• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN: 2087-2119 - Jurnal Kajian Wilayah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ISSN: 2087-2119 - Jurnal Kajian Wilayah"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

This article attempts to trace the report and contemporary situation of the tourism sector. This paper is the result of research on Indonesian migration that focuses on the diaspora of the expatriate community in the Netherlands. The failure of the military coup can be read not as a victory for democracy, but rather as a consolidation effort that is constantly being formed by the Erdoğan regime to exert more and more of its power in all areas of Turkish life. This study relies on the official discourse expressed by the Turkish government that the Gulen Hizmet Movement plays an important role in the coup attempt.

TRANSNATIONAL MIGRATION AND ETHNIC ENTREPRENEURSHIP AMONG THE CHAM DIASPORA IN MALAYSIA 1

MIGRASI TRANSNASIONAL DAN KEWIRAUSAHAAN DIASPORA CHAM DI MALAYSIA

Keusahawanan Cham tidak dapat dipisahkan daripada rangkaian ekonomi antara diaspora Cham di Malaysia dan Kemboja. Masyarakat Cham boleh ditemui di Kelantan (Kota Bharu dan Pasir Mas); Terengganu (Kuala Terengganu dan Dungun); Pahang (bandar dan Rompin); Johor (Ulu Tiram, Kota Tinggi dan Muar); Melaka (Minyak tanjung dan Bukit Rambai); Negeri Sembilan (Seremban); Selangor (Klang, Banting, Sungai Buluh, Kajang dan Bukit Belacan); Perak (Ipoh, Parit Buntar dan Kuala Kangsar); Pulau Pinang (Nibong Tebal); Kedah (Alor star); dan Perlis (Kangar) (Awang, 2011). Identiti Cham: Kes Cham Semenanjung Tanah Melayu di Diaspora Cham Asia Tenggara: Sejarah Migrasi dan Pembinaan Jati Diri (Kes Kajian Malaysia).

COME TO HOLLAND’: PROMOSI PARIWISATA BELANDA BAGI HINDIA-BELANDA DAN INDONESIA

COME TO HOLLAND’: TOURISM PROMOTION OF THE NETHERLANDS FOR DUTCH EAST INDIES AND INDONESIA

Salah satu pihak di Belanda yang bertugas mempromosikan pariwisata Belanda adalah ANVV (Algemeene Nederlandsche Vereeniging voor Vreemdelingenverkeer) – Asosiasi Umum Pariwisata Belanda. Seri pertama dimulai dengan informasi umum yang membahas hal-hal yang menarik di Belanda kepada wisatawan dan repatriat India. Selain ANVV, terdapat pula organisasi yang memiliki peran terkait kegiatan pariwisata di Belanda yaitu Vereeniging van Indische Verlofgangers.

Menariknya, meskipun mereka orang Belanda dan menjadi warga negara Belanda, beberapa dari mereka lahir di Hindia Belanda dan belum pernah menginjakkan kaki di Belanda. Kota-kota yang dikunjungi verlofganger dan tempat tinggal mereka selama di Belanda adalah Den Haag, Amsterdam, Rotterdam, Utrecht, Haarlem dan Breda (de Graaf, 2009, 36). Pariwisata di Belanda pada masa pendudukan Jerman lebih terfokus pada kegiatan pariwisata di dalam negeri daripada di luar negeri.

Satu-satunya syarat yang ditetapkan pemerintah Belanda bagi wisatawan Indonesia adalah memiliki cukup uang selama mereka tinggal di Belanda dan kembali ke Indonesia (De Telegraaf, 2/2/1966). Dapat dikatakan bahwa keadaan kepariwisataan di Belanda pada periode ini memprihatinkan karena kegiatan kepariwisataan khususnya kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan pada tahun 1986. Majalah Holland Horizon edisi Indonesia secara tidak langsung mempromosikan pariwisata di Belanda kepada masyarakat Indonesia.

Pada periode selanjutnya, Belanda berharap wisatawan Indonesia dapat mampir dan tinggal lebih lama di Belanda, karena Belanda merupakan salah satu negara Eropa yang banyak dikunjungi.

Gambar 1. Reklame ‘Kaasmarkt te Alkmaar’ 1930 dalam  bahasa Prancis
Gambar 1. Reklame ‘Kaasmarkt te Alkmaar’ 1930 dalam bahasa Prancis

DIASPORA DAN IDENTITAS KOMUNITAS EKSIL ASAL INDONESIA DI BELANDA

DIASPORA AND IDENTITY OF EXCILE COMMUNITY FROM INDONESIA IN THE NETHERLANDS

Pembahasan komunitas eksil pada bagian ini lebih menekankan pada topik bahasan mengenai masalah kewarganegaraan eksil di Belanda.1 Para eksil yang dimaksud dalam artikel ini adalah orang Indonesia yang pada saat peristiwa tahun 1965 terjadi di Indonesia , berada di beberapa negara sosialis (komunis). ) untuk berbagai kegiatan seperti menjadi perwakilan di organisasi regional/internasional, investigasi dan hal lainnya. Penelitian tentang masyarakat eksil dilakukan pada tahun 2013 sebagai tema dalam rangkaian kajian tentang migrasi dan diaspora orang Indonesia di Belanda. Pada awal abad ke-20, sejumlah pemuda diundang datang ke Belanda untuk belajar pendidikan sebagai hasil dari pengenalan politik etis (De ethische politiek) dan melahirkan generasi pembangkit gerakan nasionalisme di Belanda Timur. Hindia Pada pertengahan tahun 1930-an terjadi migrasi pekerja di berbagai sektor, yaitu pekerja kapal, pekerja restoran dan tenaga kerja tidak terampil lainnya di sektor industri.

Gusnelly | Identitas Komunitas Diaspora dan Pengasingan dari Indonesia di Belanda | 37 Ada beberapa periode migrasi yang Pertimbangan kedua adalah bahwa dilihat dari konteks Indonesia, mereka yang sudah tinggal di Belanda memberikan informasi bahwa berdasarkan ketentuan pemerintah kolonial Hindia Belanda tahun 1848, bahwa penduduk Belanda koloni akan disetujui sebagai warga negara Belanda dengan kebijakan terbatas. dan hak sosial. Pada tahun 1993 jumlah pencari suaka meningkat menjadi hampir 20.000, atau sekitar 17% dari total imigrasi ke Belanda.

Sejarah terbentuknya nasionalisme masyarakat eksil berbeda dengan masyarakat Maluku, meskipun sama-sama diaspora Indonesia yang tinggal dan bereproduksi di Belanda. Sangat menarik untuk mengamati kehidupan masyarakat pengasingan di Belanda yang sangat mencintai tanah airnya, meski kehidupannya penuh dengan benda-benda asing. Masyarakat eksil di Belanda percaya bahwa mereka adalah warga negara Belanda, bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya.

Gusnelly | Diaspora dan identitas komunitas dalam pengasingan dari Indonesia di Belanda | 43 tahun berikutnya pada saat pendaftaran penduduk.

Tabel 1. Sejarah Migrasi Orang Indonesia ke Belanda dalam Beberapa Periode Sumber: data diolah dari Imhoff, 2004 ; Wittermans, 1955; Hisyam, M., 1996; Gusnelly, 2005
Tabel 1. Sejarah Migrasi Orang Indonesia ke Belanda dalam Beberapa Periode Sumber: data diolah dari Imhoff, 2004 ; Wittermans, 1955; Hisyam, M., 1996; Gusnelly, 2005

KUDETA YANG (DIRANCANG) GAGAL DAN KONSOLIDASI REZIM (NEO) ATATURK? HIZMET GULEN, PARALEL STATE, DAN AMBISI

TERSELUBUNG ERDOGAN

COUP D’ETAT THAT (DESIGNED TO) FAIL AND (NEO) ATATURK’S REGIME CONSOLIDATION? HIZMET GULEN, PARALLEL STATE AND

ERDOGAN’S HIDDEN AMBITIONS

Menurut analisis Cornell Paper oleh Ruth McVey dan Benedict Anderson, peristiwa 30 September merupakan masalah internal militer. Analisis dokumen Cornell sangat menarik, karena sebenarnya tentara melakukan penculikan para jenderal dan perwira tinggi dalam gerakan 30 September. Tentu saja hal ini meniadakan wacana yang sudah kuat terbentuk di masyarakat Indonesia bahwa PKI berada dibalik peristiwa 30 September.

Jawaban atas masalah ini diberikan oleh analisis Gerakan 30 September oleh seorang akademisi bernama John Rossa. Menurut Rossa, apa yang terjadi saat Reichstag terbakar bisa disamakan dengan membaca peristiwa 30 September. Analisisnya menunjukkan bahwa peristiwa 30 September memang direkayasa oleh PKI, yakni sejumlah kecil pejabat tinggi.

Akhirnya, peristiwa 30 September diatur sedemikian rupa oleh Angkatan Darat Indonesia di bawah komando Soeharto, yang memungkinkan memuluskan ambisinya untuk melakukan perebutan kekuasaan secara “merayap” dalam skema konstitusional. Tapi tentu saja, jika dia masuk ke dalam narasi Rossa Soeharto hanya dalam kerangka wacana, tanpa mencampuri jalannya aksi 30 September, keadaan di Turki akan berbeda. Hasilnya tentu saja bukan “tubuh” negara Turki – di bawah kendali rezim Erdogan – yang terserang penyakit mematikan, melainkan “virus”.

Akibatnya, "virus" menghilang dan "tubuh" negara Turki - di bawah kendali Erdogan - tetap sehat dan bahkan lebih kuat.

REPRODUKSI KULTURAL MITOS “PEREMPUAN IDEAL” JEPANG MELALUI SERIAL TV OSHIN KARYA SUGAKO HASHIDA

TAHUN 1983

REPRODUCTION OF CULTURAL MYTH ON JAPANESE “IDEAL WOMAN’ THROUGH OSHIN TV SERIES BY SUGAKO HASHIDA 1983

Serial TV Oshin ini merupakan cerita yang menggambarkan idealisasi wanita Jepang yang tangguh dan multi peran. Ryosai kenbo adalah sebuah nilai yang menjadi cita-cita tertinggi wanita Jepang saat itu, yang mungkin terdengar sangat-sangat aneh bagi wanita modern saat ini. Melalui tayangan ulang serial tersebut, nilai-nilai ideal wanita Jepang dihadirkan secara serentak setiap hari selama 15 menit per episode.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa idealisasi perempuan Jepang yang dibangun di masa lalu oleh pemerintah Jepang dapat dan memang berhasil menjadi dasar (habitus) sebagian besar perempuan Jepang pada masa itu. Citra ideal wanita Jepang ini terekam dengan sangat baik dalam serial drama televisi fenomenal Oshin. Kelompok feminis Jepang terus mengadvokasi nilai kepatuhan dan akomodasi untuk status wanita Jepang yang terpinggirkan.

Prinsip inilah yang menjadi dasar pemikiran wanita Jepang modern saat ini dalam mengejar impiannya ketimbang terpaku pada nilai-nilai konvensional. Wanita Jepang saat ini melihat pernikahan sebagai pilihan, bukan keharusan seperti pada generasi sebelumnya. Dalam konteks modernisasi yang dialami Jepang saat ini, melihat resistensi nilai-nilai tradisional perempuan Jepang untuk kembali ke nilai-nilai lama tentu menjadi ancaman bagi sebagian kalangan.

Nilai-nilai ideal wanita Jepang ditunjukkan melalui perilaku yang mengandung nilai-nilai kesopanan, keberanian, kesederhanaan, literasi, ketekunan dan produktivitas.

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

MIGRASI TRANSNASIONAL DAN IDENTITAS DIASPORA DI KOTA- KOTA PERBATASAN DI ASIA TENGGARA

STUDI KASUS THAILAND DENGAN MYANMAR DAN LAOS RESEARCH SUMMARY

TRANSNATIONAL MIGRATION AND DIASPORA IDENTITY IN BORDER CITIES IN SOUTHEAST ASIA: CASE STUDY OF THAILAND

WITH MYANMAR AND LAO PDR

Kondisi perbatasan di Chiang Khong, yaitu antara Thailand dan Laos, sedikit berbeda dengan Mae Sai. Sementara itu, Chiang Khong merupakan salah satu dari tiga zona ekonomi khusus yang sedang dipromosikan di Chiang Rai (Chiang Rai Times, 2016). Dari Chiang Rai menuju Jembatan Persahabatan hanya membutuhkan waktu 3 jam, sehingga banyak wisatawan yang datang langsung dari Chiang Rai dan tidak lagi transit dan menginap di Chiang Khong.

Sayangnya, peningkatan jumlah ekspor, perdagangan, turis lebih dinikmati oleh provinsi Chiang Rai daripada kota Chiang Khong itu sendiri. Sejarah lintas batas di perbatasan Chiang Khong dan Huay Xai juga tidak lepas dari peran sungai Mekong dimana banyak pedagang menggunakan jalur Sungai Mekong sebagai jalur perdagangannya (pedagang jarak jauh di Sungai Mekong). Namun, perdagangan tradisional melintasi Sungai Mekong sangat berkurang sejak dibukanya Jembatan (Jembatan Persahabatan IV) yang menghubungkan kota Chiang Khong dan Huay Xai pada tahun 2013.

R3 dibagi menjadi R3A dan R3B di Xiamengyang, di Xishuanbanna, di China, yang langsung menuju provinsi Chiang Rai Thailand melalui Laos, yaitu ke Chiang Khong. Sementara itu, para pendatang asal Tiongkok di Chiang Khong yang juga menggunakan nama ganda tampaknya tidak berbaur sempurna dengan masyarakat Thailand karena mereka hidup berkelompok dan masih menggunakan bahasa Mandarin dalam percakapannya. Kini Mae Sai sangat berkembang dengan dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus, sedangkan Chiang Khong mengalami kemunduran dengan dibukanya Jembatan Persahabatan yang menghubungkan kota Chiang Khong dengan Huay Xay di Laos.

Kota-kota perbatasan di Asia Tenggara seperti Mae Sai dan Chiang Khong jelas memiliki peran yang sangat strategis, khususnya bagi Thailand, karena di sinilah lokasi pertama menentukan berbagai kebijakan terkait hubungan ekonomi dengan negara lain.

BOOK REVIEW

ECONOMIC GROWTH AND DEVELOPMENT IN AFRICA, UNDERSTANDINGS TRENDS AND PROSPECTS

TINJAUAN BUKU

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN DI AFRIKA, MEMAHAMI TREND DAN PROSPEK

In chapter 7 of this book shows that a sustained economic growth of an average of more than 5% per year in sub-Saharan Africa over the past 15 years has not led to a significant reduction in the poverty rate and, even less , the narrowing of the inequality gap (Gini coefficient). Therefore, the book found that growth and development experience in sub-Saharan Africa does not have to conform to any growth and development norm because the continent can develop in unique ways. THE MARKET-ORIENTED APPROACH One of the dominant approaches used to explain sub-Saharan Africa's growth experience is a set of neoclassical growth theories, commonly referred to here as the Market-Oriented Approach (MOA).

As discussed in Chapter 4, sub-Saharan Africa's growth and development experiences have mainly been assessed through this approach by mainstream economists and policy advisors. In addition to the empirical growth studies, other analysts have explained sub-Saharan Africa's economic growth and development experience in terms of the way they relate to the rest of the world. In this thought, external factors such as terms of trade, unequal exchange, imperialism (old and new paradigm) are seen as decisive factors in the understanding of Sub-Saharan Africa's growth and development challenges.

85 structure, low physical and human capital, and. low technology, are seen as inescapable outcomes of the position of Sub-Saharan African countries in the global economy. THE STATE CENTERED APPROACH The third dominant approach to explaining the growth and development challenges of Sub-Saharan Africa is the analysis of the nature of states, public institutions and leadership in Africa. The book analyzed the trends of economic growth and development of Sub-Saharan Africa over the years.

It looks at two institutions that play a critical role in the development of sub-Saharan Africa, providing a detailed explanation of how the World Bank and the International Monetary Fund (IMF) have interpreted and addressed African challenges and experiences.

TENTANG PARA PENULIS

INDEKS

Gambar

Gambar 1. Reklame ‘Kaasmarkt te Alkmaar’ 1930 dalam  bahasa Prancis
Gambar 2. Verlofgangers dari Hindia-Belanda di Pantai  Scheveningen, Den Haag tahun 1929
Gambar 3. Sampul buku panduan Handboek voor  Verlofgangers 1939-1940
Gambar 4. Tampilan situs holland.com dalam bahasa Indonesia.
+2

Referensi

Dokumen terkait

The objectives of this study were to evaluate fresh root weight of cassava applied by micro nutrient fertilizer, to compare yield of storage root treated by micro