• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIFITAS SABUN CAIR KEWANITAAN EKSTRAK DAUN TABAT BARITO (Ficus deltoideus Jack) TERHADAP Candida albicans

N/A
N/A
sri rahayu

Academic year: 2023

Membagikan "UJI AKTIFITAS SABUN CAIR KEWANITAAN EKSTRAK DAUN TABAT BARITO (Ficus deltoideus Jack) TERHADAP Candida albicans"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

328

UJI AKTIFITAS SABUN CAIR KEWANITAAN EKSTRAK DAUN TABAT BARITO (Ficus deltoideus Jack) TERHADAP Candida albicans

(Antifungal Activity Of Liquid Feminine Soap with Extract Tabat Barito (Ficus deltoideus Jack) Leaves to Candida albicans)

(Submited : 4 Desember 2020, Accepted : 31 Maret 2021)

Sri Rahayu1, Noor Amaliah2, Raudatul Patimah1, Rahmawati1, Rupi1

1Program Studi D3 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

2 Program Studi D3 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

ABSTRAK

Keputihan merupakan keluhan yang sering dialami wanita, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih kekuningan dari saluran vagina. Penyebabnya adalah jamur Candida albicans. Daun tabat barito (Ficus deltoideus Jack) secara empiris dapat digunakan untuk mengobati keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan sabun cair kewanitaan yang memiliki aktifitas antijamur terhadap Candida albicans. Uji daya hambat diperoleh dengan menguji ekstrak etanol daun tabat barito konsentrasi 1%, 5%, 10% dan 15%, kemudian diformulasi menjadi sabun cair kewanitaan. Evaluasi sediaan meliputi organoleptis, pH dan uji busa. Aktifitas antijamur menggunakan metode difusi agar dengan melihat zona hambat yang terbentuk dari ekstrak etanol daun tabat barito dan sabun cair kewanitaan yang mengandung ekstrak etanol daun tabat barito. Kontrol positif Nystatin, sedangkan kontrol negative DMSO dan basis sabun. Hasil uji menunjukkan adanya diameter zona hambat yang terbentuk pada ekstrak etanol daun tabat barito dengan konsentrasi 1 %,5 %, 10% dan 15 % berturut – turut adalah 10,7 mm; 12,3 mm; 11 mm dan 10,7 mm. Sabun cair dengan konsentrasi ekstrak 1 %, 5 %, 10 % dan 15 % juga menunjukkan adanya zona hambat pada jamur Candida albicans. Hasil penelitian dapat disimpulkan baik ekstrak maupun sabun cair kewanitaan yang mengandung ekstrak etanol daun tabat barito memiliki aktifitas antijamur terhadap Candida albicans.

Kata kunci : Ficus deltoidei, sabun cair kewanitaan, ekstrak, Candida albicans

ABSTRACT

Kandidiasis is a complaint that is often experienced by women, marked by a white-yellow discharge from the vaginal. The caused by Candida albicans. Empirically, tabat barito (Ficus deltoideus Jack) leaves can be used to treat vaginitis. This study aims to formulate female liquid soap preparations that have antifungal activity against Candida albicans. Inhibition test was obtained by testing the ethanol extract of barito tabat leaves with a concentration of 1%, 5%, 10% and 15%, then formulated into liquid feminine soap. The evaluation of preparations includes organoleptic, pH and foam tests. The antifungal activity used agar diffusion method is seen by inhibition zone formed from ethanol extract of barito tabat leaves and feminine liquid soap containing ethanol extract of barito tabat leaves. Nystatin as positive control, while DMSO and soap base as negative control. The test results showed that the diameter of the inhibition zone formed in the ethanol extract of tabat barito leaves with a concentration of 1%, 5%, 10% and 15% were 10.7 mm;

12.3 mm; 11 mm and 10.7 mm. Liquid soap with an extract concentration of 1%, 5%, 10% and 15% also showed an inhibition zone to Candida albicans. The results of the study concluded that both the extract and the liquid feminine soap containing ethanol extract of barito tabat leaves had antifungal activity against Candida albicans.

Keywords : Ficus deltoidea, Liquid Feminine soap, extract, Candida albicans

(2)

329 PENDAHULUAN

Organ reproduksi wanita merupakan bagian yang penting dan tentunya memerlukan perawatan yang khusus, Masalah yang sering menyertai adalah penyakit keputihan. Keputihan atau Fluor albus merupakan suatu gejala gangguan alat kelamin yang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina.

Keputihan juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Candida sp.merupakan jamur yang paling banyak ditemukan pada sekret vagina wanita yang mengalami keputihan (Tjitraresmi et al, 2010).

Kasus kandidiasis vulvovaginalis meningkat dari tahun ke tahun dan menempati peringkat kedua dari patologis fluor albus setelah Infeksi Genital Non-spesifik . Enam faktor risiko paling umum adalah IMS sebelumnya, douching vagina, hubungan seksual pra nikah, IMS lain, diabetes mellitus, dan kehamilan (Arfiputri et al, 2018) Diperkirakan sekitar 75% dari semua wanita menderita kandidiasis vulvoganalis setidaknya sekali seumur hidup dengan 40-50% dengan setidaknya satu episode infeksi tambahan.

Sebagian kecil wanita (5-8%) menderita setidaknya empat kali kekambuhan per tahun (Mayer et al, 2013). Manifestasi klinis berupa keputihan yang minimal, serosa-lendir, homogen, tampak seperti keju cottage, dan sedikit bau.

Gejalanya adalah pruritus, nyeri, iritasi, sensasi terbakar,dispareunia, dan dysuria

Candida albicans memiliki kemampuan untuk menginfeksi inang dengan cara yang beragam didukung oleh berbagai seperti transisi morfologis antara bentuk ragi dan hifa, ekspresi adhesin dan invasin pada permukaan sel, thigmotropisme, pembentukan biofilm, penggantian fenotipik dan sekresi enzim hidrolitik yang dianggap sebagai faktor virulensi. Candida merupakan patogen nosokomial terisolasi ke-6 yang paling umum, utamanya berasal dari saluran kemih dan menjadi penyebab umum dari infeksi aliran darah dengan tingkat kematian 29%. Selain itu 90% infeksi invasif disebabkan oleh Candida albicans, Candida glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropicalis dan Candida krusei (Rajani et al, 2018).

Spesies Candida merupakan bagian dari komponen flora normal manusia. Penyakit jamur Kandidiasis paling umum dapat menyerang mukosa, kulit, kuku, dan organ dalam. Adanya

perubahan keseimbangan flora mikroba normal tubuh atau penurunan kondisi tubuh dapat menjadi salah satu penyebab penyakit kandidiasis (Rajani et al, 2018). Banyak hal yang dilakukan untuk mengobati keputihan, seperti penggunaan bahan kimia maupun antibiotic.

Tetapi antibiotik berperan dalam memperburuk flora normal vagina yang dapat menyebabkan pertumbuhan Candida yang berlebihan dalam saluran pencernaan, vagina, atau keduanya.

Sekarang ini perkembangan pengobatan telah mengarah kembali ke alam(Back to nature) karena obat tradisional lebih aman dan minimal efek samping dibandingkan obat-obat kimia (Tjitraresmi et al, 2010). Salah satu bahan alam yang dapat digunakan untuk mengobati keputihan adalah Tabat Barito (Ficus deltoidea).

Tabat Barito digunakan untuk kesehatan wanita, anti oksidan, anti penuaan, bahan kosmetik dan Antimelanogenic (Jin Oh et al,2011). Germanikol sinamat adalah konstituen utama triterpenoid dalam daun tabatbarito.

Germanikolsinamat dan β-sitosterol diisolasi dari ekstrak heksana, sedangkan α-amirin dan lupeol diisolasi dari ekstrak etilasetat. β-sitosterol, α- amirin dan lupeol merupakan senyawa yang yang juga terdapat pada daun tabat barito ini. Aktifitas antibakteri yang ditunjukkan ketiga senyawa ini berhubungan dengan penggunaan daun tabat barito secara tradisional untuk penyembuhan terhadap diare dan mencegah infeksi kulit (Suryati, 2011)

Pengujian aktivitas in vitro dari kloroform, metanol dan ekstrak air Ficus deltoidea menunjukkan bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas penghambatan pada strain jamur Candida albicans (Abdsamah, 2012)

Penelitian ini bertujun untuk mengetahui aktifitas sabun cair kewanitaan yang mengandung ekstrak etanol daun tabat barito terhadap Candida albicans.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : timbangan, alat maserasi, batang pengaduk, cawan penguap, mortar dan stamper, cawan petri, jarum ose, spuit ,warterbath, incubator, autoklaf, dan alat pengukur PH

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tabat barito yang telah dikeringkan dan di haluskan, etanol 96%, aquadest, DMSO, Water for Injection, asam stearate,trietanolamin,

(3)

330 gliserol, Potato Dextrose Agar (PDA) dan

Nystatin.

Pembuatan ekstrak etanol daun tabat barito Tanaman tabat barito yang digunakan berasal dari daerah Kalimantan. Bagian yang digunakan adalah daun tabat barito. Ekstrak daun tabat barito dibuat dengan cara maserasi daun Tabat Barito menggunakan etanol 96% selama 5 hari dengan sesekali diaduk, kemudian lakukan remaserasi. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental.

Formulasi sabun cair kewanitaan

Formulasi dasar sabun cair kewanitaan yang diambil dari jurnal dan dioptimasi (Rahmi et al,2017)

Tabel 1. Formulasi basis sabun cair kewanitaan

BAHAN Berat (gram) Kegunaan

Asam Stearat 3 Pengemulsi

Adeps lanae 1 Pembentuk sabun

Trietanolamin 2 Pengemulsi

Gliserol 5 Humektan

Essense oil q.s Pengaroma

Aquadest Ad 100 Pelarut

Pembuatan sabun cair dengan cara fase minyak yang terdiri dari asam stearat dan adeps lanae dipanaskan sampai suhu 70°C di waterbath.Fase air yang terdiri dari gliserol dan triethanolamin juga dipanaskan pada suhu yang sama.Setelah itu fase minyak dan fase air dimasukkan ke dalam mortir hangat dan digerus sampai homogen, ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus digerus. Terakhir ditambahkan dengan ekstrak tabat barito, essence oil , gerus ad homogen dan cukupkan beratnya sampai 100 gram.

Ekstrak tabat barito yang digunakan dalam berbagai konsentrasi yaitu 1%, 5 %, 10% dan 15

%. Adapun formulanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Formulasi basis sabun cair kewanitaan

BAHAN Basis F1 F2 F3 F4

Ekstrak tabat barito 0 1 5 10 15

Asam Stearat 3 3 3 3 3

Adeps lanae 1 1 1 1 1

Trietanolamin 2 2 2 2 2

Gliserol 5 5 5 5 5

Essense oil q.s q.s q.s q.s q.s

Aquadest Ad

100 Ad 100

Ad 100

Ad 100

Ad 100

Pembuatan Pemeriksaan Karakteristik Sabun Cair

Pemeriksaan secara fisik meliputi organoleptis, PH dan uji busa.

Pengujian Aktifitas Anti Jamur

Pengujian daya hambat sabun cair kewanitaan ekstrak etanol tabat barito dilakukan dengan menggunakan metode difusi dengan kertas cakram sebagai tempat sampel. Kertas cakram yang digunakan berukuran 6 mm. Tahapan awal yang dilakukan adalah mencelupkan kapas steril ke dalam suspense jamur uji. Kapas diputar beberapa kali dalam suspense tersebut, kemudian ditekan- tekan ke dinding tabung atas cairan suspense untuk menghilangkan inoculum yang berlebihan pada kapas steril. Permukaan media PDA dalam cawan petri kemudian diinokulasikan jamur uji dengan cara mengulaskan kapas yang mengandung suspensi jamur di seluruh permukaan media. Lakukan streaking di seluruh permukaan agar bolak- balik , ulangi dua sampai tiga kali dengan pola zigzag.

Diputar sekitar 60o untuk memastikan pemerataan inoculum (Anonim, 2012)

Uji Aktifitas Sabun cair ekstrak tabat barito terhadap Candida albicans

Uji Candida albicans secara dilakukan dengan merendam disk cakram pada ekstrak etanol tabat barito dengan konsentrasi 1 % , 5 % , 10 % dan 15 %. dan sabun cair kewanitaan yang mengandung ekstrak daun tabat barito dengan konsentrasi 1 % , 5 % , 10 % dan 15 %. Kontrol positif digunakan Nystatin (100.000 IU) dan kontrol negatif digunakan DMSO, aquadest dan sabun. Disk cakram kemudian ditempatkan diatas media agar yang sudah ditanami Candida albicans. Tahapan berikutnya yakni kertas cakram yang telah direndam selama 15 menit

(4)

331 ditempatkan pada permukaan media PDA yang

telah diinokulasi jamur uji menggunakan pinset steril. Media kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 2x24 jam. Pengamatan dilakukan terhadap biakan jamur dalam media PDA tersebut kemudian diameter zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak daun tabat barito dibuat dengan cara merendam simplisia daun tabat barito menggunakan etanol 96% selama 5 hari sambal sesekali diaduk. Setelah itu dilakukan remaserasi.

Setelah itu filtrat disaring dan diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang memiliki sifat dapat larut, sehingga cairannya terpisah dari bagian yang tidak larut, proses ini emnggunakan suatu pelarut cair (Ditjen POM, 2010). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, diketahui maserasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk mengekstraksi senyawa – senyawa yang tidak tahan pemanasan seperti flavonoid, tannin dan saponin (Retnaningsih, 2017).

Ekstrak kental yang diperoleh kemudian diformulasi kedalam basis sabun vair yang sudah dioptimasi, dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 1%, 5%, 10% dan 15%. Sabun kemudian diuji sifat fisik meliputi organoleptis, pH dan uji busa.

Tabel 3. Hasil uji sifat fisik sabun ekstrak

Sampel Organoleptis Uji pH Uji busa

Sabun ekstrak 1 % Warna kuning 7 +

Sabun ekstrak 5 % Warna kuning kecoklatan

7 +

Sabun ekstrak 10 % Warna coklat muda 6 + Sabun ekstrak 15 % Warna coklat muda 6 +

Sabun ekstrak menunjukkan pH antara 6 -7, ph ini memenuhi syarat persyaratan pH sabun cair keputihan yaitu 5,5 – 8,5 (Handayani, 2017).

Syarat mutu sabun cair sesuai ketentuan SNI terletak pada bahan dasar sabun adalah bentuk sediaan cair yang homogen dengan bau dan warna yang khas, pH sabun pada suhu 25oC 8- 11, mengandung alkali bebas maksimum 0,1%,

bahan aktif minimal 15%, bobot jenis 1,01-1,10 dan Angka Lempeng Total (ALT) cemaran mikroba maksimal 1x105. Sedangkan persyaratan sabun cair dengan bahan dasar detergen adalah bentuk sediaan cairan yang homogen dengan bau khas, pH sabun pada suhu 25oC adalah 6-8, bahan aktif minimal 10%, bobot jenis 1,01-1,10 dan ALT cemaran mikroba maksimal 1x105 (Mardlyani,2010 dalam Widiawati,2016)

Uji kemudian dilanjutkan dengan mengukur zona hambat yang terbentuk menggunakan median PDA dengan metode kertas cakram.

Ekstrak dilarutkan dengan DMSO, dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 1%, 5%, 10% dan 15%. Untuk kontrol positif digunakan Nystatin, karena Nystatin memang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh Candida Albicans. Senyawa ini hanya akan berikatan dengan suatu jamur atau ragi yang bersifat sensitive. Nystatin bekerja melalui mekanisme ikatan dengan sterol membran jamur (ergosterol) sehingga timbul gangguan pada permeabilitas membrane sel jamur dan mekanisme transportnya yang menyebabkan sel jamur mengalami kehilangan kation serta makromolekul ( Ganiswara,1995 dalam Trilestari et al,2016). Kontrol negatif digunakan DMSO dan basis sabun untuk memastikan bahwa yang memberikan efek anti jamur memang berasal dari ekstrak etanol tabat barito. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Diameter zona hambat kontrol positif dan kontrol negatif

Gambar 2. Diameter zona hambat ekstrak dan sabun ekstrak etanol tabat barito

(5)

332 Tabel 4. Diameter zona hambat

Sampel uji

Diameter zona hambat (mm)

1 2 3 Rata - rata

Nystatin 17,0 17,0 17,0 17,0

Basis Sabun 0 0 0 0

DMSO 0 0 0 0

Ekstrak 1 % 12,0 10,0 10,0 10,7

Ekstrak 5 % 13,0 12,0 12,0 12,3

Ekstrak 10% 11,0 11,0 11,0 11,0

Ekstrak 15% 11,0 11,0 10,0 10,7

Sabun ekstrak 1 % 9,0 9,0 9,0 9,0 Sabun ekstrak 5 % 10,0 10,0 10,0 10,0 Sabun ekstrak 10 % 10,0 10,0 10,0 10,0 Sabun ekstrak 15 % 10,0 11,0 10,0 10,3

Pada uji terhadap Candida albicans secara in vitro diperoleh diameter zona hambat dari ekstrak dengan konsentrasi 1 %,5 %, 10% dan 15 % berturut – turut adalah 10,7 mm; 12,3 mm; 11 mm dan 10,7 mm. Adapun sabun ekstrak tabat barito dengan konsentrasi ekstrak 1 %, 5 %, 10 % dan 15 % juga menunjukkan adanya zona hambat

pada jamur Candida albicans.

Spesies Ficus banyak mengandung sumber senyawa polifenol, suatu flavanoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan kuat yang membantu dalam pencegahan dan terapi berbagai oksidatif penyakit terkait stres (Sirisha et al. 2010). Selain itu flavonoid dapat menghambat pertumbuhan jamur dengan mekanisme denaturasi protein, dan mengganggu lapisan lipid serat mengakibatkan kerusakan dinding sel.

Adanya sifat lipofilik pada flavonoid tersebut yang akan mengikat fosfolipid-fosfolipid yang berada pada membran sel jamur dan dapat mengganggu permeabilitas membran sel (Putri, 2015)

KESIMPULAN

Ekstrak etanol daun tabat barito dengan konsentrasi 1%, 5% , 10% dan 15% memiliki aktifitas anti jamur. Sediaan sabun cair

kewanitaan yang mengandung Ekstrak etanol daun tabat barito dengan konsentrasi 1%, 5% , 10% dan 15% potensial digunakan sebagai antijamur terhadap Candida albicans.

PENGHARGAAN

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Kemenristek Dikti yang telah membiayai penelitian ini melalui Hibah Dosen Pemula.

DAFTAR PUSTAKA

Abdsamah.O,Zaidi,N,T.A dan Sule,A.B.(2012).

Antimicrobial activity of Ficus deltoidei Jack.

Pakistan, Journal of Pharmaceutical Sciences, 25(3), pp.675-8

Anonim. (2012). Performance standards for antimicrobial testing: twenty-second informational supplement. Clinical and Laboratory Standards Institute. 2012; 32(3):100-22

Arfiputri,S.D, Hidayati,A.N, Handayani, S, &

Ervianti,E.(2018). Risk Factors Of Vulvovaginal Candidiasisin Dermato-Venereology Outpatientsclinic Of Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia J. Infect. Dis. 12(S): 90-94 Handayani, A,M, Rochmah, F.Z, Firdaus,R,A, Prihaning Tyas, A, Septiana, E, & Agusta, H,F, Sabun Cair “Granat Putih” (Punica Granatum) Sebagai Obat Keputihan The 6th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

Jin-Oh,M, Hamid, M.A, Ngadiran,S, Seo Young Kwon,Sarmidji,M.R & Park, C.S.(2011) Ficus deltoidea (Mas cotek) extract exerted anti- melanogenic activity by preventing tyrosinase activity in vitro and by suppressing tyrosinase gene expression in B16F1 melanoma cells, Arch Dermatol Res.

Mayer, F.L., Wilson, D. & Hube, B.(2013).

Candida albicans pathogenicity mechanisms.

Virulence, 4(2), pp.119–128.

Putri AMS.(2015)Efek antifungi ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2015.

(6)

333 Rahmi,I.W, Nurhikma,E,Badia,E, &

Ifaya,M.(2017).Formulasi Sabun Pembersih Kewanitaan (Feminime Hygiene) dari Ekstrak Kulit Buah Durian (Durio zibethinus Murray).

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. Vol 3.No.2 Rajani Singh,R, Verma,R.K, Kumari,S, Singh, A &

Singh,D.P.(2018).Rapid identification and susceptibility pattern of various Candida isolates from different clinical specimens in a tertiary care hospital in Western Uttar Pradesh , Int J Res Med Sci , (8):3466-3468

Retnaningsih, A, Primadiamanti,A, & Marisa, I, 2019, Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Biji Pepaya Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Shigella Dysentriae Dengan Metode Difusi Sumuran, Jurnal Analis Farmasi, Vol 4, No. 2, Hal 122 – 129

Sirisha, N., Sreenivasulu, M., Sangeeta, K. &

Chetty, C.M. (2010). Antioxidant properties of ficus species-a review. International Journal of Pharm Tech Research 2(4): 2174-2182.

Suryati.(2011).Germanikol Sinamat, Suatu Triterpenoid Baru dan Triterpenoid Lainnya Serta Steroid dari Daun Tabat Barito (Ficus deltoideus Jack).Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Andalas

Tjitraresmi, A, Kusuma, S.A.F., Rusmiati, D.(2010), Formulasi Dan Evaluasi Sabun Cair Antikeputihan Dengan Ekstrak Etanol Kubis Sebagai Zat Aktif, Fakultas Farmasi

Universitas Padjadjaran Bandung

Trilestari, Ismiyati &

Suwardjo,D.G.(2016).Formulasi Sabun Cair Wanita Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L) Dan Aktivitasnya Terhadap Candida Albicans. Media Farmasi. Vol. 13 No. 2

Widiawati, U.T, Darma, G.C.E, & Gadri,A. (2016).

Formulasi Sabun Cair Minyak Serai Wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) untuk Keputihan dan Penentuan Aktivitas Antifungi terhadap Candida albicans, Prosiding Farmasi, Volume 2, No.2

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSfRAK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus aroensis L.) KEDALAM BEBERAPA MEDIA TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN BAHAN BIOAKTIF DAUN TABAT BARITO

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang struktur kimia dan aktifitas antibakteri konstituen kimia dari daun Ficus deltoideus Jack, atas dasar

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sediaan sabun cair pembersih kewanitaan Ekstrak Daun Waru memenuhi syarat stabilitas fisik

27 Tabel 6 Hasil Pengujian Aktivitas Sediaan terhadap jamur Candida albicans Formula Diameter Hambat mm Basis I 3,07 ± 0,06 13.15 ± 0,18 II 16,36 ± 0,35 III 18,36 ± 0,38

Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil analisis statistik antara sabun kewanitaan ekstrak etanol daun ketepeng cina konsentrasi 5%, 7% dan 10% terhadap kontrol positif tidak terdapat