• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus "

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Dengan demikian, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEMPROT HAND DENSITIZER DARI EKSTRAK DAUN JAMBU (Psidium guajava L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus”. Daun jambu biji memiliki aktivitas antibakteri terhadap Stapylococcus aureus gram positif dan Escherichia coli gram negatif, Pseudomonas aeruginosa serta aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, sehingga daun tanaman ini cocok digunakan sebagai zat aktif pada hand sanitizer spray atau antiseptik hand spray. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi ekstrak daun jambu biji dalam bentuk sediaan semprot disinfektan dan mengetahui pengaruh aktivitas antibakteri sediaan semprot disinfektan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi berbeda terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi agar.

Hand sanitizer spray dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang bervariasi yaitu F1 (3%), F2 (5%) dan F3 (7%). Evaluasi sifat fisik hand sanitizer spray meliputi organoleptik, homogenitas, pH, uji kecepatan pengeringan, viskositas dan stabilitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan meningkatkan konsentrasi ekstrak daun jambu biji pada sediaan spray hand sanitizer maka efek antibakteri yang dihasilkan semakin meningkat.

Spray hand sanitizer is made in three formulas with different concentrations of guava leaf extract, namely F1 (3%), F2 (5%) and F3 (7%). Evaluation of the physical properties of spray hand sanitizers includes organoleptic, homogeneity, pH, drying speed test, viscosity and stability.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Di Indonesia banyak terdapat tumbuhan yang mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai antimikroba, salah satunya adalah daun jambu biji. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) banyak digunakan untuk mengobati diare, diare dan kembung. Penelitian yang dilakukan oleh Ekananda dkk (2016) dengan menggunakan klasifikasi respon penghambatan menurut Davis dan Stout (1971), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dalam jumlah 5 % ,10%.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa daun jambu biji mempunyai daya antibakteri dan dapat diformulasikan sebagai antiseptik pada tangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk memformulasi dan menguji aktivitas antibakteri hand sanitizer dari ekstrak etanol daun jambu biji terhadap Staphylococcus aureus. Apakah perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun jambu biji pada sediaan semprot desinfektan tangan memberikan efek aktivitas antibakteri yang berbeda terhadap bakteri Staphylococcus aureus?

Untuk melihat pengaruh aktivitas antibakteri sediaan spray hand sanitizer ekstrak etanol daun jambu biji dengan konsentrasi berbeda terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Memberikan informasi ilmiah mengenai pemanfaatan ekstrak daun jambu biji sebagai tanaman obat yang dapat diformulasikan menjadi sediaan hand spray.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Biologi
    • Klasifikasi Tanaman Jambu Biji
    • Morfologi Tanaman Jambu Biji
    • Nama Daerah Tanaman Jambu Biji
    • Asal dan Tempat Tumbuh Tanaman Jambu Biji
    • Manfaat Tanaman Jambu Biji
  • Tinjauan Kimia Daun Jambu Biji
  • Tinjauan Farmakologi
    • Penggunaan secara Tradisional Tanaman Jambu Biji
    • Penelitian yang Telah Dilakukan
  • Tinjauan Farmasetik
    • Hand Sanitizer
    • Pembagian Hand Sanitizer
    • Karakteristik Hand Sanitizer yang Ideal
    • Mekanisme Kerja Hand Sanitizer
  • Tinjauan Umum
    • Bakteri pada Kulit
    • Staphylococcus aureus
    • Ekstraksi
    • Antibakteri
    • Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri
    • Monografi Bahan Spray Hand Sanitizer

Tanaman jambu biji tidak memerlukan lingkungan tertentu karena dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, bahkan dalam kondisi kering sekalipun. Menurut Dalimarta (2000), bagian tanaman jambu biji yang sering dimanfaatkan untuk pengobatan adalah daun, buah, ranting muda dan akar. Daun jambu biji telah digunakan untuk pengobatan tradisional sejak lama dan sudah banyak produk herbal berbahan dasar jambu biji.

Daun jambu biji mengandung metabolit sekunder yang terdiri dari tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, tritertenoid dan asam malat (Dalimarta, 2000). Secara tradisional daun jambu biji telah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti berikut ini (Dalimarta, 2000). Luka, luka berdarah: cuci secukupnya daun jambu biji yang baru dipetik, lalu tumbuk daunnya hingga hancur.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai khasiat dan manfaat daun jambu biji, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang ilmu pengetahuan lainnya. 10 penelitian yang dilakukan Nuryani dkk (2017) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% mempunyai aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida alcibans.

Gambar 2. Staphylococcus aureus (Brooks dkk, 2013)
Gambar 2. Staphylococcus aureus (Brooks dkk, 2013)

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Pengambilan Bakteri
  • Prosedur Penelitian
    • Pengambilan Sampel
    • Identifikasi Sampel
    • Penyiapan Sampel
    • Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji
  • Pemeriksaan Ekstrak Daun Jambu Biji
    • Parameter Spesifik
    • Parameter Nonspesifik
    • Pemeriksaan Kandungan Kimia
  • Pemeriksaan Bahan Tambahan
  • Formulasi Spray Hand Sanitizer Ekstrak Daun Jambu Biji
  • Pembuatan Spray Hand Sanitizer Ekstrak Daun Jambu biji
  • Evaluasi Spray Hand Sanitizer
  • Uji Aktivitas Antibakteri
  • Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jambu biji dan
  • Analisis Data

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang diambil di daerah Panggie-panggie, Nagari Limpato Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Simplisia dibuat dari 2 kg daun jambu biji segar yang telah dibersihkan, dikeringkan diangin-anginkan dan dilindungi dari sinar matahari langsung. Ekstrak daun jambu biji dibuat dengan cara maserasi, serbuk simplisia dimasukkan ke dalam botol maserasi, kemudian direndam dalam pelarut etanol 70%.

Seluruh maserat digabungkan dan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan dilanjutkan dengan penangas air hingga diperoleh ekstrak kental (Pemeriksaan Ekstrak Daun Jambu Hari). Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 600-7000C selama 6 jam, hingga arang habis. , ditandai dengan warna abu-abu, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga diperoleh berat tetap (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Ekstrak kental ditimbang sebanyak 1 gram, dimasukkan ke dalam cawan porselen yang sebelumnya dipanaskan pada suhu 1050C selama 30 menit dan ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1050C selama 2 jam.

Satu gram ekstrak kental ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 mL air suling dan 5 mL kloroform, dikocok hingga terbentuk dua lapisan air dan kloroform (Harborne, 1987). Mereka kemudian meneliti antara lain beberapa kelompok senyawa kimia dalam ekstrak etanol daun jambu biji. F0 : Formulanya tidak mengandung ekstrak daun jambu biji F1 : Formulanya mengandung ekstrak daun jambu biji 3% F2 : Formulanya mengandung ekstrak daun jambu biji 5% F3 : Formulanya mengandung ekstrak daun jambu biji 7.

Campurkan metilparaben, propilparaben, ekstrak daun jambu biji dengan gliserin dalam gelas kimia, lalu tambahkan sedikit air, aduk hingga homogen (M2). PH hand sanitizer spray diukur dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam wadah.Angka yang tertera pada pH meter merupakan nilai pH hand sanitizer spray. Tempatkan peralatan gelas sebagai wadah berisi sampel pada posisi di bawah spindel yang terpasang, turunkan spindel hingga terendam sampel hingga ketinggian minimal pada poros spindel, pengukuran dilakukan dengan kecepatan 30 rpm.

Sediaan disimpan pada suhu dingin (4 ± 2 °C) selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke dalam oven bersuhu 40 ± 2 °C selama 24 jam, kapas steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri, kemudian digosokkan secara merata ke seluruh permukaan bakteri. medium, kemudian paper disk steril tersebut ditetesi dengan 10 µl sediaan desinfektan tangan kemudian diinkubasi selama ± 24 jam pada suhu 37oC. Data hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu biji pada formulasi hand sanitizer spray diolah secara statistik menggunakan analisis variasi satu arah (ANOVA).

Tabel 2. Formula Spray Hand Sanitizer Ekstrak Daun Jambu Biji
Tabel 2. Formula Spray Hand Sanitizer Ekstrak Daun Jambu Biji

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil pemeriksaan organoleptik hand sanitizer spray dilakukan selama 6 minggu, pada F0 yaitu berbentuk cair, berwarna putih, tidak berbau dan stabil dalam penyimpanan 6 minggu. Pada F1 berbentuk cair, berwarna coklat muda, berbau khas daun jambu biji, dan mempunyai umur simpan 6 minggu. Pada F2 berbentuk cair, berwarna coklat tua, berbau khas daun jambu biji, dan mempunyai umur simpan 6 minggu.

Hasil pemeriksaan kestabilan dengan metode Freeze and Thaw yang dilakukan selama 6 siklus menunjukkan sediaan tidak terpisah.

Pembahasan

Untuk mengetahui parameter spesifik ekstrak daun jambu biji, dilakukan pemeriksaan organoleptik dengan mengamati bentuk, warna, bau dan rasa ekstrak daun jambu biji. Hasil uji organoleptik ekstrak daun jambu biji yang diperoleh sesuai dengan identitas ekstrak menurut Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Pemeriksaan organoleptik hand sanitizer semprot ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7% dilakukan selama 6 minggu.

Pengendalian nilai pH semprotan hand sanitizer ekstrak daun jambu biji dilakukan menggunakan pH meter selama 6 minggu. Sediaan ekstrak daun jambu biji dengan hand sanitizer spray memerlukan waktu pengeringan yang lebih lama dibandingkan sediaan pembanding. Pasalnya, hand sanitizer dengan ekstrak daun jambu biji tidak mengandung alkohol, sedangkan hand sanitizer pembanding mengandung alkohol sehingga mempercepat proses penguapan dan pengeringan.

Uji kekentalan dilakukan untuk mengetahui ketahanan semprotan hand sanitizer ekstrak daun jambu biji terhadap aliran. Uji stabilitas dilakukan untuk melihat dan mengetahui kestabilan hand sanitizer semprot ekstrak daun jambu biji selama masa penyimpanan. Setelah dilakukan evaluasi formula hand sanitizer semprot, dilakukan aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu biji dan sediaan hand sanitizer semprot.

Kertas cakram yang ditetesi ekstrak daun jambu biji diletakkan pada permukaan media NA. Pengujian aktivitas antibakteri sediaan hand sanitizer semprot ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan cara yang sama yaitu menggunakan metode difusi agar. Formulasi hand sanitizer spray tanpa ekstrak daun jambu biji (F0) digunakan sebagai kontrol negatif, sedangkan formulasi hand sanitizer spray pasar digunakan sebagai pembanding.

Berikut hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu biji dan hand sanitizer ekstrak daun jambu biji. Dalam pengamatan luas zona hambat yang dihasilkan ekstrak daun jambu biji pada sediaan spray hand sanitizer terhadap bakteri uji S. Aktivitas antibakteri pada ekstrak daun jambu biji disebabkan oleh adanya senyawa yang terdapat pada daun jambu biji yaitu tanin, flavonoid dan saponin.

Tabel 3.  Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap  Bakteri S
Tabel 3. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap Bakteri S

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Dragon Spray” Semprotan Hand Sanitizer Herbal Daun Sisik Naga (Drygmoglossum piloselloides) sebagai alternatif antiseptik yang praktis, aman dan halal. Uji aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) pada sediaan gel desinfeksi tangan terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penggunaan Na CMC sebagai gelling agent pada formulasi pasta gigi dengan ekstrak etanol 70% daun jambu biji (Psidium guajava L.).

Investigasi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Tabel 5. Hasil investigasi parameter spesifik ekstrak daun jambu biji. F0 : Hand sanitizer spray tanpa ekstrak daun jambu biji F1 : Hand sanitizer spray dengan kandungan ekstrak daun jambu biji 3% F2 : Formula hand sanitizer spray dengan kandungan ekstrak daun jambu biji 5% F3 : Formula hand sanitizer spray dengan ekstrak daun jambu biji 7. F0 : Formula Hand Sanitizer Spray tanpa Ekstrak Daun Jambu Biji F1 : Hand Sanitizer Spray Formula 3% Ekstrak Daun Jambu Biji F2 : Formula Hand Sanitizer Spray 5% Ekstrak Daun Jambu Biji F3 : Formula Hand Sanitizer Spray 7% Ekstrak Daun Jambu Biji P : Putih.

Lembar kerja pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan semprotan desinfektan tangan ekstrak daun jambu biji terhadap Staphylococcus aureus. Hasil Pengamatan (Inkubasi Psidium Guajava Jambu Biji 24 Jam Tabel 20. Hasil Pengamatan Zona Hambat Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium Guajava L) dan Semprotan Disinfektan Tangan. F0 = Formula tidak mengandung ekstrak daun jambu biji F1 = Formula mengandung 3% ekstrak daun jambu biji F2 = Formula mengandung 5% ekstrak daun jambu biji F3 = Formula mengandung 7% ekstrak daun jambu biji P = Sediaan pembanding.

Hasil Uji Statistik ANOVA Satu Arah Aktivitas Antibakteri Formulasi Hand Sanitizer Spray Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.

Gambar 5. Tanaman Jambu Biji  B.  Daun Jambu biji
Gambar 5. Tanaman Jambu Biji B. Daun Jambu biji

Referensi

Dokumen terkait