FUZZY DI PT. SARANA PANEN PERKASA
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh FREDDY NIM : 120403094
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2 0 1 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.
Pembuatan laporan tugas sarjana merupakan langkah awal bagi penulis dalam mengenal dunia kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Laporan tugas sarjana ini terdiri dari seluruh rangkaian penelitian di PT.
Sarana Panen Perkasa. Laporan ini memaparkan judul penulis yaitu “Aplikasi Acceptance Sampling dalam Pengendalian Kualitas Bahan Baku dengan Pendekatan Logika Fuzzy di PT. Sarana Panen Perkasa”
Penulis menyadari bahwa Laporan tugas sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan Laporan tugas sarjana ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
MEDAN, APRIL 2019
Dalam melaksanakan Tugas Akhir sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua tercinta yang tiada hentinya memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, S.T. M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3. Ibu Khalida Syahputri, ST,MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan laporan.
4. Bapak Ir. Mangara M Tambunan M.Sc selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 5. Bapak Harto selaku Direktur PT Sarana Panen Perkasa, dan juga selaku
pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
6. Seluruh jajaran staff dan karyawan di lingkungan PT. Sarana Panen Perkasa yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dan memberikan banyak informasi di lantai produksi.
7. Bang Mijo, Bang Nur, Kak Neneng dan Kak Rahma, selaku staff jurusan yang membantu selama perkuliahan dan dalam urusan administrasi dan pencarian literatur selama pengerjaan tugas sarjana.
8. DUA BELATI (Angkatan 2012) yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu kelancaran mulai dari masa kuliah, praktikum sampai sekarang.
9. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
salah satu penyebabnya disebabkan oleh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tidak sesuai spesifikasi. Kualitas egrek sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier. Hal tersebut disebabkan perusahaan belum menerapkan sistem sampling yang sesuai saat memeriksa bahan baku yang datang.
Metode acceptance sampling dengan jenis double sampling melalui pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada saat penerimaan bahan baku yang dikirim oleh supplier. Penelitian ini akan meneliti spesifikasi dari bahan baku plat besi. Rencana acceptance sampling yang digunakan yaitu 2D berdasarkan nilai dari Operating Ratio. Implementasi rencana acceptance sampling dilakukan sebanyak 3 hari dan menghasilkan 2 lot bahan baku ditolak. Probabilitas penerimaan “Pa” yang dihasilkan melalui parameter fuzzy yaitu 0,9693, maka dari 120 lot yang ada, terdapat kemungkinan sebanyak 116 akan diterima. Penyusunan Standard Operating Procedure bertujuan agar perusahaan memiliki pedoman baku pada saat menerapkan acceptance sampling.
Kata kunci: Fuzzy Acceptance Sampling, Standard Operating Procedure, Penerimaan dan Penolakan Lot
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-5 1.5. Batasan Masalah ... I-6 1.6. Asumsi yang digunakan ... I-6
BAB HALAMAN II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-1 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Dampak Lingkungan Sosial dan Ekonomi ... II-3 2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-3 2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-3 2.6.2. Jam Kerja ... II-5 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-6
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Pengertian Kualitas ... III-1 3.2. Acceptance Sampling ... III-1 3.3. Terminologi Acceptance Sampling ... III-3 3.3.1. Terminologi Levels dan Risks ... III-3 3.3.2. Terminologi Pengukuran Sampling Plans ... III-4 3.3.3. Terminologi Perhitungan Grafik ... III-5 3.4. Teknik Sampling... III-8
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.4.1. Probability Sampling ... III-10 3.4.2. Nonprobability Sampling ... III-13 3.5. Tipe dari Sampling Plans ... III-15 3.6. Prosedur Acceptance Sampling ... III-16 3.7. Double Sampling ... III-17 3.8. Pengukuran Performansi Double Sampling ... III-18 3.9. Pengujian Keseragaman Data ... III-19 3.10. Penentuan Jumlah Sampel Data ... III-20 3.11. Selang Kepercayaan ... III-20 3.12. Fuzzy Acceptance Sampling Plan ... III-21 3.12.1. Fuzzy Double Sampling ... III-21 3.13. Standard Operating Procedure (SOP) ... III-23 3.13.1. Teknik Penyusunan Standard Operating Procedure .... III-23 3.13.2. Bagian Penyajian Standard Operating Procedure ... III-28
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1
BAB HALAMAN 4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6. Pengumpulan Data ... IV-3 4.6.1. Sumber Data ... IV-3 4.6.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-3 4.7. Instrumen Penelitian... IV-4 4.8. Pengolahan Data... IV-4 4.9. Langkah – langkah Proses Penelitian ... IV-6 4.10. Pembahasan ... IV-7 4.11. Kesimpulandan Saran... IV-7
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Penentuan Rencana Acceptance Sampling ... V-1 5.2. Pengumpulan Data Pendahuluan... V-5 5.2.1. Uji Keseragaman Data ... V-6 5.2.2. Penentuan Jumlah Data Pengamatan ... V-7 5.3. Implementasi Sampling Penerimaan ... V-8 5.4. Penilaian Sampling Penerimaan Fuzzy Double Sampling ... V-11
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1. Pembahasan Rencana Acceptance Sampling ... VI-1 6.2. Pembahasan Implementasi Acceptance Sampling ... VI-2 6.3. Pembahasan Penilaian Sampling Penerimaan dengan logika Fuzzy ... VI-3 6.4. Pembahasan SOP Acceptance Sampling ... VI-4
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan... VI-1 7.2 Saran ... VI-1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1.1 Standar Komposisi, Kekuatan Luluh, dan Tingkat Kekerasan. ... I-2 1.2 Persentase Produk Reject Periode Bulan Januari 2018 ... I-3 2.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Sarana Panen Perkasa ... II-4 2.2 Pembagian Jam Kerja Shift di PT. Sarana Panen Perkasa ... II-5 2.3 Pembagian Jam Kerja Non Shift di PT. Sarana Panen Perkasa . II-5 2.4 Pembagian Jam Kerja Day Off di PT. Sarana Panen Perkasa. II-6 3.1 Keuntungan dan Kerugian Sampling Penerimaan... III-3 3.2 Produsen dan Konsumen ... III-3 3.3 Double Sampling ... III-17 3.4 Rumus Performansi Double Sampling ... III-18 3.5 Simbol Bagan Arus Dasar ... III-24 3.6 Simbol Bagan Arus Penghubung Kegiatan dalam Prosedur ... III-25 3.7 Simbol Penyimpanan ... III-26 3.8 Simbol Bagan Arus Alur ... III-26 3.9 Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci dalam Proses ... III-27 5.1 Rencana Sampling Penerimaan ... V-2 5.2 Rencana Acceptance Sampling ... V-2 5.3 Nilai np ... V-3 5.4 Nilai Probability... V-3 5.5 Nilai Probabilitas ... V-4
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.7. Data Hari ke-1 Pengambilan Sampel ke-1 ... V-9 5.8 Data Hari ke-1 Pengambilan Sampel ke-2 ... V-10 5.9. Rekapitulasi Implementasi Sampling Penerimaan ... V-11 5.10. Perhitungan Probability of Acceptance ... V-13 5.11 Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Penerimaan
Menggunakan Parameter Fuzzy Acceptance Sampling ... V -14 6.1. Rencana Sampling Penerimaan ... VI-1 6.2. Hasil Implementasi Sampling Penerimaan... VI-2 6.3. Hasil Perhitungan Probabilitas Penerimaan Menggunakan
Parameter Fuzzy Acceptance Sampling ... VI-3
2.1 Lokasi PT. Sarana Panen Perkasa ... II-2 2.2 Struktur Organisasi PT. Sarana Panen Perkasa ... II-7 3.1 OC Curve ... III-6 3.2 ASN Curve ... III-6 3.3 AOQ Curve ... III-7 3.4 ATI Curve ... III-8 3.5 Prosedur dari Double Sampling ... III-18 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2 Blok Diagram Pengolahan dan Pengumpulan Data ... IV-5 4.3 Blok Diagram Penyusunan Standard Operating Procedure ... IV-5 4.4 Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-6 5.1 Skema Rencana Acceptance Sampling... V-2 5.2 OC Curve ... V-4 5.3 ASN Curve ... V-5 5.4 Uji Keseragaman Data ... V-7 5.5 OC Curve dengan Excel ... V-13 5.6 Isi Prosedur Penerimaan Bahan Baku ... V-19 5.7 Form Pengumpulan Data Sampel... V-23 5.8 Form Penentuan Penerimaan atau Penolakan Bahan Baku... V-24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, persaingan antar industri manufaktur maupun jasa semakin kompetitif sehingga industri manufaktur maupun jasa didorong untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen. Industri jasa dan produk harus lebih kompetitif dalam melayani konsumen. Terlebih sejak adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), produk-produk yang masuk ke Indonesia dari negara ASEAN semakin beragam. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin bersaing harus mampu memperkuat daya saing untuk menghadapi fenomena tersebut guna meningkatkan permintaan produk-produk lokal. Faktor yang berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan konsumen bukan hanya harga yang terjangkau, tetapi produk yang dihasilkan harus sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkesinambungan agar mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan di hati konsumen.
Perbaikan yang dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kualitas untuk meningkatkan kepercayaan konsumen karena dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya peningkatan posisi bersaing dan keberhasilan bisnis.
Kualitas adalah faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih produk di antara para pesaing. Kualitas produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa kehilangan waktu, tenaga, uang, dan turunnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
PT Sarana Panen Perkasa adalah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan alat panen kebun terutama egrek dan dodos. Kualitas yang dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan proses produksi. Inspeksi dalam penerimaan bahan baku dari supplier diperlukan oleh perusahaan agar peralatan panen yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang telah sesuai dengan standar mutu bahan baku.
Plat Besi (Spring Grade Steel) yang diterima dari supplier perlu dilakukan inspeksi sebelum digunakan sebagai bahan baku produksi. Kualitas bahan baku plat besi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : komposisi, kekuatan luluh, dan tingkat kekerasan. Pemeriksaan biasanya dilakukan pada laboratorium. Standar komposisi, kekuatan luluh, dan tingkat kekerasan dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.1. Standar Komposisi, Kekuatan Luluh, dan Tingkat Kekerasan
Spesifikasi Standar Komposisi 0.9-1.03% C Kekuatan Luluh 60-75 ksi Tingkat Kekerasan 48-51 Mohs
Sumber: PT. Sarana Panen Perkasa
Dalam 1 kali pengiriman bahan baku dari supplier, perusahaan akan menerima sebanyak 1000 batang. Setelah bahan baku diterima, para pekerja akan melakukan pemeriksaan terhadap 3% dari total yang diterima untuk diperiksa,
I-3
sehingga perusahaan belum mempunyai aturan yang baku dalam penerimaan dan pemeriksaan bahan baku. Bahan baku yang diperika oleh bagian Quality Control dinyatakan sesuai standar, namun ketika bahan baku digunakan di bagian produksi masih terdapat steel yang tidak sesuai standar namun tetap diproses. Hal tersebut menyebabkan masih dihasilkanya produk yang reject seperti produk akhir gampang patah, tingkat derajat kemiringan egrek tidak sesuai standar dan ketebalan egrek yang tidak sesuai standar. Data persentase produk reject yang diakibatkan oleh bahan baku pada bulan Januari 2018 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Persentase Produk Reject Periode Bulan Januari-Maret 2018 Jenis Produk
Jumlah Produksi
(Pcs)
Produk Reject
(Pcs) Persentase (%)
Egrek 20000 pcs 1085 pcs 5.43 %
Dodos, etc 22000 pcs 573 pcs 2.60 %
Sumber: PT Sarana Panen Perkasa
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase produk reject egrek melebihi standar perusahaan sebesar 3%. Metode acceptance sampling dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menentukan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang dikirim oleh supplier sehingga perusahaan tidak akan menolak lot yang telah sesuai dengan spesifikasi standar mutu bahan baku ataupun menerima lot yang bahan bakunya belum sesuai spesifikasi standar mutu bahan baku.
1Penelitian yang dilakukan H.A. Abdulkareem & M. A. Garba (2015), menjelaskan bahwa Acceptance Sampling merupakan metode terbaik dalam menjamin mutu terhadap pengambilan keputusan dalam penerimaan atau penolakan sebuah lot, pada industri besi baja di Nigeria dengan menggunakan rencana double sampling sebagai pedoman dalam pengambil keputusan terhadap penerimaan atau penolakan lot memberikan hasil bahwa sebagian besar besi baja yang diimpor belum memenuhi standar yang telah ditetapkan secara global.
2Penelitian yang dilakukan Ezzatallah & Bahram Sadeghpour (2015), menjelaskan bahwa rencana acceptance sampling dengan pendekatan logika fuzzy digunakan dengan untuk ukuran lot yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu digunakan pendekatan logika fuzzy untuk mengatasi hal tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui pendekatan fuzzy, ambiguitas terhadap jumlah sampel yang akan ditarik akan lebih berkurang dan memberikan hasil yang lebih akurat.
1.2. Rumusan Permasalahan
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bahan baku yang diterima dari supplier sering tidak memenuhi persyaratan standar mutu bahan baku sehingga masih dihasilkan produk reject. Hal ini terjadi karena perusahaan belum menetapkan sistem sampling yang sesuai sehingga perusahaan menerima bahan
1 Abdulkareem H.A and Garba M.A, “ Development of Acceptance Sampling Plan for Imported Hot Rolled Steel Sheet in Nigeria” Volume II, December 2015. h 46-50
I-5
baku dengan spesfikasi yang belum sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan perusahaan.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan rencana sampling yang akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang datang dari supplier. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Membuat rencana acceptance sampling
2. Melakukan aplikasi rencana acceptance sampling
3. Menentukan hasil rencana sampling setelah menggunakan pendekatan logika fuzzy
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat – manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Perusahaan dapat menerapkan acceptance sampling pada saat menerima bahan baku yang datang dari supplier.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam kuliah ini.
1.5. Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada bagian penerimaan bahan baku.
2. Perancangan sistem penerimaan bahan baku dengan metode acceptance sampling
3. Biaya tidak diperhitungkan dalam penelitian ini
4. Implementasi rencana acceptance sampling dilakukan sebanyak 3 hari
1.6. Asumsi yang digunakan
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kondisi internal perusahaan tidak berubah selama penelitian berlangsung 2. Spesifikasi dan standar mutu bahan baku tidak mengalami perubahan
3. Bahan baku yang datang dari supplier tidak mengalami perubahan saat dilakukan penelitian
II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Sarana Panen Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang alat panen kelapa sawit seperti egrek dan todos. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Harto pada tahun 2007 yang terletak di Jalan Pulau Bunaken Blok A No.
15 B, Kawasan Industri Medan III,Provinsi Sumatera Utara.
Produk pertama yang dihasilkan oleh perusahaan adalah produk egrek dan dodos. Pada tahun 2008, perusahaan mempertimbangkan sudut dari pisau egrek yang akan digunakan untuk memotong dengan ketinggian tertentu, sehingga produk egrek tersebut dipisah menjadi 3 jenis tergantung dari ketinggian hasil panen. Egrek-Long untuk capaian > 13 m, Egrek-Standard untuk capaian 6-13 m, Egrek-Junior untuk capaian 3-8 m.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT. Sarana Panen Perkasa adalah sebagai perusahaan yang memproduksi alat panen sawit.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Sarana Panen Perkasa terletak di Jalan Pulau Bunaken, Kawasan Industri Medan III, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi pabrik termasuk departemen
penunjang proses produksi seperti kantor, gudang untuk bahan baku dan gudang sementara untuk produk jadi. Gudang produk dari PT. Sarana Panen Perkasa terpisah dari lokasi produksi. Lokasi PT. Sarana Panen Perkasa pada peta dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Lokasi PT. Sarana Panen Perkasa
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Sarana Panen Perkasa memasarkan produknya di wilayah Indonesia yang meliputi Manado, Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan. Pemasaran dilakukan perusahaan melalui bagian marketing untuk menawarkan produk dan menerima pesanan melalui toko. Selanjutnya bagian marketing akan menyampaikan jumlah pesanan kepada perusahaan yang akan dikirimkan ke toko yang bersangkutan.
II-3
2.5. Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi
PT. Sarana Panen Perkasa merupakan salah satu perusahaan dari beberapa perusahaan industri yang berada di Kawasan Industri Medan III yang menyerap banyak tenaga pekerja dari masyarakat sekitarnya sehingga keberadaan perusahaan ini merupakan sebagian dari pemecahaan masalah lapangan kerja.
Keberadaan PT. Sarana Panen Perkasa di daerah tersebut tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Dikatakan demikian karena pabrik ini didirikan di daerah yang dikhususkan untuk pembangunan pabrik-pabrik. Selain itu, pabrik ini juga tidak menghasilkan banyak polusi yang dapat mengganggu warga disekitar. Adapun polusi yang dihasilkan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan polusi suara yang dimana dalam produksi egrek tersebut menghasilkan suara yang berlebihan sehingga harus digunakan ear plug apabila berada di lingkungan produksi. Limbah padat berupa serbuk besi dapat dijual secara langsung kepada pihak yang sudah bekerja sama dengan perusahaan.
PT. Sarana Panen Perkasa meningkatkan hubungan sosial dengan cara memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar dan juga dapat meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat sekitar karena masyarakat dapat membuka usaha baru di sekitar perusahaan seperti berjualan makanan.
2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja
Perincian tenaga kerja pada PT. Sarana Panen Perkasa dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sarana Panen Perkasa
No Jabatan Jumlah (orang)
1. Manajer Umum Personalia 1
2. Manajer Pabrik 1
3. Kabag. Pemasaran 1
4. Kabag. Produksi 1
5. Kabag. Keuangan 1
6. Kabag. Bengkel 1
7. Pembelian/Penerimaan 4
8. Marketing 5
9. Bagian Gerinda 20
10. Bagian Tokok 10
11. Bagian Hummer 8
12. Bagian Las 10
13. Bagian QC 15
14. Bagian Packing 2
15. Bagian Potong 4
16. ADM 4
17. Teknisi 5
18. Office Boy 2
19. Satpam 3
20. Supir 5
Total 103
Sumber: PT. Sarana Panen Perkasa
PT. Sarana Panen Perkasa memiliki karyawan sebanyak 103 orang yang terbagi atas 70 orang karyawan tetap dan 33 orang karyawan borongan pada
II-5
bagian gerinda yang dikontrak per hari kerja. Jumlah karyawan borongan dapat bertambah atau berkurang tergantung jumlah permintaan yang akan diproduksi perusahaan.
2.6.2. Jam Kerja
Klasifikasi jam kerja yang ditetapkan oleh PT. Sarana Panen Perkasa terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut:
1. Sistem Shift
Jam kerja shift ini berlaku untuk karyawan produksi yang terdiri dari dua shift kerja yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja Shift di PT. Sarana Panen Perkasa Shift Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif
1 08.00-12.00 WIB 12.00-13.00 WIB 13.00-17.00 WIB 2 17.00-19.00 WIB 19.00-20.00 WIB 20.00-22.00 WIB
Sumber: PT. Sarana Panen Perkasa
2. Sistem Non Shift
Jam kerja non shift ini berlaku untuk karyawan yang berada di kantor dan pabrik yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pembagian Jam Kerja Non Shift di PT. Sarana Panen Perkasa Hari Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif Senin - Jumat 08.00-12.00 WIB 12.00-13.00 WIB 13.00-17.00 WIB
Sabtu 08.00-13.00 WIB - -
Sumber: PT. Sarana Panen Perkasa
3. Sistem Day Off
Jam kerja day off ini berlaku untuk keamaan/satpam yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Pembagian Jam Kerja Day Off di PT. Sarana Panen Perkasa Shift Jam Kerja Aktif
1 08.00-16.00 WIB 2 16.00-24.00 WIB 3 24.00-08.00 WIB
Sumber: PT. Sarana Panen Perkasa
2.7. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Dengan pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan struktur organisasi perusahaan sehingga para karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah, dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Secara fisik struktur organisasi dinyatakan dalam bentuk gambar bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Sarana Panen Perkasa adalah struktur organisasi campuran lini, fungsional, dan staf.
II-7
Adapun struktur organisasi PT. Sarana Panen Perkasa dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Manager Umum Personalia
Kabag. Produksi
Kabag. Pemasaran Kabag, Keuangan
Manager Pabrik Kabag, Bengkel
Pembelian/
Penerimaan Marketing
Bagian Gerinda Bagian Tokok Bagian Hummer Bagian Las Bagian QC Bagian Packing Bagian Potong
ADM Teknisi
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Sarana Panen Perkasa
3.1. Pengertian Kualitas
Kualitas dapat diartikan dalam banyak arti, banyak orang mempunyai pengertian konseptual mengenai kualitas yang berhubungan dengan satu atau lebih karakteristik yang diinginkan dan harus dimiliki oleh sebuah produk maupun jasa1. Kualitas telah menjadi salah satu hal paling penting bagi konsumen untuk mengambil keputusan dari produk dan jasa yang ada. Fenomena ini berkembang luas tanpa melihat konsumen yang individu, organisasi, pedagang grosir, bank, ataupun institusi keuangan.
3.2. Acceptance Sampling
Acceptance Sampling berkenaan dengan inspeksi dan pengambilan
keputusan pada penerimaan atau penolakan lot yang datang2. Tipikal aplikasi dari sampling penerimaan adalah: sebuah perusahaan menerima pengiriman produk
dari supplier. Produk ini biasanya komponen atau bahan baku yang digunakan untuk kebutuhan proses manufaktur perusahaan. Sampel diambil dari lot, dan beberapa karakteristik kualitas dari unit sampel diinspeksi.Berdasarkan informasi dari sampel terseubt, sebuah keputusan diambil berkenaan dengan disposisi lot.Biasanya, keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan lot. Penerimaan lot adalah dengan memasukkan bahan baku ke dalam produksi; penolakan lot dapat
1 Douglas C. Montgomery, Introduction to Statistical Quality Control (Edisi 6, USA: John Wiley
III-2
dilakukan dengan pengembalian ke supplier atau beberapa keputusan lain yang telah ditentukan.
Tiga aspek penting dari penerimaan sampel adalah
1. Tujuan dari sampling penerimaan adalah untuk menentukan penerimaan lot, bukan untuk mengestimasi kualitas lot.
2. Sampling penerimaan hanya menerima dan menolak lot. Walaupun kualitas seluruh lot adalah sama, sampel akan menerima bebeapa lot dan menolak lot lainnya.
3. Kegunaan paling efektif dari sampling penerimaan bukan untuk menginspeksi kualitas dalam produk tetapi sebagai alat audit untuk memastikan output dari proses sudah sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya, terdapat tiga pendekatan dalam menentukan penerimaan atau penolakan lot, yaitu menerima tanpa melakukan inspeksi, 100% inspeksi, dan sampling penerimaan. Penerimaan tanpa melakukan inspeksi dapat dilakukan
apabila proses yang dilakukan supplier sangat baik sehingga hampir tidak terdapat kecacatan. 100% inspeksi dilakukan apabila komponen yang dikirimkan adalah komponen kritis yang kecacatan pada komponen dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar.Keuntungan dan kerugian dalam melakukan sampling penerimaan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Keuntungan dan Kerugian dari Sampling Penerimaan
Keuntungan Kerugian
1. Lebih murah karena inspeksi lebih sedikit
2. Lebih sedikit penanganan produk, sehingga mengurangi damage
3. Dapat digunakan ketika pengujian bersifat destruktif
4. Personel yang diperlukan lebih sedikit pada aktivitas inspeksi
1. Terdapat risiko menerima lot yang buruk dan menolak lot yang baik 2. Sampling penerimaan memerlukan
perencanaan dan dokumentasi dari prosedur sampling penerimaan sedangkan 100% inspeksi tidak memerlukan
5. Sering mengurangi jumlah kesalahan inspeksi
6. Penolakan dari seluruh lot dapat memotivasi supplier untuk meningkatkan kualitas
Sumber: Douglas C. Montgomery (2009)
3.3. Terminologi Acceptance Sampling 3.3.1. Terminologi Levels dan Risks
Dalam sampling penerimaan, biasanya ditentukan perencanaan antara keinginan produsen dan konsumen3.Perencanaan ini memberikan keuntungan kepada keduanya karena keinginan produsen dan konsumen tidak mutually exclusive dan kenyataan bahwa kemungkinan yang terjadi seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Produsen dan Konsumen
Produsen Konsumen
Lot Baik Ditolak Produk yang baik hilang (resiko produsen) Berpotensi terjadi kenaikan biaya Lot Buruk Diterima Berpotensi menyebabkan konsumen tidak puas Membayar produk yang buruk
(resiko konsumen) Sumber: Edward G. Schilling (2008)
III-4
Karena produsen dan konsumen masing-masing memiliki risiko dalam hal penerimaan lot buruk dan penolakan lot baik, maka setiap keinginan produsen dan konsumen memiliki tingkatan yang harus ditentukan. Beberapa terminologi yang berhubungan dengan hal ini adalah
1. Acceptable quality level (AQL). Sebuah level kualitas yang sebaiknya harus diterima oleh rencana sampling.
2. Producer’s risk (α). Risiko ketika material AQL ditolak oleh sampling penerimaan.
3. Limiting quality level (LQL). Sebuah level kualitas yang sebaiknya harus ditolak oleh rencana sampling.
4. Consumer’s risk (β). Risiko ketika material LQL diterima oleh sampling penerimaan.
3.3.2. Terminologi Pengukuran Sampling Plans
Sebuah rencana sampling dapat dihitung berdasarkan proporsi kecacatan p4. Terdapat 5 dasar pengukuran yang terdefinisi pada ISO 3534-2 Standard yaitu:
1. Probability of acceptance (Pa). Probabilitas ketika menggunakan sebuah rencana sampling penerimaan, sebuah lot diterima sesuai dengan tingkat kualitas
2. ASN (Average Sample Number). Rata-rata ukuran sampel yang diinspeksi per lot dalam penentuan keputusan untuk menerima atau menolak ketika menggunakan sebuah rencana sampling penerimaan.
4Ibid, hlm. 121-122
3. AOQ (Average Outgoing Quality). Rata-rata tingkat kualitas produk yang diharapkan didasarkan dari nilai kualitas produk yang diperiksa.
4. AOQL (Average Outgoing Quality Limit). Keseluruhan nilai maksimum AOQ dari kualitas produk yang dihasilkan maksimum AOQ berdasarkan dari rencana sampling penerimmaan dan pembetulan dari semua lot yang ditolak kecuali lot yang telah ditentukan.
5. ATI (Average Total Inspection). Rata-rata jumlah item yang diperiksa per lot termasuk keseluruhan pemeriksaan dari item pada lot yang ditolak.
3.3.3. Terminologi Perhitungan Grafik
Prinsip pengukuran rencana samplingbiasanya dipresentasikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan bagaiman rencana yang akan menunjukkan beberapa kemungkinan dari nilai proporsi kecacatan5. Beberapa grafik adalah sebagai berikut.
1. OC (Operating Characteristic) Curve. Penunjukan probabilitas dari penerimaan diplot dengan nilai proporsi kecacatan. OC curve digunakan dalam menilai perlindungan yang diberikan dari rencana.Contoh OC curve dapat dilihat pada Gambar 3.1.
III-6
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Gambar 3.1. OC Curve
2. ASN (Average Sample Number) Curve. Penunjukkan ASN diplot dengan nilai proporsi kecacatan. Digunakan dengan rencana yang menggunakan sampling dengan beberapa stages, itu menunjukkan bagaiman ukuran sampel
rata-rata bervariasi ketika kualitas yang diperiksa berubah. ASN curve digunakan dalam menilai kebutuhan inspeksi yang dibutuhkan.Contoh grafik ASN dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Gambar 3.2. ASN Curve
3. AOQ (Average Outgoing Quality) Curve
Penunjukkan AOQ diplot dengan nilai proporsi kecacatan. Titik maksimums pada grafik AOQ adalah AOQL. Proporsi kecacatan dilabel dengan pm. Contoh grafik AOQ dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Gambar 3.3. AOQ Curve
4. ATI (Average Total Inspection) Curve
Penunjukkan ATI diplot dengan nilai proporsi kecacatan. ATI Curve digunakan untuk pembetulan prosedur untuk menunjukkan persyaratan inspeksi keseluruhan untuk total prosedur. Contoh grafik ATI dapat dilihat pada Gambar 3.4
III-8
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Gambar 3.4. ATI Curve 3.4. Teknik Sampling
Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Elemen adalah setiap anggota dari populasi6. Dengan kata lain, seluruh elemen yang membentuk satu kesatuan karakteristik adalah populasi dan setiap unit dari populasi tersebut adalah elemen dari populasi. Sampel adalah sebuah subset dari populasi. Sebuah subset terdiri dari sejumlah elemen dari populasi yang ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu dengan tujuan tertentu. Elemen yang ditarik dari populasi disebut sebagai sebuah sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan seluruh elemen-elemen yang ditarik tersebut merepresentasikan karakteristik dari populasi.
Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tertentu melalui makna karakteristik populasi dapat diketahui atau didekati. Kata
6 Sinulingga, Sukaria. 2013. Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hal: 27, 182-195.
mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik maupun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu merepresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik.Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena manfaatnya yang demikian besar dalam penghematan sumber daya waktu dan biaya dalam kegiatan pengumpulan data.Sampling sering dilawankan dengan sensus yaitu suatu pengumpulan data secara menyeluruh yaitu seluruh sumber data ditelusuri dan setiap elemen data yang dibutuhkan diambil.
Secara garis besar metode penarikan sampel dapat diklasifikasi atas dua bagian yaitu probability sampling (penarikan sampel yang terkait dengan faktor probabilitas) dan non-probability sampling (penarikan sampel yang tidak terkait dengan faktor probabilitas). Perbedaan prinsipil dari dua tipe sampling ini selain dalam hal teknis/mekanisme pelaksanaan, juga dari sasaran pokok yaitu probability sampling lebih melihat kemungkinan area baru untuk diteliti
sedangkan non-probablility sampling lebih ditekankan pada eksplorasi dan kelayakan penerapan suatu ide.
Dalam probability sampling, setiap elemen dari populasi diberi kesempatan untuk ditarik menjadi anggota dari sampel. Rancangan atau metode probabilitysampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan (represntiveness)
oleh sampel terhadap populasi sangat dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas. Pemilihan metode penarikan sampel tergantung pada banyak faktor, antara lain yang utama ialah luasnya
III-10
cakupan generalisasi yang diinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan tujuan penelitian.
3.4.1. Probability Sampling
Dalam probability sampling, setiap elemen dari populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditarik menjadi anggota dari sampel7. Rancangan atau metode probability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan oleh sampel terhadap populasi sangat dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas.
Terdapat beberapa teknik Probability Sampling, antara lain:
1. Simple Random Sampling
Dalam Simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted probability sampling, setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan
atau peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Contohnya jika dari perusahaan X yang memiliki 500 karyawan akan ditarik sebanyak 25 orang secara serentak menjadi sebuah sampel maka peluang masing-masing karyawan akan terpilih menjadi anggota sampel adalah 1/500. Cara penarikan sampel berdasarkan simpel random sampling memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan kemampuan generalisasi yang tinggi. Namun penggunaan metode ini terbatas pada kondisi populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik atau property yang tidak berfluktuasi besar.
7Ibid., h. 193-201
2. Systematic Random Sampling
Systematic Samplingadalah suatu metode pengambilan sampel dari populasi
dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke n dari populasi tersebut mulai dari urutan yang dipilih secara random diantara nomor 1 hingga n.
Contohnya sebuah sampel berukuran 25 akan ditarik dari populasi yang berukuran 250. Elemen-elemen dalam populasi diberi nomor urut 1 hingga 250. Jika ukuran sampel dibandingkan dengan ukuran populasi misalnya terdapat 6 kelipatan. Berdasarkan jumlah kelipatan ini diambil secara random sebagai elemen pertama dalam sampel yaitu salah satu nomor urut 1 hingga 6, misalnya terpilih nomor 4. Nomor 4 yang terpilih maka nomor urut elemen populasi yang akan menjadi elemen sampel adalah nomor dengan kelipatan 4 sehingga yang terpilih adalah elemen-elemen dengan nomor urut 4, 10, 16, 22, 28, 34, dan seterusnya.
3. Stratified Random Sampling
Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random sampling. Pada metode stratified random sampling, strata elemen dalam
populasi mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Beberapa contoh strata yang dimaksud antara lain adalah strata dalam pendapatan, pendidikan, jabatan, usia, status, dan lain-lain. Contoh lainnya jika sasaran penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang pandangan kepala keluarga tentang mutu pemerintah desanya, maka tingkat
III-12
pendapatan kepala keluarga yang bermukim di desa tersebut tidak perlu dijadikan strata walaupun kisaran besarnya pendapatan mereka cukup besar.
4. Cluster Sampling
Dalam banyak kejadian, populasi berada dalam keadaan seperti terkotak- kotak dimana masing-masing kotak menunjukkan karakteristik yang berbeda.
Contohnya suatu wilayah dihuni oleh penduduk yang bersifat multi-kultur.
Masing-masing kultur tentu memperlihatkan cirinya sendiri dan akan sulit hidup bersama kecuali dengan mengadopsi toleransi terhadap perbedaan. Jika penelitian tentang perilaku masyarakat terhadap partisipasi dalam pembangunan dilakukan di wilayah yang multi-kultur ini dengan populasi adalah seluruh penduduk yang sudah berumur >15 tahun maka metode cluster sampling sangat tepat digunakan.
5. Area Sampling
Area Sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling.
Dalam area sampling, cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis dari populasi. Contohnya populasi berada dalam lokasi yang berbeda karakteristiknya. Populasi berada di daerah perkotaan, daerah pantai, pegunungan, pedalaman, dan lain-lain. Seperti halnya dengan cluster sampling, area sampling juga dilakuakan dengan cara memilih secara random
area investigasi dan pada area terpilih dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan salah satu metode simple random sampling,systematic sampling, atau stratified random sampling, sesuai dengan kondisinya.Juga dalam area sampling dapat dilakukan multi-stage sampling kalau diperlukan.
3.4.2. Nonprobability Sampling
Berbeda halnya dengan probability sampling, pada non-probability sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak
berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen8. Hal ini mengindikasikan bahwa temuan-temuan dari analisis terhadap sampel terpilih tidak dimaksudkan untuk generalisasi tetapi untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara murah. Dalam banyak kejadian, penggunaan metode non-probability sampling sering merupakan metode yang terpaksa dilakukan karena kondisi tertentu metode lain tidak mungkin dilakukan. Bebrapa model dari metode sampling yang non- probabilistik ini adalah convenience sampling dan purposive sampling.
1. Convenience Sampling
Pengambilan sampel dengan cara ini yaitu dengan cara mengambil anggota populasi yang dianggap sudah mewakili populasi, misalmnya dilakukan penelitian terhadap mahasiswa tingkat persiapan yang memiliki bubuk A.
disini akan diambil sampel dengan cara menutup mata dan kita panggil mahasiswa yang akan ditanyai.
3. Judgement Sampling
Untuk pengambilan sampel dengan cara ini diperlukan tenaga ahli yanmg akan menentukan anggota populasi yang akan menjadi anggota sampel.
Misalnya akan diadakan penelitian tentang penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis kosmetika. Para ahli biassanya mengambil segolongan orang yang
III-14
selalu memakai kosmetika, jadi tidak seluruh penduduk kota akan diambil sebagai pilihan.
3. Quota Sampling
Pada quota sampling, sampel yang diambil adalah sekelompok anggota populassi yang mempunyai karakteristik yang sama, misalnya akan dilakukan penelitian tentang masalah keluarga berencana (KB), maka dilakukan pengelompokkan golongan penduduk, misalnya penduduk suku Batak, Aceh, Minang dan sebagainya. Dari tiap golongan diambil dengan cara sebanding dari jumlah keseluruhan.
4. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi membesar.Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang ini disuruh memilih teman-temannya yang dijadikan sampel.Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
5. Systematic Sampling
Systematic Samplingadalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Misalnya anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Misalnya anggota populasi dari anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.Dari semua anggota populasi itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.
3.5. Tipe dari Sampling Plans
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan sampling penerimaan.
Klasifikasi paling utama adalah variabel dan atribut9.Variabel adalah karakteristik kualitas yang diukur dengan skala numerik.Atribut adalah karakteristik kualitas yang berbasis iya atau tidak.Beberapa metodesampling penerimaan adalah sebagai berikut
1. Sampling Penerimaan tunggal
Sampling penerimaan tunggal adalah prosedur penentuan lot dimana satu sampel dari n unit diambil secara random dari lot, dan penentuan lot ditentukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel tersebut.
2. Sampling Penerimaan Ganda
Sampling penerimaan ganda lebih rumit.Pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari sampel adalah (1) menerima lot, (2) menolak lot, atau (3) mengambil sampel kedua.
3. Sampling Penerimaan Banyak
Sampling penerimaan banyak adalah perpanjangan dari konsep sampling penerimaan ganda.
III-16
3.6. Prosedur Acceptance Sampling
Prosedur dalam melakukan acceptance sampling adalah sebagai berikut10. 1. Tentukan single, double, atauMultiple Sampling
2. Spesifikasi
p1 = Acceptable Quality Level p2 = Limiting Quality Level 3. Hitung operating ratio
R =𝑝1 𝑝2
4. Pilih rencana penggunaan acceptance number dengan nilai lebih kecil atau sama dengan R (operating ratio)
5. Tentukan ukuran sampel
R =𝑛𝑝2 𝑝2
6. Acceptance number dan ukuran sampel telah diperoleh
7. Gambar OC curve dengan membagi nilai np dengan ukuran sampel untuk memperoleh nilai p yang diasosiasikan dengan nilai probabilitas dari accpetance.
8. Gambar ASN curve dengan mengkali nilai ASN/n dengan ukuran sampel dan memplotting hasil dari nilai ASN dengan nilai p.
10 Edward G. Schilling, Op.cit, hlm. 146
3.7. Double Sampling
Penerapan rencana pengambilan sampel ganda mengharuskan sampel pertama ukuran n1akan diambil secara acakdari banyak (biasanya diasumsikan besar)11. Jumlah barang cacat d dihitung dan dibandingkan dengansampel pertama jumlah penerimaan a1 dan penolakan sejumlah r1
Tabel 3.3. Double Sampling Sampel Ukuran
Sampel
Ukuran Sampel Kumulatif
Acceptance Number
Rejection Number
1 n1 n1 a1 r1
2 n2 n1+n2 a2 r2
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Untuk memulai prosedur, sampel dari n1 diambil secara acak dari ukuran lot N dan jumlah kecacatan d1 pada sampel dihitung.
Jika d1≤ a1, maka lot diterima Jika d1≥ r1, maka lot ditolak
Jika a1<d1<r1, maka sampel kedua diambil.
Jika diperlukan, sampel kedua ukuran n2 diambil.Jumlah barang cacat D2
yang terkandung dalam kedua sampel ditentukan. Jumlah total barang cacat D2 = d1 + d2,
membandingkan dengan penerimaan nomor a2 dan penolakan nomor r2 untuk sampel kedua. Pada pengambilan sampel ganda r2 = a1 + 1 untuk memastikan keputusan tentang sampel kedua.
Jika D2≤ a2, maka lot diterima Jika D2≥ r2, maka lot ditolak
III-18
Double Sampling dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
Gambar 3.5. Prosedur dari Double Sampling
3.8. Pengukuran Performansi Double Sampling
Pengukuran performansi dari Double Sampling dapat dilihat pada Tabel 2.412.
Tabel 3.4. Rumus Performansi Double Sampling
Pengukuran Rumus
Pa
P𝑎 = P𝑎1+P𝑎2, dimana Pai adalahPa untuk i sampel
( )
−( ) ( )
+
=
− +
= 1
1
2 1 2 1 1 1
1
1
1 1
r
a d
n d a F n d f n
a F
Sumber: Edward G. Schilling (2008)
3.9. Pengujian Keseragaman Data
12Ibid, hlm. 152
Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam13.Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta kendali.Batas kendali dibentuk dari data yang merupakan batas yang menentukan seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam jika berada dalam batas control dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas kontrol. Rumus untuk menghitung keseragaman data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% adalah :
𝑋̅ =∑ 𝑋𝑖 𝑛 σ = √∑(𝑋𝑖− 𝑋̅)2
𝑛 − 1 BKA = 𝑋̅ + 𝑧 BKB = 𝑋̅ − 𝑧 dimana:
𝑋̅ : waktu rata-rata σ : simpangan baku BKA : Batas Kontrol Atas BKB : Batas Kontrol Bawah
3.10. Penentuan Jumlah Sampel Data
III-20
Penelitian deskriptif umumnya memiliki interval konfidensi, yaitu selang nilai dari rata-rata atau proporsi sampel14. Penelitian juga menentukan tingkat keyakinan 95% atau 99%. Dalam menentukan jumlah sampel yang diperlukan, rumus yang digunakan penelitian adalah
N =4𝑧∝2𝜎2 𝑊2 Dimana:
𝑧∝2adalah nilai z yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan (dilihat dari tabel z)
σ = standar deviasi data W = nilai interval konfidensi
3.11. Selang Kepercayaan
Bila 𝑥̅ dan s adal ah nilai tengah dan simpangan baku sampel berukuran n<30, maka selang kepercayaan (1-α)100% bagi µ diberikan oleh rumus15
𝑥̅ − 𝑡𝛼
2
𝑠
√𝑛 < µ < 𝑥̅ + 𝑡𝛼/2 𝑠
√𝑛 Dimana:
tα/2 = nilai t dengan v = n - 1
3.12. Fuzzy Acceptance Sampling Plan
14Hulley dkk, Designing Clinical Research (Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins, 2007), hlm. 75 – 76.
15Walpole, R.E., Pengantar Statistika (Jakarta:Gramedia, 1993), hlm. 247
Parameter yang digunakan pada perencanaan pengambilan sampel tidak dapat dinyatakan sebagai nilai-nilai yang telah tepat16. Sampel yang telah diambil dapat dinyatakan dengan "kurang lebih", "sekitar", atau "antara". Teori himpunan fuzzy adalah alat yang sangat berguna untuk mengkonversi pernyataan ini ke suatu
fungsi matematika.Pada hal ini, peluang penerimaan rencana pengambilan sampel harus dihitung dengan kaitannya dengan menggunakan aturan fuzzy.
Pada bagian sebelumnya, binomial dan distribusi poisson telah dianalisis apabila parameter nya kabur.Pada bagian ini dan perencanaan double sampling dianalisis dengan memperhatikan parameter fuzzy yang digunakan.
3.12.1. Fuzzy Double Sampling
Berasumsi bahwa akan kita gunakan rencana pengambilan sampel ganda dengan parameter Fuzzy
(
~n1,~c1,~n2,~c2)
. Dimana n~ merupakan ukuran sampel danc~ merupakan acceptance number. Parameter fuzzy dengan persentasi cacat
sebanyak 2% biasanya digunakan sebagai parameter. Jika distribusi Poisson yang digunakan, penerimaan probabilitas sampling ganda dapat dihitung sebagai berikut:
(
d1 ~c1) (
P~c1 d1 ~c2) (
Pd1 d2 ~c2)
P
Pa = + +
−
=
−
−
=
+
=
21 1
1 2
2
2 2 1
1 1
1
1
1 ~
~
~
0 2
~
~
1
~
~ ~
0 1
~
~
!
!
!
~
cc d
d c
d
p n d p
n d c
d
p n d
a
d
e d
e d
P e
16Kahraman, C, Kaya, & M. Yavuz, Production engineering and management under fuzziness.(Poland:
III-22
( )
al,d;~( ) ,
ar,d;~( )
a
P P
P =
+
=
−
=
−
−
=
2
1 1
1 2
2
2 2 1
1 1
1
1 1
0 2
0 1 1
;~
,
min ! ! !
c
c d
d c
d
p n d p
n d c
d
p n d d
al
d
x e d
e d
P e
+
=
−
=
−
−
=
2
1 1
1 2
2
2 2 1
1 1
1
1 1
0 2
0 1 1
;~
,
max ! ! !
c
c d
d c
d
p n d p
n d c
d
p n d d
ar
d
x e d
e d
P e
Contoh kasus yaitu padasaat meninjau kasus Fuzzy Double Sampling. Ukuran sampel ditentukan sebagai "Sekitar 75" dan "Sekitar 300 "untuk sampel pertama dan kedua,dan Juga angka penerimaan ditentukan sebagai "Sekitar 0" dan "Sekitar 3" untuk sampel pertama dan kedua, masing-masing. berdasarkan Persamaan.
(19,51), probabilitas penerimaan Rencana Double Sampling dihitung sebagai berikut:
(
~0) (
~1) (
2~) (
2~) (
1~) (
~3) (
~0)
~
2 1
2 1
2 1
1 + = + = + =
=Pd Pd xPd Pd xP d Pd xP d
Pa
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
(
0,0105,0.0235,0.2052) (
0,0,0.0005) (
0,0,0.0001) (
0,0,0)
0001 . 0 , 0 , 0 227 . 0 , 2067 . 0 , 1088 . 0 0005 . 0 , 0 , 0 224 . 0 , 1654 . 0 , 0477 . 0
0024 . 0 , 0 , 0 227 . 0 , 0882 . 0 , 0105 . 0 2052 . 0 , 0235 . 0 , 0105 . 0
+ +
+
=
+ +
+
=
x x
x
(
0.0105,0.0235,0.2058)
~ =a P
3.13. Standard Operating Procedure (SOP)
SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa
semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi berjalan efektif, konsisten, standar, dan sistematis17.
3.13.1. Teknik Penyusunan Standard Operating Procedure
Setiap teknik penyusunan memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing18.Pemilihan pada teknik yang berbeda dapat disebabkan oleh alasan berikut.
1. Tujuan penyajian prosedur operasional standar. Ketika memutuskan menyusun SOP, pasti ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuanlah yang akan menentukan sebaik dan selengkap apa SOP organisasi akan disusun, serta bagaimana agar SOP dipahami oleh semua anggota organisasi.
2. Sifat prosedur operasional standar yang akan disajikan. Prosedur yang lebih efektif apabila menggunakan teknik naratif adalah prosedur operasional standar yang tidak mencakup variasi kegiatan yang banyak. Sedangkan, prosedur operasional standar dengan kegiatan-kegiatan berariasi-termasuk penggunaan dokumen dan laporan yang beragam, maka sebaiknya menggunakan teknik bagian arus atau teknik ampuran.
3. Kemampuan si pelaksana prosedur operasional standar. Apabila organisasi membekali pelaksana dengan pelatihan dan sosialisasi yang memadai maka tidak ada kaitan erat antara kemampuan pelaksana dengan teknik penyajian
17Tambunan, R.M., Standard Operating Procedures (Jakarta:Maiestas Publishing, 2013), hlm. 86
III-24
SOP. Namun pembuatan SOP yang efektif serta ditunjang dengan kemampuan si pelaksana yang memadai, maka rotasi, mutasi, dan promosi anggota organisasi lebih mudah dilakukan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penyusunan SOP adalah sebagai berikut.
1. Teknik Naratif
Teknik naratif merupakan teknik yang menggunakan kekuatan narasi dan penjelasan melalui kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang benar ditambah istilah-istilah yang lazim digunakan dalam organisasi untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan dalam organisasi, baik terkait dengan kegiatan operasional maupun administrasi.
2. Teknik Bagan Arus
Teknik bagan arus (flowchart) menggunakan simbol-simbol khas, dimana tiap simbol akan merepresentasikan kegiatan, keputusan, dokumen, laporan, media penyimpanan, penghubung, dan sebagainya. Simbol-simbol yang dimaksud adalah
a. Simbol bagan arus dasar
Tabel 3.5. Simbol Bagan Arus Dasar
Simbol Keterangan Simbol Keterangan
Persiapan Dokumen
Tabel 3.5. Simbol Bagan Arus Dasar (Lanjutan)
Simbol Keterangan Simbol Keterangan
Proses Proses
Pengganti
Keputusan Data
Proses Utuh Kegiatan
Manual Masukan
Manual Card
Pemisah Prosedur
Sumber: Muhammad Rudi Tambunan (2013)
b. Simbol bagan arus penghubung kegiatan dalam prosedur.
Tabel 3.6. Simbol Bagan Arus Penghubung Kegiatan dalam Prosedur
Simbol Keterangan
Penghubung Prosedur dalam Satu Halaman
Penghubung Prosedur dalam Berbeda Halaman
Sumber: Muhammad Rudi Tambunan (2013)
c. Simbol penyimpanan
Tabel 3.7. Simbol Penyimpanan
III-26
Simbol Keterangan Simbol Keterangan
Pita Tertanda Penyimpanan
Intern
Data Tersimpan Penyimpanan
Akses Langsung
Disket Magnetik Penyimpanan
Akses Berurutan
Sumber: Muhammad Rudi Tambunan (2013)
d. Simbol bagan arus alur atau garis penghubung
Tabel 3.8. Simbol Bagan Arus Alur
Simbol Keterangan
Alur/garis penghubung tanpa tanda panah
Alur/garis penghubung dengan tanda panah
Sumber: Muhammad Rudi Tambunan (2013)
e. Simbol bagan arus kegiatan rinci dalam proses
Tabel 3.9. Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci dalam Proses
Simbol Keterangan Simbol Keterangan
Tampilan Sortir
Penghubungan Tunda
Penggabungan Penguraian
Arsip Tetap Arsip Sementara
Pemaduan Pilihan Langkah
Sumber: Muhammad Rudi Tambunan (2013)
3. Teknik Tabular
Teknik tabular digunakan untuk melakukan analisis kegiatan dalam proses penyusunan SOP.
4. Teknik Campuran
Teknik ini merupakan gabungan variatif dari ketiga teknik di atas. Gabungan ketiga teknik ini banyak digunakan, terutama agar penyajian SOP lebih mudah diphami oleh semua pihak.
3.13.2. Bagian Penyajian Standard Operating Procedure