• Tidak ada hasil yang ditemukan

Crude Palm Oil (kg)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.7. Proses produksi

2.7.2. Bahan yang Digunakan

2.7.2.3. Uraian Proses

Pabrik kelapa sawit PMKS PT. Sisirau mengelola bahan baku berupa kelapa sawit hingga menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa sawit sebagai hasil utama dan juga kernel (inti),dan cangkang sebagai hasil sampingan. PMKS PT. Sisirau memiliki kapasitas produksi 30 Ton/ Jam. PT.

Sisirau memiliki enam stasiun kerja yaitu 1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing) 3. Stasiun Penebahan (Thressing)

4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing) 5. Stasiun Klarifikasi Minyak (Clarification) 6. Stasiun Pengolahan Biji

1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah adalah stasiun yang digunakan untuk menerima buah TBS yang diangkut oleh truk-truk pengangkut TBS yang berasal dari kebun sendiri dan kebun rakyat. Pada stasiun penerimaan buah terdapat stasiun timbangan dan stasiun loading ramp.

Pada Stasiun penimbangan untuk menentukan berat netto TBS, mengetauhi rendemen dan kapasitas TBS yang di perlukan oleh pabrik. Pada stasiun ini terdapat catatan penerimaan TBS, Pengiriman kernel (inti), pengiriman CPO, berat minyak dan kernel (inti), dan berat TBS. Pada PMKS PT. Sisirau terdapat jembatan timbangan yang menggunakan sistem digital dengan kapasitas maksimal 30 ton. Sebelum TBS masuk keloding ramp disiapkan petugas yang menyotir buah karena TBS juga sangat mempengaruhi minyak serta rendaman yang diperoleh. Oleh karena itu pihak sortasi bertugas untuk memilih kriteria TBS yang siap diolah dan menyisihkan yang masih mentah atau belum siap diolah.

Setelah proses penimbangan selanjutnya melalui Loading Ramp yang memiliki fungsi tempat penimbunan sementara TBS sebelum tandan buah segar tersebut dipindahkan kelori perebusan. Lantai loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan 27 ̊ dan mempunyai 12 pintu. Pintu dari setiap ruang dibuka

secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Lori yang digunakan untuk mengangkut ketempat perebusan sawit ditarik dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 4,5 ton TBS/jam, pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk kedalam lori, selanjutnya lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand untuk dipindahkan ke stasiun perebusan.

Gambar 2.2. Stasiun Timbangan

Gambar 2.3. Sistem Komputerisasi Stasiun Timbangan

2. Stasiun Perebusan

Proses perebusan (Sterilizer) dimulai dengan proses pemisahan brondolan untuk mendapatkan minyak dan kernel (inti). Proses perebusan menggunakan bejana

Sterilizer yang merupakan sebuah bejana tekan dengan tipe horizontal dilengkapi dengan dua unit pintu, proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit dalam proses ini buah kelapa sawit dimasukkan kedalam sterillizer dengan waktu ±90 menit. Satu lori rebusan yang dimiliki ±4,5 ton/lori dan terdapat 7 lori untuk satu kali perebusan. Perlu juga diketahui dalam pengisian TBS pada lori agar tidak terlalu penuh karena hal tersebut dapat mengakibatkan TBS jatuh dalam rebusan yang mengakibatkan kerugian minyak pada air kondensat rebusan dan penyumbatan saringan pipa-pipa kondensat. Lori yang berisikan TBS ditarik dengan menggunakan capstand ditransfer carriage dan selanjutnya dimasukkan kedalam sterillizer. Pada PMKS PT. Sisirau terdapat 2 unit sterillizer dimana temperaturnya sebesar 120 – 135̊ C.Tujuan perebusan adalah mempermudah pelepasan buah dari tandan dan kernel (inti), memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan.

Dalam perencanaan kebutuhan unit Sterilizer yang disesuaikan dengan kapasitas pabrik, dengan perhitungan :

𝐾𝐾𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑈𝑈𝑎𝑎𝑈𝑈𝑒𝑒 𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆

= 𝐾𝐾𝑎𝑎𝐾𝐾𝑎𝑎𝐾𝐾𝑈𝑈𝑒𝑒𝑎𝑎𝐾𝐾 𝐾𝐾𝑎𝑎𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑝𝑝 𝑥𝑥𝑆𝑆𝑈𝑈𝑝𝑝𝑆𝑆𝑒𝑒𝐾𝐾 𝑃𝑃𝑒𝑒𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝐾𝐾𝑎𝑎𝑎𝑎 (𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆 ) 𝐼𝐼𝐾𝐾𝑈𝑈 𝑆𝑆𝑒𝑒𝑒𝑒𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑈𝑈𝑆𝑆𝑒𝑒𝑆𝑆 𝑥𝑥 60 𝑚𝑚𝑒𝑒𝑎𝑎𝑈𝑈𝑒𝑒

Dalam satu siklus perebusan memiliki tekanan uap 3 kg/cm2, Siklus proses perebusan yaitu dengan pengisian lori yang TBS ke dalam Sterilizer, selanjutnya ditutup pintu Sterilizer dan dilakukan penguncian pintu pengaman Sterilizer dan terakhir memasukkan uap kedalam dan mengeluarkan Uap dari bejana Sterilizer dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program secara otomatis. Tujuan dari proses perebusan adalah:

a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.

b. Menguraikan kadar air dalam buah.

c. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

d. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar.

e. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan (digesting).

f. Mempermudah proses pembantingan (threshing).

Gambar 2.4. Ketel Rebusan (Sterillizer)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari janjangan (bunch ) setelah lori berisi buah yang sudah siap direbus diangkut dengan Hosting Crane dan menuangkannya ke dalam automatic feeder (bunch feeder)lalu buah akan jatuh ke dalam thresser . thresser merupakan alat penebah atau pemisah janjangan dengan

brondolan yang berbentuk drum, bagian utama drum dibuat kisi-kisi (celah) sebagai tempat jatuhnya buah brondolan yang terlepas dari janjangannya.

Thresser digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan cara masuknya buah dari pengisi otomatis masuk kedalam drum yang berputar (23-25 rpm), dan dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbuang sehingga buah/brondolan lepas dari tandan melalui kisi-kisi drum buah masuk kedalam konveyor janjangan kosong yang terdorong keluar dan masuk kedalam conveyor janjangan kosong (empty bunch conveyor). Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing . Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh conveyor dan dibawa ke hopper janjangan kosong melalui empty bunch conveyor dan bunch Hopper Conveyor.

Gambar 2.5. Trippler

Gambar 2.6. Threshing

4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing)

Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah atau pericrape dengan biji atau nut dan proses pengambilan minyak kasar dari buah. Pengambilan minyak pertama yang terjadi pada stasiun kempa dilakukan dengan cara melumat buag dan mengempanya. Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Pemisahan minyak kasar dari pasir

Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan berdasarkan berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran pada bagian atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir

pada saluran bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah.

Minyak kasar akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di tempat penampungan.

2. Penyaringan minyak kasar

Penyaringan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan vibro separator.Vibro separator berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran-kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit transfer conveyor untuk diproses kembali. Sedangkan minyak kasar dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas.

3. Pemanasan minyak kasar

Pemanasan minyak kasar bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di vertical clarifier tank dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.

Temperatur yang diharapkan ± 900C. Untuk menjaga kebersihan dalam Crude OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude Oil Tank selanjutnya dipompakan ke dalam Vertical Clarifier tank dengan menggunakan vacum pump.

4. Pemisahan minyak dari sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan di vertical clarifier tank. Vertical clarifiertank berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur dipertahankan 90-950C.

Vertical clarifier tank terdiri dari tiga ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas.

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam pure oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat.

- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam sludge tank.

5. Penampungan minyak murni

Penampungan minyak murni dilakukan di tangki minyak murni (pure oil tank).Minyak yang ditampung di ruang kedua vertical clarifier tank dialirkan ke pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga temperatur 95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut. Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau endapan.

6. Pemurnian minyak

Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier. oil purifier bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,13 % dan temperatur 90-950C. Oil purifier bekerja dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm. Akibat dari gaya sentrifugal ini maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan bergerak ke arah poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl. Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl yang dilarutkan dengan pencucian.

7. Pengeringan minyak

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa di dalam tabung pengering secara terus menerus.

Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.

Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).

Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.

Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel tank.

8. Penampungan minyak sawit (CPO)

Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di oil storage tank (OST) atau sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada oil storage tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan temperature. Storage tank harus dibersihkan secara rutin karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.

9. Penampungan sludge

Penampungan sludge hasil pemisahan di vertical clarifier tank dilakukan di sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi

persentase Non Oil Solid (NOS) dalam sludge. Oleh karena itu, perlu dilakukan blow down secara rutin.

10. Penyaringan sludge

Penyaringan sludge dilakukan dengan menggunakan vibro Separator.Vibro Separator berfungsi untuk memisahkan sludge dari benda-benda padat berupa serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah saringan kawat dengan ukuran saringan 60 mesh. Benda-benda padat berupa serabut, pasir, dan kotoran akan dibuang ke tempat penampungan. Sedangkan sludge akan dialirkan melalui pipa ke sand cyclone.

11. Pemisahan sludge dari pasir

Pemisahan sludge dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand cyclone.Sludge dari vibro separator masih mengandung pasir sehingga harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena gaya sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge ditampung di sludge buffer tank sebelum diproses pada sludge separator.

Sludge buffer tank ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan steam injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan sludge kembali ke sludge tank, pipa II di tengah tangki untuk menyalurkan sludge ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga kelebihan sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing-masing untuk menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit.

Sludge dipanaskan pada temperature 90-950C sehingga minyak yang akan dipisahkan pada low speed lebih homogen.

12. Pemisahan minyak dari sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan dengan menggunakan sludge separator.Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, dan kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas dengan steam siklus, sehingga

cairan berputar-putar dalam tabung yang menimbulkan gaya sentrifugal, selanjutnya cairan tanpa pasir dan kotoran bergerak ke atas dan keluar melalui poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir memiliki kadar air 80-85 %, minyak 5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar sedangkan minyak akan dipompakan ke sludge drain tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge separator diharapkan 0,3-0,5 %.

13. Pengambilan minyak kembali a. Low Speed

Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah ke arah sumbu vertical minyak akan terkumpul di tengah sedangkan kotoran akan tercampak keluar.

Selanjutnya dialirkan ke reclaimed tank sedangkan drab buang dialirkan ke effluent treatment.

b. Sludge Drain Tank

Endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge (sludge tank) yang dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat-fit). Tangki ini dilengkapi pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung di bagian atas dialirkan ke VCT, sedangkan lumpur pekat dibuang kembali ke bak penampung lumpur.

Jika cairan di dalam tangki terlalu kental, perlu diadakan penambahan air panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat jenis yang tinggi dapat terlaksana dengan baik.

c. Hot Weel Tank

Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot water tank.. Air dalam tangki ini dipanaskan dengan temperatur berkisar antara 90-950C dengan menggunakan steam injection serta air condensate steam coil ke dalam tangki. Selanjutnya akan dipompakan untuk menyuplai kebutuhan air di hot water tank.

d. Hot Water Tank

Hot water tank berfungsi untuk menampung air panas untuk menyuplai kebutuhan air panas di oilpurifier, sludge separator dan screw press serta untuk pencucian tangki-tangki. Hal yang perlu diperhatikan adalah temperature air yang harus tetap dijaga sekitar 1000C serta pemeliharaan pompa air panas.

e. Fat-Fit

Buangan (sludge) dari stasiun klarifikasi akan dialirkan ke fat fit. PKS Rambutan (PRBTN) memiliki enam kolam penampung sludge dari stasiun klarifikasi dan satu bak penampung minyak hasil endapan dalam kolam penampung sludge. Fat-fit berfungsi sebagai bak penampungan limbah sementara dan tempat pengendapan sludge. Untuk memudahkan proses pengendapan, ditambahkan air panas dengan suhu 90-950C.

6. Pengolahan Biji

Setelah dari stasiun Pressing diperoleh crude oil dan nut. Crude oil diproses di clarification Station sedangkan nut diolah distasiun kernel recovery hingga diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Penguraian Cake (Cake Breaker)

Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serabut.

Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor.

Prinsip kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara berputar sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah terurai.

2. Pemisahan biji dari serabut

Pemisahan biji dari serabut dilakukan dengan menggunakan depericarper.

Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serabut dan membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Depericarper terdiri kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah teruraimasuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan oleh hisapan blower.Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum,sedangkan serabut kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor melalui air lock.

Nut polishing drum berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada nut polishing drum biji akan bergesekan dengan blade-bladepolyshing drum, sehingga selama biji melewati nut polishing drum, serabut-serabut halus yang masih melekat pada biji akan terlepas.

1. Pemisahan biji dari batu dan biji kosong

Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating coloumn) dan nut cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.

2. Pemisahan biji menurut besar diameter

Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan nut grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang

masuk ke nut silo. Nut grading drum adalah drum yang berlubang dan berputar.

3. Pengeraman biji

Pengeraman biji dilakukan di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji

± 9%. nut silodilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).

4. Pemecahan biji

Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad).Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel, dimana 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi di bagian luar.Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh kecepatan putar rotor, jarak antara rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi.

5. Pemisahan inti sawit dari cangkang

Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti sawit

dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDS pertama. Di LTDS pertama, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Di mana kotoran yang ringan, dan pecahan cangkang yang ringan akan terhisap oleh LTDSfan pertama, kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang, dan inti sawit akan masuk ke LTDS kedua melalui air lock.

Di LTDS kedua pecahan cangkang dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Dimana pecahan cangkang ringan akan terhisap oleh LTDSfan kedua, kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah yang memiliki kriteria berat sedang akan masuk ke hydrocyclone melalui air lock. Sedangkan Inti sawit utuh akan jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

6. Pemisahan inti sawit pecah dari cangkang

Pemisahan inti sawit pecah dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit hydrocyclone yang dioperasikan secara seri. Prinsip kerja hydrocyclone adalah menggunakan air untuk memisahkan inti sawit pecah dari pecahan cangkang berdasarkan berat jenis. Hydrocyclone terdiri dari saluran yang berbentuk siklon. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja hydrocyclone dapat dilihat gambar 2.7.

b

c d

e

a f

g

Gambar 2.7. Proses Pemisahan di Hydrocyclone Keterangan gambar:

a. Pecahan cangkang, dan inti sawit pecah jatuh ke bak air pertama.

b. Lalu dipompakan ke hydrocyclone pertama untuk dilakukan pemisahan.

c. Inti sawit pecah tidak sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke roller drum pertama, kemudian jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

d. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah sempurna yang memiliki berat yang sama keluar melalui underflow dan jatuh ke bak air kedua.

e. Lalu dipompakan ke hydrocyclone kedua untuk dilakukan pemisahan kembali.

e. Lalu dipompakan ke hydrocyclone kedua untuk dilakukan pemisahan kembali.

Dokumen terkait