• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2019"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA GREEN SUPPLY CHAIN

MANAGEMENT MENGGUNAKAN MODEL GREEN SCOR DI PT XYZ

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat – Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

REZA HAFIFAH NURUL ILMA NASUTION 150403006

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 9

(2)

,{NALISIS PENGI'KTTRAN KINERJA Sft,glrff ,' U PPLY CTIAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN MODEL GXEENSCOR DI PT XYZ

TUGAS SARJANA

Diajukan Uniuk lvlernenuhi Seiiagian dari

Syarat - Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

OIeh

REZA IIAFIFAH I{URUL ILMA NASUTION

1s0403006

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Ir. Nazaruddin, MT, Ph.D

DEPART EMEN

FAKULT

UNIVERSITAS

TEKI\IK AS TE

SUMATERA

EDAN

2

019

INDUSTRI

KNIK

UTARA M

(3)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTA

S

TEKNTK

IJNTVERSITAS SI]MATERA UTARA

No.Dok. :FtuI-GittVi-SiT'I-FT-6- 06-1 1

Edisi : 0 Rev :01

Tgl Efektif : 09 Juli 2018 Halaman :1dari1 SNRTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA

SERTIT'IKAT NVALUASI TUGAS SARJANA

'

N o.l3gPtuNs.2.r.4.1.4/I(Rrv2019

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi Hasil Serainar DRAFT Tugas Sarjana

- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DMFT Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :

Nama

NIM

: REZA HAFIFAH NI]RUL ILMA NASUTION : 150403006

Tempat dan tanggal

lahir

: TANJUNG MORAWA, 28 DESEMBER 1997

Judul Tugas

Sarjana

: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA GREEN SUPPLY CHAIN IVfANAGEMENT MENGGLINAKAN MODEL GREEN SCOR DI PT

Menetapkan ketentuan - ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan Tugas Sarjana Departemcn Teknik Industri dan kepada penulisnya diizi untuk mengikuti Sidang Sarjana / Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU

Medan,

September 2019 Tim Pembanding

Pembanding I, ing Il

Erwin Sitorus, ST., MT

Tanggal,

Pembimbing, Itl\

ffi

i5 DE.rITTITI

(4)

..KEPUTUSAN SIDANG SARJANA LENGKAP''

Nr., .f3.../ uNs.2.1.4.1.4/KIt Kt2lts

Pada hari ini Sidang Sarjana Lengkap Departemen Teknil< Industri Fakr-rltas Teknik Universitas Sutnatera

Utara di Medan setelah mendengar, ntentperhatikan dan memperhitungl<an hasil-hasil yang dicapai selatna

berlangsungnya Sidang Sar.iana Lengkap Teknik Industri terliadap :

Nama

NIM

Tempat dan tanggal lahir Judul Tugas Sarjana

Pembimbing I

Pembimbing II

rrutusl<an dan menetapkan nama yang tersebut diatas dinyatakan :

: Reza Hafifah Nurul Ilma Nasution : I 50403006

: Tanjung Morawa, 28 Desernber 1997

: Analisis Pengul<uran Kinerja Green Suppll' Ch(lirt Alanugarnent N4enggunakan Model Green Scor di PT. XYZ

: Ir. Nazaruddin. MT. Ph. D

:----

LULUS, denganhasil 7 Membual Perhaikan

:lCukup:C/C+

/ronro Perbaikan

llBsik:B/B+ {,sorgrt I}uik:@

l) Suplenten

Yang bersangkLrtan dinyatakan sebagai Sarjana dalam bidang Teknik Industri, bila perbaikan (kalatr ada) sLrdah selesai, maka Ijazah Sarjana Teknik akan dikeluarkan oleh Universitas Sutnatera Utara bersama Fakuitas Tel<nil<

USU, dan Transkrip Akademik selama mengikuti kuliah dan praktikum pada Fakultas Tel<nil< al<an dil<elLral'karr oleh Deparlemen Teknik lndustri.

T I DA K LU LU S,denganhasil: Kurang

untul< dapat mengikuti sidang sarjana yang lkdua/Ketiga

Medan, 23 September' 2019

PANII'IA UJIAN SARJANA LENGKAP DEPAIITEMEN TEKNIK INDUSTT{I FAKULTAS TEKNIK USU

Buchari, ST, M. Kes

Koordinrror Pe[rl.$ry 5i,lang.

,'^t*

I r. rl(hau"dri\ Sircgar'. MT

Ir.

Mengetahui / Menyaksil<an

Ir. Nazaruddin. M'f. Ph. i)

Brrchari. ST. M. l(cs ST, MT

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN

TEKNIK

INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATER,A UTARA

Jl. Almamater No.l Kampus tlSU - Tel.8213251, Fax. 821325 I

MEDAN 20I55

iza..H idaya

4}:i\, ,t/

icp'.\

-fryana

Se

Seklctari s.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1.

Tugas Sarjana ini berjudul Analisis Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management Menggunakan Model Green SCOR Di PT XYZ. Tugas Sarjana ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

AGUSTUS 2019

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik. Pendidikan sarjana teknik yang penulis dapatkan selama bangku perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik merupakan proses terintegrasi untuk menjadikan penulis sebagai lulusan yang terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan tugas sarjana.

2. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, M.SIE selaku koordinator tugas sarjana yang telah memberi saran dan masukan untuk laporan tugas sarjana.

4. Bapak Ir. Nazaruddin, MT, Ph.D, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, memberikan ilmu, dan memberikan saran dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

(7)

5. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Rizal Efendi Nasution dan Ibunda Ida Royani Daulay yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan sarjana dan memberikan dukungan dan motivasi baik dari segi moril, doa, maupun materil.

6. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan tugas sarjana.

7. Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Bang Tumijo, Bang Eddy, Bang Nurmansyah, Kak Neneng, Bu Ester, Kak Rahma, dan Kak Mia sebagai yang telah membantu segala urusan administrasi dan peminjaman buku di perpustakaan selama kegiatan perkuliahan dan penyelesaian tugas sarjana.

8. Bapak Nasuha dan pihak lainnya dari PT. XYZ yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang mendukung penelitian tugas sarjana.

9. Adik penulis Muammar Fahrizal Hamdi Nasution dan Ahmad Zainul Arifani Nasution yang selalu mendukung dan memberi semangat selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan Team KP PTPN VII Lampung Armayani, Rizka Amelia Hasibuan dan Rahmi Yunita Tarigan yang telah banyak memberi motivasi dan saran kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

(8)

11. Sahabat sambat penulis Naila Hamidah, Rizky Prambudi dan Doni Alfizah yang selalu menemani, mendukung dan memberi semangat selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.

12. LEKMANG SQUAD terbaik, Rahmi Yunita, Armayani, Yasintha Wahida Tiana, Shifa Ramadhani, Dhea Anggreni, Rizka Amelia, Fairuza Husna, Reza Hafifah dan atas dukungan, doa, dan kerjasamanya yang telah memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis.

13. Rekan-rekan Magang di Belawan International Terminal Container, Bang Santoso Haposima Purba, Novita Hasnah Harahap, Riky Yurisditira, M.

Ainul Syahputra, Rizky Sianipar, Agus Syahputra, Diana Yulianti, Sherly Muzikha, Mahdah Ayuni, Nina Annisa dan Keluarga BICT lainnya atas dukungan, doa, dan kerjasamanya yang telah memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis.

14. Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya teman-teman angkatan 2015 “LIBERTI” yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

15. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS

MEI 2019

(9)

ABSTRAK

Industri minuman dalam kemasan di Indonesia memberikan dampak perekonomian yang semakin baik bagi negara karena memiliki peran penting dalam kontribusinya yang konsisten terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non- migas. Tetapi juga menimbulkan beberapa dampak negatif salah satunya lingkungan.

Untuk itu perusahaan harus bisa meningkatkan kinerja mereka agar dapat terus bersaing dengan kompetitor namun tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungannya. Salah satu caranya dengan pengelolaan green supply chain management. Dengan pengukuran green supply chain management selain dapat mengetahui kinerja perusahaan dari segi green, perusahaan juga dapat meningkatkan perhatiannya terhadap lingkungan sehingga nantinya dapat meminimasi dampak negatif dari proses bisnis perusahaan itu sendiri. Perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan minuman dalam kemasan bertaraf Internasional, perusahaan ini belum pernah melakukan pengukuran kinerja green supply chain management. Sehingga perusahaan belum mengetahui perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan model Green SCOR untuk mengukur kinerja green supply chain pada perusahaan PT. XYZ, kemudian didukung dengan metode pembobotan AHP untuk mendapatkan hasil yang lebih nyata dan akurat. Dari hasil perhitungan diperoleh kinerja perusahaan sebesar 89,31 artinya kinerja perusahaan masuk dalam kategori Good. Namun terdapat 4 KPI dari 21 KPI yang masih masuk dalam kategori merah yang artinya keempat KPI tersebut butuh perbaikan. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan rencana pengelolaan air, melakukan inspeksi atau pengecekan rutin di gudang bahan baku untuk meminimalisir kenaikan permintaan bahan baku terhadap pemasok, melakukan pemesanan pada jauh hari dan membuat jadwal antar proses sehingga tidak membutuhkan waktu yang jauh berbeda.

Kata Kunci : Green supply chain Management, Green SCOR, AHP

(10)

ABSTRACT

The bottled beverage industry in Indonesia has an increasingly good economic impact for the country because it has an important role in its consistent contribution to the gross domestic product (GDP) of the non-oil and gas industry. But it also has several negative impacts, one of which is the environment. For that the company must be able to improve their performance in order to continue to compete with competitors while still paying attention to the impact on their environment. One way to manage green supply chain management. By measuring green supply chain management in addition to being able to know the company's performance in terms of green, the company can also increase its attention to the environment so that later it can minimize the negative impact of the company's business processes themselves.

PT. XYZ is an international bottled beverage company, this company has never measured the performance of green supply chain management. So the company does not yet know the improvements that must be made. In this study, researchers used the Green SCOR model to measure the performance of the green supply chain at PT.

XYZ, then supported by the AHP weighting method to get more tangible and accurate results. From the calculation results obtained by company performance of 89.31 means that the company's performance is included in the category of Good.

However, there are 4 KPIs out of 21 KPIs that are still included in the red category, which means the four KPIs need improvement. Improvements that can be done are by implementing a water management plan, carrying out routine inspections or checks at the raw material warehouse to minimize the increase in demand for raw materials to suppliers, making orders in advance and making schedules between processes so that it does not require much different time.

Keywords : Green supply chain Management, Green SCOR, AHP

(11)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAN... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan... II-1

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja ... II-7 2.6. Proses Produksi ... II-8 2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-8 2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-11 2.7. Mesin dan Peralatan ... II-17 2.8. Utilitas ... II-19 2.9. Safety and Fire Protection ... II-20 2.10.Limbah ... II-21 2.11.Supply Chain Management ... II-23 2.11.1.Penyediaan Bahan Dasar ... II-24 2.11.2.Moda Transportasi Produk ... II-25

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Supply Chain Management ... III-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.2. Green Supply Chain Management ... III-3 3.3. Green Supply Chain Operation Reference

(Green SCOR) ... III-4 3.4. Metode Sampling ... III-6 3.5. Metode Pengumpulan Data ... III-8 3.6. Kuesioner ... III-12 3.7. Key Performance Indicator (KPI) ... III-13 3.8. Analytical Hierarchy Process (AHP) ... III-15 3.9. Normalisasi Snorm de Boer ... III-17

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Prosedur Penelitian... IV-5 4.8. Pengolahan Data... IV-7 4.9. Penyusunan Key Performance Indicator Perusahaan ... IV-8

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.9.1. Hierarki Key Performance Indicator Perusahaan .... IV-16 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-17

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Penggunaan Air ... V-1 5.1.2. Data Produksi ... V-2 5.2. Pengolahan Data... V-2 5.2.1. Plan ... V-2 5.2.1.1. Energy Used ... V-2 5.2.1.2. Water Used ... V-3 5.2.1.3. Synthetic Chemicals Used ... V-4 5.2.2. Source ... V-5 5.2.2.1. Orders received damage free ... V-5 5.2.2.2. Hazardous Material in Inventory ... V-7 5.2.2.3. Supplier with an EMS or ISO 14000

Certification ... V-8 5.2.2.4. Source Cycle Time ... V-9 5.2.2.5. Not Feasible Package ... V-9

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.6. Upside Source Flexibility ... V-10 5.2.3. Make ... V-11 5.2.3.1. Efisiensi Material ... V-11 5.2.3.2. Make Liquid Emissions ... V-1 5.2.3.3. Recycleable / Reusable Material ... V-12 5.2.3.4. Make Cycle Time ... V-13 5.2.3.5. Pengaruh Limbah Produksi ... V-15 5.2.3.6. Upside Make Flexibility ... V-15 5.2.4. Deliver ... V-16 5.2.4.1. Deliver Quantity Accuracy ... V-17 5.2.4.2. Shipping Document Accuracy ... V-40 5.2.4.3. Deliver Cycle Time ... V-18 5.2.5. Return ... V-19

5.2.5.1. Complaint Regarding Missing Environmental Requirement From

Product ... V-19 5.2.5.2. Error – Free Return Ship ... V-20 5.2.5. Enable ... V-20

5.2.6.1. Employee Trained in Environmental

Requirement ... V-20

(16)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.3. Pengolahan Data Tingkat Kepentingan Analytical

Hierarchy Process (AHP) ... V-21 5.3.1. Pembobotan Proses ... V-21 5.3.2. Pembobotan Atribut ... V-23 5.3.2.1. Pembobotan Atribut Proses Source ... V-24 5.3.2.2. Pembobotan Atribut Proses Make ... V-25 5.3.2.3. Pembobotan Atribut Proses Deliver ... V-27 5.3.2.4. Pembobotan Atribut Proses Return ... V-29 5.3.3. Pembobotan Indikator ... V-30

5.3.3.1. Pembobotan Indikator Atribut Reliability

pada Proses Plan ... V-30 5.3.3.2. Pembobotan Indikator Atribut Reliability

pada Proses Source ... V-31 5.3.3.3. Pembobotan Indikator Atribut

Responsiveness pada Proses Source ... V-33 5.3.3.4. Pembobotan Indikator Atribut Reliability

pada Proses Make ... V-34 5.3.3.5. Pembobotan Indikator Atribut

Responsiveness pada Proses Make ... V-36

(17)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.3.3.6. Pembobotan Indikator Atribut Reliability

pada Proses Deliver ... V-37 5.4. Normalisasi Snorm de Boer ... V-39 VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Tahap Plan ... VI-1 6.2. Analisis Tahap Source ... VI-3 6.3. Analisis Fase Make... VI-4 6.4. Analisis Fase Deliver ... VI-5 6.5. Analisis Tahap Return ... VI-6 6.6. Analisis Tahap Enable ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(18)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Data Mesin dan Peralatan Produksi PT. Coca-Cola Amatil

Indonesia Medan... II-9 3.1. Sistem Monitoring Indikator Kinerja ... III-18 4.1. Identifikasi Kebutuhan Stakeholder Terkait Lingkungan ... IV-10 4.2. Green Objectives ... IV-11 5.1. Data Penggunaan Air di PT XYZ ... V-1 5.2. Jumlah Produksi Bulan Januari-April 2019 ... V-2 5.3. Persentase Energy Used ... V-3 5.4. Persentase Water Used ... V-4 5.5. Persentase Synthetic Chemicals Used ... V-5 5.6. Perhitungan Persentase Material Bahan Baku Gula ... V-6 5.7. Perhitungan Persentase Material Bahan Baku

Karbondioksida (CO2) ... V-6 5.8. Perhitungan Persentase rata-rata orders received damage

free ... V-7 5.9. Persentase Hazardous Material in Inventory ... V-9 5.10. Persentase Supplier With an EMS or ISO 14000

Certification ... V-8

(19)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.11. Perhitungan Source Cycle Time ... V-9 5.12. Perhitungan Persentase Not Feasible Package ... V-10 5.13. Perhitungan Upside Source Flexibility ... V-10 5.14. Perhitungan Persentase Efisiensi Material ... V-11 5.15. Perhitungan Make Liquid Emissions ... V-12 5.16. Perhitungan Persentase Recycleable / Reusable Material ... V-13 5.17. Perhitungan Make Cycle Time ... V-14 5.18. Hasil Indeks Pengaruh Limbah Produksi ... V-15 5.19. Persentase Upside Make Flexibility ... V-16 5.20. Perhitungan Deliver Quantity Accuracy ... V-16 5.21. Perhitungan Shipping Document Accuracy ... V-17 5.22. Perhitungan Waktu Siklus Deliver ... V-18 5.23. Perhitungan Complaint Regarding Missing

Environmental Requirement from Product ... V-19 5.24. Perhitungan Error – free Returns Shipped ... V-20 5.25. Persentase Employee Trained in Environmental

Requirement ... V-21 5.26. Pembobotan Antar Proses ... V-22 5.27. Normalisasi Antar Proses ... V-22 5.28. Pembobotan dan Konsistensi Antar Proses ... V-23

(20)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.29. Pembobotan Atribut Pada Proses Source ... V-24 5.30. Normalisasi Atribut Pada Proses Source ... V-24 5.31. Pembobotan dan Konsistensi Atribut Pada Proses Source ... V-25 5.32. Pembobotan Atribut Pada Proses Make... V-26 5.33. Normalisasi Atribut Pada Proses Make ... V-26 5.34. Pembobotan dan Konsistensi Atribut Pada Proses Make ... V-27 5.35. Pembobotan Atribut Pada Proses Deliver ... V-27 5.36. Normalisasi Atribut Pada Proses Deliver ... V-28 5.37. Pembobotan dan Konsistensi Atribut Pada Proses Deliver .... V-28 5.38. Pembobotan Atribut Pada Proses Return... V-29 5.39. Normalisasi Atribut Pada Proses Return ... V-29 5.40. Pembobotan dan Konsistensi Atribut Pada Proses Return ... V-29 5.41. Pembobotan Indikator Atribut Reliability pada Proses Plan .. V-30 5.42. Normalisasi Indikator Atribut Reliability pada Proses Plan .. V-31 5.43. Konsistensi Indikator Atribut Reliability pada Proses Plan ... V-31 5.44. Pembobotan Indikator Atribut Reliability pada Proses

Source ... V-32 5.45. Normalisasi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Source ... VI-7

(21)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.46. Konsistensi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Source ... V-33 5.47. Pembobotan Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Source ... V-33 5.48. Normalisasi Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Source ... V-34 5.49. Konsistensi Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Source ... V-34 5.50. Pembobotan Indikator Atribut Reliability pada Proses

Make ... V-35 5.51. Normalisasi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Make ... V-35 5.52. Konsistensi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Make ... V-36 5.53. Pembobotan Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Make ... V-36 5.54. Normalisasi Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Make ... V-37 5.55. Konsistensi Indikator Atribut Responsiveness pada Proses

Make ... V-37

(22)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.56. Pembobotan Indikator Atribut Reliability pada Proses

Deliver ... V-37 5.57. Normalisasi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Delivery ... V-38 5.58. Konsistensi Indikator Atribut Reliability pada Proses

Delivery ... V-38 5.59. Normalisasi Snorm de Boer ... V-39 5.60. Indikator Warna Traffic Light System ... V-42 5.61. Hasil KPI dengan Traffic Light System ... V-42 6.1. Hasil KPI dengan Traffic Light System ... VI-1

(23)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4 2.2. Supply Chain Management di PT Coca-Cola Amatil

Indonesia ... II-23 3.1. Ilustrasi Konseptual Supply Chain ... III-1 3.2. Cakupan Supply Chain Management ... III-2 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-6 4.3. Hierarki Key Performance Indicator Perusahaan ... IV-9

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Kuesioner ... L-1 2. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-2 3. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-3 4. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ... L-4 5. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana ... L-5 6. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-6 7. Form Asistensi Dosen Pembimbing ... L-7

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000). Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001).

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan minuman dalam kemasan. Perusahaan tersebut memproduksi minuman seperti minuman berkarbonasi, minuman rasa buah dan lain-lain dengan bahan baku berupa air, gula, concentrate, dan karbondioksida (CO2). PT. XYZ memiliki beberapa tahapan produksi yaitu water treatment, proses pembuatan syrup, proses pemurnian CO2, proses pencampuran air, syrup, dan CO2, dan proses pembotolan.

PT. XYZ memiliki aktivitas supply chain yang kompleks, mulai dari kegiatan pengadaan, kegiatan manufaktur, kegiatan distribusi dan reverse logistic. Namun pada saat ini PT. XYZ belum pernah melakukan identifikasi indikator kinerja Green Supply Chain Management sehingga perusahaan belum mengetahui bagaimana kondisi kinerja Green Supply Chain Management perusahaan selama ini. PT. XYZ saat ini sedang berusaha menerapkan sertifikat ISO 14001. Sertifikat 14001

(26)

merupakan sistem manajemen perusahaan terkait dengan lingkungan yaitu seluruh sistem yang melingkupi struktur organisasi, tujuan, tanggungjawab, pelaksanaan prosedur, sumberdaya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai, mengevaluasi, dan memelihara kebijakan lingkungan. ISO 14001 sangat terkait dengan Green Supply Chain Management.

Dengan demikian, diperlukan penelitian untuk mengukur kinerja perusahaan dari segi green yang terdapat pada kegiatan pengadaan, manufaktur, dan distribusi di PT. XYZ, sehingga dapat diketahui perbaikan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir permasalahan yang ada. Konsep green yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah Green Supply Chain Management. Menurut Srivastava (2007), mendefinisikan Green Supply Chain Management sebagai pengintegrasian pemikiran lingkungan ke dalam Supply Chain Management, termasuk desain produk, pembelian material dan seleksi pemasok, proses manufaktur, pengiriman produk akhir ke konsumen dan juga pengelolaan produk setelah masa manfaatnya.. Sebuah Rantai Pasok yang ramah lingkungan bertujuan membatasi limbah dalam sistem industri guna menghemat energi dan mencegah disipasi bahan berbahaya ke lingkungan. Sedangkan Menurut (Penfield, 2007) Green Supply Chain Management sebagai proses menggunakan input yang ramah lingkungan dan mengubah input tersebut menjadi keluaran yang dapat digunakan kembali pada akhir siklus hidupnya sehingga menciptakan Rantai Pasok yang berkelanjutan.

(27)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Green Supply Chain Management. Melalui konsep Green Supply Chain Management ini diharapkan dapat meningkatkan sebuah rantai pasok yang ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi dampat negatif terhadap lingkungan dalam sistem industri.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai yang didapat perusahaan dari pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan menggunakan model Green SCOR.

Tujuan khusus dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem kinerja rantai pasok perusahaan.

2. Mengetahui indikator yang membutuhkan perbaikan setelah dilakukan pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan metode Green SCOR.

3. Memberikan solusi alternatif untuk mendukung upaya perbaikan kinerja rantai pasok perusahaan setelah mengetahui indikator yang paling berpengaruh agar dapat meningkatkan kinerja Green Supply Chain di perusahaan.

(28)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh diperguruan tinggi dan meningkatkan pengetahuan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja.

2. Manfaat bagi perusahaan.

Dapat menjadi solusi atau usulan bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja Supply Chain perusahaan dengan pendekatan Green Supply Chain Management.

3. Bagi Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Untuk memperkenalkan Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara kepada perusahaan terkait dan untuk menambah literatur perpustakaan Teknik Industri, sehingga dapat dijadikan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses produksi berjalan dengan normal

2. Kondisi Perekonomian Indonesia bersifat stabil.

3. Tidak ada perubahan proses produksi saat penelitian berlangsung

(29)

Batasan-batasanmasalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data perusahaan yang diukur diambil pada kurun waktu 4 bulan terakhir pada periode bulan Januari 2019 – April 2019.

2. Usulan perbaikan yang diberikan merupakan usulan perbaikan kualitatif tanpa mengimplementasi secara langsung di perusahaan PT. XYZ

3. Metode yang digunakan untuk meningkatkan supply chain perusahaan adalah Green SCOR.

4. Penelitian tidak menampilkan data keuangan perusahaan.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab I hingga Bab VII. Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian

“Analisis Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management Menggunakan Model Green SCOR di PT XYZ” rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi- asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran Umum Perusahaan memaparkan secara singkat tentang Sejarah Perusahaan, Ruang Lingkup Bidang Usaha, Lokasi Perusahaan, Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab.

BAB III Landasan Teori menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Teori yang digunakan

(30)

meliputi teori buku, jurnal penelitian dan draft tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat permasalahan yang sama.

BAB IV Metodologi Penelitian mengemukakan tentang urutan langkah- langkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan tentang metode yang digunakan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian, Objek Penelitian, Kerangka Konseptual, Variabel Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Blok Diagram Prosedur Penelitian, Metode Pengolahan Data, Analisa Pemecahan Masalah, Kesimpulan dan Saran.

BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan penelitian, baik data primer maupun data sekunder.

Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan menggunakan Green Score.

BAB VI Analisis dan Diskusi diuraikan analisis terhadap hasil dari pengolahan data dan diskusi terhadap pemecahan masalah dalam penelitian.

BAB VII Kesimpulan dan Saran menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari diskusi pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan pengembangan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk fabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk The Coca-Cola Company mengambil alih kepemilikan DBBC dan berubah nama menjadi Coca-Cola Amatil Indonesia.

Hingga saat ini tercatat 11 pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia, yaitu:

a. Tahun 1971 : PT. Djaya Baverages Bottling Company, Jakarta b. Tahun 1973 : PT. Braseries Del Indonesia, Medan

c. Tahun 1976 : PT. Tirtalina Bottling Company, Surabaya

d. Tahun 1976 : PT. Coca-Cola Pan Java Bottling Company, Semarang e. Tahun 1981 : PT. Tirta Permata sari Bottling Company, Ujung Pandang f. Tahun 1983 : PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company, Bandung g. Tahun 1971 : PT. Tribina Jaya Nusantara Bottling Company, Padang h. Tahun 1971 : PT. Banyu Agung Sejahtera Bottling Company, Denpasar i. Tahun 1971 : PT. Swarna Dwipa Mekar Bottling Company, T.Karang j. Tahun 1971 : PT. Bangun Wenang Baveraages Company, Manado

k. Tahun 1971 : PT. Eka Tiema Manunggal Bottling Company, Banjarmasin

(32)

Pada tahun 1995 Coca-Cola Amatil milik Australia yang merupakan perusahaan pembotolan terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi dan pemasaran produk. The Coca-Cola Company mengambil alih semua semua pabrik pembotolan Coca-Cola Company di Indonesia kecuali di Manado.

Perkembangan perusahaan minuman ini sangat cepat. Dan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka pada tanggal 1 Januari tahun 2000, kesepuluh perusahaan pembotolan dan distribusi Coca-cola yang berada dibawah manajemen Coca-Cola Amatil Australia berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia untuk perusahaan pembotolan dan PT. Coca-Cola Distribution Indonesia untuk perusahaan distribusi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan bergerak dalam bidang pembuatan minuman dalam kemasan. Saat ini PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan sudah memiliki beraneka jenis produk baik yang berkarbonasi maupun tidak.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan berlokasi di Jl. Medan Belawan Km. 14, Simpang Martubung, Medan - Sumatera Utara.

(33)

2.4. Daerah Pemasaran

Pabrik pembuatan produk Coca-cola berada di daerah Martubung, Belawan dan daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara dan D.I. Aceh. Dalam pelaksanaannya, untuk memperlancar pendistribusian produk, PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan memiliki beberapa subdistributor, yaitu Medan, Kabanjahe, Tebing Tinggi, P. Siantar, Rantau Parapat, Kisaran, P. Sidempuan, Langsa, Lhoksemawe, Banda Aceh, Meulaboh, Sibolga, Balige, dan Indrapura.

PT. Coca-cola Amatil Indonesia sudah memiliki lebih dari 18000 retailer produk coca-cola. Hal ini membuat produk Coca-cola semakin mudah untuk diperoleh dimana saja dengan harga yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan perwujudan dari hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang berhubungan satu sama yang lain. Batas tanggung jawab setiap orang dituangkan dalam job description, sedangkan penggambarannya diwujudkan dalam stuktur organisasi seperti pada Gambar 2.1.

(34)

General Manager

General Sales Manager (GSM)

Tech.operation &

Logistic Manager (TOM)

Finance Manager

(FM) Human Resources

Manager (HRM) Business Service Manager (BSM) Secretary to GM

Sumber: PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Medan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan adalah struktur organisasi fungsional karena terdapat sejumlah spesialis fungsional yang mengawasi kegiatan masing-masing karyawan, seperti fungsi produksi, keuangan, personalia, administrasi, dan lain-lain. Pada struktur organisasi fungsional, seorang karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja.

Pimpinan berwenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah semua karyawan disemua bagian, selama masih berhubungan dengan bidang kerjanya.

2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing pimpinan yang tercantum di dalam struktur perusahaan.

(35)

l. General Manager

a. Memiliki wewenang menentukan sasaran-sasaran usaha yang ingin dicapai perusahaan dalam periode kerja tertentu.

b. Menentukan rencana kerja dan anggaran pendapatan serta belanja perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

c. Memimpin dan mengkoordinir pekerjaan bagian-bagian lain yang ada dibawahnya.

d. Menandatangani keputusan peraturan dan syarat-syarat serta semua cek yang dikeluarkan.

e. Menentukan struktur organisasi perusahaan dan job descrption.

2. General Sales Manager

a. Penanggung jawab terhadap pemasaran produk, dan juga menjalankan semua strategi pemasaran yang ditetapkan perusahaan (strategi produk, strategi harga, strategi distribusi).

b. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya atas tanggung jawab untuk ketetapan dan kebenaran laporan.

c. Merencanakan dan menentukan strategi penjualan dan pemasaran.

3. Technical Operation and Logistic Manager

Bertanggung jawab atas penyediaan barang yang cukup sesuai dengan permintaan pasar menurutstandar kualitas yang sudah ditentukan dengan efisiensi kerja secara optimal.

(36)

4. Finance Manager

a. Membuat rencana pengeluaran biaya operasional, melakukan pencatatantransaksi, mengeluarkan analisis biaya, dan melakukan kontrol terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Mengatur sumber-sumber pembiyayaan perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas tertib administrasi yang berhubungan dengan sistem dan prosedur akuntansi.

d. Bertanggung jawab atas penggunaan dan pengawasan dana perusahaan.

5. Human Resources Manager

a. Human resources manager bertugas mengatur masalah administrasi yang berkaitan dengan masalah karyawan/ketenaga kerjaan seperti pengangkatan karyawan baru, pelatihan karyawan, pemberhentian karyawan dan sebagainya.

b. Mengadakan kerjasama dengan bagian lain untuk membina stabilitas kerja, tata tertib kerja, disiplin kerja, keamanan dan kenyamanan dalam lingkungan kerja.

6. Business Services Manager

a. Business services manager bertanggung jawab terhadap jalannya arus informasi di perusahaan, departemen ini manangani hal-hal seperti pemeliharaan jaringan komputer, internet, database, dan telephone.

(37)

b. Membantu mengimplementasikan program baru yang dijalankan dari nasional.

c. Bertanggung jawab atas segala seluruh fasilitas perusahaan di seluruh wilayah kerja.

d. Membantu seluruh kelancaran informasi yang berhubungan dengan teknologi software dan hardware di seluruh bagian.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Medan adalah sebanyak 700 orang. Setiap tenaga kerja yang bekerja di PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan terikat oleh jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun pengaturan jam kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk seluruh tenaga kerja, kecuali tenaga kerja bagian Security dan departemen Produksi, hari kerja adalah Senin sampai Jumat dengan jam sebagai berikut:

a. Jam 08.00 – 12.00 WIB : waktu kerja b. Jam 12.00 – 13.00 WIB : waktu istirahat c. Jam 13.00 – 17.00 WIB : waktu kerja

2. Untuk bagian Security, bekerja setiap hari dengan jam kerja yang terdiri atas 3 shift, yaitu:

a. Jam 06.00 – 14.00 WIB b. Jam 14.00 – 22.00 WIB

(38)

c. Jam 22.00 – 06.00 WIB

3. Untuk Departemen Produksi hari kerja adalah Senin sampai Sabtu dengan jam kerja setiap harinya dibagi atas tiga shift yaitu:

a. Jam 06.00 – 14.00 WIB b. Jam 14.00 – 22.00 WIB c. Jam 22.00 – 06.00 WIB

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan oleh PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan dalam menghasilkan produk adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Adapun bahan baku yang digunakan PT. Coca-cola Amatil Indonesia Unit Medan dalam pembuatan minuman ringan adalah:

a. Air

Air digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman berkarbonasi (Coca- Cola, Sprite, dan Fanta) maupun minuman yang tidak berkarbonasi (Frestea dan Pulpy Orange).

(39)

b. Gula

Gula yang digunakan adalah gula murni yang memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kadar 99,99% dan bebas dari kotoran.

c. Concentrate

Concentrate diperoleh dari PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Jakarta yang menyediakan bahan ini untuk perusahaan Coca-Cola di seluruh Indonesia.

Concentrate berfungsi sebagai bahan pengawet dan pemberi rasa.

d. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai penyegar dan pengawet minuman. Selain itu secara kualitas berfungsi untuk menunjukkan ciri khas dari Coca-Cola. CO2 dibeli dari PT. Aneka Gas dan UD. Mulya Perkasa di Medan.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan pada proses produksi dengan persentase lebih rendah dari pada bahan utama agar proses produksi dapat berjalan lebih baik dan tidak dapat dibedakan dengan jelas pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada proses produksi di perusahaan ini adalah:

a. Kaporit: digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri (menghambat pertumbuhan mikroorganisme), membersihkan botol dan sanitasi peralatan.

(40)

b. Asam Sulfat (H2SO4): digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

c. Filter Aid: berfungsi untuk melapisi filter paper pada proses penyaringan syrup di filter press, memperbesar pori-pori filter paper sehingga mempermudah filtrasi dan menahan karbon aktif sehingga tidak lolos ke final syrup tank.

d. Karbon Aktif: digunakan pada pembuatan syrup untuk menjernihkan larutan gula dan menghilangkan bau-bau asing.

e. Coustik Soda (NaOH) 3. Bahan Kemasan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu suatu produk atau suatu bahan yang dapat dilihat pada akhir produk. Bahan tambahan pada proses pembuatan minuman ringan yang terdapat pada PT. Coca- cola Amatil Indonesia Unit Medan pada umumnya dibutuhkan pada proses pengepakan, yaitu:

a. Botol: merupakan bahan pengemas minuman yang dihasilkan oleh PT. Coca- cola Amatil Indonesia Unit Medan sehingga siap dipasarkan.

b. Crown Cork (Penutup Botol): digunakan untuk menutup botol minuman ringan.

c. Crate (Peti Plastik): berfungsi sebagai tempat penyusunan botol-botol dengan kapasitas 24 botol per krat.

d. Karton: digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam botol plastik.

(41)

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi minuman yang diproduksi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Medan dapat dikelompokan atas 2 jenis yaitu minuman berkarbonasi (Coca- Cola, Sprite, Ades, dan Fanta) dan minuman tanpa karbonasi (Frestea dan Pulpy Mate).

Coca-Cola, Sprite, dan Fanta melalui proses produksi yang sama tetapi komposisi bahannya yang berbeda.

Uraian proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Proses Pengolahan Air (Water Treatment)

Air merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan minuman pada PT. Coca- Cola Amatil Indonesia Medan. Air diperoleh dari 4 sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter dari permukaan tanah. Pada kedalaman ini diharapkan air sumur tidak akan mengandung zat-zat organik dan bebas dari pencemaran. Air dari sumur akan dipompa ke alat degasifer yang sebelumnya diinjeksikan H2SO4 sehingga mudah dibebaskan dan menghilangkan gas-gas yang larut dalam air.

Dari degasifer air masuk ke dalam fluctor tank/ reaction tank. Sebelumnya ditambahkan poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur dan Cl2 10%. PAC berfungsi untuk mengendapkan senyawa-senyawa organik. Kapur berfungsi untuk menaikkan besar pH karena semakin besar pH maka kecepatan pengendapan semakin besar. Sementara Cl2 berfungsi sebagai antiseptik untuk mematikan kuman-kuman bakteri dalam air.

(42)

Pada fluctiator tank terjadi pengendapan floc sementara air pada bagian atas akan mengalir ke sand filter. Jarak antara permukaan air dengan floc dijaga lebih kurang 1 -1,25 meter untuk mempertahankan kejernihan air. Di sand filter akan disaring dan akan menghasilkan 3 lapisan. Tetapi hanya adal 2 lapisan yang akan digunakan dan 1 lapisan lagi sebagai cadangan. Sand filter terdiri dari 3 lapisan dengan ukuran sebagai berikut:

a. Lapisan I: ukuran 2 – 3 meter b. Lapisan II: ukuran 1 – 2 meter c. Lapisan III: ukuran 0,5 – 1 meter.

Total tebal lapisan ini adalah sebesar ¾ tinggi sand filter. Setiap hari setelah produksi akan dilakukan back wash yang berfungsi untuk menghilangkan partikel/kotoran dalam sand filter. Sementara setiap 3 bulan sekali kerikil-kerikil akan dikeluarkan untuk dicuci dengan HCl 2 – 5 % lalu dapat dipakai kembali.

Dari sand filter dialrkan ke storage tank. Setelah air sampai ketinggian maksimum, pompa air dari sumur akan mati secara otomatis dan akan hidup kembali apabila telah mencapai ketinggian maksimum. Kemudian air dialirkan lagi ke buffer tank dan sebelumnya ditambahnkan clorine 10%. Tujuannya adalah untuk membunuh sisa-sisa dari bakteri yang masih terdapat di dalam air yang diolah.

Dari buffer tank ini, air dilewatkan melalui carbon filter untuk menyerap clorine dan partikel-partikel kecil. Kadar Cl2 setelah melewati carbon filter adalah sebesar 0 ppm. Setelah itu air dilewatkan melalui polisher filter sebagai proses penyaringan

(43)

akhir. Air hasil pengolahan (treated water) inilah yang dipakai untuk proses produksi pembuatan Coca-Cola, Sprite, Fanta dan Frestea. Pada tiap tahapan proses pengolahan akan diambil sampel air untuk diperiksa bagian pengendalian kualitas di laboratorium untuk memeastikan bahwa iar hasi pengolahan akan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2. Proses Pembuatan Syrup

Pada proses pembuatan syrup, air hasil olahan dari hot water tank dialirkan ke tangki pelarut dan di dalamnya dimasukkan gula sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Perbandingan air dan gula berdasarkan pada derajad kemanisan (Brix) yang ditentukan. Temperatur air untuk melarutkannya adalah sebesar 80o C.

Ke dalam tangki pelarut tersebut juga dimasukkan karbon aktif untuk menyerap bauan menurunkan warna sehingga larutan menjadi jernih. Pelarutan gula dan air dilakukan selama 60 menit dan diaduk dengan agigator sampai homogen. Hasil pelarutan ini disebut syrup dasar dan telah memenuhi standard yang telah ditentukan.

Setelah semua larut, langkah selanjutnya adalah penyaringan /filtrasi. Sebelumnya dilakukan pelapisan awal untuk membentuk lapisan pada filter paper. Air hasil olahan dialirkan ke tangki precoating yaitu sebuah tangki yang kecil yang terbuat dari stainless steel yang dilangkapi dengan agrogator. Lalu kedalamnya ditambahkan filter aid. Cairan dari tangki precoating disirkulasikan melalui filter

Referensi

Dokumen terkait

Judul untuk tugas sarjana ini adalah “ Penerapan Concurrent Engineering Dengan Menggunakan Tools Quality Function Deployment (QFD), Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram yang telah dilakukan, diketahui penyebab kecacatan cacat fisik yaitu mesin rolling mill tidak bekerja optimal, terdapat

Perbaikan tata letak pabrik diperlukan untuk membuat layout lebih efisien dengan mempertimbangkan faktor derajat kedekatan antar departemen dan frekuensi perpindahan

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

Dari hasil uji coba 173 data sampel menggunakan algoritma Naïve Bayes, pola yang dibentuk mempunyai akurasi kecocokan sebesar 70,83% yang artinya pola tersebut efektif

Metode acceptance sampling dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menentukan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang dikirim oleh

Dalam Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian yaitu aktivitas pekerja pengangkutan galon, identifikasi