• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAGUNG (Zea mays. L) DI DESA KAPITA KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JAGUNG (Zea mays. L) DI DESA KAPITA KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani jagung dan menentukan alternatif pengembangan usahatani jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Faktor eksternal merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi usahatani jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Perhitungan rating faktor strategis internal usahatani jagung (Zea mays .L) di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2017.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sedangkan penggunaan penelitian ini sebagai bahan rujukan ilmiah dan sebagai bahan atau rujukan bagi masyarakat dan pelaku usaha pertanian jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Umum Jagung (Zea mays L)
  • Pengembangan Usaha Tani Jagung
  • Analisis SWOT
  • Kerangka Pikir

9 Analisis faktor strategis internal merupakan analisis yang menilai kinerja/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Karena strategi lama dikhawatirkan akan sulit menangkap peluang yang ada sekaligus meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Vincent Gasperscz (2012), mengemukakan bahwa analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi empat faktor, dimana penerapannya adalah: (a) bagaimana kekuatan yang ada dapat dimanfaatkan untuk menciptakan peluang (opportunities). ada.

Gambar 1. Diagram SWOT
Gambar 1. Diagram SWOT

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Teknik Penentuan Sampel
  • Jenis Data dan Sumber Data
  • Teknik Analisa Data
  • Defenisi Operasional

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kemungkinan pengembangan usahatani jagung di Desa Kapita cukup menjanjikan dan juga menguntungkan. Produksi jagung di Desa Kapita cukup tinggi, hal ini didukung oleh kondisi lahan dan iklim yang baik. Penguasaan teknik budidaya oleh petani jagung di desa Kapita merupakan salah satu aset terpenting dalam budidaya jagung.

Teknologi produksi jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto sebagian besar masih menggunakan teknologi konvensional dari bidang budidaya pada saat panen dan pasca panen. Kondisi iklim tersebut memungkinkan petani jagung di Desa Kapita untuk menanam 2 hingga 3 kali dalam setahun. Setelah faktor internal teridentifikasi, maka dilakukan pula identifikasi faktor eksternal untuk mengetahui hal-hal apa saja yang memberikan dampak nyata terhadap perkembangan budidaya jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Strategi pengembangan budidaya jagung di Desa Kapita harus berbasis pada dukungan teknologi dan pendekatan partisipatif. Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan budidaya jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan menggunakan metode analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa. Saran yang dapat kami berikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yaitu sebagai berikut.

Lampiran 2 : Identitas Petani Responden pada Usahatani Jagung Kuning (Zea Mays L.) di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2017. Tahun) Pendidikan Nama Kelompok Tani.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis dan Batas Wilayah

Jarak Ibu Kota Desa dengan ibu kota kecamatan ± 14 km, sedangkan jarak ibu kota kabupaten Jeneponto ± 50 km, sedangkan jarak ibu kota provinsi ± 100 km.

Keadaan Iklim

Pola Penggunaan Lahan

Keadaan Penduduk

Tabel 3 menunjukkan Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto berpenduduk 7.162 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.464 jiwa dan perempuan 3.698 jiwa. Komposisi penduduk menurut umur merupakan komponen penilaian dalam menentukan usia produktif dan usia tidak produktif lagi. Tabel 4 menggambarkan bahwa di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto didominasi oleh kelompok umur 26-30 tahun dengan persentase sebesar 25,72% atau sekitar 1.842 jiwa; kelompok usia ini juga merupakan usia produktif.

Komposisi penduduk di desa sangat beragam dan kelompok usia kerja masih relatif dominan. Penduduk Desa Kapita melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari pertanian, perdagangan, PNS hingga penyediaan jasa transportasi. Namun sebagian besar masyarakat Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto sebagian besar bekerja pada sektor pertanian karena mereka percaya bahwa budidaya jagung dapat menguntungkan dan mempunyai nilai ekonomi.

Sedangkan sisanya tersebar di berbagai lapangan usaha seperti perdagangan dengan persentase 1,19%, PNS dengan persentase 2,57%, dan jasa angkutan dengan persentase sekitar 0,41%.

Tabel 3.  Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Kapita Kecamatan  Bangkala,Kabupaten Jeneponto Tahun 2016
Tabel 3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Kapita Kecamatan Bangkala,Kabupaten Jeneponto Tahun 2016

Keadaan Pertanian

Kondisi produksi jagung di desa Kapita berdasarkan luas tanam dan kalender tanam dapat dilihat pada Tabel 9. Kondisi produksi jagung di desa Kapita kabupaten Bangkala berdasarkan luas tanam dan kalender musim tanam tahun 2017. Lokasi pertanian di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Jeneponto Kabupaten ini merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sulawesi Selatan, selain itu Desa Kapita juga merupakan salah satu desa pemasok jagung di Kabupaten Jeneponto. Pengalaman budidaya jagung yang relatif lama membuat petani di Desa Kapita mempunyai keterampilan yang baik dalam budidaya jagung.

Tingginya konsumsi jagung di Sulawesi Selatan menegaskan bahwa budidaya jagung di Desa Kapita memiliki prospek pengembangan yang cukup besar. Kondisi agroklimat Desa Kapita tidak jauh berbeda dengan desa lain di Kabupaten Bangkala. Berdasarkan Tabel 14 dijelaskan bahwa terdapat dua faktor internal yang mempengaruhi perkembangan budidaya jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yaitu kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal.

Dimana kedua faktor tersebut masing-masing memuat 5 poin faktor yang paling sering dijumpai dalam pengembangan budidaya jagung di Desa Kapita. Setelah menentukan faktor-faktor strategis yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, selanjutnya dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penentuan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan pertanian jagung di desa Kapita kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. 44 Dari hasil analisis menggunakan matriks IFAS dan EFAS, strategi pengembangan pertanian jagung di desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah strategi SO, berdasarkan matriks SWOT pada Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa strategi operasional adalah dilaksanakan sebagai berikut: c.

Alternatif strategi pengembangan produksi jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dalam memitigasi ancaman adalah memanfaatkan kekuatan dan peluang seperti memaksimalkan pemanfaatan lahan dengan menggunakan teknologi tepat guna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Internal

  • Keadaan Lahan Produksi
  • Sumber Daya Manusia
  • Kondisi Produksi Jagung
  • Sarana Transfortasi dalam Usaha Tani
  • Teknik Budidaya
  • Pemasaran dan Informasi Pasar

Secara umum pola penggunaan lahan di Desa Kapita didominasi oleh sektor pertanian, hal ini dibuktikan dengan luas lahan yang ditempati oleh sektor pertanian sekitar 72,12% atau sekitar 30,97 ha. Pada dasarnya pola penggunaan lahan pertanian di Desa Kapita didominasi oleh dua komoditas yaitu jagung dan padi. Di Desa Kapita sendiri mayoritas penduduknya adalah petani yang bergerak di bidang pertanian jagung.Jumlah penduduk Desa Kapita yang berprofesi sebagai petani jagung berjumlah 4732 orang atau sekitar 95,83% dari jumlah penduduk usia kerja yang ada.

Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir para petani jagung di Desa Kapita sudah mulai menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi utama dalam produksinya, padahal dahulu yaitu periode tahun 2014 hingga tahun 90an para petani di Desa Kapita masih mengandalkan manusia dan hewan. (kuda).memiliki. ) tenaga listrik sebagai alat alternatif transportasi produksi jagung. Di desa Kapita sendiri terdapat 2 hingga 5 orang yang terlibat dalam jual beli hasil pertanian (jagung). Di Kota Kapita sendiri, lembaga penyedia modal usaha terdiri dari kelompok, yaitu lembaga penyedia modal yang bersumber dari pemerintah dan penyedia modal perseorangan.

Pengembangan budidaya jagung merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi; Kinerja usahatani sangat ditentukan oleh metode budidaya yang dilakukan petani; Pedagang merupakan aktor utama dalam membantu pengembangan peternakan di Desa Capita. Dari segi faktor eksternal terdapat dua hal utama yaitu peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar dapat diimplementasikan dalam kaitannya dengan ancaman dan peluang dalam usahatani jagung di Desa Capita. Berdasarkan hasil analisis di atas maka alternatif strategi pengembangan budidaya jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan mengacu pada total skor tertinggi adalah sebagai berikut: Pertama, Strategi SO = 6,27, Strategi WO = 5,97, ST Strategi = 5,81, Strategi WT = 5,51.

Kondisi internal pengembangan pertanian jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yaitu tersedianya lahan pengembangan jagung, tenaga kerja terampil, penguasaan teknik budidaya, permodalan petani masih lemah, lokasi pertanian jauh dari pemukiman penduduk. Kondisi eksternal pengembangan usahatani jagung di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto antara lain permintaan pasar yang tinggi, iklim pertanian yang baik, sistem pemasaran yang mudah.

Tabel  7.  Luas  Produksi  Tanaman  Jagung  di  Desa  Kapita  Berdasarkan  Kalender  Musim Tanam Tahun 2017
Tabel 7. Luas Produksi Tanaman Jagung di Desa Kapita Berdasarkan Kalender Musim Tanam Tahun 2017

Kondisi Internal

  • Permintaan Pasar
  • Lembaga Penyedia Modal
  • Teknologi Produksi
  • Iklim (Agroklimat)
  • Sistem Pemasaran

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

  • Faktor Internal
  • Faktor Eksternal

Optimalnya peran tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal dimana petani, pedagang, dan penyuluh berada, sehingga perkembangan pertanian juga ditentukan oleh faktor-faktor tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu diidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal. Berikut hasil identifikasi faktor internal berdasarkan wawancara dengan petani responden yang dapat dilihat pada Tabel 15.

Strategi

38 dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan atau secara aktif memahami keadaan kehidupan mereka untuk menciptakan rencana dan tindakan yang efektif, Saragih (2002). Strategi pengembangan jagung meliputi perluasan lahan pertanian, penggunaan teknologi budidaya inovatif dan mitra usaha pertanian. Pembukaan lahan yang dilakukan oleh organisasi keagamaan dan lembaga swadaya masyarakat telah terbukti meningkatkan luas lahan pertanian secara signifikan.

Dibutuhkan mitra usaha yang dapat mewadahi produksi jagung dengan harga wajar dan menyediakan bahan baku dengan harga terjangkau. Dengan demikian, perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis dan beradaptasi dengan kondisi saat ini.

Analisis SWOT

40 Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk menentukan faktor-faktor strategis yang dapat meminimalkan ancaman dan kelemahan dapat digunakan matriks SWOT yang dapat menciptakan peluang dalam kegiatan usaha tersebut.

Tahapan Analisis

41 Tabel 17 di atas menunjukkan nilai bobot masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan internal. Dimana hasil pembobotan memperoleh skor sebesar 3,47 untuk faktor kekuatan dan 3,01 untuk faktor kelemahan. 42 Dari hasil penimbangan dan evaluasi pada tabel di atas, kemudian dijadikan nilai statistik dalam menganalisis kemungkinan pengembangan budidaya jagung di Desa Kapita, dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS.

Berdasarkan hasil analisis di atas, faktor strategis yang dapat menentukan keadaan produksi jagung dalam jangka panjang adalah pemanfaatan peluang dan minimalisasi ancaman. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, dapat disimpulkan bahwa kombinasi strategi pengembangan usaha pertanian adalah sebagai berikut. Menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah dan pedagang untuk memperoleh informasi guna memenuhi kebutuhan dasar agrobisnis dan pemasaran.

Dalam menanam jagung sebaiknya memperhatikan kalender tanam yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat atau pihak terkait untuk menghindari kegagalan panen akibat cuaca buruk. 2 Ketersediaan lembaga modal kerja 1 2 3 4 3 Meningkatnya harga jagung dari tahun ke tahun 1 2 3 4 4 Lingkungan pertanian yang baik untuk budidaya jagung 1 2 3 4 5 Meningkatnya permintaan jagung di pasar 1 2 3 4.

Tabel 18. Hasil Analisis Data Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Tabel 18. Hasil Analisis Data Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Pengembangan Produksi dan Kebijakan Peningkatan Produksi Jagung (Dalam buku: Teknik Produksi dan Pengembangan Jagung). 5 Tidak memerlukan keahlian khusus dalam budidaya 1 2 3 4 Faktor Kelemahan Jawaban/skor 1 Lokasi usahatani jauh dari tempat tinggal petani 1 2 3 4.

Gambar

Gambar 1. Diagram SWOT
Tabel 2.  Luas areal tanah Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten  Jeneponto Tahun 2016
Tabel 3.  Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Kapita Kecamatan  Bangkala,Kabupaten Jeneponto Tahun 2016
Tabel  5  menunjukkan  bahwa  penduduk  di  Desa  Kapita  memiliki  mata  pencaharian  yang  berbeda  –  beda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bioakumulasi adalah pengambilan dan penyimpanan bahan- bahan kimia / polutan dari sumber eksternal seperti air, makanan,.. substrat dan udara. Bioakumulasi mencakup