hasil penyebaran 7 kuesioner yang telah disebar dan diolah dengan Metode ANP menggunakan perangkat lunak Super Decision. Hasil pengolahan ANP memiliki sub kriteria bobot dengan ranking tertinggi OFC1 (persen kecepatan pembelian dari awal hingga pesanan datang) sebesar 0.08421 point. Kemudian diolah dengan metode OMAX dengan hasil kriteria terendah nilai EN6 (tingginya konsumsi air) & EN8 (tingginya emisi terhadap air). EN6 ini terutama disebabkan oleh faktor mesin yang mengalami kebocoran dan pada EN8 oleh faktor metode pada sistem proses IPAL. Usulan perbaikannya denganmaintenance mesin dan mengatur ulang sistem IPAL di Perusahaan Industri Baja hilir

Masoumik (2015),Hasil penelitian mengusulkan prosedur untuk memperoleh intensitas relatif untuk pemecahan masalah., Diusulkan sebuah model konseptual untuk mengembangkan strategis rantai pasokan hijau. model konseptual yang diusulkan sebagai prosedur untuk strategis prioritas inisiatif rantai pasokan. Model pengambilan keputusan dengan menggunakan aplikasi gabungan dari ANP dan SEM.

Puyono (2016). Hasil dari penelitian ini adalah 87,3% perusahaan mengalami peningkatan keuangan dan 12,7% perusahaan efesien. Metode

(27)

penelitian ini dapat dikembangkan untuk menilai sejauh mana setiap kategori kinerja rantai pasok terkait dengan strategi keuangan.

1.2. Rumusan Masalah

Terjadi jumlah produksi fluktuatif dalam hal ini dikarenakan pasokan bahan baku yang tidakk stabil yang disebabkan kondisi cuaca yang tak menentu sehingga perlu diidentifikasi supply chain management perusahaan untuk mengoptimalisasi bahan baku yang masuk demi mendapatkan jumlah produksi yang stabil.

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum penelitian adalahmenganalisisperformansi supplychainyang terjadipadaperusahaan dengan Pendekatan PDCA.

Tujuan khususyangingin dicapaidalampenelitian tugasakhirinisebagai berikut.

1. Mengetahui indikator- indikator performansi supply chain perusahaan.

2. Mengetahui indikatorperformansi supplychain yangmenjadi titik lemah perusahaan.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan pada aktivitas yang memerlukan perbaikandengansegera.

(28)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaatyanghendak dicapaidalammelakukan penelitianiniadalah sebagaiberikut:

1. Manfaatbagimahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswadalammengaplikasikan teoriyang diperolehselamakuliahdanmeningkatkan wawasandalammenganalisis dan memecahkanmasalahsebelummemasukidunia kerja khususnya dalamhal peningkatanefektivitassistemdistribusiproduk melaluiPendekatan PDCA 2. Manfaat bagi perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan mengenai pengukuransupplychainyangdapatdigunakan untuk memperbaiki performansi supplychain secarakeseluruhan.

3. BagiDepartemenTeknik IndustriUSU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan DepartemenTeknikIndustriUSU.

1.5. Batasan dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Batasandalampenelitianiniadalah:

(29)

1. PenelitianhanyadilakukandiPT.Sisirau.

2. Atribut kinerja padaSCORyangdigunakandalam penelitianadalah reliability, responsiveness, dan Flexibility.

Asumsidalampenelitianyangdilakukan sebagaiberikut.

1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan supplier atau pelangganselama penelitian.

2. Manajemen perusahaantidakmengalami perubahanselama penelitian

3. Kegiatan didalam

rantaipasokantidakmengalamiperubahanselamapenelitian.

4. Setiap responden tidak mengalami tekananpadasaat pengisian kuesioner.

(30)

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah : BabI Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan,perumusan permasalahan,tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasandanasumsi yang digunakandalampenelitiandan sistematikapenulisantugas sarjana.

BabII gambaran umum PT.Sisirau, ruang lingkup perusahaan,lokasi,struktur organisasi,tugasdantanggungjawab,jumlahtenaga

kerjadanjamkerjakaryawan,dansistempengupahan.

Bab IIILandasan Teori,berisiteori-teoriyang digunakan dalamanalisis pemecahanmasalah.Sumberteoriatauliteraturyangdigunakanberupabuku

jurnalpenelitiandandraft tugassarjana mahasiswa yang pernah mengangkat permasalahyangsama.

BabIVMetodologi Penelitian,berisijenispenelitian,lokasi danwaktu penelitian serta tahapan-tahapan mulai persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data prime rdan sekunderyang diperoleh daripenelitiansertateknikyangdigunakan untuk mengolahdatadalammemecahkanmasalah.

BabVIAnalisisPemecahanMasalah,meliputi analisishasil pengolahan datadanpemecahanmasah.

BabVIIKesimpulandanSaran,berisikesimpulanyangdiperolehdari hasil pemecahanmasalah dansaran-saranyangbermanfaatbagi PT.Sisirau.

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau adalah salah satu badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Pada awal perencanaan PT. SISIRAU mengusahakan proyek pembangunannya di atas lahan 20 hektar. Berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT. Sisirau dengan PT.Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang di perkuat adanya surat keputusan kantor perusahaan Kabupaten Aceh Timur No.15/1L.1/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan PMKS.

Sumber bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas 3.169 hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000 hektar, di lakukan kerja sama dengan PT.SEMADAM yang mempunyai luas kebun 3.550 hektar yang berjarak sekitar 10 KM.

2.2. Ruang Lingkup Badan Usaha

PMKS PT. Sisirau merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit, Adapun ruang lingkup bidang usaha nya adalah 1. Pengolahan Tandan buah segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO),

Kernel (Inti sawit) dan cangkang.

2. Pupuk kompos yang bahan bakunya dari hasil pembakaran tandan sawit

(32)

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PMKS PT. Sisirau berada di jalan Medan-Banda Aceh. Desa Sidodai Alur Gantung, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, yang berbatasan dengan :

- Sebelah Timur dengan kebun PT. Desa Jaya - Sebelah Barat dengan kebun PT. Alur Gantung - Sebelah Utara dengan Desa Sidodadi

- Sebelah Selatan dengan PT. Alur Gantung dan Desa Sidodadi

Secara geografis lokasi kegiatan terletak pada kondisi kordinat : 04˚ 12˚

052LU/098˚ 03˚ 49,5” BT peta terlampir. Penentuan lokasi ini berdasarkan pertimbangan :

- Dekat dengan transportasi antara kota yang berguna untuk melancarkan pengiriman produksi, sehingga memudahkan pemasaran produksi.

- Bahan baku dekat dengan pabrik, sehingga dapat menghemat biaya pengangkutan tandan buah segar (TBS) dan pengolahan dapat di lakukan dengan baik dan akhirnya produksi berjalan optimal.

- Jarak dari kuala simpang 13 KM melalui jalan raya - Jarak dari jalan raya ke lokasi pabrik sekitar 200 m.

Sumber Bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas 3.169 hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000 hektar di lakukan kerja sama dengan PT. Semadam yang memiliki luas kebun 3.550 hektar yang berjarak sekitar 10 Km.

(33)

2.4. Daerah Pemasaran

Produk Crude Palm Oil (CPO), Kernel (inti sawit) dan Cangkang yang dihasilkan oleh PMKS PT. SISIRAU dipasarkan dalam negeri yaitu belawan yaitu PT Musimas dan PT. Permata Hijau sedangkan pada kuala tanjung PT.Wilmar dan Multimas nabati asahan. Daerah pemasaran ditentukan oleh kantor pusat yang berlokasi di Medan yaitu Jl. Putri Hijau Dalam No. 4C-G.

2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan 2.5.1. Aspek Sosial Ekonomi Perusahaan

Dampak sosial dari PT. Sisirau menjelaskan bahwa apakah keberadaan usaha ini dapat mendorong perkembangan daerah dan masyarakat disekitar lokasi usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga yang bermukim di sekitar perusahaan. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar terlihat dari dengan adanya sarana penunjang berupa perumahan, Poliklinik, Transportasi, Sarana pendidikan, Sarana Ibadah, Sarana Olah Raga dan Asuransi Tenaga Kerja.

Dampak ekonomi merupakan salah satu dampak yang sangat berpengaruh bagi masyarakat di sekitar lokasi PT. Sisirau ini. Dengan didirikannya perusahaan tersebut, banyak masyarakat yang memperoleh keuntungan dengan memperoleh keuntungan akibat terciptanya lapangan pekerjaan yang disebabkan oleh perluasan dan konstruksi dan perusahaan tersebut. Selain itu, di lokasi yang berdekatan dengan pabrik juga terdapat beberapa rumah makan. Hal ini menunjukkan secara

(34)

ekonomi, menunjukkan dukungan positif ke masyarakat sekitar, yang dari sisi tersebut memungkinkan usaha kecil tetap berlangsung.

2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan

PT. Sisirau tidak menghasilkan limbah yang akan meresahkan masyarakat karena PT sisirau melakukan metode Bio Gas yaitu tidak ada limbah yang dihasilkan, karena limbah dari pabrik ditampung dalam sebuah wadah dan dibakar merupakan gas yang tidak mencemarkan polusi udara disekitar lingkungan lagi dan solid/ ampas-ampas sisa dari decanter dibagi-bagikan kepada masyarakat yang digunakan sebagai makanan lembu. Limbah cair dibuang kembali kesungai karena sudah bersih yaitu dengan pH 8.

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.6.1. Struktur organisasi

PMKS PT.Sisirau menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batasan-batasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab atas hasil kerjannya.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PMKS PT.Sisirau adalah struktur organisasi garis (lini). Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang manajer dan

(35)

dibantu oleh beberapa staff pimpinan dan karyawan yang didalamnya telah terlihat batasan-batasan dan tugas atau tanggung jawab dari setiap bidang pekerjaan tersebut.Struktur organisasi PT Sisirau dapat dilihat pada Gambar 2.1.

MANAJER

KEPALA

LABORATORIUM HUMAS KEPALA TATA

USAHA ASISTEN TEKNIK ASISTEN

PENGOLAHAN

STAFF

LABORATORIUM SATPAM KEPALA GUDANG KEPALA

PEMBUKUAN

KASIR DAN PEMBELIAN

KEPALA

BENGKEL KEPALA PROSES

OPERATOR KEPALA GUDANG

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Sisirau

2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menjalankan setiap kegiatan PMKS PT. Sisirau menggunakan struktur organisasi yang di susun sedemikian rupa segingga jelas terlihat batas- batas tugas,wewenang dan tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian di harapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa haru bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Adapun tugas dan tanggung jawab berdasarkan kedudukannya masing-masing sebagai berikut.

1. Manajer

Tugas dan tanggung jawab Manajer antara lain adalah sebagai berikut.

(36)

a. Mengkoordinasi penyusunan recana anggaran belanja perusahaan.

b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir, dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada asisten.

d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke direksi.

e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.

f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian selanjutnya.

g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.

h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten, karyawan dan warga serta mempertanggungjawabkan jalannya koperasi.

2. Asisten Pengolahan

Tugasdantanggungjawab Asisten Pengolahan antara lain adalahsebagaiberikut.

a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan, dan dipelihara seluruh mandor-madnor dan pekerja di proses pengolahan.

b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Pendapatan (RKAP) dan penjabarannya ke Rencana Kerja Operasional (RKO).

c. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses seperti peroduksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan.

(37)

d. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

e. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang atau rusak.

f. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu menelusuri hal yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada finasl produk di gudang.

g. Melakukan adjusment sesuai dengan data-data yang diberikan oleh asisten laboratorium.

h. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim.

i. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dari final produksi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya.

j. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank untuk pabrik kelapa sawit.

k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, persiapan, pemeliharaan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

l. Mengorganisasi audit diproses pengolahan sehingga instruksi kerja dapat dilaksanakan secara efektif.

m. Bertanggung jawab atas kebersihan terhadap seluruh lingkungan di pabrik.

(38)

n. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi bahan baku yang diterima.

o. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

p. Membuat laporan manajemen pengolahan.

q. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua mandor diproses pengolahan.

3. Asisten Tata Usaha dan Personalia

Tugasdantanggungjawab Tata Usaha dan Personalia antara lain adalahsebagaiberikut.

a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek, dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) / kependudukan.

b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti, menerapkan, dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top Management.

c. Menjamin bahwa semua aktivitas-aktivitas pelatihan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia.

e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.

f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pealtih, dan mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima di bagian terkait.

(39)

g. Menyusun jadwal tanggal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait.

Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan, sertifikat, dan catatan-catatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas- aktivitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian personalia.

h. Membuat laporan bulanan pelatihan.

i. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer.

j. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.

k. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

l. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP / RKO bekerja sama dengan bagian terkait.

m. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester, dan tahunan.

n. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan barang, dan pengeluaran dari gudang.

o. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

p. Melaksanakan dan mengawasi proses keuangan.

q. Bertanggung jawab kepada manajer.

4. Asisten Teknik

Tugas dan tanggung jawab Asisten Teknik antara lain adalah sebagai berikut.

a. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa kebijakan mutu dimengerti dan dipahami oleh seluruh karyawan bagian teknik.

(40)

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai dengan prosedur mutu dan catatan mutu.

c. Mempersiapkan agenda rapat untuk tujuan manajemen yang berhubungan dengan masalah teknik.

d. Mengajukan permintaan bahan, alat, maupun mesin untuk kepentingan teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.

e. Memelihara sesmua dokumen prosedur mutu dan catatan mutu di bagian teknik.

f. Merencanakan semua peralatan maupun mesin untuk dipelihara baik secara rutin maupun break down maintenance.

g. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada onderdil.

h. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance.

i. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya.

j. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan, pengukuran, dan alat-alat uji yang digunakan di kebun.

k. Menindaklanjuti tindakan perbaikan yang ditemukan pada internal quality audit.

5. Asisten Laboratorium (Quality Control)

Tugas dan tanggung jawab Asisten Laboratorium antara lain adalah sebagai berikut.

(41)

a. Menjaga dan memelihara pelaksanaan SMM ISO 9000, SML 14000, SMK3, dan PTB di bagian laboratorium dan sortasi.

b. Membuat rencana pemakain bahan dan alat yang berhubungan dengan analisa laboratorium dan sortasi ke kepala bagian pengolahan, setelah disetujui manajer.

c. Memproses dan mengoreksi fisik dan urgensi serta kelengkapan administrasi dalam pengajuan PPAB dan DPBB.

d. Membuat estimasi bidang laboratorium yang dibutuhkan oleh panitia pelelangan.

e. Meakukan pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan baku (sortasi) dalam proses dan produk akhir.

f. Mengawasi dokumen yang berhubungan dengan laboratorium dan sortasi serta melakukan analisa tandan satu kali dalam enam bulan.

g. Mengawasi dan mengidentifikasi pada penerimaan bahan baku (sortasi) dalam proses dan produk akhir.

h. Mengevaluasi penerimaan bahan baku (sortasi) dalam proses dan produk akhir sesuai atau tidak.

i. Menyetujui dan memeriksa peralatan yang ada di laboratorium dan sortasi.

j. Memeriksa hasil laporan dan pengujian serta penerimaan bahan baku (sortasi) dalam proses maupun produk akhir sesuai atau tidak.

k. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan ketidaksesuaian yang terjadi dalam implementasi sistem mutu dan lingkungan.

(42)

l. Memonitor dan mengevaluasi proses kontrol di PKS.

m. Memantau dan mengevaluasi pengolahan limbah cair dan limbah padat serta water treatment.

n. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / diktat untuk personil yang ada di bagian laboratorium dan sortasi.

o. Membuat laporan mingguan dan bulanan kinerja pabrik dan laboratorium serta pemakaian bahan dan alat yang digunakan di laboratorium dan sortasi.

p. Membimbing semua personil yang ada dilaboratorium dan sortasi.

q. Mengadakan rapat kerja tentang masalah yang dihadapi di laboratorium dan sortasi.

r. Memeriksa mutu minyak sawit dan inti sawit yang dikirim.

s. Memeriksa jumlah dan mutu TBS yang diterima di PKS.

t. Memeriksa jumlah hasil olah produksi minyak sawit dan inti sawit.

u. Pemeriksaan kembali terhadap hasil analisa / sortasi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

v. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap proses dan produk.

6. Humas

Tugas dan tanggung jawab Humas antara lain adalah sebagai berikut.

a. Mengkoordinasi anggota satuan pengaman (satpam).

b. Melakukan komunikasi eksternal baik dengan masyarakat sekitar maupun dengan instansi luar.

Membimbing tamu serta menajdi penghubung antara tamu dengan perusahaan.

(43)

2.6.3. Jam kerja

Jam Kerja Pada PMKS PT.Sisirau adalah 6 hari kerja dalam seminggu untuk bagian kantor dan produksi. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Karyawan kantor yang terdiri di Manajer, staff tata usaha dan bagian- bagiannya, staff quality control dan karyawan laboratorium serta humas mulai bekerja pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00- 14.00 WIB.

2. Karyawan Bagian Produksi

Karyawan bagian produksi terbagi dari dua shift kerja yaitu :

- Shift I pada pukul 07.00-16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00-14.00 - Shift II pada pukul 16.00-23.00 dengan waktu istirahat pukul 18.30-19.30 3. Karyawan Bagian Keamanan

Karyawan bagian keamaan terdapat 3 shift yaitu : - Shift I pada pukul 08.00-17.00

- Shift II pada pukul 17.00-01.00 - Shift III pada pukul 01.00-08.00

2.7. Proses produksi

Pada PMKS Sisirau merupakan pabrik yang mengelola kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit kasar. Minyak sawit atau inti sawit mulai terbentuk 100 hari setelah penyerbukan yang terhenti 180 hari setelah penyerbukan atau setelah terjadi proses kejenuhan pembentuk minyak dalam

(44)

buah, hal ini ditandai dengan buah membrondolan normal. Hasil utama yang diperoleh dari tandan buah kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit adalah minyak sawit yang terdapat pada daging buah dan minyak inti sawit yang terjadi pada kernel, kedua jenis minyak kelapa sawit ini dibedakan berdasarkan komposisi asam lemak dan sifat fisika kimia.

Mutu Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau bergantung pada mutu buah kelapa sawit yang diterima, Mutu hasil sangat ditentukan oleh mutu bahan bakunya, sedangkan bahan baku dipengaruhi oleh kegiatan pasca panen, seperti mutu panen dan transportasi. Kesalahan pada langkah pengumpulan hasil dapat mengakibatkan mutu hasil olahan tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Akibatnya dapat memperkecil efisiensi pengolahan. Pelaksanaan panen dipengaruhi oleh sistem panen yang diterapkan oleh pihak perkebunan.

Tandan Buah Segar (TBS) sebagai sumber bahan baku yang masuk ke PKS Sisirau berasal dari kebun sendiri, dan Kebun rakyat.

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Standard mutu Bahan baku dalam menentukan kualitas dari minyak kelapa sawit menurut Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu:

Tabel 2.1.Standard Mutu Minyak Kelapa Sawit Karakteristik Minyak Kelapa

Sawit

Keterangan

Asam Lemak Bebas 3,5% Maksimal

Kadar Kotoran 0,02% Maksimal

(45)

Kadar Zat Menguap 0,2% Maksimal Bilangan Peroksida 2,2 meq Maksimal Bilangan Iodin 10,5-18,5 Maksimal Kadar Logam

(Fe,Cu)

- -

Lovibond - -

Kadar Minyak - -

Kontaminasi - -

Kadar Pecah - -

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi CPO meliputi bahan baku, dan bahan penolong.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan di PMKS PT. SISIRAU adalah buah sawit yang berasal dari kebun PT. SISIRAU dan kebun milik rakyat. Varietas yang paling banyak digunakan dikebun SISIRAU adalah Tenera. Salah satu untuk meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan Serangga Penyerbukkan Kelapa Sawit (SPKS) keseluruh areal kebun. Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Ketebalan cangkang (mm) : 1 - 2,5mm

(46)

b. % Cangkang / buah : 3 – 20%s

c. % Mesocrap / buah : 60 – 90%

d. % Inti / buah : 3 – 15%

e. Kadar minyak : sedang

Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Proses pembentukkan minyak didalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak.

2.7.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan pada PMKS PT. Sisirau adalah Air. Air digunakan untuk proses pengepresan yaitu tujuan agar minyak yang terkandung dalam daging buah sawit dapat keluar.

2.7.2.3. Uraian Proses

Pabrik kelapa sawit PMKS PT. Sisirau mengelola bahan baku berupa kelapa sawit hingga menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa sawit sebagai hasil utama dan juga kernel (inti),dan cangkang sebagai hasil sampingan. PMKS PT. Sisirau memiliki kapasitas produksi 30 Ton/ Jam. PT.

Sisirau memiliki enam stasiun kerja yaitu 1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing) 3. Stasiun Penebahan (Thressing)

(47)

4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing) 5. Stasiun Klarifikasi Minyak (Clarification) 6. Stasiun Pengolahan Biji

1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah adalah stasiun yang digunakan untuk menerima buah TBS yang diangkut oleh truk-truk pengangkut TBS yang berasal dari kebun sendiri dan kebun rakyat. Pada stasiun penerimaan buah terdapat stasiun timbangan dan stasiun loading ramp.

Pada Stasiun penimbangan untuk menentukan berat netto TBS, mengetauhi rendemen dan kapasitas TBS yang di perlukan oleh pabrik. Pada stasiun ini terdapat catatan penerimaan TBS, Pengiriman kernel (inti), pengiriman CPO, berat minyak dan kernel (inti), dan berat TBS. Pada PMKS PT. Sisirau terdapat jembatan timbangan yang menggunakan sistem digital dengan kapasitas maksimal 30 ton. Sebelum TBS masuk keloding ramp disiapkan petugas yang menyotir buah karena TBS juga sangat mempengaruhi minyak serta rendaman yang diperoleh. Oleh karena itu pihak sortasi bertugas untuk memilih kriteria TBS yang siap diolah dan menyisihkan yang masih mentah atau belum siap diolah.

Setelah proses penimbangan selanjutnya melalui Loading Ramp yang memiliki fungsi tempat penimbunan sementara TBS sebelum tandan buah segar tersebut dipindahkan kelori perebusan. Lantai loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan 27 ̊ dan mempunyai 12 pintu. Pintu dari setiap ruang dibuka

(48)

secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Lori yang digunakan untuk mengangkut ketempat perebusan sawit ditarik dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 4,5 ton TBS/jam, pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk kedalam lori, selanjutnya lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand untuk dipindahkan ke stasiun perebusan.

Gambar 2.2. Stasiun Timbangan

Gambar 2.3. Sistem Komputerisasi Stasiun Timbangan

2. Stasiun Perebusan

Proses perebusan (Sterilizer) dimulai dengan proses pemisahan brondolan untuk mendapatkan minyak dan kernel (inti). Proses perebusan menggunakan bejana

(49)

Sterilizer yang merupakan sebuah bejana tekan dengan tipe horizontal dilengkapi dengan dua unit pintu, proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit dalam proses ini buah kelapa sawit dimasukkan kedalam sterillizer dengan waktu ±90 menit. Satu lori rebusan yang dimiliki ±4,5 ton/lori dan terdapat 7 lori untuk satu kali perebusan. Perlu juga diketahui dalam pengisian TBS pada lori agar tidak terlalu penuh karena hal tersebut dapat mengakibatkan TBS jatuh dalam rebusan yang mengakibatkan kerugian minyak pada air kondensat rebusan dan penyumbatan saringan pipa-pipa kondensat. Lori yang berisikan TBS ditarik dengan menggunakan capstand ditransfer carriage dan selanjutnya dimasukkan kedalam sterillizer. Pada PMKS PT. Sisirau terdapat 2 unit sterillizer dimana temperaturnya sebesar 120 – 135̊ C.Tujuan perebusan adalah mempermudah pelepasan buah dari tandan dan kernel (inti), memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan.

Dalam perencanaan kebutuhan unit Sterilizer yang disesuaikan dengan kapasitas pabrik, dengan perhitungan :

𝐾𝐾𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑈𝑈𝑎𝑎𝑈𝑈𝑒𝑒 𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆

= 𝐾𝐾𝑎𝑎𝐾𝐾𝑎𝑎𝐾𝐾𝑈𝑈𝑒𝑒𝑎𝑎𝐾𝐾 𝐾𝐾𝑎𝑎𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑝𝑝 𝑥𝑥𝑆𝑆𝑈𝑈𝑝𝑝𝑆𝑆𝑒𝑒𝐾𝐾 𝑃𝑃𝑒𝑒𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝐾𝐾𝑎𝑎𝑎𝑎 (𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆 ) 𝐼𝐼𝐾𝐾𝑈𝑈 𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆 𝑥𝑥 60 𝑚𝑚𝑒𝑒𝑎𝑎𝑈𝑈𝑒𝑒

Dalam satu siklus perebusan memiliki tekanan uap 3 kg/cm2, Siklus proses perebusan yaitu dengan pengisian lori yang TBS ke dalam Sterilizer, selanjutnya ditutup pintu Sterilizer dan dilakukan penguncian pintu pengaman Sterilizer dan terakhir memasukkan uap kedalam dan mengeluarkan Uap dari bejana Sterilizer dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program secara otomatis. Tujuan dari proses perebusan adalah:

(50)

a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.

b. Menguraikan kadar air dalam buah.

c. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

d. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar.

e. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan (digesting).

f. Mempermudah proses pembantingan (threshing).

Gambar 2.4. Ketel Rebusan (Sterillizer)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari janjangan (bunch ) setelah lori berisi buah yang sudah siap direbus diangkut dengan Hosting Crane dan menuangkannya ke dalam automatic feeder (bunch feeder)lalu buah akan jatuh ke dalam thresser . thresser merupakan alat penebah atau pemisah janjangan dengan

(51)

brondolan yang berbentuk drum, bagian utama drum dibuat kisi-kisi (celah) sebagai tempat jatuhnya buah brondolan yang terlepas dari janjangannya.

Thresser digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan cara masuknya buah dari pengisi otomatis masuk kedalam drum yang berputar (23-25 rpm), dan dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbuang sehingga buah/brondolan lepas dari tandan melalui kisi-kisi drum buah masuk kedalam konveyor janjangan kosong yang terdorong keluar dan masuk kedalam conveyor janjangan kosong (empty bunch conveyor). Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing . Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh conveyor dan dibawa ke hopper janjangan kosong melalui empty bunch conveyor dan bunch Hopper Conveyor.

Gambar 2.5. Trippler

(52)

Gambar 2.6. Threshing

4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing)

Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah atau pericrape dengan biji atau nut dan proses pengambilan minyak kasar dari buah. Pengambilan minyak pertama yang terjadi pada stasiun kempa dilakukan dengan cara melumat buag dan mengempanya. Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Pemisahan minyak kasar dari pasir

Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan berdasarkan berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran pada bagian atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir

(53)

pada saluran bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah.

Minyak kasar akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di tempat penampungan.

2. Penyaringan minyak kasar

Penyaringan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan vibro separator.Vibro separator berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran- kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit transfer conveyor untuk diproses kembali. Sedangkan minyak kasar dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas.

3. Pemanasan minyak kasar

Pemanasan minyak kasar bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di vertical clarifier tank dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.

Temperatur yang diharapkan ± 900C. Untuk menjaga kebersihan dalam Crude OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude Oil Tank selanjutnya dipompakan ke dalam Vertical Clarifier tank dengan menggunakan vacum pump.

4. Pemisahan minyak dari sludge

(54)

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan di vertical clarifier tank. Vertical clarifiertank berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur dipertahankan 90-950C.

Vertical clarifier tank terdiri dari tiga ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas.

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam pure oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat.

- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam sludge tank.

5. Penampungan minyak murni

Penampungan minyak murni dilakukan di tangki minyak murni (pure oil tank).Minyak yang ditampung di ruang kedua vertical clarifier tank dialirkan ke pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga temperatur 95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut. Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau endapan.

6. Pemurnian minyak

(55)

Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier. oil purifier bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,13 % dan temperatur 90-950C. Oil purifier bekerja dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm. Akibat dari gaya sentrifugal ini maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan bergerak ke arah poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl. Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl yang dilarutkan dengan pencucian.

7. Pengeringan minyak

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa di dalam tabung pengering secara terus menerus.

Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.

(56)

Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).

Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.

Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel tank.

8. Penampungan minyak sawit (CPO)

Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di oil storage tank (OST) atau sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada oil storage tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan temperature. Storage tank harus dibersihkan secara rutin karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.

9. Penampungan sludge

Penampungan sludge hasil pemisahan di vertical clarifier tank dilakukan di sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi

(57)

persentase Non Oil Solid (NOS) dalam sludge. Oleh karena itu, perlu dilakukan blow down secara rutin.

10. Penyaringan sludge

Penyaringan sludge dilakukan dengan menggunakan vibro Separator.Vibro Separator berfungsi untuk memisahkan sludge dari benda-benda padat berupa serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah saringan kawat dengan ukuran saringan 60 mesh. Benda-benda padat berupa serabut, pasir, dan kotoran akan dibuang ke tempat penampungan. Sedangkan sludge akan dialirkan melalui pipa ke sand cyclone.

11. Pemisahan sludge dari pasir

Pemisahan sludge dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand cyclone.Sludge dari vibro separator masih mengandung pasir sehingga harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena gaya sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge ditampung di sludge buffer tank sebelum diproses pada sludge separator.

Sludge buffer tank ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan steam injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan sludge kembali ke sludge tank, pipa II di tengah tangki untuk menyalurkan sludge ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga kelebihan sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing- masing untuk menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit.

(58)

Sludge dipanaskan pada temperature 90-950C sehingga minyak yang akan dipisahkan pada low speed lebih homogen.

12. Pemisahan minyak dari sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan dengan menggunakan sludge separator.Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, dan kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas dengan steam siklus, sehingga

cairan berputar-putar dalam tabung yang menimbulkan gaya sentrifugal, selanjutnya cairan tanpa pasir dan kotoran bergerak ke atas dan keluar melalui poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir memiliki kadar air 80-85 %, minyak 5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar sedangkan minyak akan dipompakan ke sludge drain tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge separator diharapkan 0,3-0,5 %.

13. Pengambilan minyak kembali a. Low Speed

Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah ke arah sumbu vertical minyak akan terkumpul di tengah sedangkan kotoran akan tercampak keluar.

Selanjutnya dialirkan ke reclaimed tank sedangkan drab buang dialirkan ke effluent treatment.

b. Sludge Drain Tank

(59)

Endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge (sludge tank) yang dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat-fit). Tangki ini dilengkapi pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung di bagian atas dialirkan ke VCT, sedangkan lumpur pekat dibuang kembali ke bak penampung lumpur.

Jika cairan di dalam tangki terlalu kental, perlu diadakan penambahan air panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat jenis yang tinggi dapat terlaksana dengan baik.

c. Hot Weel Tank

Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot water tank.. Air dalam tangki ini dipanaskan dengan temperatur berkisar antara 90- 950C dengan menggunakan steam injection serta air condensate steam coil ke dalam tangki. Selanjutnya akan dipompakan untuk menyuplai kebutuhan air di hot water tank.

d. Hot Water Tank

Hot water tank berfungsi untuk menampung air panas untuk menyuplai kebutuhan air panas di oilpurifier, sludge separator dan screw press serta untuk pencucian tangki-tangki. Hal yang perlu diperhatikan adalah temperature air yang harus tetap dijaga sekitar 1000C serta pemeliharaan pompa air panas.

e. Fat-Fit

(60)

Buangan (sludge) dari stasiun klarifikasi akan dialirkan ke fat fit. PKS Rambutan (PRBTN) memiliki enam kolam penampung sludge dari stasiun klarifikasi dan satu bak penampung minyak hasil endapan dalam kolam penampung sludge. Fat-fit berfungsi sebagai bak penampungan limbah sementara dan tempat pengendapan sludge. Untuk memudahkan proses pengendapan, ditambahkan air panas dengan suhu 90-950C.

6. Pengolahan Biji

Setelah dari stasiun Pressing diperoleh crude oil dan nut. Crude oil diproses di clarification Station sedangkan nut diolah distasiun kernel recovery hingga diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Penguraian Cake (Cake Breaker)

Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serabut.

Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor.

Prinsip kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara berputar sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah terurai.

2. Pemisahan biji dari serabut

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram yang telah dilakukan, diketahui penyebab kecacatan cacat fisik yaitu mesin rolling mill tidak bekerja optimal, terdapat

Judul untuk tugas sarjana ini adalah “ Penerapan Concurrent Engineering Dengan Menggunakan Tools Quality Function Deployment (QFD), Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai yang didapat perusahaan dari pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan menggunakan model

Perbaikan tata letak pabrik diperlukan untuk membuat layout lebih efisien dengan mempertimbangkan faktor derajat kedekatan antar departemen dan frekuensi perpindahan

Dari hasil uji coba 173 data sampel menggunakan algoritma Naïve Bayes, pola yang dibentuk mempunyai akurasi kecocokan sebesar 70,83% yang artinya pola tersebut efektif

Metode acceptance sampling dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menentukan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang dikirim oleh

Dalam Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian yaitu aktivitas pekerja pengangkutan galon, identifikasi