• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)ISSN Online) ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)ISSN Online) ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA PT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2549-6182 (Online)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK

Herlina

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti Makassar e-mail:inangwbhakti71@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the study was to identify and analyze the sources and uses of cash at PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. The analytical method used in this research is quantitative descriptive analysis. Researchers conducted a study of documentation of the company's financial statements PT. Adhi Karya (Persero), Tbk which was listed on the Indonesia Stock Exchange for 2 years from 2018 to 2019. The results showed that there was an increase in the amount of cash during the analysis period, because there was a greater amount of cash sources obtained to finance company activities than other sources of cash. cash used. This is because every cash receipt and management is carried out properly, the occurrence of excess cash in fulfilling its obligations will result in the emergence of outside party trust in the company.

Keywords: source of cash, use of cash.

History of article Received: 11-05-2021 Reviewed: 20-05-2021 Revised: 01-06-2021 Accepted: 21-06-2021 Published: 30-06-2021

PENDAHULUAN

Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perusahaan perlu dikelola secara sungguh- sungguh. Hal ini perlu dilakukan sejalan dengan tantangan perkembangan jaman dan pembangunan yang semakin berat dan kompleks. Persaingan usaha sudah tidak lagi hanya berskala nasional, tetapi juga pada skala global. Karenanya, sejalan dengan akan dibukanya pasar bebas, maka peningkatan efisiensi waktu, kualitas, dan biaya dalam berbagai aspek harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Manajer juga perlu melakukan penilaian terhadap pengelolaan usaha secara periodik. Salah satu penilaian dari segi finansial adalah dalam hal penggunaan dana (Harahap, 2016).

Penggunaan dana secara tepat sangat menentukan pencapaian kinerja perusahaan.

Pengelolaan dana atau kas dan uang membutuhkan pemahaman yang baik terhadap keputusan operasi, investasi dan pendanaan.

Keputusan operasi dimaksudkan sebagai keputusan mengenai produk apa yang akan dijual dan bagaimana cara menjualnya agar memperoleh laba. Keputusan investasi yaitu keputusan yang menyangkut tentang dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya ditanamkan ke dalam aktiva bentuk apa.

Sedangkan untuk keputusan pendanaan atau

pembiayaan dimaksudkan sebagai keputusan yang menyangkut tentang sumber dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi. Hasil dari ketiga keputusan penting tersebut dicerminkan pada laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi (Prastowo, 2015).

Perusahaan perlu menentukan jumlah kas yang tepat (tidak terlalu besar dan juga kecil) dalam perusahaan. Pendeknya, perusahaan perlu mengelola kas dengan memperhatikan aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

Sumber dana merupakan pos-pos yang akan menaikkan jumlah uang kas. Sumber dana yang ada pada suatu perusahaan berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan penggunaan dana merupakan pos-pos yang akan menurunkan uang kas. Pengelolaan dana dalam artian kas harus dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, karena setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari- hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus menerus atau kontinyu (Eliadi et al., 2021).

Perubahan kas perusahaan setiap tahunnya dalam laporan keuangan dapat dilihat dengan menggunakan salah satu analisis laporan keuangan yang disebut dengan analisis sumber dan penggunaan kas. Analisis

(2)

ISSN: 2549-6182 (Online) sumber dan penggunaan kas adalah suatu

analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk melihat sumber-sumber kas sebagai alat pembayaran operasional perusahaan serta untuk melihat penggunaan dari kas tersebut selama periode analisis. Analisis sumber dan penggunaan kas ini, akan diketahui struktur pembiayaan perusahaan selama periode bersangkutan, sehingga dapat diketahui ketepatan (efektifitas) penggunaan kas, kemudian diambil langkah-langkah perubahan yang mungkin dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penggunaaan kas. Disamping itu pihak stakeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang terjadi terutama bagi kreditur dan pemegang saham (Eliadi et al., 2021).

Perubahan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow. Bagi kreditur atau bank laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman. Selain itu, kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Karena kas merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, sehingga semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya maupun penggunaannya (Jumingan, 2017).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan Jumria dan Dani (2020) yang menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian analisis sumber dan penggunaan kas dimana terjadi peningkatan kas sebesar Rp 81.286.299.000 sumber kas pada tahun 2019 sebesar Rp 788.957.896.000 sedangkan penggunaan kas pada tahun 2019 sebesar Rp 707.671.597.000 sumber kas terbesar di tahun 2019 berasal dari Liabilitas jangka panjang utang bank sebesar Rp175.459.256.000 sedangkan penggunaan kas terbesar di tahun 2019 berasal dari Aset keuangan lainnya sebesar Rp 140.611.874.000 sehingga dapat

disimpulkan bahwa sumber kas lebih besar dari penggunaan kas.

Penelitian Wahyul (2019) menunjukkan arus kas tahun 2017-2018 mengalami penurunan, dikarenakan sumber kas yang diperoleh tahun 2018 lebih kecil dari perolehan kas tahun 2017. Berkurangnya kas tahun 2018 disebabkan adanya peningkatan jumlah arus kas dari aktivitas investasi diantaranya adalah penambahan aset tetap, aset tidak lancar dan tambahan penyertaan pada entitas anak sebesar Rp 1.197.723.047, dan penurunan jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi penurunan liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, pokok simpanan, simpanan wajib, cadangan, dan laba ditahan sejumlah Rp 3.856.494.448.

Sedangkan, total arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi hanya Rp 3.165.942.812 Meskipun kas di koperasi tahun 2018 berkurang, namun para pegawai telah membuat laporan keuangan yang disajikan secara wajar.

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Industri Konstruksi terkemuka di Indonesia dan pada tahun 2004, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menjadi perusahaan kontruksi pertama yang mencatatkan sahamnya di BEI. Perusahaan mempunyai laporan keuangan yang merupakan salah satu informasi untuk menganalisa keadaan perusahaan di masa akan datang. Laporan keuangan seperti neraca yang berisi dari sumber dan penggunaan kas yang dimiliki, dan laba/rugi diharapkan dapat member informasi tentang keadaan perusahaan seberapa besar kas bersih yang ada dalam perusahaan maka harus ada perhitungan terhadap dari mana sumber kas yang didapat dan digunakan untuk apa kas yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan kelancaran aktivitas didalam perusahaan. Informasi akan menjadi komoditi yang sangat penting saat ini, sebab setiap pengambilan keputusan harus didasari pada informasi yang akurat.

TINJAUAN LITERATUR

Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan, kehidupan dan kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas.

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai operasi

(3)

ISSN: 2549-6182 (Online) perusahaan sehari-hari maupun untuk

mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.

Fahmi (2017) menjelaskan bahwa kas sebagai suatu kepemilikan perusahaan dalam bentuk uang tunai atau currency, artinya jika transaksi penerimaan pembayaran disepakati dalam mata uang domestik maka akan diterima dalam mata uang domestik, begitu pula sebaliknya jika dalam mata uang asing akan diterima dalam mata uang asing (valas). Kas dapat diibaratkan sebagai darah perusahaan oleh karena itu manajemen harus mengelola kas dengan sebaik-baiknya agar perusahaan mempunyai kas yang cukup dan terhindar dari kekurangan dan kelebihan kas karena kekurangan kas dapat menghambat kelancaran kegiatan perusahaan sedangkan kelebihan kas dapat mengakibatkan pemborosan.

Pengeluaran kas dalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Menurut Yudiana (2016), kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Dari beberapa defenisi tersebut, diketahui bahwa kas merupakan bagian dari aktiva dengan sifat paling lancar dan mudah berpindah yang dalam bentuk uang tunai atau currency (mata uang). Dalam neraca, kas itu ditempatkan paling atas ini dilakukan karena kas adalah yang paling likuid diantara barang lainnya, dalam artian jika perusahaan sedang membutuhkan/memerlukan uang maka dapat langsung diambil dari kas. Karena itu ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu cukup sangat diharapkan oleh pihak manajemen perusahaan.

Kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa, serta memenuhi kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan aktiva lainnya dan yang termasuk kedalam kategori kas yaitu: uang tunai (kertas dan logam), cek, wesel cek yang ada dalam perusahaan dan simpanan di bank tabungan dan giro yang sewaktu-waktu dapat diambil. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kas dansetara kas adalah bagian dari aktiva lancar yang paling liquid terdiri dari kas yang ada di perusahaan dan kas yang ada di bank. Kas disebut sebagai aktiva lancar yang paling liquid karena kas yang tersedia di

perusahaan maupun yang ada di bank dapat digunakan setiap saat tanpa ada batasan waktu dan juga tidak ada resiko perubahan nilai yang signifikan.

Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (non earning asset). Kas diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti: membayar tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar utang dan bunga, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kas yang dimiliki disimpan di brankas perusahaan, maka kas tersebut tidak menghasilkan. Besar kecilnya saldo kas yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik perusahaan dan manajemen. Namun demikian, secara umum ada beberapa alasan atau motivasi perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas menurut Yudiana (2016) sebagai berikut:

1. Motif transaksi (transaction motive) Perusahaan mengadakan kas untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti: membeli bahan baku, membayar upah atau gaji karyawan, membayar bunga, dividen, pajak, dan sebagainya. Pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan tidak selalu sinkron, sehingga dibutuhkan sejumlah kas untuk keperluan pengaman, agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan perusahaan.

2. Motif spekulasi (speculative motive) Kas untuk spekulasi diperlukan agar perusahaan dapat memanfaatkan peluang bisnis yang menguntungkan, seperti: suku bunga yang menarik, perubahan nilai tukar mata uang dan sebagainya. Pada kebanyakan perusahaan cadangan kemampuan untuk meminjam dan surat- surat berharga dapat dipergunakan memenuhi kebutuhan kas untuk motif spekulasi.

3. Motif berjaga-jaga (precautionar motive) Perusahaan mengadakan kas dengan maksud untuk mengamankan kegiatan perusahaan terhadap kondisi yang bersifat tidak pasti, seperti terjadinya bencana alam, dan sebagainya. Karena nilai surat-surat berharga pasar uang seperti SBI, relatif stabil maka perusahaan tidak perlu mengadakan sejumlah kas yang cukup besar untuk maksud berjaga-jaga, tetapi cukup menginvestasikan dalam bentuk

(4)

ISSN: 2549-6182 (Online) surat berharga pasar uang yang sangat

likuid.

4. Motif saldo kompensasi (compensating balances motive)

Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengadakan kas. Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk rekening giro, sebagai kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank kepada perusahaan.

Ketika perusahaan memiliki kas melebihi kebutuhan minimum, maka perusahaan menanggung biaya kesempatan (oppotunity cost). Oppotunity cost atas kelebihan kas yang dimiliki perusahaan, adalah sama dengan pendapatan bunga yang seharusnya diperoleh perusahaan jika kelebihan kas tersebut disimpan dalam bentuk tabungan di bank.

Dengan adanya oppotunity cost, kenapa perusahaan tetap memiliki kas yang melebihi kebutuhannya? Hal ini karena saldo kas yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bagi kelancaran transaksi perusahaan Pengelolaan kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan, serta memanfaatkan idle cash dan perencanaan kas. Dalam praktiknya selama perusahaan atau lembaga beroperasi terdapat macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk dan aliran kas keluar, aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi terus menerus seumur hidupnya perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen perlu mengatur baik aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar ketimbang uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan arus kas perusahaan dapat terjaga (Kasmir, 2016). Pengelolaan kas dapat dianggap sebagai suatu fungsi keuangan yang mendasar dalam kebanyakan perusahaan.

Fungsi tersebut biasanya diarahkan oleh seorang pejabat keuangan senior, umpamanya direktur keuangan atau kepala bagian keuangan meskipun kadang-kadang. dapat juga controller, bergantung pada besar dan struktur organisasi perusahaan.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya. Berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan, akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan atau lembaga yang memiliki tingkat likuiditas

yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar. Berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah, dan mencerninkan adanya over investment dalam kas. Berarti pula perusahaan atau lembaga kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Adapun bila mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat membahayakan. Sebab, ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi, mempunyai terlalu banyak kas juga tidak sehat (Munawir, 2015).

Uang kas yang menganggur tidak menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan terhadap pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas. Termasuk didalamnya merencanakan sumber-sumber penerimaan yang bisa diperoleh apabila suatu saat mengalami kekurangan kas, dan merencanakan pemanfaatannya apabila mengalami kelebihan kas. Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas untuk periode-periode tertentu.

Misalnya satu tahun, enam bulan, tiga bulan, satu bulan, di masa mendatang. Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengendali penerimaan dan pengeluaran kas. Apabila terjadi penyimpangan mencolok, manajemen perusahaan segera melakukan perbaikan atas apa yang terjadi dalam operasional perusahaan (Munawir, 2015).

Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu sedikit, perusahaan dapat menghadapi kehabisan kas. Hal ini dapat berakibat perusahaan harus mencari dana jangka pendek, baik berupa pinjaman atau penjualan surat berharga, yang juga membutuhkan berbagai biaya. Untuk menentukan saldo kas yang tepat, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan manfaat (benefits) mengadakan kas dan biaya yang timbul akibat dari pengadaan kas tersebut.

Menurut Jumingan, (2017), sumber dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud (intangible assets); atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

(5)

ISSN: 2549-6182 (Online) 2. Penjualan atau adanya emisi saham

maupun adanya penanaman modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wessel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain) serta tambahannya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

Salah satu tujuan pokok pelaporan keuangan adalah memberikan informasi penggunaan kepada pemodal dan kreditor sekarang dan potensial serta pihak lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit dan sejenisnya yang rasional. Laporan dan sumber penggunaan kas memainkan peran komplementer bagi neraca dan laporan laba rugi dalam memberikan gambaran lengkap dari aset dan struktur keuangan perusahaan serta cara aset, kewajiban dan ekuitas tersebut berubah selama periode tertentu. Definisi tentang pengertian laporan sumber dan penggunaan kas menurut Skousen dalam Munawir (2015), laporan sumber dan penggunaan kas menjelaskan perubahan selama periode didalam kas dan ekuivalen kas.

Artinya, laporan sumber dan penggunaan kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.

Menurut Sujarweni (2017), laporan sumber dan penggunaan kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode akuntansi. Dengan demikian, laporan keuangan yang menjelaskan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu dengan mengelompokkan transaksi pada kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut

Jumingan (2017) istilah dana (funds) disamping diartikan sebagai modal kerja (working capital), dalam pengertian yang lebih sempit diartikan sebagai kas (cash). Aliran dana berupa kas dalam perusahaan dapat digambarkan sebagai proses yang bersifat terus-menerus. Secara umum aktiva yang dimiliki perusahaan merupakan bentuk penggunaan dana neto, sedang utang/pinjaman dan modal sendiri merupakan sumber dana neto. Untuk setiap penggunaan dana bagi perusahaan berarti akan mengurangi sumber dana.

Menurut Jumingan (2017), pada dasarnya laporan sumber-sumber dan penggunaan kas disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengelompokkan perubahan neto unsur- unsur neraca yang terjadi diantara dua titik waktu kedalam kelompok perubahan yang memperbesar jumlah kas dan kelompok perubahan yang mengurangi kas.

2. Mengelompokkan unsur-unsur laba rugi dan laporan laba yang ditahan kedalam kelompok yang memperbesar jumlah kas dan kelompok yang memperbesar jumlah kas.

3. Melakukan konsolidasi dari informasi tersebut kedalam bentuk laporan sumber- sumber dan penggunaan kas.

Tujuan utama analisis sumber dan penggunaan kas adalah mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan untuk apa kas yang diterima tersebut. Menurut Munawir (2015), tujuan penyajian laporan sumber dan penggunaan kas adalah menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan asal sumber kas dan penggunaannya.

Jumingan (2017), laporan sumber dan penggunaan kas memberikan informasi untuk:

1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan, dan kemampuan memengaruhi arus kas.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

4. Menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan.

5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara

(6)

ISSN: 2549-6182 (Online) profitabilitas dan arus kas bersih serta

dampak perubahan harga.

6. Mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, mengendalikan penerimaan, dan pengeluaran kas serta informasi mengenai return dari sumber kekayaan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu analisis yang menjelaskan tentang data-data yang ada dalam penelitian ini, untuk kemudian dihitung sehingga diperoleh informasi yang akurat mengenai sumber dan penggunaan kas PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2 tahun periode tahun 2018 sampai tahun 2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui kemajuan operasional perusahaan yang dicapai beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, maka hal ini dapat diketahui dari penyajian laporan keuangan perusahaan dalam bentuk laporan neraca dan laporan laba rugi dua tahun terakhir. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan yakni laporan neraca dan laporan laba rugi tahun 2018 sampai dengan tahun 2019.

Kondisi posisi keuangan (Neraca) PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk. Pada tahun 2018

total posisi keuangan sebesar Rp 30.118.614.769.882,- dan pada tahun 2019

sebesar Rp 36.515.833.214.549,- yang berarti kondisi posisi keuangan perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2018

sampai tahun 2019 sebesar Rp 6.397.218.444.667,- hal ini terjadi karena

adanya peningkatan pada piutang, persediaan, asset lancar dan asset tetap perusahaan. Selain itu terjadi peningkatan pada kewajiban perusahaan, dimana pada tahun 2018 jumlah kewajiban sebesar Rp 23.833.342.873.624,-

dan pada tahun 2019 sebesar Rp 29.681.535.534.528,- yang berarti jumlah

kewajiban mengalami peningkatan sebesar Rp 5.848.192.660.904,- yang disebabkan

adanya peningkatan kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Modal juga mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar Rp 6.285.271.896.258,- dan pada tahun 2019 sebesar Rp 6.834.297.680.021,- yang berarti jumlah modal mengalami peningkatan sebesar Rp 549.025.783.763,-

Kondisi kinerja keuangan perusahaan PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk. Pada tahun 2018 perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 513.257.957.916,- dan pada tahun 2019 sebesar Rp 665.607.564.805,- yang berarti kondisi kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2018

sampai tahun 2019 sebesar Rp 152.349.606.889,- hal ini terjadi karena

penjualan mengalami penurunan sebesar Rp 347.639.645.999,- sebanding dengan harga

pokok penjualan yang juga mengalami penurunan sebesar Rp 177.089.765.280,- dan beban operasional perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar Rp 21.518.613.986,-.

Laba operasional mengalami peningkatan sebesar 20.018.972.424,- dan laba sebelum

pajak juga mengalami peningkatan sebesar Rp 15.798.089.621,- sehingga perusahaan

memperoleh laba operasi yang meningkat dari

tahun 2018 sampai tahun 2019 sebesar Rp 152.349.606.889,-

Setelah dilakukan analisis laporan keuangan perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk selama 2 tahun yaitu tahun 2018 sampai tahun 2019, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis dan menghitung sumber dan penggunaan kas perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.

Analisis sumber dan penggunaan kas pada dasarnya merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat aliran kas yang terjadi dalam perusahaan selama periode analisis, baik aliran kas masuk maupun alirankas keluar. Aliran kas masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar (penggunaan dana). Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan diketahui struktur pembiayaan perusahaan periode bersangkutan, sehingga dapat diketahui ketepatan (efektivitas) penggunaan kas. Analisis sumber dan penggunaan kas membutuhkan laporan keuangan dari dua periode akuntansi kemudian memperhatikan perubahan-perubahan dari elemen-elemen laporan keuangan tersebut.

Pembahasan ini akan dilakukan perhitungan dari masing-masing pos dalam neraca yang diperbandingkan antara periode sebelumnya dengan periode sesudahnya.

(7)

ISSN: 2549-6182 (Online) Laporan sumber dan penggunaan kas

pada Tahun 2018 terlihat bahwa jumlah kas

(sumber kas) sebesar Rp 4.360.970.660.447,-, sedangkan

pengeluaran kas selama tahun 2018 adalah Rp 1.500.764.134.406,-. Karena sumber kas

lebih besar dari penggunaan kas, maka

menyebabkan nilai kas bertambah sebesar Rp 2.860.206.526.041,-. Dengan

memperhatikan analisis sumber dan penggunaan kas pada tahun 2018 dapat

disimpulkan bahwa struktur

pembiayaan/pembelanjaan yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah tepat, karena pada sisi likuiditas kebutuhan dana jangka panjang tidak dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

Laporan sumber dan penggunaan kas pada Tahun 2019 terlihat bahwa jumlah kas (sumber kas) sebesar Rp 10.528.585.409.144,-, sedangkan pengeluaran kas selama tahun 2019 adalah Rp 4.844.752.034.260,-. Karena sumber kas lebih besar dari penggunaan kas, maka menyebabkan nilai kas bertambah sebesar Rp 5.683.833.374.884,-. Dengan memperhatikan analisis sumber dan penggunaan kas pada tahun 2019 dapat

disimpulkan bahwa struktur

pembiayaan/pembelanjaan yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah tepat, karena pada sisi likuiditas kebutuhan dana jangka panjang tidak dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

Dari analisis yang telah penulis lakukan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dapat diketahui yaitu terjadinya peningkatan jumlah kas selama periode analisis. Karena lebih besar jumlah sumber kas yang diperoleh untuk membiayai kegiatan perusahaan dari pada sumber kas yang digunakan. Hal ini disebabkan karena setiap penerimaan dan pengelolaan kas dilakukan secara baik, terjadinya kelebihan uang kas dalam memenuhi kewajibannya akan berakibat timbulnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.

a. Sumber kas perusahaan

Sumber kas PT. Adhi Karya (Persero), Tbk pada tahun 2018 berasal dari peningkatan piutang usaha, peningkatan persediaan lancar, meningkatnya uang muka lancar lainnya, pajak dibayar dimuka lancar, meningkatnya dana yang dibatasi penggunaannya, piutang tidak lancar lainnya, meningkatnya investasi pada

entitas asosiasi dan ventura, persediaan tidak lancar, meningkatnya properti investasi, peningkatan aset tetap, utang usaha, uang muka pelanggan jangka pendek, beban akrual jangka pendek, utang pajak, liabilitas jangka panjang jatuh tempo, liabilitas non keuangan jangka pendek, kewajiban imbalan pasca kerja, saldo laba, jumlah ekuitas yang diatribusikan dan kepentingan non pengendali.

Sumber kas pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk pada Tahun 2019 berasal dari peningkatan piutang usaha, peningkatan tagihan bruto pemberi kerja, peningkatan persediaan lancar, pajak dibayar dimuka lancar, meningkatnya investasi pada entitas asosiasi dan ventura, peningkatan persediaan tidak lancar, peningkatan properti investasi, peningkatan aset tetap, beban akrual jangka pendek, meningkatnya pendapatan diterima dimuka, meningkatnya liabilitas jangka panjang, liabilitas non keuangan, liabilitas pajak tangguhan, liabilitas jangka panjang jatuh tempo, kewajiban imbalan pasca kerja, liabilitas non keuangan jangka panjang, saldo laba, meningkatnya jumlah ekuitas yang diatribusikan dan kepentingan non pengendali.

b. Penggunaan kas perusahaan

Penggunaan kas pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk pada tahun 2018 karena menurunya kas dan setara kas, menurunya piutang retensi, bertambahnya tagihan bruto pemberi kerja, pembayaran biaya dibayar dimuka lancar, berkurangnya aset non-keuangan lancar lainnya, berkurangnya aset tidak lancar non keuangan, menurunya pendapatan diterima dimuka, pembayaran liabilitas pajak tangguhan, pembayaran liabilitas jangka panjang jatuh tempo, pembayaran uang muka pelanggan jangka panjang dan menurunya tambahan modal disetor. Jika dikaitkan dengan teori, perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sebagai suatu badan usaha harus menggunakan kas yang tersedia untuk keperluan-keperluan yang bermanfaat, seperti pembayaran gaji dan pembayaran utang. Oleh karena itu, diperlukan kejujuran dari karyawan maupun pimpinan perusahaan dalam menggunkan kas perusahaan supaya tidak terjadi penyelewengan dari kas yang ada.

(8)

ISSN: 2549-6182 (Online) Penggunaan kas pada PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk pada tahun 2019 karena terjadinya penurunan atas kas dan setara kas, menurunya piutang retensi, pembayaran biaya dibayar dimuka lancar, menurunya uang muka lancar lainnya, menurunya aset non-keuangan lancar lainnya, tingginya dana yang dibatasi penggunaannya, menurunnya piutang tidak lancar lainnya, menurunya aset tidak lancar non keuangan utang usaha, pembayaran uang muka pelanggan jangka pendek, pembayaran utang pajak dan pembayaran uang muka pelanggan jangka panjang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa analisis sumber dan penggunaan kas pada perusahaan PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk pada tahun 2018- 2019 dapat dikatakan bahwa struktur pembiayaan atau pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik, dimana menurut pandangan likuiditas tidak ada kebutuhan dana jangka panjang perusahaan dipenuhi oleh sumber dana jangka pendek dan kebutuhan dana jangka pendek dapat dipenuhi oleh kebutuhan dana jangka pendek, hal ini dikarenakan perusahaan sangat berhati-hati dalam memilih sumber-sumber dana dan penggunaan dana sehingga penggunaan dana perusahaan sudah tepat.

Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

a. Perusahaan harus selalu berhati-hati dalam mengelola struktur pembiayaan atau pembelanjaan dan perusahaan harus memperhatikan akan kewajibannya untuk membayar hutang sehingga perusahaan dapat dipercaya pihak luar.

b. Perusahaan selalu mengamati perkembangan sumber dan penggunaan kas karena menunjukkan tingkat perubahan meningkat, maka diketahui bahwa pihak PT. Adhi Karya (Persero), Tbk telah memiliki sumber dan penggunaan kas yang baik. Sebagai salah satu perusahaan terkemuka, sangat diharapkan agar kualitas

pelayanan dan hasil produksi yang baik dan dipertahankan.

c. PT. Adhi Karya (Persero), Tbk perlu selalu menyusun suatu anggaran kas agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lebih baik lagi . Dengan menyusun anggaran kas terutama terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas maka dapat diketahui dana yang diperlukan dan kapan pelunasan hutang serta pengeluaran rutin harus dibayar.

DAFTAR PUSTAKA

Eliadi, T.R., Nurlinda & Maria, E.P.A.M.

(2021). Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Pada Laporan Keuangan PT. PLN (Persero). JAKP: Akuntansi Keuangan dan Perpajakan, 4(1).

Fahmi, I. (2017). Analisis Laporan Keuangan.

Bandung: Alfabeta.

Harahap, S.S. (2016). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Jumingan. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jumria & Dani, R. (2020). Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Pada PT. Mulia Industrindo, Tbk. Jurnal Movere, 2(1).

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Munawir. S. (2015). Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Prastowo, D. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Sujarweni, V.W. (2017). Manajemen Keuangan; Teori, Aplikasi dan Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.

Wahyul. (2019). Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Koperasi Karyawan PT.

Bank Syariah Mandiri. Jurnal Ilmiah Maksitek. 4(4).

Yudiana, F.E. (2016). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta:

Ombak.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Hasil penelitian menunjukan semua responden mengetahui tentang RUU PKS yaitu 45 100% mahasiswa/i sedangkan tingkat pengetahuan Baik, dimana pada kategori tersebut terdapat

Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih besar dari pada nilai rtabel, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan yang signifikan antara