PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apa saja bentuk kekerasan simbolik dalam kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar?
Tujuan Penelitian
Kekerasan simbolik apa saja yang terdapat dalam kegiatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar pada Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Apa dampak kekerasan simbolik dalam kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar?
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, kata etika diartikan sebagai: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, dan asas-asas tingkah laku yang menjadi pedoman Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa etika adalah suatu ilmu atau pengertian dan asas atau landasan yang berkaitan dengan baik buruknya sikap dan perilaku.
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Konsep Etika
Senioritas
Pemberian keistimewaan pada lansia dikarenakan karakter lansia biasanya lebih bijaksana, berpengalaman dan berpikiran terbuka.
Kekerasan Simbolik
Terjadinya kekerasan terhadap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar dapat dirasakan karena pola hubungan yang simetris (tidak setara) antara senior dan junior. Penelitian ini berfokus pada kekerasan simbolik dalam kegiatan LDK mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, seperti: perintah dan larangan dari senior ke junior, mengumpat, membentak dan mengumpat serta pemberian nama panggilan (nickname) oleh mahasiswa pascasarjana kepada generasi muda. Universitas Muhammadiyah Makassar kini telah menjadi kampus yang memiliki daya tarik tersendiri di masyarakat.
Terjadinya kekerasan simbolik dalam kegiatan LDK mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar dapat dirasakan akibat pola hubungan yang simetris (tidak setara) antara senior dan junior. Senioritas dikalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar masih sangat kental, hal ini terus dipupuk dan diamalkan oleh para mahasiswanya. Kekerasan simbolik ini terjadi pada kegiatan LDK Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Universitas Muhammadiyah Makassar.
Praktik pemerintah yang dimaksud berupa kekerasan simbolik yang kemudian terjadi pada kegiatan LDK Himpunan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal ini menjadikan tenurial sebagai budaya di Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat dihilangkan dan diteruskan secara turun temurun, tidak sepenuhnya merupakan suatu hal yang buruk. Jika kita melihat kehidupan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, kita dapat melihat bahwa kelas dominan (yang lebih tua) melakukan kontrol terhadap kelas bawah (yang lebih muda) melalui penggunaan ideologi.
Hal ini menjadikan senioritas sebagai budaya di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat dihilangkan dan diwariskan secara turun temurun, tidak sepenuhnya merupakan suatu hal yang buruk. Selain itu, bentuk kekerasan simbolik lainnya dalam kegiatan LDK Himpunan Mahasiswa Jurusan Universitas Muhammadiyah Makassar adalah pemberian julukan yang dilakukan mahasiswa senior kepada juniornya.
LDK Mahasiswa
Ladasan Teori
Penelitian yang Relevan
Octamaya Tenri Awaru pada tahun 2017 dengan judul penelitian “Konflik Dialektis Antara Mahasiswa Senior dan Junior di Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar”. Pertama, dampak positifnya, antara lain membantu junior dalam proses pembelajaran di kelas, serta menciptakan rasa aman karena adanya perlindungan senior terhadap junior dari pelecehan dan pelecehan yang dilakukan oleh senior dari jurusan lain. Penelitian kedua dilakukan pada tahun 2012 oleh Andini Pratiwi dengan judul penelitian “Senioritas dan Perilaku Kekerasan di Kalangan Siswa (Studi Kasus SMP PGRI Ciputat Tangeran Selatan).
Aksi kekerasan yang terjadi di SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel juga tak lepas dari peran alumni sekolah tersebut dalam mengendalikan aktivitas seperti tawuran. Penelitian ketiga dilakukan pada tahun 2015 oleh Ilma Nuriana dengan judul penelitian “Reproduksi kekerasan dalam relasi mahasiswa senior dan mahasiswa junior (studi deskriptif pelaksanaan orientasi kampus pada mahasiswa FISIP Universitas Airlangga)”. Analisis data mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi pada kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) di FISIP Unary adalah kekerasan struktural, kekerasan langsung (fisik) dan kekerasan simbolik (melalui bahasa verbal dan penggunaan nama panggilan).
Melalui pengetahuan yang dimiliki siswa yang lebih tua, mereka kemudian mendominasi siswa yang lebih muda melalui bentuk-bentuk kekerasan pada saat beraktivitas kesiswaan sebagai bentuk aktualisasi diri atas posisinya sebagai siswa yang lebih muda. Dominasi yang dilakukan oleh mahasiswa yang lebih tua terhadap mahasiswa yang lebih muda kemudian menghasilkan dan mereproduksi kebenaran bahwa kekerasan dalam kegiatan Ospek adalah hal yang lumrah dan wajar, menjadi wacana umum sebagai cara melanggengkan kekuasaan dan kebiasaan menekan selama beraktivitas Ospek seperti di fakultas. dan departemen. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian keistimewaan kepada lansia dikarenakan karakter lansia biasanya lebih bijaksana, berpengalaman dan berwawasan luas.
Kerangka Pikir
Mereka beranggapan jika sudah tua maka mereka mempunyai hak untuk menghukum/menyuruh adiknya melakukan perbuatan buruk dan malah menganggap hal tersebut menyenangkan dan menikmatinya. Kelompok yang didominasi oleh kelompok lain (yang berkuasa) tidak merasa tertindas dan menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar terjadi. Dalam penelitian ini mahasiswa senior sebagai orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi, pernah kuliah di fakultas sebelumnya, merasa seolah-olah berada dalam hierarki di atas mahasiswa junior berdasarkan ilmu dan ilmu yang dimilikinya.
Dengan anggapan tersebut, para siswa senior kemudian mempraktekkan kekuatan yang mereka anggap miliki dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah. Dengan kata lain, kekerasan simbolik dapat berupa tindakan yang lembut dan tidak terlihat atau bahkan tidak diakui sebagai kekerasan. Kekerasan simbolik sebenarnya jauh lebih kuat dibandingkan kekerasan fisik, karena kekerasan simbolik melekat pada setiap tindakan, struktur pengetahuan, struktur kesadaran individu, dan pembebanan kekuasaan pada tatanan sosial.
Kekerasan simbolik bekerja secara masif dengan memberikan kesan bahwa sesuatu itu wajar untuk diterima, bahkan suatu keharusan. Setidaknya yang harus ditanamkan para senior kepada juniornya selama LDK mahasiswa adalah mengubah paradigma berpikir mahasiswa baru agar bisa berpikir kritis dan global terhadap apa yang dialami bangsa ini. Permasalahan selama ini adalah sulitnya pembinaan mahasiswa senior oleh panitia dan pihak terkait seperti fakultas dan universitas karena belum mengetahui paradigma baru kegiatan tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
- Lokus Penelitian
 - Informan Penelitian
 - Fokus Penelitian
 - Instrumen Penelitian
 - Jenis dan Sumber Data Penelitian
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Teknik Analisis Data
 - Teknik Keabsahan Data
 
Untuk itu Universitas Muhammadiyah Makassar sangat memperhatikan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusianya. Menurut penulis, perilaku senioritas seperti ini di Universitas Muhammadiyah Makassar tidak bisa dihilangkan dan sudah berlangsung secara turun-temurun, tidak semuanya buruk. Etika atau perilaku senioritas di Universitas Muhammadiyah Makassar pada dasarnya muncul karena adanya penyebaran wewenang atau wewenang dari satu pihak ke pihak lainnya.
Pasalnya, sistem perizinan yang biasanya mudah dan longgar akan memudahkan mahasiswa senior untuk melakukan tindakan sewenang-wenang atau mendominasi mahasiswa yang lebih muda selama kegiatan LDK mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.
GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN
Sejarah Berdirinya Universitas Muhammadiyah
Universitas Muhammadiyah Makassar atau yang lebih dikenal dengan Unismuh Makassar merupakan realisasi hasil musyawarah di wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara di Kabupaten Bantaeng. Saat didirikan, Unismuh Makassar hanya memiliki dua fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang menggunakan kurikulum yang sama dengan IKIP Makassar, dan Fakultas Tarbiyah yang menggunakan kurikulum yang sama dengan IAIN Alauddin Makassar. Dalam keberadaannya Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) mengemban tugas dan amanah yang besar terhadap agama, serta bangsa dan negara.
Selain posisinya sebagai salah satu PTM dan PTS yang relatif besar di wilayah timur Indonesia, Muhammadiyah juga mengintegrasikan nama Muhammadiyah ke dalam nama Universitas Muhammadiyah Makasaar. Universitas Muhammadiyah Makassar Selain memiliki 7 fakultas, 1 program pascasarjana dan 29 program studi, Unismuh Makassar juga terus mendorong pertumbuhan dana abadi dan aksi luas dalam lingkup PTM di seluruh Indonesia, serta akses jaringan kerja sama internal antar birokrasi. , lembaga pendidikan ekonomi dan sosial . Unismuh Makassar juga menjadi pembina seluruh perguruan tinggi muhammadiyah se sulawesi selatan yang terdiri dari perguruan tinggi, 7 akademisi dan 10 sekolah menengah.
Dalam pengembangan perkumpulan keagamaan, visi dan misi Universitas Muhammadiyah Makassar adalah senantiasa melaksanakan kegiatan pengabdian sebagai upaya memberikan pelayanan yang terbaik guna meningkatkan mutu tridharma perguruan tinggi. Letaknya yang strategis di bagian selatan kota Makassar membuat Unismuh Makassar mudah dijangkau dari berbagai arah dan berbagai sarana transportasi. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang keberhasilan seluruh proses akademik dan adanya upaya sungguh-sungguh untuk mencapai visi dan misinya, serta tekad yang kuat untuk mengembangkan Unismuh Makassar sebagai kampus bernuansa Islami di masa depan, Hal ini mengakibatkan Universitas Muhammadiyah Makassar semakin banyak dilirik dan disukai oleh banyak orang, di banyak kalangan khususnya mahasiswa, jumlah pendaftar setiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan masuknya mahasiswa baru.
Visi, Misi dan Tujuan Universitas Muhammadiyah
Dengan adanya pola dasar keilmuan (PIP) Universitas Muhammadiyah Makassar akan semakin mendorong terwujudnya kemandirian Islam dan kewirausahaan. Seluruh rangkaian penerimaan mahasiswa baru ini diselesaikan dalam satu hari pelayanan penerimaan mahasiswa baru tahun 2014-2017. Universitas Muhammadiyah Makassar telah menerapkan sistem “One Day Service”. Selain itu, Universitas Muhammadiyah Makassar mempunyai dan mempekerjakan tenaga kependidikan dengan kualifikasi Guru Besar, Doktor, dan Magister di seluruh fakultas.
Universitas Muhammadiyah Makassar mengangkat dan menempatkan tenaga profesional, berdedikasi tinggi pada unit layanan yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan layanan profesional akademik. Universitas Muhammadiyah Makassar atau biasa dikenal dengan Unismuh Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi muhammadiyah yang merupakan ikhtiar amal muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi. Namun banyak pihak yang belum mengetahui bentuk-bentuk kekerasan lain yang hampir selalu terjadi di dunia pendidikan, khususnya dalam kehidupan mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.
Memang kesenjangan atau gesekan antara senior dan junior sangat terlihat dalam sistem senioritas di kampus, khususnya di Universitas Muhammadiyah Makassar. Jika kita menghubungkan teori dominasi sosial dalam penelitian ini, mahasiswa senior di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, sebagai individu yang pernah mengenyam pendidikan tinggi, pernah mengenyam bangku kuliah, merasa seolah-olah berada dalam hierarki di atas mahasiswa junior. berdasarkan hubungan dan pengetahuan mereka. Etika atau perilaku senioritas di Universitas Muhammadiyah Makassar pada dasarnya muncul karena adanya pembagian wewenang atau wewenang yang tidak merata dari satu pihak ke pihak lain, dalam hal ini mahasiswa senior mempunyai wewenang atau wewenang yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa junior.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar masih menerapkan senioritas yang ketat dalam bingkai kampusnya, hal ini terus dijaga dan dibina agar rasa hormat dan penghargaan khususnya terhadap senior selalu ada, tidak luntur dan terus berlanjut dari generasi ke generasi. yang lain. Bentuk-bentuk kekerasan simbolik dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar adalah: perintah dan larangan dari senior kepada junior, memarahi, membentak dan mengumpat serta memberikan julukan kepada mahasiswa senior kepada juniornya.