• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DIATUR DALAM KONVENSI DAN UNDANG UNDANG

N/A
N/A
ihdal umam

Academic year: 2023

Membagikan "JENIS JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DIATUR DALAM KONVENSI DAN UNDANG UNDANG "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DIATUR DALAM KONVENSI DAN UNDANG UNDANG

1. United Nation Convention Against Corruption

Konvensi PBB Melawan Korupsi (UNCAC) adalah satu-satu perjanjian multilateral anti korupsi internasional yang mengikat secara hukum . Dinegosiasikan oleh negara- negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perjanjian ini diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada bulan Oktober 2003 dan mulai berlaku pada bulan Desember 2005.

Lingkup Konvensi ini adalah pembukaan dan batang tubuh yang terdiri atas 8 (delapan) bab dan 71 (tujuh puluh satu) pasal. Adapun pasal yang mengatur tentang jenis jenis tindak pidana korupsi terdapat pada BAB 3 yaitu :

1. Pasal 15 Tindak Pidana Pemberian Suap

Pasal ini mengatur tindak pidana pemberian suap kepada pejabat publik. UNCAC mendorong negara-negara untuk mengadopsi langkah-langkah hukum yang memadai untuk melawan tindakan suap.

Pasal 15

Penyuapan pejabat pejabat publik nasional

Setiap negara pihak wajib mengambil Tindakan Tindakan legislative dan lainnya yang dianggap perlu untuk menetapkan sebagai kejahatan pidana, apabila dilakukan dengan sengaja :

a. Janji, penawaran atau pemberian kepada pejabat public, secara langsung atau tidak langsung, manfaat yang tidak semestinya, untuk pejabat public dalam kapasitas tugas resminya atau orang atau badan lain agar pejabat itu bertindak atau berhenti bertindak dalam pelaksanaan tugas-tugas resmi mereka

b. Permintaan atau penerimaan oleh pejabat public, secara langsung atau tidak langsung, manfaat yang tidak semestinya, untuk pejabat public tersebut 2. Pasal 16 Tindak Pidana Menerima Suap

Pasal ini mengatur tindak pidana penerimaan suap oleh pejabat publik. Negara-negara diminta untuk menjatuhkan sanksi yang tegas bagi pejabat yang terlibat dalam tindakan ini.

3. Pasal 17 Tindak Pidana Penyuapan dalam Sektor Swasta

Pasal ini memerintahkan negara-negara untuk mengambil langkah-langkah hukum untuk melawan tindakan penyuapan dalam sektor swasta.

4. Pasal 18 Tindak Pidana Pencucian Uang

UNCAC mengaitkan korupsi dengan pencucian uang dan mengharuskan negara-negara untuk memiliki undang-undang yang memadai untuk mencegah dan menghukum tindak pidana pencucian uang yang berkaitan dengan korupsi.

5. Pasal 19 Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen

Pasal ini berkaitan dengan pemalsuan dokumen yang digunakan dalam tindak pidana korupsi.

6. Pasal 20 Pertanggungjawaban Korporasi

UNCAC juga mendorong negara-negara untuk memastikan bahwa korporasi dapat diadili jika terlibat dalam tindak pidana korupsi.

7. Pasal 21 Sanksi Administratif dan Non-Pidana

Pasal ini memberikan fleksibilitas kepada negara-negara untuk menggunakan sanksi administratif dan non-pidana dalam rangka melawan korupsi.

(2)
(3)

Undang Undang Tindak Pidana Korupsi

Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor): Pasal ini mengatur tentang penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 3 UU Tipikor: Pasal ini mengatur tentang pemberian hadiah atau janji kepada penyelenggara negara.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 5 UU Tipikor: Pasal ini mengatur tentang penggelapan atau penyelewengan dana atau barang oleh penyelenggara negara.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 12B UU Tipikor: Pasal ini mengatur tentang suap dalam pemilihan umum.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 12C UU Tipikor: Pasal ini mengatur tentang pemberian uang atau barang kepada penyelenggara negara agar bertindak melawan hukum.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 11 UU Tipikor: Pasal ini mengatur tentang penyalahgunaan wewenang atau jabatan oleh penyelenggara negara.

Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering): Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang mengatur tindak pidana pencucian uang yang terkait dengan korupsi. Pencucian uang adalah upaya untuk menyamarkan asal-usul dana yang berasal dari tindak pidana korupsi.

Tindak Pidana Korupsi Pasal 56 UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (UU PPK): Pasal ini mengatur tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pegawai negeri.

Tindak Pidana Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Internasional: Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Tipikor mengatur tindak pidana korupsi internasional yang melibatkan pihak asing.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pasal 35 Undang-undang 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang mengatur mengenai Pembuktian Terbalik, bahwa dalam sidang pengadilan terdakwa wajib

Pasal 18 ayat (1) UU PTKP mengatur mengenai beberapa pidana tambahan yang dapat dijatuhkan dalam perkara tindak pidana korupsi selain pidana tambahan yang terdapat dalam KUHP,

“Perkara Tindak Pidana Korupsi diperiksa, diadili, dan diputuskan oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tingkat pertama dalam waktu paling lama 120 (sertus dua

UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi, sebagai konsekuensi hukum dari Pasal 1909 ayat (3) KUHPerdata dan diatur pula pada Pasal 16 ayat (1) huruf e

Jaksa Agung Republik Indonesia tentang Kerjasama Penegakan Hukum Dalam Rangka Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Korupsi, tanggal 27

Kedua, dalam UU pemberantasan tindak pidana korupsi, tindak pidana Membiarkan orang lain menggelapkan uang atau surat berharga (Pasal 8), Mambantu orang lain mengambil

Apabila ditelaah secara mendalam mengenai Pasal 2 ayat (1) UU PTPK, ketika suatu korporasi melakukan tindak pidana korupsi dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri

Gugatan perdata untuk tindak pidana korupsi dapat diajukan juga sehubungan dengan adanya putusan bebas, sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 32 ayat (2) UU TIPIKOR, yang