• Tidak ada hasil yang ditemukan

MALL DAN HYPERMARKET DI KOTAMOBAGU (IMPLEMENTASI COPYING BEHAVIOR MENURUT P A BELL DALAM ARSITEKTUR)

N/A
N/A
Fitkri Syafrizon

Academic year: 2023

Membagikan "MALL DAN HYPERMARKET DI KOTAMOBAGU (IMPLEMENTASI COPYING BEHAVIOR MENURUT P A BELL DALAM ARSITEKTUR) "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

110

MALL DAN HYP ERMARKET DI KOTAMOBAGU

(IMPLEMENTASI COP YING BEHAVIOR MENURUT P A BELL DALAM ARSITEKT UR)

Hilda Warouw1 F Mastutie. ST. MT2

ABSTRAK

Kota Kotamobagu merupakan kota yang s edang ber kembang dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Sehingga, masyarakat membutuhkan sebuah pusat perbelanjaan yang lengkap, inovatif dan rekreatif. Penggunaan tema copying behavior sebagai penyesuaian terhadap tingkah laku masyarakat dan menjadi langkah awal dalam pembentukan kepribadian atau perilaku manusia terhadap lingkungannya. Adanya penyesuaian terhadap tingkah laku dapat menjadi acuan dalam merancang Mall dan Hypermarket. Tujuan perancangan ini untuk mewadahi dan menunjang aktifitas perekonomian di Kota Kotamobagu, dengan kelengkapan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu setelah m engambil salah satu aspek makna sosial yang ada dimasyarakat yaitu kebiasaan yang ada. Sehingga objek yang nantinya dihadirkan dapat diterima dan mudah beradaptasi dengan masyarakat yang ada.

Kata kunci : Mall, Hypermarket, copying, behavior

I. PENDAHULUAN

Kota Kotamobagu telah disahkan menjadi d aerah otonom s ebagai kota b aru h asil pemekaran, d apat dikatakan bahwa kot a Kot amobagu t elah t umbuh dan berkembang dengan cepat , baik secara fisik maupun non fisik akibat peningkat an jumlah penduduk, akt ifit as perekonomian, sosial dan budaya. Keberadaan geografis Kota Kot amobagu seba gai pusat dan lintasan ant ar wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow raya (Kab.Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Ut ara dan Bolaang Mongondow Selatan) sehingga menjadi bagian dari kawasan andalan dan st rat egis provinsi menjadi orient asi sebagai pusat pert umbuhan dalam pandangan pert umbuhan ekonomi regional. Pengembangan pusat -pusat kegiat an pelayanan perkot aan harus dapat menunjang pert umbuhan wilayah belakang yang dilayani, dengan memperhat ikan kecenderungan perkembangan di Kot a Kot amobagu secara keseluruhan. P enigkat an fungsi dan peran Kota kot amobagu sebagai pusat kawasan ekonomi khusus yakni melalui pengembangan kegiat an indust ri pert anian, perdagangan dan jasa, dan penat aan lokasi simpul-simpul kegiat an t ransport asi wilayah.3

Isue berkenaan dengan perubahan st at us bahwa Kot a Kotamobagu akan mengarah menjadi ibukot a provinsi diant aranya karena fakt or ekonomi dan t ingkat kesejaht eraan masyarakat . Artinya bahwa suat u provinsi akan dianggap layak apabila kemampuan ekonomi dan t ingkat kesejaht eraan masyarakat sudah memenuhi kriteria dan persyarat an t ersebut . Sebuah kot a yang memiliki t ingkat perekonomian dan kesejaht eraan yang baik, dapat dilihat dari t ingkat kebut uhan masyarakat yang semakin t inggi.

P erkembangan zaman disert ai pertumbuhan penduduk di Kot amobagu yang cukup t inggi mengakibat kan kebut uhan semakin meningkat. Didukung dengan adanya t eknologi sert a sumber informasi yang semakin mudah didapat sehingga keinginan masyarakat unt uk mengikut i t ren dunia yait u di bidang fashion semakin t erbuka lebar. Namun, kurangnya t empat perbelanjaan yang lengkap dengan

1 Mahasiswa PS1 Arsitektur Unsrat

2 Staf Dosen Pe ngajar Arsitektur Uns rat

3 Buku RT RW Ko tamobagu 2009 - 2029

(2)

111

menawarkan semua kebut uhan yang di perlukan dan inginkan oleh masyarakat . Sehingga adanya Mall dengan konsep berbelanja sambil rekreasi dan Hypermarket yang menjual kebut uhan sehari – hari dalam skala lebih besar dapat mewadahi semua kebut uhan masyarakat yang ada di Kot a Kotamobagu. Selain it u dengan hadirnya mall dan hypermarket meningkatkan t ingkat hidup masyarakat sert a membuka lapangan t enaga kerja baru.

Objek Mall dan Hypermarket menggunakan t ema copying behavior menurut P . A Bell dalam arsitekt ur sebagai st rat egi dalam merancang Mall dan Hypermarket di Kot amobagu. P enggunaan t ema pada objek di harapkan dapat mengeksplorasikan makna social, ekonomi dan budaya yang ada dimasyarakat.

II. METODE P ERANC ANGAN

P endekat an perancangan bert it ik t olak dari disiplin ilmu arsit ekt ur yang menyesuaikan dengan keadaan lingkungan berdasarkan pada kebiasaan masyarakat yang ada.

a. P endekat an T ipologi Objek

P erancangan dengan pendekatan t ipologis dibedakan atas dua t ahap kegiat an yait u tahap pengident ifikasian t ipologi Mall dan Hypermarket sert a t ahap pengolahan t ipologi, dengan melakukan st udi lit erat ur dan st udi komparasi t erhadap objek sejenis.

b. P endekat an T apak dan Lingkungan

P ada pendekat an ini akan dilakukan analisa-analisa pada t apak dan lingkungan yang ada disesuaikan dengan t ema.

c. P endekat an T emat ik

T ema yang diambil adalah implement asi copying behavior menurut P . A Bell, sebagai suat u met ode dan acuan unt uk memunculkan suat u wujud arsitekt ural dalam perancangan Mall dan Hypermarket di Kot amobagu yang diharapkan dapat menjadi inovasi dalam menghadirkan suat u pusat perbelanjaan yang modern dengan kualit as yang baik t et api dengan harga yang lebih murah.

III. KAJIAN PERANC ANGAN Definisi Objek

- Mall adalah pusat perbelanjaan yang berint ikan sat u atau beberapa department st ore besar sebagai daya t arik dari ret ail-ret ail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti t oko yang menghadap ke koridor ut ama mall atau pedest rian yang merupakan unsur ut ama dari sebuah shopping mall , dengan fungsi sebagai sirkulasi dan seba gai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi ant arpengunjung dan pedagang (Mait land, 1987).

- Menurut Levy dan weit z dalam bukunya “Retailing Managem ent” (2007, P .39), Hypermarket adalah sebuah t empat perbelanjaan dengan luas sekit ar 10.000 m2 – 30.000 m2 sert a memiliki kombinasi produk makanan sebesar 60% sampai dengan 70% dan barang dagangan umum sebesar 30% sampai dengan 40%.

Deskri psi O bjek

- Kedalaman Pemaknaan Objek Rancangan

Mall mempunyai kecenderungan berkonfigurasi secara horizont al. Konsep tat anan arsit ekt ur sepert i proporsi, skala, simetri, balance dan dimensi diterapkan pada fisik bangunan karena selain mempengaruhi fisik, juga berdampak secara psikologis yang akan menentukan berhasil t idaknya decision of design.

Se dangkan karena hypermarket memiliki modal yang sangat besar dan membeli barang dari produsen dalam jumlah lebih besar dari pada pesaingnya, t et api menjualnya dalam bent uk sat uan. Biasanya area hypermarket dilet akkan di bagian belakang sehingga t idak menut up retail dan count er lain yang mempunyai ukuran lebih kecil.

- Prospek dan Fisibilitas Proyek

Mall dan Hypermarket di Kot amobagu ini memiliki prospek yang baik, hal ini bisa dilihat dari kebut uhan masyarakat yang meningkat dan kurangnya tempat perbelanjaan yang lengkap sert a menawarkan semua fasilit as dalam sebuah t empat . Sehingga membuat beberapa masyarakat di Kot amobagu lebih t ertarik

(3)

112

untuk berbelanja di Manado. Oleh karena it u, perancangan Mall dan Hypermarket ini dianggap sudah layak unt uk hadir di Kotamobagu.

Lokasi dan Tapak

Lokasi perencanaan t erlet ak di Kota Kot amobagu yang merupakan salah satu wilayah yang terlet ak di P rovinsi Sulawesi Ut ara. Secara geografis let ak Kot a Kot amobagu berada pada 00. 30’ – 10 0 Lint ang ut ara dan 1230- 1240 Bujur Timur. Bat as- baras nya meliput i:

- Sebelah Ut ara dengan : Kec. P assi T imur dan P assi barat - Sebelah Timur dengan : Kec. Modayag

- Sebelah Selat an dengan : Kec. Lolayan - Sebelah Barat dengan : Kec. P assi Barat

Kondisi T apak

P emilihan tapak dalam wilayah perencanaan disesuaikan dengan krit eria-krit eria t apak yang perlu menjadi bahan pertimbangan unt uk perencanaan yang opt imal. Ada t iga dijadikan alt ernat if, yait u:

Alternatif 1 : Lokasi yang berada dipasar t radisional 23 Maret , berada di pusat kot a dan

berada dikawasan perdagangan. Tapi ket erbat asan lahan yang t ergolong kecil. Serta pemanfaat an lahan unt uk pasar t radisional / modern menurut t at a Kot a yang berlaku

Alternatif 2 : T anah yang terlet ak di daerah pusat kot a berada dikawa san perdagangan yang tidak terlalu berkont ur.

Aksesibilit as menuju lokasi t idak macet dan memiliki jalur alt ernatif unt uk pencapaian ke lokasi.

Alternatif 3 : T anah kosong jauh dari jalan ut ama.

Akt ivit as pemukiman yang padat. P ermasalahannya adalah jarak dari pusat kota cukup jauh.

Setelah mengadakan analisa berdasarkan hasil survey langsung di lapangan sambil mengacu pada kriteria, maka dipilih sebuah lahan yang relat if dat ar, Berikut gambaran lahan t erpilih;

Alt ernat if 2 Sit e T erpilih Sumber : www.googleearth.com

Alternatif 2 Kecamatan Timur Sumber : www.google earth.com

P eta Kota Kotamobagu Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamobagu 2009

(4)

113 Kajian Te ma

P erancangan Mall dan Hypermarket di Kota Kot amobagu diharapkan dapat mengakomodir kebut uhan masyarakat yang ada. Adanya eksplorasi t erhadap perilaku sosial ekonomi dan budaya masyarakat sebagai suat u pendekatan arsit ekt ur. Sehingga pendekat an yang diambil adalah makna sosial at au kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat set empat . Salah sat unya kebiasaan masyarakat menjadikan t eras depan sebagai t empat berkumpul para t et angga. Sehingga rumah yang ada hanya memiliki pagar depan sedangkan di sisi kiri dan kanan dibiarkan t anpa pagar. It u art inya bahwa masyarakat yang ada lebih menyukai hubungan int eraksi dengan t et angga selalu t erjaga. Beranjak dari kebiasaan masyarakat yang membuka diri dengan orang lain. Sehingga objek yang dihadirkan harus memberikan ruang khusus yang lebih luas unt uk masyarakat berint eraksi dengan orang lain. Sehingga pengkajian t opik dengan tema “ Implementasi copying behavior menurut P. A Bell dalam Arsitekt ur”

diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pembent ukan kepribadian at au perilaku manusia t erhadap lingkungannya. P ada teori persepsi menurut P aul A. Bell t erdapat dua hasil dari copying behavior.

P ert ama t ingkah laku copying yang gagal dan menyebabkan stres berlanjut. Kedua, t ingkah laku copying yang berhasil karena t erjadi penyesuaian ant ara diri individu dengan lingkungannya (adapt asi) at au penyesuaian keadaan lingkungan pada diri individu (adjust ment ). Oleh karena it u set elah mengambil salah sat u aspek makna sosial dimasyarakat yait u kebiasaan yang ada. Sehingga Mall dan Hypermarket yang nantinya dihadirkan dapat dit erima dan mudah beradaptasi dengan masyarakat yang ada di Kotamobagu.

P endekat an pertama dinamakan pendekat an konvensional, yait u pendekatan berdasarkan sensori at au st imuli. T eori ini menganggap adanya rangsangan dari luar diri individu (st imulus). Individu menjadi sadar akan adanya st imulu ini melalui sel – sel saraf resept or (penginderaan) yang peka t erhadap bent uk – bent uk energi t ert ent u (sepert i cahaya, suara, dan suhu). Apabila sumber energy ini cukup kuat unt uk merangsang sel – sel reseptor maka t erjadilah penginderaan (sensation).

Jika jumlah penginderaan disat ukan dan dikoordinasikan di dalam pusat saraf yang lebih t inggi (otak) maka manusia bisa mengenali dan menilai suat u objek. Proses dit erimanya rangsangan (objek, kualit as, hubungan ant argejala, at aupun perist iwa) sampai rangsangan it u disadari dan dimengert i oleh individu yang beersangkut an inilah disebut persepsi. P roses ini digambarkan melalui skema oleh Paul A.

Bell (1978) sebagai berikut

Skema Proses P ersepsi

Sumber : P aul A. Bell (1978) Proses Persepsi

(5)

114 An alisa Pe rancangan

- Program Pelaku dan Akti fi tas

Pengelola Yang t erdiri dari developer dan investor sebagai pihak yang menyediakan tempat at au mengelola pusat perbelanjaan ini. P ihak yang bert ugas memberi pelayanan dan menyediakan fasilit as yang memadai, ruang yang efekt if, pelayanan yang baik agar pedagang mau menyewa retail yang dit awarkan.

Pihak pe dagang/penjual

- P ihak pedagang merupakan individu at au kelompok yang memanfaat kan ruang-ruang sert a fasilit as yang telah disediakan unt uk menjual berbagai produk

- P ihak jasa hiburan merupakan pihak yang berkepent ingan memberikan pelayanan berupa hiburan dan rekrasi

Pengun jun g.

Sel uruh pengunjung yang dat ang baik berbelanja maupun melihat sert a berekreasi dengan mengunakan fasilit as hiburan yang t elah disediakan.

- Program Ruang dan Fasilitas

Berdasarkan perhit ungan besaran ruang masing-masing fasilit as maka didapat t ot al luas sebagai berikut

No Fasilitas Luasan (m²)

1 Fasilitas Hypermarket 7571

2 Fasilitas Kantor Pengelola 815,8

3 Fasilitas Service Area 216

JUMLAH 8602.8

SIRKULASI 40% 3441.12

TOTAL LUAS LANTAI 12043.92

No Fasilitas Luasan (m²)

1 Fasilitas Penyewa Retail 24939.71

2 Fasilitas Kantor Pengelola 815,8

3 Fasilitas Service Area 216

JUMLAH 25971.51

SIRKULASI 40% 10388.604

TOTAL LUAS LANTAI 36360.114

Rekapit ulasi T ot al Luas Ruang Mall Sumber : P enulis 2013

Rekapit ulasi Tot al Luas Ruang Hypermarket Sumber : P enulis 2013

(6)

115 An alisa Bentuk dan Uku ran Si te

Luas Sit e = 48.848,55 m2

KDB (Maks) = 60% KLB (Min) : 40%

KRH (Maks) = 40%

Tot al Luas Sempadan = 6437,59 m2

Luas Sit e efekt if = Luas Sit e-Tot al luas Sempadan

= 48.848,55 – 6437,59

= 42410,96 m2

LLD (Luas Lant ai Dasar) = KDB Maks. x T LS Efektif

= 60% x 42410,96 m2

= 25446,576 m2

RT H = KRH x T LS Efektif

= 40% x 42410,96 m2

IV. KO NSEP-KONS EP dan HASIL PERANC ANGAN Konse p dan Aplikasi Temati k

P erat uran pemerint ah menurut zoning regulasi RT RW Kota Kot amobagu t ahun 2009– 2029, wilayah Kecamat an Kotobangon yang t ermasuk dalam PWK VII. Berdasarkan hasil analisa pada Analisa Lokasi dan Tapak, maka diperoleh tot al luas sit e 48.848,55 m2, luas sempadan 6.437,59 m2, T LS efekt if 42.410,96 m2, Tot al luas lant ai 25446,576 m2.

Konsep pemint akat an pada tapak dibedakan menjadi area terbangun, area t aman dan RT H, area parkir, sempadan jalan dan bangunan.

(7)

116 Konse p Tata Letak Masa dan Ru ang Lu ar T ata Let ak Masa dan Ruang Luar

T ata Let ak Ruang Luar

(8)

117 Aksesbilitas dan sirkulasi pada tapak

P ada konsep t at a hijau t apak, digunakan perbandingan KDB 60% dan KLB 40% unt uk menghadirkan lingkungan yang hijau dan menjaga kualit as lingkungan secara mikro dan mempert ahankan kualit as air t anah. Komponennya ant ara lain: RTH, pohon peneduh (pohon pinus, mahoni), pohon pengarah (pohon palem raja, kelapa), pohon penyerap polusi udara (angsana dan mahoni), pohon penyerap kebisingan dan pemecah angin (pohon t anjung, kiara paying dan cemara) penut up t anah, serta furnitur lansekap (lampu, bangku at au signage).

(9)

118 Selubung Bangunan

V. Penutup

Dari pembahasan yang t elah dideskripsikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Mall dan Hypermarket di Kotamobagu merupakan suat u kawasan dimana t erdapat sebuah sist em perbelanjaan dengan penggabungan ant ara kebut uhan pokok (Hypermarket) dan kebut uhan sekunder (Mall).

Dengan menggunakan pendekat an t ema “ Implementasi Copying Behavior menurut P A Bell dalam arsitekt ur” sehingga bangunan yang dihasilkan dapat mengikut i kebiasaan yang ada di Kot amobagu.

Rancangan merupakan bangunan bersifat capit al investment karena it u pemanfaat an lahan yang opt imal t erdapat dalam desain ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ching, F, D. K. 1991. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Jakart a : Erlangga.

Joyce Marcella Laurens,. 2002. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Surabaya : PT Gramedia WidisaranaIndonesia

Levy dan weit z,.2008. Retailing Managem ent. The University of Michigan : McGraw-Hill Irwin Maitland, Barry, 1987, Shopping Malls, Planning and Design. New York: Nichols P ublishing Co Maitland E. Graves. 1987. The Art Of Color And Design. New York: McGraw Hill

Marlina, Endi, 2008. Panduan Perancangan Bangunan Kom ersial. Yogyakarta : Andi Nuefert Ernst, 2002. Data Arsitek Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga

P emerint ah Daerah Kot amobagu, Rencana Tata Ruang Wilayah, Kot amobagu 2009-2029.

Rubenst ein, Harvey, M, 1978, Central City Mall, New York: John Wiley and Sons

Urban Land Inst it ut e, 1977, Shopping Centre Developments Handbook, Washingt on; Community Builders Handbook Series

http://t au-sejarah.blogspot .com/2013/02/sejarah-perkembangan-shopping-center.ht ml ( Diakses T anggal 02 maret 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Kurva Cadsvs t untuk penentuan waktu kontak optimum Berdasarkan kurva Cads terhadap t untuk penentuan waktu kontak optimum, dapat dilihat bahwa lamanya waktu kontak pada proses

11 Philippine e-Journal for Applied Research and Development Philippine e-Journal for Applied Research and Development 102020, 1-13Website: pejard.slu.edu.ph ISSN 2449-3694 Online