• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TENAGA KERJA OUTSOURCING (STUDI KASUS PADA PT INDOKARYA TRI UTAMA JL. SETIA BUDI NO 426 C TANJUNG SARI MEDAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TENAGA KERJA OUTSOURCING (STUDI KASUS PADA PT INDOKARYA TRI UTAMA JL. SETIA BUDI NO 426 C TANJUNG SARI MEDAN)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Hubungan kerja berdasarkan kontrak lebih efisien berdasarkan perjanjian kerja.7 Selain pekerja kontrak8, terdapat juga pekerja outsourcing yang direkrut dari pihak ketiga.9 Pekerja outsourcing. 8 Pekerja kontrak bersedia menandatangani perjanjian waktu kerja tertentu untuk jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang lebih lanjut sesuai kondisi dan kebutuhan perusahaan (https://ppid.sumbarprov.go.id), diakses pada 13 Februari 2023; dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Indokarya Tri Utama selaku penyedia tenaga kerja dan jasa manajemen telah mengadakan kontrak kerjasama dengan berbagai perusahaan seperti PT.

Perkebunan Nusantara-II dll mempunyai kewajiban antara lain membayar iuran BPJS12 untuk kesehatan dan keselamatan pekerja outsourcing. Namun, penyedia layanan15 telah lalai dalam membayarkan pembayaran BPJS kesehatan dan keselamatan kerja kepada karyawan sebagaimana tercantum dalam kontrak kemitraan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana menjamin perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja outsourcing di PT.

Apa itu perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi pekerja outsourcing (Studi kasus di PT. Indokarya Tri Utama jika terjadi kecelakaan kerja bagi pekerja outsourcing (Studi kasus di PT. Untuk mengetahui perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja ) K3) Pekerja Pekerjaan Outsourcing (Studi Kasus Pada PT.

Selain menambah pengetahuan penulis tentang bentuk perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi pekerja outsourcing (studi kasus di PT.

Asas Pembangunan Ketenagakerjaan

Masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur tidak akan pernah tercapai apabila angkatan kerja dan keluarganya tidak sejahtera. Oleh karena itu, dengan mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya merupakan perwujudan kesejahteraan masyarakat Indonesia.26.

Sifat Hukum Ketenagakerjaan

Sifat Hukum Ketenagakerjaan Sebagai Hukum Mengatur (Regeld)

Oleh karena itu, dengan mewujudkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya, merupakan perwujudan kesejahteraan masyarakat Indonesia.26 ...dengan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut dalam suatu perjanjian seperti kontrak kerja dan peraturan perusahaan. Disebutkan pasal peraturan, karena tidak wajib atau wajib untuk membuat perjanjian kerja, harus dilakukan secara tertulis, dapat dilakukan secara lisan dan tidak ada sanksi apabila membuat perjanjian secara lisan. Pasal ini juga akan mengatur karena pengusaha bebas untuk menjalani masa percobaan atau tidak dalam melakukan hubungan kerja tertentu atau tetap.

Sifat Memaksa Hukum Ketenagakerjaan (dwingen)

Perjanjian Kerja

Selanjutnya berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa “Segala urusan dan/atau biaya yang diperlukan untuk membuat perjanjian kerja, dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab pengusaha.”38. Karena pengusaha bisa membuat perjanjian dan syarat-syarat kerja sesuai kebijakannya sendiri yang nantinya akan disetujui oleh pekerja.39 Menurut pengusaha, pekerja tetap tidak efisien karena harus memikirkan berbagai hal terkait ketenagakerjaan, misalnya tunjangan sosial, dan hal ini tidak mudah. memutuskan hubungan kerja secara sepihak apabila di kemudian hari ternyata pekerjanya malas. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru atau produk tambahan yang masih dalam masa uji coba penjajakan.42.

Kontrak kerja waktu tertentu dapat dibuat untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama satu tahun. Apabila pengusaha ingin memperpanjang kontrak kerja, maka pengusaha harus menyampaikannya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya kontrak kerja waktu tetap. Selain itu, UU Hubungan Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 juga mengenal bentuk kontrak penyerahan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, kegiatan ini disebut outsourcing.

Pengertian outsourcing adalah pendelegasian operasional sehari-hari dan pengelolaan suatu proses bisnis kepada pihak eksternal yang menyediakan layanan outsourcing.44. Perusahaan dapat mengalihkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian kerja tertulis atau penyedia jasa tenaga kerja.” 45. Pengalihdayaan pekerjaan adalah pengalihan sebagian pekerjaan dari perusahaan pemberi pekerjaan kepada perusahaan penerima pekerjaan. atau kepada perusahaan yang menyediakan jasa pekerja/buruh melalui perjanjian pembangunan secara tertulis.

Larangan tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 66 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa “Pekerja/pekerja pada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh dipergunakan oleh pengusaha untuk melakukan kegiatan pokok atau kegiatan yang berkaitan langsung dengan produksi. proses, kecuali aktivitas. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dan/atau perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu yang dibuat dalam jangka waktu tertentu. menulis. dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Perlindungan upah dan kesejahteraan, kondisi kerja, dan perselisihan yang timbul merupakan tanggung jawab perusahaan pemberi jasa pekerja/pekerjaan.

Perjanjian antara perusahaan pemakai jasa pekerja/buruh dengan perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerjaan/buruh dibuat secara tertulis dan memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.48. Selain itu masih terdapat persyaratan tambahan yaitu penyedia pekerja/buruh merupakan badan usaha yang berbadan hukum dan.

Hak dan kewajiban Tenaga Kerja

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja

Pengertian Perlindungan Hukum Tenaga Kerja

Tujuan perlindungan hukum terhadap pekerjaan adalah untuk menjamin hak asasi manusia sebagai badan hukum tidak dilanggar atau dirusak oleh pihak lain.51. Tujuan perlindungan hukum ketenagakerjaan ini adalah untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin persamaan kesempatan dan perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/pegawai dan keluarganya dengan memperhatikan perkembangan dunia usaha. .

Norma Perlindungan Tenaga Kerja

Mengatur penyediaan tempat, cara dan kondisi kerja untuk memenuhi kebersihan kesehatan perusahaan dan kesehatan karyawan untuk mencegah penyakit akibat kerja atau penyakit umum, serta menentukan kondisi perumahan bagi karyawan. Standar kerja yang mencakup perlindungan bagi pegawai mengenai jam kerja, sistem pengupahan, cuti, kerja perempuan, akhlak beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban sosial masyarakat dan lain sebagainya, kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral. Pekerja yang mengalami kecelakaan dan/atau menderita penyakit akibat kerja berhak mendapatkan santunan perawatan dan rehabilitasi kerja.

Perlindungan Hukum Tentang Kesehatan dan Keselamatan kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penyebab Kecelakaan Kerja

Secara umum kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan di tempat kerja.60. 60 Di tempat yang sama. halaman 78. . Pekerja yang lebih tua jauh lebih rentan terhadap kecelakaan dibandingkan pekerja yang lebih muda karena mereka lebih gesit. Namun siapa sangka para pekerja yang usianya jauh lebih muda juga sering mengalami kecelakaan kerja karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh dan tergesa-gesa.

Hubungan antara pendidikan dan pekerjaan adalah mereka yang hanya berpendidikan rendah seperti SD, bahkan ada yang tidak sekolah, akan bekerja di lapangan tergantung kemampuan fisiknya. Pengalaman kerja merupakan faktor yang sangat penting bagi karyawan dan perusahaan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian dengan studi retrospektif di Hong Kong dengan jumlah 383 kasus menunjukkan bahwa kecelakaan industri akibat pekerjaan mesin terutama terjadi pada karyawan dengan pengalaman kerja kurang dari 1 tahun.

Menurut Sucipto, akar permasalahannya bisa diidentifikasi dan bisa diambil langkah-langkah untuk mencegah kecelakaan kerja. 64 Di tempat yang sama,. halaman 81. . dan faktor fisik dan kimia lingkungan kerja yang berantakan dan tidak sesuai.65. Biaya ambulans ke rumah sakit, biaya pengobatan, biaya pemakaman jika korban meninggal, pencarian pekerja baru dan pemberian pelatihan ulang.

- Pasal-pasal dalam UU Ketenagakerjaan menjelaskan banyak kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan, salah satunya adalah memberikan pendidikan dan pengembangan keterampilan melalui pelatihan kerja. Pelatihan ini dapat diberikan dengan bantuan pihak eksternal atau sektor publik, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Dengan adanya pelatihan kerja ini, tidak hanya pekerja saja yang mendapatkan manfaat seperti peningkatan keterampilan.

Melalui pelatihan kerja ini, perusahaan mendapatkan tenaga-tenaga berkualitas tinggi yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya dan memajukan perusahaan itu sendiri. Kewajiban berikutnya yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah memberikan fasilitas kesehatan dan keselamatan kepada karyawannya. Perusahaan dapat menggunakan sistem manajemen yang memberikan fasilitas tersebut, seperti mendaftarkan karyawannya ke asuransi BPJS, asuransi konvensional, atau fasilitas transportasi pulang bagi karyawan perempuan yang harus bekerja lembur.

Skema ini berisi aturan, hak, kewajiban dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan. Isi peraturan tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

METODE PENELITIAN

  • Ruang Lingkup Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Lokasi Penelitian

Pendekatan studi kasus hukum ini merupakan pendekatan studi kasus hukum karena terdapat konflik sehingga akan melibatkan intervensi pengadilan untuk dapat memberikan keputusan penyelesaian.” Pendekatan studi kasus langsung ini merupakan pendekatan terhadap suatu peristiwa hukum yang masih berlangsung atau tidak. belum selesai." Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang memfokuskan dan memberi penekanan besar pada suatu kasus secara intensif dan rinci dengan penggalian informasi dan analisis yang mendalam.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek 71 Data primer dalam penelitian ini adalah PT. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan dokumen resmi yang mendukung pokok permasalahan yang dibicarakan. Selain buku, data sekunder juga dapat berupa jurnal tesis sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian.72.

Wawancara merupakan proses perolehan data dengan mengadakan tanya jawab yang dilakukan langsung oleh penulis kepada pihak PT. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, semua data dipilah dan disajikan secara sistematis.

Referensi

Dokumen terkait

Menciptakan keteraturan dalam bisnis outsourcing, dengan memaksa pengusaha agar mematuhi ketentuan dan syarat-syarat outsourcing sebagaimana diatur dalam Pasal 65 ayat 2, ayat 3, ayat