• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLP DAN CRAFT UNTUK

MENDAPATKAN LAYOUT OPTIMUM PADA PT. XYZ

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh : ARIF FADILLAH

NIM : 140403111

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 8

(2)

PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLP DAN CRAFT UNTUK

MENDAPATKAN LAYOUT OPTIMUM PADA PT. XYZ

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh : ARIF FADILLAH NIM : 140403111

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc.) (Indah Rizkya Tarigan ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 8

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1.

Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PT. XYZ yang bergerak dalam bidang produksi plastik. Tugas Sarjana ini berjudul “Perbaikan Tata Letak Pabrik Dengan Menggunakan Metode SLP Dan CRAFT Untuk Mendapatkan Layout Optimum Pada PT. XYZ”.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

JULI 2018

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pendidikan sarjana teknik yang penulis dapatkan selama bangku perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik merupakan proses terintegrasi untuk menjadikan penulis sebagai lulusan yang terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua penulis yaitu Bapak Jon Sondi dan Ibu Dian Relitawati yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil dan mendoakan penulis selama melakukan penelitian tugas sarjana.

2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mendukung penulis dalam penulisan tugas sarjana.

(5)

5. Ibu Indah Rizkya Tarigan ST, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mendukung penulis dalam penulisan tugas sarjana.

6. Bapak Very Aris, Bapak Naryo, Bapak Jimmy dan Ibu Sari selaku pihak PT.

XYZ yang membimbing penulis di lapangan.

7. Kakak penulis yaitu Joanita kharima yang selalu memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

8. Asisten-asisten Laboratorium Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Fakultas Teknik USU angkatan 2014 yaitu Sarwedy, Yahya, Nesia, Christine, Vivi, Mentari dan Glaret yang telah memberikan bantuan, motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.

9. Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya teman-teman angkatan 2014 (ELASTIS) yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.

10. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

JULI 2018

(6)

ABSTRAK

Abstrak : PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan plastik. Perusahaan memproduksi plastik jenis PP (Polypropylene), LDPE (Low Density Poly Ethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). Permasalahan yang sedang dihadapi PT. XYZ adalah adanya back tracking, Cross Movement, penyusunan departemen tidak menurut derajat kedekatan dan efisiensi rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini memiliki tujuan untuk merancang ulang tata letak pabrik dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques). Hasil rancangan tata letak pabrik menggunakan metode SLP menghasilkan bentuk aliran U dan Craft menghasilkan bentuk aliran zig-zag. Berdasarkan layout aktual total momen perpindahan sebesar 6.912.403 m/bulan, layout usulan menggunakan metode SLP memiliki nilai momen perpindahan 5.012.698 m/bulan dan CRAFT memiliki total momen perpindahan 4.358.530. Didapatkan bahwa layout usulan terbaik adalah dengan menggunakan metode CRAFT.

Kata Kunci : Tata Letak Pabrik, Systematic Layout Planning (SLP), CRAFT dan Total Momen Perpindahan.

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-8 1.3. Tujuan Penelitian ... I-8 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-9 1.5. Manfaat Penelitian ... I-10 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-10

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Daerah Pemasaran ... II-4 2.5. Proses Produksi ... II-5 2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-5 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-7 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-7 2.5.2.2. Bahan Tambahan ... II-10 2.5.2.3. Bahan Penolong ... II-13 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-14 2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-20 2.6.1. Struktur Organisasi ... II-20 2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab ... II-22 2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-28 2.6.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-28 2.6.3.2. Jam Kerja ... II-29 2.6.3.3. Sistem Pengupahan ... II-30

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Tata letak Pabrik ... III-1 3.2. Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas... III-2 3.3. Jenis-jenis Persoalaan Tata letak ... III-4 3.4. Jenis-jenis Tata Letak ... III-6 3.5. Pola Aliran Bahan ... III-11 3.6. Pemindahan Bahan ... III-14 3.7. Kriteria Tata Letak yang Baik ... III-19 3.8. Teknik Analisis Kuantitatif ... III-20 3.9. Teknik Analisis Kualitatif ... III-22 3.10. Computerized Layout ... III-23 3.11. Systematic Layout Planning (SLP) ... III-25 3.12. CRAFT ( Computerized Relative Allocation of

Facilities Techniques) ... III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Pengumpulan Data ... IV-5 4.8. Pengolahan Data ... IV-5 4.9. Analisis dan Pembahasan ... IV-7 4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Layout Awal Perusahaan ... V-1 5.1.2. Frekuensi dan Jarak Antar Departemen

Aktual ... V-3 5.2. Pengolahan Data ... V-6

5.2.1. Layout Usulan Menggunakan Software

CRAFT ... V-9 5.2.2. Layout Usulan Menggunakan Metode

` Systematic Layout Planning (SLP) ... V-16 5.2.2.1. Pembentukkan Activity Relationship

Chart (ARC) ... V-16

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.2. Pembentukkan Lembar Kerja

(Worksheet) ... V-19 5.2.2.3. Pembentukkan Block Template ... V-21 5.2.2.4. Activity Relationship Diagram (ARD) . V-23 5.2.2.5. Pemilihan Alternatif Activity

Relationship Diagram (ARD) ... V-27 5.2.2.6. Penggambaran Block Layout

Metode Systematic Layout Planning ... V-31 5.2.3. Perhitungan Momen Perpindahan Layout

Aktual dan Usulan ... V-33 5.2.3.1. Momen Perpindahan Layout Aktual ... V-33 5.2.3.2. Momen Perpindahan Software CRAFT V-37 5.2.3.3. Momen Perpindahan Systematic

Layout Planning ... V-41

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1. Analisis Layout Aktual ... VI-1 6.3. Analisis Layout Usulan Metode CRAFT ... VI-4 6.2. Analisis Layout Usulan Menggunakan Metode SLP .... VI-7

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.4. Analisis Perbandingan Layout Aktual dengan Layout

Usulan ... VI-10

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Tabel Jarak Antar Departemen Pada Layout Aktual ... I-5 2.1. Standar Mutu Plastik ... II-6 2.2. PP (Polypropylene) PT. XYZ ... II-7 2.3. LDPE (Low Density Polyethylene) PT. XYZ ... II-8 2.4. HDPE (High Density Polyethylene) PT. XYZ ... II-9 2.5. Jam Kerja Berdasarkan Shift Karyawan PT. XYZ ... II-29 2.6. Jam Kerja Karyawan Sistem Kerja Per Non Shift ... II-30 5.1. Tabel Jarak Antar Departemen Pada Layout Aktual ... V-2 5.2. Rincian Bagian Departemen ... V-2 5.3. Frekuensi Perpindahan Antar Departemen Untuk Satu

Shift ... V-4 5.4. Frekuensi Perpindahan Antar Departemen Untuk Satu

Bulan ... V-6 5.5. Jarak Perpindahan Antar Departemen Layout Aktual ... V-8 5.6. Konversi Ukuran Kedalam Grid... V-9 5.7. Keterangan Nama Masing-masing Departemen ... V-10 5.8. Perbandingan Masing-masing Alternatif ... V-13 5.9. Lembar Kerja (Worksheet) Keterkaitan Aktivitas ... V-20

(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.10. Perhitungan Error Activity Relationship Diagram Layout

Aktual ... V-28 5.11. Perhitungan Error Activity Relationship Diagram

Alternatif 1 ... V-29 5.12. Perhitungan Error Activity Relationship Diagram

Alternatif 2 ... V-30 5.13. Jumlah Frekuensi Masing-masing Departemen Untuk Satu

Bulan ... V-34 5.14. Jarak Perpindahan Antar Departemen Aktual ... V-35 5.15. Total Momen Perpindahan Layout Aktual ... V-36 5.16. Rekapan Pengukuran Jarak Metode CRAFT ... V-38 5.17. Total Momen Perpindahan Layout Usulan Metode CRAFT V-40 5.18. Rekapan Pengukuran Jarak Metode SLP... V-42 5.19. Total Momen Perpindahan Layout Usulan Metode SLP ... V-44 6.1. Total Momen Perpindahan Layout Aktual ... VI-3 6.2. Momen Perpindahan Layout Usulan Software CRAFT ... VI-6 6.3. Total Momen Perpindahan Layout Usulan Metode SLP ... VI-9 6.4. Perbandingan Layout Aktual dan Usulan ... VI-10 6.5. Tabel Jarak Antar Departemen Pada Layout Usulan

CRAFT ... VI-10

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Aliran Proses Produksi PT. XYZ ... I-2 1.2. Layout PT. XYZ ... I-3 2.1. Lokasi PT. XYZ ... II-3 2.2. Daerah Pemasaran PT. XYZ ... II-4 2.3. Proses Produksi PT. XYZ ... II-5 2.4. Pengilat ... II-10 2.5. Filler ... II-11 2.6. Anti Blocking ... II-11 2.7. Dowlex ... II-12 2.8. Pewarna ... II-12 2.9. Kardus ... II-13 2.10. Cat Minyak ... II-13 2.11. Thiner ... II-14 2.12. Block Diagram Pembuatan Plastik... II-19 2.13. Struktur Organisasi PT. XYZ ... II-21 3.1. Process Layout ... III-7 3.2. Product Layout ... III-8 3.3. Fixed Position Layout ... III-10 3.4. Group Layout ... III-11 3.5. Pola Aliran Bahan Garis Lurus ... III-12

(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

3.6. Pola Aliran Bahan Ular atau Zig-Zag... III-12 3.7. Pola Aliran Bahan Bentuk U ... III-13 3.8. Pola Aliran Bahan Melingkar... III-13 3.9. Pola Aliran Bahan Tak Beraturan ... III-14 3.10. Aisle Distance ... III-16 3.11. Adjacency Distance ... III-17 3.12. From To Chart ... III-22 3.13. Activity Relationship Chart (ARC) ... III-23 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5 5.1. Layout PT. XYZ ... V-1 5.2. Aisle Distance Departemen Produksi HDPE & LDPE

dan Quality ... V-7 5.3. Tampilan Problem Specification ... V-11 5.4. Tampilan Input Frekuensi ... V-12 5.5. Tampilan Layout Aktual ... V-12 5.6. Tampilan Layout Analysis CRAFT ... V-14 5.7. Tampilan Rectilinier Distance After 2-Way Exchange ... V-14 5.8. BLock Layout Usulan Menggunakan Software CRAFT .... V-15 5.9. Activity Relationship Chart (ARC) ... V-18

(17)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.10. Block Template Keterkaitan Antar Departemen ... V-22 5.11. Activity Relationship Diagram (ARD) Layout Aktual ... V-24 5.12. Activity Relationship Diagram (ARD) Alternatif 1 ... V-25 5.13. Activity Relationship Diagram (ARD) Alternatif 2 ... V-26 5.14. Block Layout Metode SLP ... V-32 5.15. Pengukuran Departemen Produksi HDPE dan Area

Gudang Bahan ... V-37 5.16. Pengukuran Departemen Produksi HDPE dan Quality

Control ... V-41 6.1. Layout Aktual PT. XYZ ... VI-2 6.2. Tampilan Layout Usulan Menggunakan Software

CRAFT ... VI-4 6.3. Block Layout Usulan Metode SLP ... VI-5 6.4. Block Layout Usulan Menggunakan Software CRAFT ... VI-8

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Layout Aktual PT. XYZ ... L-1 2. Layout Usulan Metode Craft ... L-2 3. Form Tugas Akhir ... L-3 4. Surat Penjajakan ... L-4 5. Surat Balasan Perusahaan ... L-5 6. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-6 7. Form Asistensi Dosen ... L-7

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tata letak pabrik adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur dan tata letak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan bahan di pabrik sehingga kemudian disebut tata letak pabrik dan pemindahan bahan.

Tujuan keseluruhan rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan,pasokan) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang memungkinkan dapat menggunakan biaya yang lebih murah, dalam batasan industri, semakin singkat jalur yang akan ditempuh bahan maka akan semakin kecil biaya yang dibutuhkan (James M. Apple, 1990).

Tata letak pabrik merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak produksi dan area kerja yang memanfaatkan luas kerja untuk menempatkan mesin-mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya serta memperlancar gerakan perpindahan material sehingga diperoleh suatu aliran bahan dan kondisi kerja yang teratur, aman dan nyaman sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok perusahaan (James M. Apple, 1990). Tata letak fasilitas yang baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mengoptimalkan waktu dan biaya produksi.

(20)

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan plastik, perusahaan memproduksi plastik dengan berbagai jenis berdasarkan pesanan. Aliran proses produksi pembuatan plastik pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 1.1.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.1. Aliran Proses Produksi PT. XYZ

Berdasarkan Gambar 1.1. dapat dilihat bahwa adanya back tracking pada aliran tersebut, back tracking dan Cross Movement terjadi diantara Bagian Produksi dengan Departemen Pemotongan & Pengolahan Scrap. Back tracking dapat menyebabkan jarak tempuh aliran bahan menjadi lebih panjang sehingga aliran bahan menjadi tidak efisien. Menurut Apple (1990), aliran barang yang direncanakan dengan baik dan cermat mempunyai beberapa keuntungan, antara lain meningkatkan efisiensi dan produktivitas, pemanfaatan ruangan pabrik yang lebih efisien, mengurangi waktu dalam proses serta meminimumkan gerakan balik dan silang (back tracking dan cross movement). Layout PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gudang Bahan 50%

Baku

Bagian Produksi HDPE dan PE

Bagian Pemotongan &

Pengolahan Scrap

Bagian Pemotongan 2 Bagian

Pengepakan Gudang

Produk

Bagian Pengeponan

50%

(21)

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.2. Layout PT. XYZ

(22)

Perusahaan memiliki lokasi antar departemen yang belum tersusun dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak disusunnya tata letak berkaitan dengan derajat kedekatan antar departemen, dimana Gudang Bahan dengan Bagian Produksi masih berjauhan dengan jarak sebesar 67 m, sementara aktivitas yang dilakukan pada departemen tersebut adalah pemindahan bahan baku yang dilakukan setiap shift kerja.

Bagian Produksi dengan Departemen Pemotongan masih berjauhan dengan jarak sebesar 76 m, aktivitas yang dilakukan pada departemen ini adalah pemindahan gulungan plastik setiap proses produksi pada mesin blowing selesai. Bagian Pemotongan dengan Bagian Pengepakan memiliki jarak antar departemen sebesar 32 m, aktivitas yang dilakukan pada kesua departemen ini adalah pemindahan plastik setiap proses pemotongan pada mesin cutting selesai. Perusahaan masih memiliki beberapa departemen yang berjauhan dengan frekuensi perpindahan bahan, manusia dan material handling yang sering terjadi. Dalam hal ini penyusunan yang tidak memiliki standar derajat kedekatan, akan membuat momen perpindahan yang besar.

Nilai efisiensi aliran bahan dari suatu layout aktual dapat dihitung dengan membandingkan nilai jarak aktual dengan jarak terkecil / jarak Euclidean (Wulansari, Artika. 2010). Jarak antar departemen pada layout aktual dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(23)

Tabel 1.1. Tabel Jarak Antar Departemen Pada Layout Aktual

Departemen Awal Departemen Tujuan

Jarak Aisle (Meter)

Jarak Euclidean (Meter)

Gudang Bahan Bagian Produksi 67 47

Bagian Produksi

Departemen Pemotongan &

PPS

76 56

Departemen

Pemotongan & PPS Bagian Produksi 76 56 Bagian Produksi

Departemen Pemotongan Plastik 2

42 20

Departemen Pemotongan Plastik 2

Bagian

Pengepakan 32 10

Bagian Pengepakan Gudang Produk 59,5 34

Total 352,5 223

Sumber : Pengumpulan Data

Setelah mengetahui jarak aktual Euclidean dan Aisle, maka dapat dihitung nilai line efficiency rate sebagai berikut:

Line Efficiency Rate (LER) = 1-Jarak Aktual Aisle - Jarak Aktual Euclidean

Jarak Euclidean � x 100%

= �1 −352,5 - 223

223 � x 100%

= 41,92%

Berdasarkan perhitungan maka diperoleh nilai efisiensi dari aliran sebesar 41,92%. Batas ambang nilai efisiensi aliran yang baik yaitu diatas 75% dari jarak terpendek aliran tersebut (Sundaresh, 1997). Efisiensi aliran perlu ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi waktu siklus produksi, waktu menganggur, waktu penanganan material, meningkatkan output produksi dan mengurangi cost yang ditimbulkan oleh material handling.

Menurut Lukas (2014) layout yang tidak efisien akan menyebabkan jarak tempuh aliran bahan menjadi semakin panjang. Layout yang tidak efisien dapat

(24)

menyebabkan tidak terpenuhinya target produksi dari perusahaan, sehingga menyebabkan berkurangnya benefit/keuntungan dari perusahaan yang seharusnya dapat dimaksimalkan.

Block layout yang baik diperlukan tahapan-tahapan perancangan tata letak pabrik secara sistematis. Tahapan-tahapan proses perancangan tata letak dapat dijabarkan mengikuti urutan kegiatan yang dikembangkan oleh Richard Muther, yaitu melalui pendekatan yang dikenal sebagai Systematic Layout Planning (Anwar, Bakhtiar, 2015) . Beberapa penelitian tentang tata letak fasilitas kantor dan tata letak suatu mesin atau departemen pada suatu pabrik yang menggunakan SLP telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Aiello et al, Inglay dan Dhalla, Shewale et al, Wignjosoebroto et al., juga Sutari dan Rao. Pada umumnya peneliti tersebut melakukan layout ulang maupun perancangan awal dari tata letak fasilitas, mesin dan departemen pada suatu pabrik atau supermarket (Dharmayanti, Indrani, 2016). Penelitian terkait dengan metode SLP juga dilakukan oleh Merry Siska yang berjudul Usulan Perbaikan Tata Letak Lantai Produksi Pt Jingga Perkasa Printing Menggunakan Systematic Layout Planning Dan Software Arena. Setelah dilakukan pengolahan, diperoleh layout usulan yang efektif dan efisien yaitu layout usulan metode teknik konvensional alternatif 1 dengan total jarak pemindahan 157,64 m yang mana kondisi awal sebesar 205,84 m. Dari hasil tersebut di dapat penurunan panjang lintasan material handling sebesar 31,84% (Siska, Merry, 2017).

Penerapan tata letak fasilitas dengan menggunakan metode Craft pernah dilakukan di CV. Jakudo Kamsa, penelitian ini dilakukan untuk meminimumkan

(25)

biaya material handling dengan mempertimbangkan kedekatan dari masing- masing stasiun yang memiliki fekuensi perpindahan yang besar. Hasil perbaikan yang dilakukan metode Craft kemudian disimulasikan dengan menggunakan bantuan software Quant System dan untk melihat kelancaran proses produksi digunakan simulasi dengan bantuan PROMODEL (Rengganis, Esa, 2015).

Penelitian lain mengenai perbaikan tata letak telah dilakukan dalam jurnal ilmiah Maheswari (2015) yang berjudul “Evaluasi Tata Letak Fasilitas Produksi untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja pada PT. Nusa Multilaksana”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perpindahan bahan yang tidak memiliki nilai tambah, dimana perpindahan barang berkaitan erat dengan jarak dan waktu yang diperlukan. Metode yang digunakan antara lain adalah Actifity Relationship Chart (ARC), Activity Relationship Diagram, dan CRAFT. Berdasarkan penelitian tersebut didapat layout usulan dengan menggunakan metode CRAFT yang dapat meminimisasi jarak pemindahan bahan sebesar 30% dari layout aktual.

Perbaikan tata letak pabrik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode SLP dan CRAFT. Metode SLP digunakan untuk mencari hubungan antar departemen berdasarkan nilai range dari frekuensi perpindahan masing-masing departemen dan dengan mempertimbangkan alasan lainnya. SLP menggunakan beberapa alternatif sebagai pilihan untuk dapat mengoptimumkan hasil akhir layout yang akan menjadi usulan perbaikan. Berdasarkan studi terdahulu metode CRAFT banyak digunakan untuk perbaikan tata letak fasilitas, dikarenakan CRAFT merupakan contoh program tipe teknik heuristik yang berdasarkan pada interpretasi “Quadratic Assigment” dari proses layout, yaitu

(26)

mempunyai kriteria dasar yang digunakan meminimumkan biaya perpindahan material, dimana biaya ini digambarkan sebagai fungsi linier dari jarak perpindahan.. CRAFT memiliki beberapa teknik untuk melakukan pergantian antar departemen yaitu exchange 2 departments, exchange 3 departments, exchange 2 and then 3 departments, exchange 3 and then 2 departments. CRAFT memiliki batasan sampai 40 departemen untuk dapat diperbaiki.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang sedang dihadapi PT. XYZ adalah adanya back tracking, Cross Movement dan efisiensi rendah. Penyusunan tidak menurut derajat kedekatan yang dapat menimbulkan besarnya momen perpindahan di perusahaan. Perbaikan tata letak pabrik diperlukan untuk membuat layout lebih efisien dengan mempertimbangkan faktor derajat kedekatan antar departemen dan frekuensi perpindahan untuk mengurangi jarak perpindahan antar departemen dan dapat mengurangi biaya yang digunakan material handling.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian adalah untuk merancang ulang tata letak pabrik dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan software Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques (CRAFT).

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menanalisis total momen perpindahan pada layout aktual.

(27)

2. Mendapatkan rancangan dan menghitung total momen perpindahan layout usulan menggunakan metode SLP dan CRAFT.

3. Membandingkan tata letak aktual dan usulan dengan menghitung nilai efisiensi layout dan memilih nilai efisiensi terbesar.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Perancangan ulang dilakukan pada departemen PT. XYZ.

2. Metode yang digunakan untuk melalukan perbaikan layout adalah SLP dan software CRAFT.

3. Penelitian tidak membahas biaya akibat perubahan layout seperti yang direncanakan.

4. Layout dengan efisiensi terbesar berupa usulan untuk perusahaan.

Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :

1. Tidak terjadinya perhentian produksi akibat mesin-mesin yang tidak dapat bekerja.

2. Tidak ada penambahan ataupun pengurangan departemen selama penelitian.

3. Tidak terjadi perubahan proses produksi dan penambahan produk baru selama penelitian berlangsung.

4. Tidak terjadi perubahan tata letak selama penelitian.

5. Frekuensi perpindahan sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan tetap sama.

(28)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah untuk memecahkan masalah yang terdapat di lapangan kerja dan menambah keterampilan serta pengalaman dalam memahami dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi kepada perusahaan terkait dengan kondisi tata letak pabrik saat ini dan memberikan usulan untuk peningkatan kinerja perusahaan melalui evaluasi tata letak.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU dan untuk menambah referensi tentang tata letak pada Teknik Industri USU.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Bab I pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.

Bab II gambaran umum perusahaan, bab ini memuat secara ringkas dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek studi seperti struktur organisasi dan manajemen perusahaan, jenis produk dan uraian mengenai bahan

(29)

baku, bahan tambahan dan bahan penolong, proses produksi serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi.

Bab III landasan teori, pada bab landasan teori akan diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang teori-teori dan pemikiran- pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemesahan permasalahan. Landasan teori yang digunakan adaah bertujuan untuk menguatkan metode yang digunakan dalam memecahkan persoalan perusahaan.

Bab IV metodologi penelitian, bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

Bab V pengumpulan dan pengolahan data, bab ini menjelaskan tentang jenis-jenis data, baik data primer maupun data sekunder yang perlu dikumpulkan, lokasi data dan metode pengumpulan data. Data primer pada umumnya dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data dari laporan yang ada.

Bab VI analisis dan pembahasan, bab ini menjelaskan analisa terhadap data termasuk pengoperasian konsep ilmiah yang digunakan dalam metode pendekatan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam pemecahan masalah.

Bab VII kesimpulan dan saran, pada bab kesimpulan dan saran dimuat mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian. Pada bagian kesimpulan berisikan butir-butir penting dari masing-masing bab, mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan diskusi secara ringkas dan padat. Pada bagian saran berisikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan plastik. PT. XYZ membuat plastik dengan berbagai jenis berdasarkan pesanan. Perusahaan berlokasi di Jalan Medan - Deli Tua, Km. 7.7, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

PT. XYZ pertama kali berdiri Pada awal tahun 1989, perusahaan ini didirikan oleh Bapak Haris. Pabrik ini masuk kedalam Kawasan Berikat dengan izin Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Medan No. 3155/ Km.4/ 2017. Saat pertama berdiri, perusahaan masih berbentuk Usaha Dagang (UD) dengan produk plastik yang dihasilkan adalah jenis PP (Polypropylene) yaitu berupa plastik pembungkus. Permintaan produk plastik terus meningkat selama 3 tahun dari mulai perusahaan didirikan. Pada tahun 1992 perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur plastik ini berkembang dari bentuk Usaha Dagang (UD) menjadi bentuk Perseroan Terbatas (PT). Permintaan plastik setiap tahunnya semakin meningkat membuat perusahaan meningkatkan produksi produk plastik menjadi plastik dengan jenis PP (Polypropylene), LDPE (Low Density Poly Ethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). Meningkatnya permintaan plastik membuat Wilayah pemasaran semakin berkembang hingga ke daerah-daerah di Pulau

(31)

Sumatera. Pada tahun 1994 perusahaan plastik ini mampu mengekspor 75% dari hasil produksi ke negeri Sakura yaitu Jepang. Hingga saat ini, perusahaan terus berusaha mempertahankan kualitas produk plastik yang dihasilkan dengan mampu memproduksi gulungan plastik sebesar ± 20 ton/hari dengan jenis plastik yang bermacam-macam.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi plastik dengan jenis produk sebagai berikut:

1. Plastik HDPE (High Density Polyethylene)

Plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Karya Plasindo digunakan sebagai wadah tempat sampah dan sebagai kantung plastik yang biasa digunakan untuk kebanyakan tempat perbelanjaan.

2. Plastik PP (Polypropylene)

Plastik PP (Polypropylene) memiliki karakteristik yang transparan dan bening.

Polypropylene lebih kuat dan ringan dengan daya tahan tembus uap yang rendah, stabil terhadap suhu tinggi. Plastik Jenis PP yang diproduksi di PT.

XYZ ini biasa digunakan sebagai bungkus makanan dan bahan makanan lainnya.

3. Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) Polos

Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) polos memiliki karakteristik yang kuat, tembus pandang, fleksibel dan bening, pada suhu >60º sangat resisten

(32)

terhadap reaksikimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang. Plastik jenis LDPE polos yang diproduksi di PT. XYZ biasa digunakan sebagai kantung plastik biasa, bungkus gula, dsb.

4. Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) Warna

Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) warna memiliki karakteristik yang hampir sama dengan jenis plastik LDPE polos, tetapi plastik ini ditambahkan bahan tambahan berupa pewarna yaitu TH Color. Jenis plastik LDPE warna yang diproduksi di PT. XYZ biasa digunakan sebagai kantung plastik warna, bungkus plastik tempat makan dan lainnya.

PT. XYZ memproduksi plastik berdasarkan permintaan atau menerapkan sistem make to order.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. XYZ berlokasi di Jalan Medan - Deli Tua, Km. 7.7, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Sumber : https://www.google.hu/maps

Gambar 2.1. Lokasi PT. XYZ

(33)

2.4. Daerah Pemasaran

PT. XYZ memasarkan produk plastik dalam negeri dan luar negeri.

Daerah pemasaran untuk didalam negeri, pemasarannya mencakup daerah-daerah di Pulau Sumatera seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh dan Riau.

Pemasaran luar negeri PT. XYZ adalah Jepang. Perusahaan mengekspor 75% dari hasil produksi ke negeri jepang. Sementara sekitar 25% dari hasil produksi akan didistribusikan di wilayah Sumatera. Adapun daerah pemasaran PT. XYZ ditunjukkan pada Gambar 2.2 dengan wilayah berwarna merah.

Sumber : https://www.google.hu/maps

Gambar 2.2 Daerah Pemasaran PT. XYZ

(34)

2.5. Proses Produksi

Proses produksi adalah kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan menggunakan peralatan ataupun dengan menggunakan mesin yang dapat bekerja secara otomatis sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih tinggi dibandingkan bahan mentah sebelum di proses. Kegiatan produksi ini dilakukan di suatu area yang berhubungan dengan gudang bahan baku, lantai produksi, dan gudang produk tetapi tidak berhubungan dengan perkantoran. Proses produksi pada PT.

XYZ ditunjukan pada Gambar 2.3.

Proses Produksi Inputs :

Polypropylene Polyethylene HD Polyethylene PE Bahan Pengilat Bahan Pewarna

Outputs : Plastik Bungkusan Plastik Asoy Plastik Gula,dll Re-Siklus

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.3. Proses Produksi PT. XYZ

2.5.1. Standar Mutu Produk

PT. XYZ memiliki standar produk masing-masing yang perlu diperiksa oleh departemen Quality Assurance untuk mendapatkan label “QC Passed”.

(35)

Plastik yang tidak memenuhi toleransi maka tidak akan diberi label “QC Passed”

yang kemudian akan melalui proses penarikan terhadap plastik sehingga gulungan plastik yang memenuhi toleransi akan didapatkan. Departemen Quality Assurance memiliki batas-batas toleransi yang dapat diterima oleh pihak konsumen dimana toleransi ketebalan plastik yang diberikan adalah 20% dari ±1,5 mm pada plastik yang berukuran >80 cm dan 20% dari ± 1mm pada plastik yang berukuran <80 cm.

Tabel 2.1. Standar Mutu Plastik

Mesin Jenis Plastik Jenis Pesanan

Standar

Tebal (mm) Lebar (cm) Berat (gr)

HD-1 HD Polos BH.01 0,09 12 17

HD-2 HD Polos BH.01 0,04 20 17

HD-3 HD Polos CV. Sejahtera

Berdikari 0,17 12 19

HD-4 HD Cetak TSN – 45 0,23 65 108

HD-5 HD Polos TSN – 45 0,13 65 78

HD-6 HD Susu KOK – 44 0,20 65 118

HD-7 HD Susu KOK – 44 0,20 65 118

HD-8 HD Polos KHD-05-0125 0,15 65 95

HD-9 HD Polos S – 73 0,23 80 168

Pe-1 Natural P – 08 0,18 32 51

Pe-2 Natural U – 02 0,3 12 33

Pe-3 Pe-Warna P – 06 0,18 32 51

Pe-4 Pe-Warna P – 06 0,18 32 51

Pe-5 Natural P – 73 0,37 80 265

Pe-6 Natural P – 73 0,37 80 265

Pe-7 Pe Susu P – 99K 0,47 90 380

Pe-8 Natural GL – 153 0,28 130 195

Pe-9 Natural GI – 23 0,27 53 126

Pe-10 Natural P – 43 0,28 65 163

Pe-11 HD Polos TA.45 0,13 65 78

Pe-12 HD Polos KHD-05-0125 0,15 65 90

Sumber : PT. XYZ

(36)

2.5.2. Bahan yang Digunakan 2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan tersebut akan mengalami perubahan. Dalam memproduksi produk plastik, PT. XYZ menggunakan bahan baku yang diperoleh dari vendor sesuai dengan mutu yang diharapkan. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan plastik adalah:

1. PP (Polypropylene)

Plastik PP (Polypropylene) memiliki karakteristik yang transparan dan bening. Polypropylene lebih kuat dan ringan dengan daya tahan tembus uap yang rendah, stabil terhadap suhu tinggi. Adapun jenis PP yang digunakan PT. XYZ ditunjukkan Tabel 2.2.

Tabel 2.2. PP (Polypropylene) PT. XYZ

Nama Gambar Produksi

Sabic Saudi Arabia

Sumber : PT. XYZ

2. LDPE (Low Density Polyethylene)

Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) polos memiliki karakteristik yang kuat, tembus pandang, fleksibel dan bening, pada suhu >60º sangat resisten

(37)

terhadap reaksikimia. Adapun jenis HDPE yang digunakan PT. XYZ ditunjukkan Tabel 2.3.

Tabel 2.3. LDPE (Low Density Polyethylene) PT. XYZ

Nama Gambar Produksi

Equate PE EquateKuwait

Sumitomo PE Sumitomo Chemicals

Asia

Qamar PE

Eastern Petrochemical

Company

Sumber : PT. XYZ

3. HDPE (High Density Polyethylene)

Biji plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu yang tinggi. Adapun jenis HDPE yang digunakan PT. XYZ ditunjukkan Tabel 2.4.

(38)

Tabel 2.4. HDPE (High Density Polyethylene) PT. XYZ

Nama Gambar Produksi

Aramco Chemicals

Saudi Aramco Product Trading

Company

Sumitomo HD Sumitomo Chemicals

Asia

Marlex Chevron Philips

Chemical Company

Sumber : PT. XYZ

Selain bahan baku yang telah disebutkan sebelumnya, PT. XYZ memiliki bahan baku lainnya yang berupa hasil proses daur ulang dari plastik-plastik yang tidak dapat memenuhi toleransi berdasarkan yang telah diterangkan sebelumnya.

Plastik tersebut diproses menggunakan mesin broker untuk menjadi bahan yang berbentuk cacahan plastik yang padat.

(39)

2.5.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi yang berfungsi untuk meningkatkan mutu atau nilai sebuah produk serta ikut dalam produk akhir. Adapun bahan tambahan yang digunakan pada PT. XYZ adalah sebagai berikut:

1. Borouge (Pengilat)

Borouge (Pengilat) ini berguna untuk membuat warna plastik menjadi kilat dan tidak buram sehingga akan mempercantik plastik yang dihasilkan dan membuat permukaan plastik lebih bening.

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.4. Pengilat

2. Filler

Filler adalah suatu bahan aditif padat yang ditambahkan ke dalam jenis plastik lainnya, dimana bahan ini berfungsi untuk meningkatkan sifat-sifat bahan, memperkuat polimer dan meningkatkan sifat fisis dari plastik yang akan dihasilkan.

(40)

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.5. Filler

3. Anti Blocking

Antiblok (Anti-blocking) yang dicampurkan pada proses pembuatan plastik pada PT. XYZ digunakan untuk memudahkan pemisahan plastik yang berada pada gulungan.

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.6. Anti Blocking

4. Dowlex Resin

Dowlex Resin digunakan dalam campuran proses pembuatan plastik untuk menjaga sisi dari plastik agar berbentuk beraturan.

(41)

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.7. Dowlex

5. TH Color (Pewarna)

TH Color (Pewarna) yang dicampurkan pada proses produksi plastik digunakan untuk meberi warna pada plastik yang ingin dihasilkan.

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.8. Pewarna

6. Kardus/karton

Kardus/karton digunakan sebagai tempat penyimpanan kemasan produk jadi atau plastik yang telah melalui seluruh proses produksi.

(42)

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.9. Kardus

7. Tinta/Cat

Tinta Meberikan warna pada cetakan plastik sesuai dengan pesanan konsumen. Warna cetakan yang diberikan dapat berupa kombinasi warna hingga mencapai 6 kombinasi warna.

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.10. Cat Minyak

2.5.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk.

Adapun bahan penolong yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

(43)

1. Thinner

Thinner berguna untuk menurunkan viskositas (kekentalan) dari bahan- bahan yang akan diaplikasikan dengan menggunakan alat penyemprot maupun kuas.

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.11. Thiner

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah teknik atau metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa sehingga nilainya bertambah dengan menggunakan sumber-sumber daya (resources) yang tersedia, antara lain: tenaga kerja, mesin, bahan baku, modal, metode dan energi. Uraian proses pembuatan produk plastik di PT. XYZ adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan Bahan

Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong diambil dari Warehouse menggunakan forklift dan Handtruck, kemudian diletakkan di tempat peletakan sementara yang selanjutnya diperiksa oleh karyawan departemen produksi. Pemeriksaan meliputi menghitung dan memeriksa bahan baku,

(44)

bahan tambahan dan bahan penolong yang berada pada tempat peletakan sementara.

2. Mixing Bahan

Pada proses ini bahan yang berada pada tempat peletakan sementara dimasukkan ke dalam wadah penampungan aluminium yang memiliki kapasitas 75-100 kg. Bahan yang dimasukkan kedalam wadah memiliki perbandingan masing-masing berdasarkan ketetapan dari perusahaan. Setelah bahan dimasukkan kemudian bahan diaduk (mixing) secara manual sampai bahan benar-benar diaduk secara rata.

3. Proses Blowing

Setelah mencampurkan dan mengaduk bahan pada wadah penampungan, kemudian mesin blowing akan mengalirkan bahan ke Extruder. Pengaturan suhu dapat dilihat pada control panel yang berada pada mesin blowing, biasanya suhu berada pada ±200º. Pembentukan panjang, lebar dan tebal plastik dapat di ubah berdasarkan permintaan. Mesin blowing juga dilengkapi dengan besi gulungan yang berfungsi sebagai penggiling plastik untuk membuat plastik menjadi lebih tipis. Kecepatan besi gulungan yang digunakan pada proses pembuatan plastik adalah ±140 rpm. Namun, kecepatan putar dapat divariasikan sesuai dengan kebutuham. Untuk menghasilkan satu gulungan plastik diperlukan waktu ±30-45 menit. Berat yang dihasilkan juga bervariasi dimana untuk ukuran kecil memiliki berat 16- 35 kg, sedangkan ukuran besar memiliki berat 60-80 kg.

(45)

4. Pemerikasaan Kualitas Gulungan Plastik

Plastik yang telah selesai dari proses blowing, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas plastik dengan cara mengambil sampel plastik yang ada di gulungan dengan panjang 5-6 meter. Setelah diambil 5-6 meter maka dilakukan pemeriksaan ketebalan (variabel) dan kecacatan atribut. Sampel akan dilakuakan pemeriksaan ukuran lebar dan tebal yang tidak boleh melebihi dari standar yang telah ditetapkan. Toleransi panjang plastik yang diberikan adalah ±1,5 cm pada platik yang berukuran >80 cm dan ± 1cm pada platik yang berukuran <80 cm. Plastik yang tidak memenuhi toleransi akan di pindahkan ke tempat proses daur ulang untuk diproses pada mesin broker.

Sedangkan untuk gulungan plastik yang telah lolos pemeriksaan akan diberikan tanda QC Passed.

5. Proses Penimbangan Plastik

Plastik yang telah memenuhi batas toleransi yang ditetapkan, selanjutnya akan ditimbang untuk melihat berapa berat gulungan yang akan di proses ke mesin cutting. Gulungan plastik memiliki batas berat yang ditetapkan yaitu <

80 kg. Gulungan plastik yang melebihi berat 80 kg akan dikurangi dari gulungan sehingga menjadi berat yang masih memenuhi, plastik yang dikurangi akan melalui proses di mesin broker untuk diolah kembali.

Gulungan plastik yang telah memenuhi timbangan, selanjutnya akan diberi name tag untuk diproses di departemen cutting.

(46)

6. Proses Pencetakan

Proses pencetakan gulungan plastik yang memerlukan proses pencetakan sebelum dipotong terlebih dahulu diproses ke dalam mesin pencetakan.

Sebelum proses ini dilakukan operator mesin terlebih dahulu mempersiapkan gulungan cetakan dengan tampilan yang sesuai dengan permintaan konsumen. Lama waktu proses pencetakan tergantung ukuran plastik dan kecepatan mesin. Kecepatan putar dapat diatur sesuai kebutuhan. Mesin ini biasanya beroperasi dengan temperatur 350C dengan 6 kombinasi warna.

Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 gulungan plastik adalah 1-2 jam. Mesin cetak biasanya memiliki kecepatan putaran 50-70 rpm.

7. Proses Pemotongan

Gulungan plastik yang telah melalui proses blowing, penimbangan dan pencetakan, kemudian akan dibawa ke deparetmen pemotongan (cutting).

Kecepatan mesin ini mencapai 70rpm. Setiap plastik yang telah terpotong akan dimasukkan ke dalam kemasan sesuai dengan ukurannya (30-50 plastik/kemasan). Proses pemotongan diiringi dengan melakukan pemeriksaan terhadap plastik yang cacat akibat pemotongan yang tidak sesuai dengan ukuran permintaan. Plastik cacat akan dibawa ke tempat proses daur ulang untuk diubah menjadi bahan plastik untuk didaur ulang kembali.

8. Proses Penimbangan

Setelah melalui proses pemotongan (cutting), selanjutnya masukkan kedalam karung dan kemudian ditimbang. Penimbangan memiliki berat yang telah ditetapkan untuk per karungnya yaitu + 30 kg.

(47)

9. Proses Packaging

Proses Packaging dilakukan setelah plastik melalui proses pemotongan (cutting), plastik di packing pada kardus yang memiliki label berdasarkan pesanan konsumen dan kemudian akan dialirkan menggunakan conveyor dan kemudian akan dibawa menggunakan forklift ke dalam kontainer.

(48)

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.12. Block Diagram Pembuatan Plastik

Pemeriksaan bahan baku yang berada pada tempat peletakkan sementara

Mempersiapkan bahan yang telah diperiksa yang akan melalui proses blowing

Memasukkan bahan kedalam wadah penampungan dengan perbandingan yang telah ditentukan

Bahan yang dimasukkan kemudian bahan diaduk (mixing) secara manual sampai bahan benar-benar merata.

Bahan yang telah diaduk merata, akan dialirkan ke dalam extruder menggunakan mesin blowing. Biji plastik kemudian dipanaskan dengan suhu + 200º dan dialirkan ke

gulungan besi untuk dibentuk menjadi gulungan plastik

Dilakukan pemeriksaan kualitas plastik dengan cara mengambil sampel plastik yang ada di gulungan dengan panjang 5-6 meter.

Gulungan plastik kemudian ditiimbang. Gulungan plastik memiliki batas berat yang ditetapkan yaitu < 80 kg.

Gulungan plastik kemudian mengalami proses pencetakan dengan label/merk sesuai dengan permintaan konsumen. Mesin cetak biasanya memiliki kecepatan putaran 50-

70 rpm

Gulungan plastik kemudian mengalami proses pemotongan. Plastik dipotong sesuai dengan ukuran yang dipesan konsumen dengan kecepatan putaran mesin 70 rpm.

Plastik yang telah dipotong kemudian dimasukkan kedalam kardus dan disusun diatas pallet, sehingga dapat dibawa ke dalam kontainer.

(49)

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.6.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah satu-satuan organisasi dan jabatan-jabatan yang saling berhubungan sehingga memiliki susunan hubungan-hubungan antara satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, wewenang dan pertanggung jawaban.

PT. XYZ memiliki struktur organisasi fungsional karena disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi sesuai dengan kepentingan organisasi, dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi Perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.13.

(50)

Komisaris

Direktur

Kepala Pabrik Kepala Bagian

Keuangan

Kepala Bagian Pemotongan Kepala Bagian

Persediaan

Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Quality Assurance dan Quality Control

Kepala Bagian Maintenance Bagian

Administrasi Bagian Pemasaran

Anggota Bagian Quality Assurance dan Quality Control Bagian Persediaan

Bagian Pemotongan Bagian

Maintenance

Operator Produksi Operator Pencetakan

Operator Pengukuran

Sumber : PT. XYZ

Gambar 2.13. Struktur Organisasi PT. XYZ

(51)

2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari PT. XYZ dijabarkan sebagai berikut:

1. Direktur

a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.

b. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

c. Memimpin rapat umum, untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah consensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

e. Menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

f. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.

2. Kepala bagian keuangan

a. Mengkoordinasikan pekerjaan staf administrasi dan keuangan.

b. Memeriksa setiap transaksi setoran kas masuk dan transaksi kas keluar.

c. Memeriksa kebenaran transaksi dan saldo kartu rekening kredit, tabungan, deposito berjangka, register deposito berjangka.

d. Menetapkan perencanaan sistem aliran keuangan perusahaan.

e. Menyusun anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.

(52)

f. Mengorganisir pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.

g. Membuat dan menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca dan membuat perhitungan laba rugi secara berkala.

3. Bagian administrasi

a. Membuat laporan terhadap pengiriman dan penerimaan baik bahan baku atau produk jadi.

b. Mereview perhitungan perpajakan.

c. Mengawasi dan memastikan administrasi pengiriman dan penerimaan bahan.

4. Bagian Pemasaran

a. Mengorganisir peramalan penjualan produk berdasarkan kebutuhan dan standar pelanggan.

b. Memberikan dan menetapkan kebijakan penjualan dan pemasaran.

c. Menyusun kebijakan dalam membina hubungan yang baik dengan pelanggan perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan produk

d. Mengelola divisi marketing sesuai dengan tujuan perusahaan.

e. Merencanakan dan mengorganisir kebijakan dan metode pemasaran.

6. Kepala persediaan

a. Melakukan pemeriksaan terhadap bahan atau produk yang ada di gudang.

b. Memantau mutasi dan perpindahan arus masuk keluar semua container dan angkutan di dalam areal pabrik.

c. Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.

(53)

d. Membuat dan merencanakan daftar shift operator gudang dan forklift setiap bulan.

e. Menyusun prosedur dan melakukan inspeksi secara teratur pada bagian gudang penerimaan bahan baku dan penyimpanan produk.

f. Melakukan koordinasi dengan bagian Marketing mengenai semua permintaan dari konsumen.

7. Bagian persediaan

a. Memindah dan mengangkat barang yang akan diletakkan di gudang.

b. Memeriksa barang yang akan masuk ke dalam gudang.

c. Menerima nota instruksi muat barang, mencari dan menghitung jumlah barang.

d. Bertanggung jawab menyusun kembali semua susunan barang yang tidak rapi setelah proses pengeluaran barang selesai.

8. Kepala pabrik

a. Memastikan seluruh departemen tidak mendapat kendala.

b. Memotivasi dan mengevaluasi pekerjaan bawahan.

c. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap kinerja karyawan pada lantai produksi.

d. Melatih dan memberikan solusi kepada bawahan pada saat menghadapi kendala dalam pekerjaan.

e. Memberi instruksi/teguran terhadap karyawan yang tidak bekerja dengan baik.

(54)

9. Kepala bagian pemotongan

a. Menekankan disiplin di lapangan kerja untuk menciptakan budaya kerja yang baik di perusahaan.

b. Supervisor perlu melatih operator tidak terampil dalam pekerjaan dengan menggunakan mesin pemotongan.

c. Melaporkan hasil kinerja kepada kepala bagian produksi untuk selajutnya ditindak lanjuti.

d. Menetapkan ketentuan dan standard terhadap plastik yang telah dipotong.

e. Melakukan inspeksi terhadap plastik yang telah dipotong.

f. Berkordinasi dengan kepala Produksi.

10. Bagian pemotongan

a. Mengeset mesin potong sesuai dengan kebutuhan potongan.

b. Mengontrol jalannya mesin cutting.

c. Melakukan inspeksi terhadap plastik cacat akibat potongan.

d. Memasukkan dan menaikkan gulungan plastik ke mesin potong.

e. Melakukan pengemasan plastik ke dalam bungkusan.

11. Kepala bagian produksi

a. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.

b. Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang waktu dengan klien dan manajer.

c. Menentukan standar kontrol kualitas.

d. Mengawasi proses produksi.

e. Memberi arahan untuk jam kerja harian.

(55)

f. Mengawasi pekerjaan staf junior.

g. Mengatur anggota produksi, pencetakan dan pengukuran gulungan plastik.

h. Mencapai target produksi yang ditentukan.

i. Mengatur kerja seluruh sumber daya dan fasilitas yang tersedia pada lantai produksi.

j. Melaksanakan pengendalian produksi dan menyusun laporan seluruh hasil produksi.

k. Memberikan training kepada seluruh karyawannya.

l. Menerapkan rasa sadar tentang pentingnya cost kepada bawahannya.

m. Melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kebersihan lingkungan kerja.

n. Memeriksa dan menyetujui laporan-laporan produksi yang dibuat oleh bawahannya.

12. Operator produksi

a. Menghidupkan mesin dan mengatur setelan pada control panel untuk ukuran dan tebal plastik.

b. Mengontrol mesin agar menjaga kualitas plastik dengan baik.

c. Memantau kecacatan plastik pada saat proses produksi.

d. Memasukkan bahan baku kedalam mesin.

e. Mengaduk bahan baku yang ada pada wadah penampungan.

f. Menerima dan menjalankan instruksi atasan dengan sebaik-baiknya.

g. Memastikan bahan baku tetap ada pada mesin saat plastik di produksi.

h. Mengangkat bahan baku dari gudang ke dekat mesin produksi.

(56)

i. Menjaga kebersihan mesin dan area kerja.

13. Operator pencetakan

a. Memasang gulungan cetakan yang sesuai dengan permintaan ke mesin produksi.

b. Mengambil klise dan cat dari gudang penyimpanan dengan menggunakan handtruck.

c. Mengisi tinta atau cat pada mesin cetak.

d. Mengambil thinner dari gudang ke mesin cetakan.

e. Menjaga kecepatan putaran mesin agar tetap stabil.

.14. Operator pengukuran

a. Memastikan ukuran plastik saat produksi sesuai dengan standard yang telah ditentukan.

b. Memberikan sampel plastik yang telah selesai diproduksi kepada bagian quality control.

c. Mengkomunikasikan plastik yang tidak tepat ukuran dengan operator mesin.

15. Kepala bagian maintenance

a. Bertanggung jawab atas perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan oleh mesin- mesin. Mengatur pembagian tugas dari bagian maintenance saat dilakukannya perbaikan mesin.

b. Melakukan pengawasan kegiatan operasional perawatan peralatan dan mesin produksi.

c. Memonitor kedisiplinan dan pelaksanaan pekerjaan yang diberikan.

(57)

d. Berkordinasi dengan kepala produksi.

16. Bagian maintenance

a. Melaksanakan perawatan peralatan mekanik dan mesin pabrik saat terjadi kerusakan.

b. Mengecek kondisi operasional perawatan peralatan dan mesin.

c. Mengontrol jalannya arus listrik selama kegiatan produksi.

17. Kepala bagian quality control

a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional dan pengendalian mutu.

b. Mengawasi kinerja bagian quality control agar hasil produksi sesuai dengan standar.

c. Menetapkan standar ukuran yang masih berada dalam batas toleransi.

18. Bagian quality control

a. Membuat laporan quality control dan melakukan pencatatan kondisi mesin yang sedang beroperasi.

b. Memeriksa setiap sampel gulungan plastik dan Memberikan name tag pada setiap gulungan plastik

2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.6.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

PT. XYZ memiliki dua jenis karyawan yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak (outsourcing), perusahaan ini memiliki karyawan tetap yang berjumlah 50 orang dan 150 orang untuk karyawan kontrak (outsourcing).

Karyawan yang ikut langsung dalam proses produksi pada umumnya memiliki

(58)

tingkat pendidikan SMU sederajat, sedangkan untuk bagian kantor memiliki tingkat pendidikan SMU sederajat dan S1 ke atas. Perusahaan melakukan training terhadap karyawan baru yang diterima sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan terlatih.

2.6.3.2. Jam Kerja

Karyawan shift pada umumnya adalah karyawan bagian produksi, pemotongan, quality control dan buruh pabrik yang memiliki jam kerja yang terbagi dalam tiga shift dan setiap shift-nya diberi waktu istirahat selama satu jam.

Jam kerja karyawan shift dapat lihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jam Kerja Berdasarkan Shift Karyawan PT. XYZ Hari Nama Shift Jam Kerja Jam Istirahat Jam Kerja Senin-

Jumat

Pagi 07.00-12.00 12.00-12.30 12.30-03.00 Sore 03.00-06.00 06.00-06.30 06.30-11.00 Malam 11.00-03.00 03.00-05.00 05.00-07.00

Sabtu

Pagi 07.00-12.00 - -

Sore 12.00-05.00 - -

Malam 05.00-10.00 - -

Minggu Pagi 07.00-02.30 - -

Sore 02.30-10.00 - -

Sumber : PT. XYZ

Karyawan non shift, pekerja bagian selain produksi dan buruh pabrik seperti karyawan kantor memiliki sistem kerja nonshift. Jam kerja karyawan non shift dapat lihat pada Tabel 2.6.

(59)

Tabel 2.6. Jam Kerja Karyawan Sistem Kerja Per Non Shift Hari Jam Kerja Istirahat Senin - Jumat 08.00-17.00 12.00-13.00

Sabtu 08.00-12.00 -

Sumber : PT. XYZ

2.6.3.3. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PT. XYZ adalah upah bulanan sesuai dengan jam kerja dan jabatan karyawan. Sistem pengupahan perusahaan berdasarkan proses pengangkatan dan pemberhentian berdasarkan surat keputusan direksi dan mendapatkan gaji bulanan yang dimasukkan ke dalam skala gaji berdasarkan keahlian, masa kerja dan kedudukannya.

Sistem pengupahan pada PT. XYZ adalah sebagai berikut:

1. Gaji Pokok yang diterima setiap bulan dan besarannya sesuai dengan Upah Minimum Kota (UMK)

2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur, dan berdasarkan golongan.

3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan dibagi atas:

a. Gaji tetap untuk karyawan tetap.

b. Gaji tetap untuk karyawan dengan sistem sub-kontrak.

(60)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Tata letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur, tataletak yang baik selalu melibatkan tatacara pemindahan bahan di pabrik sehingga kemudian disebut tata letak pabrik dan pemindahan bahan.

Tujuan keseluruhan rancang fasilitas adalah membawa (bahan, pasokan) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang memungkinkan dengan biaya yang wajar. Dalam batasan industri, semakin singkat sepotong bahan berada dalam pabrik, maka kecil keharusan pabrik menanggung beban buruh dan ongkos tidak langsung. Aliran barang biasanya merupakan tulang punggung fasilitas produksi, dan harus dirancang dengan cermat serta tidak boleh dibiarkan tumbuh atau berkembang menjadi satu pola lalu lintas yang membingungkan bagai benang kusut (James M. Apple, 1990).

Umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal juga menjaga kesuksesan kerja suatu industri. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tata letak pabrik yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat di dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. Tujuan utama di dalam desain

(61)

tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang diantara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut :

1. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan, mesin, maupun fasilitas produksi lainnya.

2. Biaya pemindahan bahan (material handling cost).

3. Biaya produksi, maintenance, safety dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.

Dalam tata letak pabrik ada 2 hal yang diatur letaknya (Wigniosoebroto, 1996), yaitu :

a. Pengaturan mesin (Machine Layout)

Pengaturan dari semua mesin dan fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi didalam tiap-tiap departemen yang ada di dalam pabrik.

b. Pengaturan departemen yang ada dalam pabrik.

Pengaturan bagan/departemen serta hubungannya satu dengan lainnya di dalam sebuah pabrik (Artika& Antoni 2017).

3.2. Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moreal kerja dan performance dari operator (Wigniosoebroto, 2000). Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:

(62)

1. Menaikkan output produksi 2. Mengurangi waktu tunggu (delay)

3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)

4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service

5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya

6. Mengurangi inventory in process

7. Proses manufacturing yang lebih singkat

8. Mengurangi resiko bagi kesetahan dan keselamatan kerja dari operator 9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja

10. Mempermudah aktivitas supervise

11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran

12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi

Suatu tata letak fasilitas produksi baik atau tidak, dapat dilihat dari beberapa gejala berikut:

1. Lantai pabrik dipenuhi oleh work in progress 2. Pemindahan bahan terjadi secara berlebihan

3. Jarak tempuh dalam pemindahan bahan-bahan relatif besar

4. Para operator dan supervisor banyak melakukan jalan-jalandi lantai pabrik 5. Aliran bahan dalam lintasan produksi sering mengalami bottleneck

6. Pengawasan kegiatan di lantai pabrik mengalami kesulitan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram yang telah dilakukan, diketahui penyebab kecacatan cacat fisik yaitu mesin rolling mill tidak bekerja optimal, terdapat

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

Dari hasil uji coba 173 data sampel menggunakan algoritma Naïve Bayes, pola yang dibentuk mempunyai akurasi kecocokan sebesar 70,83% yang artinya pola tersebut efektif

Metode acceptance sampling dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menentukan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang dikirim oleh

Perjalanan penumpang dari Medan ke Pangaribuan dan sebaliknya terdiri dari sembilan zona perjalanan dengan melibatkan beberapa ruas yang dipakai bersama, mengakibatkan

Judul untuk tugas sarjana ini adalah “ Penerapan Concurrent Engineering Dengan Menggunakan Tools Quality Function Deployment (QFD), Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai yang didapat perusahaan dari pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan menggunakan model