• Tidak ada hasil yang ditemukan

“ Jangan memikirkan apa yang orang lain miliki tetapi pikirkan apa yang sudah kamu miliki”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“ Jangan memikirkan apa yang orang lain miliki tetapi pikirkan apa yang sudah kamu miliki” "

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan masalah

Batasan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Kajian terdahulu

Peran orang tua dalam upaya pencegahan pernikahan dini.” Peran orang tua dalam upaya pencegahan pernikahan dini dibahas. 14 Henry Arianto, Peran Orang Tua dalam Upaya Mencegah Pernikahan Dini, Jurnal Lex Jurnalica, Volume 16, No. 1 (Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2019), hal.

Sistematika penulisan

KAJIAN TEORITIS

Macam-macam peran

Anak saya sering datang kepada kami untuk membicarakan permasalahan yang dia alami dalam rumah tangganya, sebagai orang tua tentu kita menginginkan hal-hal yang baik dalam rumah tangga anak kita, jika anak kita datang untuk mencari solusi dari permasalahannya maka kita akan menawarkan solusinya dan bersamanya. kita harus bertindak dengan hati-hati. Bijaksanalah anakku dan suaminya.”23. Ya, saya khawatir karena rumah tangga anak saya tidak sesuai harapan kami atau mereka akan bercerai. Ketika anak saya mengutarakan keinginannya untuk menikah lagi, tentunya sebagai orang tua saya harus mempertimbangkan keputusannya kapan saya akan merestui hubungan anak tersebut, dan tentunya ketika ada keinginan untuk memulai hidup baru dengan menikah lagi, saya semoga peristiwa pernikahan yang pertama tidak terjadi lagi." 30.

Ya, menjadi janda dan mempunyai anak saja tentu akan membuat anak saya menjadi orang tua tunggal dan harus bisa mencari nafkah sendiri untuk membesarkan anaknya, karena tekanan ekonomi, anak saya memutuskan untuk menikah lagi.”31. Setelah berpisah dengan istrinya di Malaysia, anak saya tinggal bersama kami di sini (Desa Bandar Agung). Anak saya memutuskan untuk menikah lagi karena dialah satu-satunya anak yang kami miliki sejak kakaknya meninggal.”33.

Sekarang anak saya dan suami tidak mempunyai masalah ekonomi, dan mereka sudah hidup dalam keluarga yang cukup berkecukupan.”44. Kehidupan berkeluarga yang dialami anak saya saat menikah sangat baik, istrinya lebih fokus mengurus cucu dan anak saya, berbeda dengan istri pada pernikahan pertama.

Pengertian peran keluarga

  • Pengertian konselor
  • Peran konselor

Pernikahan kedua

  • Faktor penyebab terjadinya pernikahan kedua
  • Kerentanan terhadap pernikahan kedua

Pernikahan kedua adalah pernikahan yang terjadi setelah berakhirnya pernikahan pertama, seperti melalui perceraian, beberapa orang lebih cenderung memilih pernikahan kembali dibandingkan yang lain. Rata-rata mereka menikah lagi kurang dari 4 tahun setelah perceraian, dan orang dewasa yang lebih muda cenderung menikah lagi lebih awal dibandingkan orang dewasa yang lebih tua. Alasan memutuskan menikah lagi setelah bercerai karena beberapa hal, seperti keinginan untuk melanjutkan keturunan, orang tua, keuangan dan sosial/agama.

Pernikahan kembali merupakan solusi yang dapat membantu individu tidak hanya memiliki pasangan hidup yang dapat dipercaya.16 Oleh karena itu, mereka tetap optimis bahwa hubungan pernikahan kedua akan berhasil. Ada perasaan, emosi, pikiran dan keinginan anak, yang kesemuanya merupakan faktor integral dalam membentuk komitmen bersama dalam pernikahan kedua. Untuk mendapatkan cinta, dengan menikah dengan seseorang maka anda akan memperoleh cinta dan kasih sayang sehingga anda merasa tenang dan damai.

Setiap individu yang menikah dan membentuk keluarga akan melalui tahap penyesuaian diri, seperti perselisihan pendapat. Pernikahan kembali yang melibatkan anak tiri memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi dibandingkan pernikahan kembali yang melibatkan anak tiri.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian

Penjelasan judul

Untuk mempermudah dan memahami maksud dari judul penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman pada judul, sebaiknya penulis menjelaskan secara lengkap beberapa istilah kunci dari judul penelitian tersebut. Peran keluarga adalah keluarga bertanggung jawab membesarkan, melindungi dan memberikan rasa aman kepada keluarga, dimana salah satu tugas keluarga atau orang tua adalah membimbing anak untuk menikah kedua kali. Konselor merupakan orang tua yang membantu anak memecahkan permasalahan yang dialaminya sehingga dapat memahami diri sendiri dan lingkungannya.

Berdasarkan pemahaman beberapa istilah kunci yang terkandung dalam judul skripsi yang telah diuraikan di atas, maka dapat peneliti tekankan bahwa melalui judul penelitian ini peneliti akan menggali lebih jauh tentang apa saja peran keluarga sebagai konselor bagi pasangan yang menikah. akan menikah kedua kalinya di Desa Bandar Agung, Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.

Informan penelitian

Sumber data penelitian

Ketika anak-anak saya menyampaikan permasalahan yang terus datang kepada mereka, tentu saya sangat prihatin, namun sebagai orang tua, saya dan suami memberikan solusi dan mengarahkan mereka pada hal-hal baik yang kami yakini akan membuat rumah tangganya menjadi lebih baik, namun apapun solusi yang kami tawarkan, mereka dikembalikan kepada kita, betapa bagusnya keputusan mereka.” 22. Saya tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak saya terutama dalam rumah tangga, karena anak saya menyatakan keinginan untuk menikah lagi setelah beberapa tahun bercerai, saya hanya bisa berharap ini akan menjadi pernikahan yang lebih baik dari pernikahan pertama.”27. Saya mengijinkan anak saya ketika ingin menikah lagi, tentu sangat sulit bagi wanita seperti anak saya untuk menjadi orang tua tunggal dan saya berharap anak saya dari pernikahan pertama bisa belajar bahwa masalah rumah tangga harusnya disikapi dengan tenang. kepala, dan tentunya keduanya harus bisa menjaga sikap yang baik.

Mini juga mengatakan kehidupan keluarga anak saya sekarang jauh lebih baik. Dulunya anak saya masih tinggal bersama orang tuanya, sekarang setelah menikah lagi, anak saya dan suaminya mempunyai rumah sendiri dan seminggu atau dua minggu sekali anak saya dan suami berkunjung ke rumah tersebut.”42. Dulu saat menikah pertama, anak saya masih belum matang dalam menangani urusan rumah tangga, sekarang malah sebaliknya, ketika saya menikah lagi, anak saya dan suami sudah lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal yang terjadi di rumah mereka, dan sekarang keduanya lebih fokus ke masa depan, suami travelling dan anak saya fokus ngurus anak, alhamdulillah perekonomian mereka cukup stabil." 43. Perubahan yang saya rasakan dan menonjol adalah perekonomian keluarga, dulu anak saya menjadi salah satu penyebab perceraian anak saya, perekonomian karena sebelumnya anak saya hanya seorang ibu rumah tangga dan hanya suaminya yang bekerja.

Setelah saya menikah, anak saya semakin giat mencari uang, sekarang anak saya bekerja sebagai Satpol PP dan suaminya mengurus kebun dan usaha ikan nila. Masih sama seperti dulu, yang saya dan istri lihat, kami masih rukun dan berkomunikasi dengan baik, dan sekarang saya melihat anak saya lebih sering mengikuti kegiatan sosial seperti penyuluhan dan pengabdian masyarakat.”49. Masalah agama Alhamdulillah saya lihat sudah membaik dari sebelumnya, sekarang anak saya lebih sering ke mesjid untuk salat Jumat.”53.

Soal agama jujur, anak saya sangat jauh dari agama, tapi karena suaminya sekarang lebih sering salat, anak saya mulai mengikuti suaminya sesekali.”54.

Teknik pengumpulan data

Teknik keabsahahan data

Teknik analisa data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyajian Hasil Penelitian

Apalagi membawa salah satu anaknya untuk bertemu, kemungkinannya sangat kecil, sehingga melihat saya dan suami sudah tua, anak saya berharap bisa segera memberikan cucu, dan ada yang memberi saya bisa membantu di rumah. Mini juga mengatakan “saat saya menjelaskan kenapa anak saya bercerai karena keinginannya untuk memiliki anak tidak terpenuhi, jadi sejak perceraian saya melihat anak saya kesepian, apalagi tidak memiliki anak, jika dia hanya memiliki anak mungkin dia tidak akan merasa kesepian, maka dia memutuskan untuk menikah lagi dengan harapan dia akan mempunyai seorang anak." 34. Sebelum aku memberikan restuku, aku harus mempertimbangkan beberapa kali keputusan yang akan dia ambil, dan tentunya sebelum anakku meminta restunya, anakku meyakinkan saya akan hal-hal yang baik, seperti memperkenalkan pasangan hidupnya kepada keluarga dan juga saya melihat bahwa dia cukup baik bagi keluarga kami.”36.

Aku hanya menginginkan yang terbaik untuk anakku, jika di pernikahan pertama dia gagal, aku berharap di pernikahan kedua anak-anakku akan lebih baik lagi, karena sebelum aku membiarkan mereka menikahkan anakku dan pasangannya dia bisa meyakinkanku dengan rencana yang baik. setelah menikah dan itu cukup membuktikan bahwa mereka tidak melakukan tindakan gegabah.”37. Dari pada keponakan saya yang kurang mendapat perhatian dari seorang ibu, ketika anak saya mengatakan ingin menikah dengan alasan anaknya akan selalu ada untuk menjaganya, saya dan suami hanya mengiyakan, apalagi anak saya sudah bilang. hal yang benar. dan sisi buruk pasangan yang menurutnya akan membuatnya bahagia, dan saya melihat mereka berdua sudah dewasa.”38. Burhan juga mengatakan, “Hal yang meyakinkan saya untuk memberikan izin kepada anak saya untuk menikah lagi adalah karena saya melihat bahwa anak saya masih tergolong muda, hidupnya akan sia-sia jika dia menjadi duda seumur hidupnya, apalagi anak saya tidak. akan mempunyai anak, yang jelas masa depannya masih banyak yang harus dilakukan, dan juga sebelum saya memutuskan untuk menikah lagi, anak saya sudah beberapa kali membawa pulang pasangannya memberi saya pengertian yang bisa saya terima.”40.

Dari segi ekonomi, yang saya lihat tidak berkurang setelah anak saya menikah lagi, karena pada saat anak saya pertama kali menikah, yang namanya pekerjaan di luar tidak jelas, tentu saja sulit mencari pekerjaan, kalau di sini saya suami memberikan modal untuk keperluan perjalanan.”41. Kehidupan sosial atau pergaulan yang mereka jalani saat ini agak berbeda dengan dulu, dimana sebelum menikah lagi anak saya lebih sering berdiam diri di rumah dan menutup diri dari masyarakat karena malu dengan pernikahan pertamanya, padahal seharusnya ia membawa. istri dan anak-anaknya malah berpisah.

Pembahasan

Ketika anaknya sudah menikah, keluarga pasti tetap mempunyai tanggung jawab ketika anaknya berada dalam permasalahan keluarga, misalnya dalam rumah tangga, karena orang tua akan menjadi pelindung anggota keluarga. Pada dasarnya orang tua menginginkan pernikahan anaknya langgeng seumur hidup, namun terkadang terjadi hal sebaliknya ketika muncul masalah dalam rumah tangga anak, tentunya sebagai orang tua sangat berharap agar mampu membangun keluarga yang lebih baik, hingga meninggal dunia. buatlah mereka berpisah. Sudah sepatutnya konselor berperan sebagai fasilitator, disini keluarga menjadi fasilitator bagi anak dengan memberikan apa yang dibutuhkan anak dari orang tua, seperti memberikan dukungan, memberi restu dan memberi izin pada anak untuk mencapai keinginannya.

Seperti yang diungkapkan Wina Sanjaya, menjadi fasilitator berarti konselor bertanggung jawab memfasilitasi klien selama proses berlangsung. Seperti yang diungkapkan Wina Sanjaya, peran evaluator artinya konselor menilai atau mengevaluasi perkembangan klien, dalam hal ini perubahan yang terjadi pada anak informan yang menikah lagi setelah bercerai. Peran keluarga sebagai konselor bagi pasangan yang menikah lagi, orang tua sangat menginginkan yang terbaik bagi setiap anggota keluarga.

Sudah sepatutnya konselor berperan sebagai perantara, disini keluarga menjadi perantara bagi anak dengan cara memampukan atau memberikan apa yang dibutuhkan anak dari orang tuanya, seperti memberikan dukungan, memberi restu dan memberi izin pada anak untuk mewujudkan keinginannya. . Bagi orang tua hendaknya selalu menjadi pelindung bagi anggota keluarga, karena jika salah satu anggota keluarga merasa tersakiti atau diganggu oleh lingkungannya, maka keluarga akan menjadi tempat pertama bagi anak untuk mencari perlindungan dari hal-hal yang membuat dirinya terpuruk.

Gambar

TABEL 5  DATA INFORMAN  No  Nama

Referensi

Dokumen terkait