• Tidak ada hasil yang ditemukan

JASA ANGKUTAN SEWA UMUM

N/A
N/A
Servans mantoki Vando

Academic year: 2024

Membagikan " JASA ANGKUTAN SEWA UMUM"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Sari Kencana Pekanbaru Berdasarkan Pasal 141 UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hak yang dinikmati perusahaan angkutan umum tertuang dalam Pasal 195 UU No. 22 Tahun 2009 masing-masing tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Standar pelayanan minimal yang diberikan oleh perusahaan angkutan umum diatur dalam Pasal 141 UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Sari Kencana Pekanbaru kepada pengguna jasa angkutan umum mengetahui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sari Kencana Pekanbaru kepada pengguna jasa angkutan umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menurut Fikh Siyasah sebagai berikut.

Tujuan dan Manfaat Penelitain

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan

Karena tidak semua masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dalam beraktivitas sehari-hari, tidak jarang masyarakat lainnya juga menggunakan kendaraan umum, sehingga pelayanan dalam bidang ini sangatlah penting. Dalam proses pengangkutan dan pelayanan, perusahaan angkutan umum tentu mempunyai hak dan kewajiban yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh perusahaan. Pasal 186 “Perusahaan angkutan umum wajib melakukan pengangkutan orang dan/atau barang setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan dan/atau biaya pengangkutan telah dibayar oleh penumpang dan/atau pengirim barang.”

Pasal 187 “Dalam hal terjadi pembatalan keberangkatan, pengangkut umum wajib mengembalikan biaya pengangkutan yang telah dibayar oleh penumpang atau pengirim barang.” Pasal 188 “Perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita penumpang atau penyerahan barang karena kelalaian dalam pelaksanaan pelayanan pengangkutan." Pengangkut umum berhak menahan barang yang diangkut apabila pengirim atau penerima tidak memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan kontrak pengangkutan.

Pengangkut umum berhak membebankan biaya tambahan untuk barang yang disimpan dan tidak diambil alih sesuai dengan kontrak. Perusahaan angkutan umum berhak menjual barang yang diangkutnya secara pelelangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pengirim atau penerima tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan kontrak sejak alinea pertama. Penerapan standar pelayanan minimum pada angkutan umum sangat diperlukan untuk menjamin hak-hak pengguna jasa, sehingga pengguna jasa merasa aman, nyaman dan terjangkau dalam menggunakan angkutan umum.

Hal ini berguna bagi penumpang jika terjadi gangguan keselamatan selama transportasi, meski pengemudi ugal-ugalan. Hal ini berguna untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan angkutan umum dengan tetap memperhatikan daya beli masyarakat. Sedangkan pengertian pengguna jasa sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pengguna jasa perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa perusahaan angkutan umum13.

Angkutan umum

Oleh karena itu, pengguna jasa atau yang bisa disebut penumpang adalah semua orang yang menggunakan barang atau jasa yang disediakan oleh penyedia jasa. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengertian angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan dalam lalu lintas jalan. Oleh karena itu, angkutan umum adalah angkutan yang dipergunakan oleh masyarakat secara bersama-sama dengan membayar sejumlah uang yang besarnya ditentukan oleh pengangkut sebagai pembayaran atas penggunaan angkutan tersebut.

Dalam penggunaannya, transportasi mempunyai tiga moda yang dapat digunakan, yaitu transportasi laut, transportasi darat (kereta api, bus, truk, dll) dan transportasi udara. Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan memindahkan, mengirim, memuat atau membawa benda atau orang dari suatu tempat ke suatu tempat tujuan dan membongkar barang dan orang tersebut di tempat tujuan. Tujuan transportasi adalah untuk meningkatkan kegunaan dan nilai barang dan penumpang yang diangkut dari suatu tempat ke tempat tujuannya.

Angkutan umum sewaan (paratransit) merupakan jenis pelayanan yang dapat digunakan masyarakat berdasarkan karakteristik tertentu seperti tarif dan rute. Angkutan umum massal (mass transit) merupakan kebalikan dari angkutan umum carteran, yaitu jasa angkutan yang memiliki rute dan jadwal tetap, seperti bus dan kereta api. Jenis transportasi ini tidak mencakup permintaan layanan, tetapi memberikan layanan tetap dalam hal jadwal, tarif, atau rute.

Konsep Fiqih Siyasah

Hubungan antara manusia boleh dibahagikan kepada jinayah (penjenayah), munakahat (perkahwinan), mawarits (pewarisan), murafa’at (hukum peristiwa), siyasah (politik/pemerintahan) dan al-ahkam al-dualiyah (hubungan antarabangsa). Maka berdasarkan pemahaman di atas, Fiqh Siyasah merupakan salah satu aspek syariat Islam yang berkaitan dengan pengaturan dan pengurusan kehidupan manusia di negeri untuk mencapai kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. 17 Beni Ahmad Saebani, Istilah Fiqh Siyasah dan Sejarah Politik Islam daripada Muhammad SAW kepada Al-Khulafa Ar-Rasyidun, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.

Menurut Imam Ibnu Taimiyyah, ruang lingkup Siyasah Fiqh terbagi menjadi empat bagian, yaitu siyasah qadhaiyyah (kehakiman), siyasah „idariyyah (administrasi negara), siyasah maliyyah (ekonomi dan moneter) dan siyasah dauliyyyah (hubungan internasional). Sedangkan menurut salah satu ulama Indonesia, T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, ruang lingkup Fiqih Siyasah terbagi menjadi delapan bidang yaitu 19. Dalam Islam, peraturan lalu lintas tidak diatur secara langsung, namun para ulama telah mengajarkan beberapa etika mengemudi dan berjalan dalam Islam.

Kedua, berjalanlah dengan sikap yang wajar dan rendah hati, jangan bersikap sombong saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau memalingkan muka dari orang lain karena sombong. Kelima, menunjukkan kepada orang-orang yang sesat (di jalan yang salah), memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan, dan menegur orang yang berbuat salah, serta membela orang-orang yang teraniaya. Ketujuh, jangan mengemudikan mobil terlalu kencang, apalagi di jalan yang banyak dilalui pejalan kaki, memberi jalan kepada orang lain dan memberi kesempatan orang lain untuk lewat.

Dalam lalu lintas, Islam mempunyai nilai-nilai kasih sayang, ini dimanifestasikan dengan sikap saling menghormati yang terdapat dalam ayat 63 Q.S Al-Furkan. Artinya: Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan ketika . Merendah diri dan saling menghormati dalam pemanduan dan lalu lintas ditunjukkan dengan menghormati pengguna jalan raya yang lain dan tidak tergesa-gesa, yang kemudiannya boleh memudaratkan diri sendiri dan orang lain.

Tinjauan Pustaka

Alauddin Makassar pada tahun 2015 dengan judul “Tinjauan Hukum Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan Alat Angkutan Umum (UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009) di Kota Makassar”. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana penerapan sanksi terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan angkutan umum, bagaimana penerapan undang-undang no. 22 Tahun 2009 untuk angkutan umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi pengemudi angkutan umum melakukan pelanggaran lalu lintas, antara lain meningkatnya persaingan dan kurangnya pemahaman berkendara di jalan raya yang aman.

Penelitian yang dilakukan oleh Aftahul Jannah, mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Ar-raniry Darussalam (UIN) tahun 2018 berjudul “Tanggung Jawab Risiko Kerugian Penumpang Angkutan Umum Akibat Pelanggaran Standar Pelayanan Menurut dengan Konsep Ijarah bi al-a'mal (survei angkutan mikrolet/labi-labi di Darussalam). Permasalahan yang dikaji adalah mengapa operator mikrolet/labi-labi Darussalam tidak memenuhi standar pelayanan minimal angkutan penumpang, apa yang menjadi kendalanya? tanggung jawab operator mikrolet/labi-labi Darussalam labi-labi mengenai kasus kehilangan penumpang dan caranya. Hasil penelitian adalah diketahui bahwa pelaku usaha minibus Darussalam/labi-labi tidak memenuhi standar pelayanan minimal penumpang akibat kurangnya pengetahuan masyarakat. peraturan transportasi, kurangnya pengawasan pihak berwenang dan karena sebagian besar masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.

Perusahaan Labi-labi bertanggung jawab atas hilangnya penumpang akibat kecelakaan, yaitu dengan mendaftarkan setiap angkutannya pada asuransi. Evaluasi Standar Pelayanan Minimal dan Tingkat Kepuasan Penumpang di Terminal Angkutan Umum Tawang Alun Jember”. Fardan dalam jurnal hukum Legal Opinion berjudul “Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Penumpang Angkutan Jalan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009”.

Pasal 188 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa “perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita penumpang atau pengirim barang akibat kelalaiannya dalam menyelenggarakan jasa angkutan.” Ketentuan ini memberi kesan bahwa apabila pengangkut terlambat melaksanakan pengangkutannya dan keterlambatan itu mengakibatkan kerugian bagi penumpangnya, maka pengangkut bertanggung jawab atas kerugian penumpang yang bersangkutan. Namun Pasal 192 ayat (3) UU menyatakan “tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai pada saat penumpang diangkut dan berakhir di tempat itu.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dari penelitian yang telah diuraikan di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan antara penelitian di atas dengan skripsi ini. Karya tulis di atas mempunyai objek penelitian, metode, tempat penelitian dan informan yang berbeda dengan apa yang penulis teliti. KPTS.503/DPMPTSP/KOMITMEN/IZIN-HUB/25 tentang Persetujuan Perpanjangan Komitmen Pemenuhan Izin Usaha Penyelenggaraan Angkutan Penumpang (AKDP).

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Kajian kualitatif pada asasnya adalah memerhatikan aktiviti responden secara langsung, berinteraksi dengan mereka, maka teknik pemerhatian yang digunakan dalam penyelidikan ini ialah penyertaan dan temu bual.

Lokasi Penelitian

Subjek dan Objek

Objek penelitian adalah sifat keadaan suatu benda, orang atau benda yang menjadi pusat perhatian dan tujuan penelitian.

Informan Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Sari Kencana Pekanbaru terhadap pengguna jasa berdasarkan undang-undang nomor 22 tentang jasa yang diberikan oleh PT. Sari Kencana Pekanbaru terhadap pengguna jasa berdasarkan undang-undang nomor 22 tahun 2009 sudah terlaksana dengan baik. Beberapa pelayanan yang diterapkan dari segi keamanan antara lain penyediaan tiket sebagai bukti pembayaran, memiliki daftar penumpang atau yang disebut dengan dokumen perjalanan.

Sari Kencana Pekanbaru telah menyediakan alat pemadam api ringan (APAR), fasilitas kesehatan dan memiliki asuransi kecelakaan lalu lintas. Namun di sisi lain, layanan tersebut belum sepenuhnya terlaksana secara maksimal, yaitu masih terdapat beberapa pendorong yang meningkatkan pengguna layanan di atas kapasitas yang telah ditentukan. Sari Kencana Pekanbaru berdasarkan Pasal 141 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sesuai dengan tujuan hukum Islam yaitu mencapai kemaslahatan para hambanya.

Sari Kencana Pekanbaru dan pengemudi memastikan proses pengangkutan pengguna jasa dilakukan sesuai dengan kapasitas yang ada dalam regulasi. Sari Kencana Pekanbaru meminta adanya larangan merokok bagi pengemudi dan pengguna jasa saat bepergian karena keterbatasan ruang membuat asap rokok dapat mengganggu pengguna jasa lainnya. Muttaqin, Ziyadul, Fikih Lalu Lintas Perspektif Peningkatan Norma Dalam Islam, 2019, Jurnal Tarjih dan Perkembangan Pemikiran Islam, Volume 16, Nomor 1 Tahun 2019.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan PT. Sari

Referensi

Dokumen terkait

22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 143 ayat (1) berbunyi “ Pengertian angkutan umum dalam trayek adalah memiliki rute tetap dan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Kontrak Perjanjian Pengangkutan.. Universitas

Penjelasan Pasal 47 ayat 2, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan

Merujuk Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang

Penetapan standar dalam pelaksanaan pengawasan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) pada angkutan travel di Kota Pekanbaru sesuai dengan ketentuan yang telah

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru dan Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru sebagai implementor dari Undang-Undang Lalu Lintas dan

Pelaksanaan Pengawasan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Pada Angkutan Travel Di Kota Pekanbaru Penentuan standar dilihat dari segi pembagian tugas, waktu pengawasan

Sesuai dengan Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 192 ayat (1) yang menyatakan jika pelaku usaha angkutan umum merugikan penumpang maka pelaku usaha angkutan