• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBN 978-623-6340-70-7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ISBN 978-623-6340-70-7"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PROGRAM KB DI INDONESIA

SEJARAH PROGRAM KB DI INDONESIA

Program KB merupakan program berskala nasional untuk menurunkan angka kelahiran dan mengendalikan pertumbuhan penduduk di suatu negara (Rembet et al., 2022). Pada masa Orde Baru, program KB sangat sukses karena mendapat dukungan langsung dari Presiden Soeharto. Dalam kurun waktu tersebut, promosi program KB berhasil menginspirasi seluruh masyarakat di pelosok Indonesia.

Karena program keluarga berencana nasional diakui secara internasional, banyak negara berkembang yang menjadikan Indonesia sebagai model untuk menciptakan program keluarga berencana nasional yang kuat.

PERAN DARI PEMERINTAH DALAM

Bab ini memberikan gambaran mengenai metode bedah pria sebagai bagian dari partisipasi pria dalam program keluarga berencana. 58 | Halaman Program Keluarga Berencana di Kabupaten Jember (Studi pada Laki-laki Peserta KB Metode Operasi pada Pelayanan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana di Kabupaten Jember). Partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu elemen penting dalam menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Bentuk Keikutsertaan Laki-Laki dalam Program Keluarga Berencana Peran laki-laki dalam KB diharapkan tidak hanya sekedar menjadi peserta KB yang pasif, atau sekedar mendukung pasangan dalam penggunaan metode kontrasepsi tertentu.

METODE KONTRASEPSI

METODE KONTRASEPSI

Efektivitas kontrasepsi terdiri dari efektivitas teoritis atau fisiologis, efektivitas penggunaan, dan efektivitas demografi. Efektivitas teoritis berarti kemampuan suatu metode kontrasepsi, jika digunakan dengan benar, sesuai petunjuk tanpa kelalaian. Efektivitas demografis adalah seberapa banyak alat kontrasepsi yang dibutuhkan untuk mencegah satu kelahiran (Wiknjosastro, 2014).

Klasifikasi Alat Kontrasepsi Metode kontrasepsi secara umum dibedakan menjadi metode kontrasepsi tradisional dan metode kontrasepsi modern. 19 | Metode halaman kalender, pantang berkala, metode suhu basal, metode lendir serviks, metode simtotermal dan hubungan seksual terputus-putus. Alat kontrasepsi modern meliputi alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntikan, alat kontrasepsi subkutan (AKBK) dan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), serta alat kontrasepsi non hormonal seperti vasektomi dan tubektomi (Handayani, 2010).

Alat kontrasepsi di Indonesia berdasarkan lama penggunaan atau lama efektifitasnya dibedakan menjadi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan kontrasepsi jangka pendek yang disebut non-MKJP. Jenis-jenis IUD antara lain alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau dikenal dengan istilah intrauterine devices (IUD), alat kontrasepsi subkutan (SCC) atau dikenal dengan implan, tubektomi pada wanita atau. 20 | Halaman metode operasi untuk perempuan (MOW), dan vasektomi untuk laki-laki atau metode operasi laki-laki (MOP) 15 Sedangkan metode non-MKJP meliputi pil, suntikan, kondom dan metode lain selain yang termasuk dalam MKJP (Wiknjosastro, 2014). .

Tujuan penggunaan metode kontrasepsi Tujuan penggunaan kontrasepsi adalah untuk mengatur pendewasaan perkawinan, mengatur kehamilan dan kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (Rusmin et al., 2019) . Untuk mencapai tujuan program KB meliputi sasaran langsung yaitu pasangan usia subur yang bertujuan menurunkan angka kelahiran melalui penggunaan kontrasepsi berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung terdiri dari pelaksana dan pengelola KB dengan menurunkan angka kelahiran. melalui pendekatan terpadu terhadap kebijakan kependudukan.

SYARAT KONTRASEPSI

JENIS METODE KONTRASEPSI

Alat kontrasepsi subkutan (SCD) atau disebut juga implan, dipasang di bawah kulit lengan atas dengan anestesi lokal. Bab ini memberikan gambaran umum tentang alat kontrasepsi kondom agar Anda memahami pentingnya kondom dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular. Meski bukan merupakan alat kontrasepsi baru, namun sejauh ini sosialisasi penggunaan kondom di Indonesia belum begitu berhasil sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan tidak tertarik, padahal penggunaan kondom secara fungsional lebih menguntungkan.

38 | Halaman Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penyakit kelamin pada saat berhubungan seksual.Kondom biasanya terbuat dari karet lateks, berbentuk tabung kedap air yang salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantong untuk menampung sperma. Untuk memaksimalkan penggunaan kondom dan mengurangi risiko penularan IMS dan HIV serta risiko kehamilan, disarankan untuk memilih dan menggunakan kondom dengan benar dan konsisten (Jatmiko, 2010). Beberapa kemungkinan efek samping penggunaan kondom antara lain: reaksi alergi terhadap lateks termasuk kemerahan, pembengkakan bahkan penyempitan bronkus (Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UNUD, 2005).

Kelebihan penggunaan kondom adalah sangat efektif sebagai alat kontrasepsi bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi air susu ibu (ASI) ibu menyusui, memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk infeksi HIV, tidak memerlukan pengobatan. skrining atau pengawasan ketat, tidak mahal dan dapat dibeli secara umum (tidak perlu resep dokter), merupakan metode sementara jika metode kontrasepsi lain harus ditunda (Jatmiko, 2010). Kondom merupakan alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penyakit kelamin pada saat berhubungan seksual, kondom biasanya terbuat dari... Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan, banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi oleh seorang pria.

Pemilihan jenis alat kontrasepsi atau mengikuti Program Keluarga Berencana merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan, karena penggunaan alat kontrasepsi merupakan kebutuhan bersama antara keduanya. Partisipasi laki-laki dalam penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai target TFR sebesar 2,1 di Indonesia pada tahun 2025. Bentuk-bentuk keikutsertaan laki-laki dalam KB dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, antara lain: partisipasi langsung adalah sebagai peserta KB dengan menggunakan salah satu cara atau metode untuk mencegah kehamilan, seperti: kondom, vasektomi (MOP), metode kopulasi terputus dan berkala. metode pantang/sistem kalender (Raidanti, 2021).

Untuk meningkatkan peran laki-laki dalam program keluarga berencana, pemerintah telah mencoba berbagai inisiatif dalam beberapa tahun terakhir.

KONDOM

PENGERTIAN KONDOM

Kondom juga diperkirakan berasal dari kata Italia guantone, dari kata guanto yang berarti sarung (Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2007). Kondom adalah pembungkus karet yang terbuat dari berbagai bahan, seperti lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Selain itu bisa juga dari bahan karet sintetis yang tipis, bentuknya silindris dengan mulut yang lebih tebal sehingga bila diputar bisa berbentuk pipih atau puting.

Kemudian pada kondom juga ditambahkan bahan-bahan yang dapat meningkatkan efektivitasnya, seperti penambahan bahan yang dapat menghancurkan vesikula seminalis dan menurunkan motilitas atau pergerakan. Kondom menjadi pilihan terbaik selanjutnya untuk melindungi diri dari penularan penyakit menular seksual, HIV dan risiko kehamilan.

JENIS KONDOM

Kenyamanan artinya kondom harus pas dan nyaman saat digunakan serta tidak mudah sobek atau bocor. Kondom pria melindungi pengguna dan pasangannya dari infeksi dengan melindungi kelenjar dan batang penis, yang merupakan area utama masuk dan keluarnya IMS patogen. 41 | Halaman yang diberi kondom akan mengurangi efektivitasnya jika infeksi menular melibatkan area yang tidak terjangkau oleh kondom.

Saat ini terdapat tiga bahan dasar kondom yang beredar di pasaran, yaitu lateks, membran alami (usus domba), dan bahan sintetis (poliuretan, poliisoprena).

CARA PENGGUNAAN KONDOM

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Setelah ejakulasi dan sebelum penis melemah, tarik penis secara hati-hati dan pegang bibir kondom agar air mani tidak keluar. Angka kegagalannya relatif tinggi, perlu penghentian sementara aktivitas seksual dan spontanitas memasang kondom, harus digunakan dengan hati-hati dan terus-menerus dalam setiap hubungan seksual, sebagian orang mungkin alergi terhadap bahan karet kondom sehingga menyebabkan iritasi (Jatmiko , 2010).

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONDOM 45

Meski belum sepenuhnya, kondom efektif mengurangi penularan HIV, herpes genital, kutil kelamin, sifilis, gonore, klamidia, dan infeksi lainnya. Tingkat efektivitas kondom secara teoritis mencapai 98% bila digunakan dengan benar dan konsisten (Kementerian Kesehatan RI, 2014). 46 | Halaman Penggunaan kondom yang benar dan konsisten dapat mengurangi risiko PMS/HIV dan memberikan perlindungan maksimal.

Pegang ujung kondom dan masukkan pada penis yang sedang ereksi, sisakan ruang di ujung kondom, pastikan tidak ada udara di ujung kondom dan pastikan Anda menggunakan pelumas yang tepat. 47 | Saat berhubungan intim, kondom biasanya terbuat dari karet lateks, berbentuk tabung anti bocor yang salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantong untuk menampung sperma. Kondom digunakan pada alat kelamin laki-laki yang sedang ereksi sebelum melakukan hubungan intim atau senggama (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).

Kondom merupakan pilihan terbaik kedua untuk melindungi diri dari penularan IMS, HIV dan risiko kehamilan, namun pemilihan kondom juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu hubungan seksual. Dalam memilih kondom sebaiknya memperhatikan kriterianya agar dapat dikatakan berkualitas, sebutkan dan jelaskan kriterianya.

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

PERMASALAHAN METODE OPERATIF PRIA

PROSEDUR METODE OPERATIF PRIA

55 | Rendahnya minat masyarakat terhadap MOP mungkin dipengaruhi oleh kualitas pelayanan KB yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi mereka terhadap penggunaan alat kontrasepsi, karena salah satu hal yang menentukan tingkat keberlangsungan penggunaan alat kontrasepsi adalah adanya kualitas pelayanan yang baik (Sutomo dan Wahyudi , 2018). Salah satu caranya, metode bedah pria (MOP), merupakan prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan cara mengikat atau memotong vas deferens. Sebagai satu keluarga utuh, laki-laki dan perempuan harus mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas kesehatan reproduksinya sendiri.

Dengan kata lain, hak dan kewajiban suami istri untuk mengikuti KB adalah sama tanpa menimbulkan diskriminasi dan ketimpangan peran dan tanggung jawab dalam keluarga (BKKBN, 2020). Pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peran laki-laki dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi adalah dengan memposisikan laki-laki untuk bisa mendapatkan informasi yang benar tentang keluarga berencana. Dengan meningkatkan partisipasi laki-laki diharapkan dalam jangka pendek dan jangka panjang dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah dan mengobati infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual (Sutinah, 2017).

Peningkatan partisipasi laki-laki dalam jangka pendek dan panjang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah dan mengobati infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual.

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan pria dalam program KB di BPM Bidan A Palmerah Jakarta Barat Tahun 2017. Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dirintis oleh para dokter kandungan sejak tahun 1950an dengan tujuan untuk mencegah kematian ibu. Strategi pengendalian penduduk dan pelayanan KB untuk meningkatkan prevalensi kontrasepsi modern di Kota Manado.

BENTUK PARTISIPASI PRIA DI DALAM

PENTINGNYA PARTISIPASI PRIA DALAM

Referensi

Dokumen terkait

2012 Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom Dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Di

PENGARUH KONSELING KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI KECAMATAN?. SEKERAK KABUPATEN ACEH TAMIANG

Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pelayanan Kontrasepsi, Program Pembinaan Peran Serta

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Agama dengan keikutsertaan Keluarga Berencana dan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa

Pengelolaan Distribusi dan Alat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Kontrasepsi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah proses

Pelaksanaan program Keluarga Berencana yang berjalan The Jakarta Women and Children Clinic terutama dalam penggunaan alat kontrasepsi, meningkat pada penggunan kontrasepsi

Susyanti, Ropi., 2018, Proses Layanan Konseling Pada Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam