• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOEAI (Journal of Education and Instruction)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "JOEAI (Journal of Education and Instruction)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN : 2620-7346

DOI: https://doi.org/10.31539/joeai.v5i2.4383

485

PENGELOLAAN GOOGLE CLASSROOM DALAM HASIL BELAJAR SISWA

Submit, 20-08-2022 Accepted, 06-12-2022 Publish, 16-12-2022

Surya Adi Pratama1, Hamengkubuwono2, Kusen3, Jumira Warlizasusi4 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup1,2,3,4

[email protected]1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan efektifitas dalam pengelolaan google classroom serta hambatan-hambatannya, dan mendeskripsikan hasil belajar dalam pengelolaan google classroom. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan google classroom berjalan cukup efektif dalam proses pembelajaran karena siswa lebih aktif dan bersemangat menggunakan google classroom saat proses pembelajaran.

Adapun hambatan dalam pengelolaan google classroom meliputi masih terdapat siswa yang tidak memiliki handphone android, kesulitan membeli kuota internet serta bagi siswa yang tempat tinggalnya jauh dari kota kesulitan mendapatkan sinyal internet. Hasil belajar diperoleh dalam pengumpulan tugas siswa. Guru dan siswa harus aktif di google classroom dan siswa dapat menggumpulkan tugas melalui foto atau dokumen kemudian guru dapat langsung memberikan nilai sehingga siswa dapat mengetahui hasil nilai tugas yang telah dikumpukan melalui google classroom. Simpulan, Pengelolaan google classroom sebagai sarana pembelajaran berjalan cukup efektif, guru dan siswa dapat memanfaatkan google classroom sebagai alternative pembelajaran online, meskipun ada beberapa kekurangan dan hambatan seperti ketersediaan kouta, masalah sinyal dan penyalahgunaan handphone.

Kata Kunci: Google classroom, Hasil Belajar, Pengelolaan ABSTRACT

This study aims to explain effectiveness in managing google classroom and its obstacles, and describe learning outcomes in managing google classroom. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. The research results show that the management of google classroom runs quite effectively in the learning process because students are more active and enthusiastic about using google classroom during the learning process. The obstacles in managing Google Classroom include that there are still students who don't have an Android cellphone, have difficulty buying internet quota and for students who live far from the city have difficulty getting an internet signal. Learning outcomes obtained in the collection of student assignments. Teachers and students must be active in Google Classroom and students can collect assignments through photos or documents then the teacher can immediately give grades so that students can find out the results of assignment scores that have been collected through Google Classroom. In conclusion, the management of google classroom as a learning

(2)

486

tool runs quite effectively, teachers and students can use google classroom as an alternative to online learning, even though there are some drawbacks and obstacles such as quota availability, signal problems and cellphone misuse.

Keywords: Google classroom, Learning Outcomes, Management

PENDAHULUAN

Guru dalam pendidikan memiliki tanggung jawab serta wewenang dalam pelaksanaan pendidkan (Warlizasusi & Susilawati, 2020). Memerlukan interaksi antara pendidik dan murid sesungguhnya dibutuhkan media untuk memberikan kemudahan salah satunya dengan adanya aplikasi pembelajaran online (Gita, 2022), yaitu dengan pemanfaatan google classroom. Google classroom digunakan untuk memberi kesempatan kepada para pendidik serta siswa dalam mempelajari ilmu yang diajarkan secara lebih mudah dalam pembelajaran daring(Sriyani, 2021). Google classroom dapat disimpulkan sebagai suatu inovasi yang memiliki tujuan untuk memberikan bantuan dalam penciptaan kegiatan belajar yang efektif, aktif, efisien, serta menyenangkan.

Sejak tahun 2019 dunia dihebohkan dengan virus Covid-19. Virus ini merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian sehingga pada dunia pendidikan sangat berpengaruh dimana interaksi antar sesama manusia dilingkungan sekolah sangat besar sehingga untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini (Marbun & Sinaga, 2021). Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memerintahkan untuk tidak melakukan pembelajaran tatap muka dan sistem pembelajaran dilakukan secara daring seluruhnya serta guru pun bekerja memberikan pelajaran dari rumah yang disebut dengan Work From Home(Baety & Munandar, 2021). Adanya aplikasi google classroom sangat membantu para guru dalam pengumpulan tugas dan penilaian (Dewantara & Nurgiansah, 2021). Hal ini dimanfaatkan guru MTs Negeri 1 Kepahiang. Selain menggunakan aplikasi Whatsapp untuk pengumpulan tugas dan penilaian para guru dan siswa menggunakan aplikasi google classroom yang sangat efektif digunakan saat pembelajaran daring.

Google classroom banyak digunakan pada awalnya kepada para murid dalam pembelajaran berbasis online (Permata & Bhakti, 2020). Saat awal dilaksanakan pembelajaran dengan apikasi ini terjadi banyak kesulitan dalam penggunaan aplikasi google classroom sebagai salah satu media pembelajaran online. Namun, setelah para siswa memahami penggunaan aplikasi google classroom dalam proses pembelajaran online, para siswa merasa lebih mudah dalam mengumpulkan tugas sekolah melalui google classroom dibandingkan dengan mengirim tugas melaui email atau whatsapp karena menurut mereka tugas melalui email terkadang tugas yang dikirim tidak terbaca dan jika melalui whatsapp tugas yang dikirim harus di download terebih dahulu sehingga dapat membuat ruang penyimpanan memori handphone siswa penuh serta tugas yang dikirimkan melalui email dan whatsapp tidak bisa dinilai guru dan siswa tidak dapat melihat nilai dari tugas yang mereka kirimkan (Firman & Rahayu, 2020).

Pelakasanaan kegiatan belajar dengan bantuan aplikasi google classroom menjadi salah satu strategi untuk pemanfaatan IPTEK dalam upaya memberikan kemudahan kepada pendidikan dan murid pada pelaksanaan proses belajar.

(3)

487

Dengan adanya aplikasi google classroom ini menjadi salah satu hal yang membantu guru mengenai pelajaran yang dilaksanakan, penyampaian materi, pemberian pekerjaan rumah atau pelaksanaan kegiatan penilaian terhadap siswa dan juga melalui pemanfaatan google classroom ini murid dapat melihat nilai nya secara langsung, sehingga ini menjadi salah satu motivasi tinggi. Di sisi lain google classroom menjadi salah satu alternative dalam pergantian kegiatan pembelajaran yang di undur saat seorang pendidik memiliki kesibukan sehingga tidak dapat melaksanakan pembelajaran. Upaya meminimalisir pengeluaran tinggi dalam penggunaan ATK (Alat Tulis Kantor) juga dapat diperguanakan sebagai salah satu keunggulan aplikasi ini dalam kegiatan pendidikan. Sehingga tenaga serta waktu yang dipergunakan dalam penggunaan google classroom lebih minim dan persingkat dibandingkan dengan mengerjakan hasil belajar siswa.

Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan google classroom sebagai media pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam mencerna materi belajar secara interaktif dan menyenangkan. Siswa juga diharapkan dapat memiliki life skill dari aplikasi teknologi yang lebih modern dari pembelajaran sebelumnya. Selain itu, siswa dapat bersaing di era modern yang serba menggunakan aplikasi dan teknologi seperti sekarang.

Dengan kecanggihan teknologi yang dirasakan saat ini membuat sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan sangat terbantu. Meskipun dalam keadaan darurat covid-19 kemarin yang berujung seluruh sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh dari rumah yang dilakukan guru secara daring dalam proses belajar mengajar tersebut membuat guru sangat terbantu dengan adanya kecanggihan teknologi sekarang. Dari hasil observasi yang penulis lakukan di MTs Negeri 1 Kepahiang pada hari selasa tanggal 12 April 2022, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan google classroom untuk pembelajaran ini banyak mendapatkan permasalahan seperti controlling karena siswa dengan bebas menggunakan handphone sehingga dapat menyebabkan siswa malas, activity seperti siswa kesulitan untuk aktif karena keterbatasan kuota dan sinyal internet, organizing seperti guru kesulitan untuk mengelola kelas di google classroom karena guru harus meminta kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dari jarak jauh, serta siswa diwajibkan harus memiliki Handphone dan bahkan membutuhkan kuota yang sangat banyak untuk mengikuti proses pembelajaran.

Sehingga membuat banyak siswa yang ketinggalan pelajaran dikarenakan tidak memiliki Handphone atau tidak memiliki uang untuk membeli kuota.

Peneliti juga melakukan observasi kedua pada hari kamis tanggal 28 April 2022, peneliti melihat bahwa setelah adanya pembelajaran daring ini membuat guru dan siswa kesulitan untuk beradaptasi karena harus memadukan proses pembelajaran dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Sedangkan untuk sosialisasi tentang pengelolaan google classroom tidak ada, jadi guru belajar sendiri dan ada juga yang mengikuti webinar online tentang cara pengelolaan google classroom, akan tetapi nilai siswa sekarang banyak yang besar dalam pengumpulan tugas dan siswa lebih bersemangat belajar dengan menggunakan handphone sehingga sangat membantu sekali dalam proses pembelajaran dan komunikasi. Meskipun masih ada siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran menggunakan Handphone tetapi setidaknya mereka sudah mengerti dan paham akan manfaat teknologi dalam pembelajaran serta siswa sekarang telah bisa mengatur manajemen kuota internet mereka.

(4)

488

Berdasarkan uraian-uraian permasalahan diatas, penulis akan meneliti mengenai pengelolaan media internet dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi sekarang untuk membantu guru dalam penilaian hasil belajar siswa sehingga peneliti tertarik mengangkat judul “Pengelolaan Google classroom dalam Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri 1 Kepahiang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.

Pendekatan kualitatif deskriptif merupakan pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan. Pendekatan dan jenis penelitian kualitatif deskriptif dapat dipergunakan guna mengungkap fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat kegiatan penelitian dilaksanakan (Kristiawan & Asvio, 2018). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan Google classroom dalam Proses Pembelajaran di MTs Negeri 1 Kepahiang

Dalam lingkungan pendidikan inovasi pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting serta agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik (Nuzuar & Warsah, 2018). Maka dari itu, MTs Negeri 1 Kepahiang menggunakan aplikasi google classroom sebagai salah satu inovasi pembelajaran. Terdapat sedikit kendala karena sistem pembelajaran menggunakan aplikasi merupakan proses pembelajaran baru dalam dunia pendidikan sehingga membuat guru dan siswa memiliki sedikit kesulitan dalam proses pembelajaran.

Dalam mengelola kegiatan belajar diperlukan fungsi-fungsi meliputi merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi (Hamengkubuwono, 2021). Pengelolaan dalam pendidikan menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki pendidikan(Asha, 2019). Hal ini juga berlaku dalam pemanfaatan aplikasi Google Clasroom di MTs 1 Kepahiang. Aplikasi Google classroom ini mulai digunakan ketika virus covid-19 menyerang sehingga siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dari rumah (WFH) sehingga banyak guru yang menggunakan aplikasi ini untuk pemberian dan pengumpulan tugas online yang dapat diakses melalui handphone android atau laptop.

Pembelajaran sebagai upaya menjangkau tujuan menjadi suatu program dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sarananya dengan tidak melakukan pelumpuhan sumber serta metode daya itu serta dengan tidak menyangkutkan pada penekanan diatas kewajaran dalam melaksanakannya(Basori, 2017). Pembelajaran pada saat sudah kembali normal dimana siswa telah aktif belajar di MTs Negeri 1 Kepahiang lagi jadi tidak ada pembelajaran jarak jauh sehingga guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dan pemberian tugas secara langsung dengan tatap muka masuk kelas. Akan tetapi pembelajaran menggunakan google classroom masih dapat digunakan dalam pemberian dan pengumpulan tugas. Jika guru menggunakan metode yang lama seperti siswa mengumpulkan tugas menggunakan buku latihan dan setelah guru memberikan nilai maka buku latihan siswa tersebut dikembalikan lagi ke siswa

(5)

489

sehingga tidak ada bukti fisik bagi guru kecuali nilai yang telah di tulis dalam buku nilai. Akan tetapi jika guru memberikan tugas melalui google classroom maka guru dapat memiliki bukti fisik digital yang tidak akan hilang sampai kapanpun kecuali guru tersebut menghapus file tugas tersebut. Guru juga dapat melihat siswa yang sudah mengumpulkan tugas dan belum serta guru dapat memberikan nilai kepada siswa yang telah mengumpulkan tugasnya di google classroom.

Aplikasi Google classroom merupakan aplikasi yang praktis untuk dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran dan akan dapat banyak membantu baik untuk guru itu sendiri maupun bagi para muridnya (Sukmawati, 2020).

Dalam penelitian saya di MTs Negeri 1 Kepahiang hampir seluruh guru mengerti dan paham menggunakan aplikasi google classroom karena aplikasi ini simpel serta dapat mempermudah digunakan kapan pun dan dimana pun karena aplikasi ini bisa di download dan digunakan menggunakan handphone android.

Pengelolaan aplikasi ini sangat mudah sehingga banyak guru MTs Negeri 1 Kepahiang tidak merasa kesulitan menggunakan aplikasi ini dalam proses pembelajaran. Akan tetapi sekarang guru sudah jarang menggunakan aplikasi ini karena siswa siswi MTs Negeri 1 Kepahiang sudah belajar secara tatap muka di MTs Negeri 1 Kepahiang sehingga banyak guru kembali menggunakan metode yang lama dalam menggumpulkan tugas yaitu menggunakan buku latihan dan jarang ada guru yang masih menggunakan aplikasi google classroom dalam proses pembelajaran.

Memiliki sifat dan karakteristik yang kompleks serta tidak dapat diperjelas secara sepenuhnya menjadi sifat dari proses kegiatan pembelajaran. Secara singkat, proses pembelajaran dapat dimaknai dengan proses berinteraksi antara secara berkesinambungan sebagai upaya mengembangkan serta memperdalam dan menmbah wawasan(Hidayat & Abdillah, 2019).

Maka dapat dijabarkan suatu benang merah bahwa pembelajaran dilaksanakan oleh guru bersama peserta didik yaitu membentuk interaksi antara dua belah pihak sebagai upaya memperbaiki kondisi peserta didik. Dengan demikian, pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang telah direncanakan serta disusun untuk memberikan rangsangan bagi para murid yang supaya dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan sebaik mungkin, sehingga dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan pengetahuan murid, pemahamannya, serta memperbaiki tingkah lakunya yang dilaksanakan melalui kegiatan belajar dan mengajar.

Google For Education telah mendesain Google classroom sebagai salah satu bagian darinya yang mempunyai keistimewaan dibandingkan aplikasi Goole Education lainnnya. Fasilitas serta fitur yang tertera dalam aplikasi ini sangat lengkap serta memadai untuk membatu proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Diantaranya mencakupi pelaksanaan pengumpulan tugas, memberikan pengumuman, melaksanakan penilaian, serta cakupan lain sebagainya.

Aplikasi Google classroom didesain guna mempermudah para pelaku pendidikan mencakupi siswa, wali kelas, guru mata pelajaran dalam upaya melaksanakan kegiatan belajar serta dalam mengelola lingkungan lokal terutama pada pelaksanaan pembelajaran daring. Misalnya dalam memberikan pengumuman pengerjaan tugas, pengumpulan pekerjaan rumah, dan lain

(6)

490

sebagainya. Begitupula yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di MTs Negeri 1 Kepahiang penggunaan aplikasi Google Claasroom digunakan sebagai salah satu media guru dalam melaksanakan mengumumkan tugas yang harus dikerjakan, pelaksanaan penilaian, pengontrolan siswa dalam mengejakan tugas, serta memantau kedisiplinan muridnya dalam pengumpulan pekerjaan yang ditugaskan.

Penggunaan Google Classroon di MTs Negeri 1 Kepahiang memang menjadi salah satu media pembelajaran bagi seluruh cabang ilmu pengetahuan tanpa dikecualikan, sebagai salah satu perntara dalam mempermudah kesulitan- kesulitan yang dihadapi para pelaku pendidikan, misalkan dalam pembagian serta memberikan tugas dengan meminimalisir penggunaan kertas. Tujuan tersebut relevan dengan pembelajaran digital yang meminimalisir pemanfaatan kertas dengan memanfaatkan teknologi. Google classroom berprinsip sebagai suatu alat serta media yang dipergunakan pendidik serta peserta didik sebagai upaya penciptaan kelas daring atau virtual, dimana guru dan siswa bisa melaksanakan pembelajaran dari jarak jauh kapanpun dan dimanapun. (Ali & Zaini, 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Lestiana Virgin Yunara selaku guru MTs Negeri 1 Kepahiang, menyatakan bahwa pengelolaan google classroom di MTs Negeri 1 Kepahiang, pengajar dan siswa dapat bekerja dimanapun, kapanpun dan di perangkat apapun. Proses pembelajaran dengan google classroom dapat menyederhanakan tugas yang berulang dan serta memberikan bantuan kepada guru agar dapat berfokus dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tanggung jawab utamanya. Pendidik bersama murid bisa melakukan login dari handphone ataupun komputer dan laptop. Kegiatan ini dilaksanakan agar akses dalam kegiatan pembelajaran melalui aplikasi google classroom dapat dilaksanakan oleh guru dan muridnya secara efektif dan efisien. Penggunaan aplikasi ini juga dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah alur pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya dengan kecanggihan teknologi seperti yang dirasakan siswa saat ini dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran, terutama dalam pengumpulan tugas dengan menggunakan aplikasi google classroom. Dengan menggunakan aplikasi ini guru merasa sangat terbantu dalam pemberian nilai dan melacak siswa yang sudah atau belum mengumpulkan tugas. Dengan adanya jejak digital ini siswa tidak dapat membela dirinya jika siswa tersebut belum mengumpulkan tugas.

Hambatan dalam Penggunaan Google classroom Saat Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di MTs Negeri 1 Kepahiang saat ini sudah normal kembali seperti dahulu, dimana siswa dan guru sudah masuk dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar setiap hari senin sampai jum’at dan tidak ada lagi siswa yang belajar dari rumah atau WFH (work from home) semua proses pembelajaran dilakukan di sekolah dan guru diwajibkan masuk ke kelas sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah dibuat. Begitu pula dengan siswa yang wajib datang ke sekolah setiap hari dan mendapatkan pelajaran secara tatap muka langsung dari guru yang masuk ke dalam kelas.

Akan tetapi penggunaan Google classroom masih dapat digunakan meskipun siswa tidak lagi belajar dari rumah karena aplikasi ini juga dapat digunakan dalam pengumpulan tugas dan penilaian serta agar siswa juga tetap

(7)

491

menggunakan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran. Dengan menggunakan google classroom guru juga dapat memantau siswa jika ada siswa yang belum mengumpulkan tugas dan itu menjadi bukti guru dalam pemberian nilai di rapot jikalau siswa tidak mengumpulkan tugas maka guru memiliki bukti digital yang tidak akan hilang kecuali guru itu sendiri yang menghapus file tugas pada google classroom.

Menurut Jannah dan Nurdiyanti menyebutkan terdapat beberapa hal yang menjad kelemahan pada penggunaan google classroom, mencakupi pengerjaan tugas yang mudah melakukan peniruan, pengontrolan terhadap siswa dalam penanggapan cukup rumit, dan koneksi jaringan menjadi salah satu kendala dalam pemanfaatan google classroom(Jannah & Nurdiyanti, 2021).

Merujuk pada penguraian mengenai kelemahan dalam pengunaan google classroom sebagai salah satu alat pembelajaran yang efektif bagi seluruh guru serta siswa terdapat beberapa hal yang bisa disimpulkan menjadi kelemahan diantaranya tidak semua guru dan siswa paham mengenai teknis penggunaan aplikasi google classroom, sangat dibutuhkan kualitas jaringan internet yang memadai, sikap individual sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran, jika terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian materi dapat memiliki dampak kepada pengetahuan siswa serta dapat terjadinya plagiat dalam penyelesaian tugas.

Melalui hasil wawancara yang peneliti lakukan di MTs Negeri 1 Kepahiang kepada ibu Mas Ayu selaku guru Bahasa Inggris di MTs Negeri 1 Kepahiang.

Beliau menyampaikan tentang hambatan dalam penggunaan google classroom saat proses pembelajaran. “Hambatan yang muncul adalah gangguan sinyal bagi siswa dengan kondisi rumahnya jauh dari kota. Penggunaan kuota internet yang cukup besar apabila siswa melakukan pembelajaran jarak jauh/tidak menggunakan fasilitas sekolah (wifi). Apabila tidak mempunyai HP android sendiri, siswa disarankan untuk meminjam dengan keluarga terdekat atau bagi yang memiliki laptop bisa menggunakannya, solusi terakhir maka dapat memanfaatkan labor komputer yang ada di madrasah”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hambatan yang dialami guru dan siswa dalam penggunaan google classroom ini saat proses pembelajaran. Karena aplikasi ini mewajibkan guru dan siswa untuk dapat memiliki HP android atau laptop, selain itu harus memiliki kuota internet sehingga mengakses dan mengoperasikan aplikasi google classroom ini, tanpa adanya kuota internet maka siswa tidak dapat menggunakan aplikasi google classroom ini. Selain itu hambatan lain yang dialami siswa ialah dalam pengumpulan tugas siswa karena siswa harus mengumpulkan tugas dengan cara mengupload foto atau file di aplikasi google classroom ini sedangkan yang dialami guru ialah guru tidak dapat mengontrol siswa dalam mengerjaan dan pengumpulan tugas serta guru tidak mengetahui mana siswa yang jujur dan tidak karena dalam pengerjaan tugas siswa dapat mencari jawabannya dengan bantuan google atau siswa dapat mencontek kepada temannya dalam pengerjaan tugas karena guru hanya mengawasi dari jarak jauh.

Hasil Belajar Siswa dalam Penggunaan Google classroom sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses mengaktifkan pengetahuan dan ilmu yang telah ada sehinga hal-hal yang dipelajari memiliki

(8)

492

keterkaitan satu sama lainnya sehingga terbentuklah pengetahuan utuh yang diperoleh dalam proses yang disebut pembelajaran(Kusen, 2017). Sehingga dalam suatu kegiatan pembelajaranpun diperlukan inovasi-inovasi agar pembelajaran berlangsung dengan baik(Nuzuar & Warsah, 2018). Dengan adanya hal-hal inilah maka diharapkan akan tercipta keefektifan dalam pembelajaran salah satunya dengan pemanfaatan google classroom di MTs Negeri 01 Kepahiang.

Penggunaan aplikasi Google classroom yang dijadikan sebagai media pembelajaran sangat membantu guru dalam memperoleh hasil belajar siswa(Ali &

Zaini, 2020).Karena siswa dan guru dapat membuktikan hasil belajar siswa yang berupa nilai dan tugas yang telah di kumpulkan siswa didalam aplikasi google classroom. Jadi jejak digital ini akan sangat membantu guru untuk mengetahui siapa siswa yang sudah dan belum mengumpulkan tugas serta dapat mengatasi siswa untuk berbohong dengan alasan sudah mengumpulkan tugas.

Akan tetapi penggunaan google classroom di MTs Negeri 1 Kepahiang pada saat ini sulit untuk digunakan kembali karena sistem pembelajaran di MTs Negeri 1 Kepahiang sekarang telah menerapkan proses pembelajaran tatap muka 100%

dimana siswa dan guru telah aktif masuk sekolah setiap hari senin hingga jum’at dan pulang hingga jam 15.10. Dengan demikian siswa dan guru telah melakukan proses pembelajaran baik dari penyampaian materi hingga penugasan telah dilakukan secara langsung dengan tatap muka. Jadi, penggunaan google classroom saat ini banyak guru yang tidak memberikan tugas nya di dalam aplikasi google classroom.

Problematika yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang lemah menjadi salah satu masalah yang sering kali dihadapi dalam dunia pendidikan(Wisman, 2017). Orientasi pembelajaran yang lebih dominan pada penyampaian teori dalam lingkungan kelas yaitu dengan bentuk penekanan pada pemahaman materi pembelajaran menjadi salah satu problematika yang sering muncul. Masalah ini harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan karena teori yang dipelajari terkadang kurang begitu mendukung dalam aspek praktek kehidupan sehari-hari. Maka dari itu guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan harus dapat menghubungkan pemahaman teori dengan kehidupan sehari-hari. Melalui penghubungan antara dua aspek ini diharapkan dapat meningkatkan minat serta motivasi pembelajaran sehingga pengetahuan tidak hanya sebatas teori namun juga praktek dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat melakukan pengembangan potensi serta kreativitas melalui kegiatan pembelajaran.

Hasil pembelajaran merupakan nilai atau tingkatan keberhasilan belajar dari suatu murid yang berbentuk hasil interaksi yang positif serta aktif dengan lingkungannya. Maka dari itu akan sangat dibutuhkan pembelajaran dengan media yang bagus. Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai sumber belajar yang ditujukan untuk memberikan bantuan kepada pendidik dalam mendalami sisiwa untuk memperoleh wawasan yang luas dalam berbagai ilmu pengetahuan kepada muridnya melalui kegiatan pembelajaran yang menarik(Bungsu et al., 2019).

Penggunaan media pembelajaran dilakukan sebagai salah satu upaya penarikan minat belajar anak untuk memahami hal serta materi yang disampaikan oleh para pendidik agar lebih mudah. Google classroom sebagai salah satu media pembelajaran dapat dipergunakan untuk salah satu media pembelajaran yang efektif terutama dalam pembelajaran jarak jauh.

(9)

493

Melalui hasil wawancara yang dilakukan peneliti di MTs Negeri 1 Kepahiang kepada seorang guru bernama Fitrotul Syahri tentang Bagaimana hasil belajar siswa dalam penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran.

“Bapak Fitro menyampaikan jika pengelolaan google classroom di MTs Negeri 1 Kepahiang sudah cukup bagus, asalkan guru dan siswa berkomitmen untuk sama- sama aktif dalam aplikasi google classroom tersebut. Karena di aplikasi google classroom terdapat track record atau history dari setiap pembelajaran, pemberian tugas dan nilai yang diberikan. Dalam pengelolaan google classroom diperlukan media seperti smartphone (HP), kuota internet dan aplikasi google classroom sehingga proses belajar mengajar menggunakan google classroom dapat berjalan dengan lancar”.

Jadi, dapat disimpulkan hasil belajar bisa didapatkan dengan menggunakan google classroom dan juga guru bisa mendapatkan hasil belajar secara langsung dengan tatap muka. Akan tetapi, ada lebih baiknya guru menggunakan aplikasi google classroom dalam pengumpulan dan penilaian tugas karena itu dapat terekam dan tersimpan dalam google classroom serta tidak akan pernah hilang kecuali guru itu sendiri yang menghapusnya. Dengan menggunakan google classroom dapat membuat siswa terbiasa belajar menggunakan kecanggihan teknologi karena di zaman sekarang ini tidak ada manusia yang bisa lepas dari kecanggihan teknologi terutama Handphone. Dengan demikian, guru dapat memanfaatkan hal ini untuk mengetahui hasil belajar siswa.

SIMPULAN

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Guru harus mengikuti perkembangan zaman dengan memadukan pendidikan dan kecanggihan teknologi.

Teknologi sekarang telah memudahan kerja manusia termasuk kerja guru dalam hal memberikan tugas dan penilaian secara online menggunakan aplikasi google classroom. Jadi, guru dan siswa diwajibkan untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran agar siswa tidak ketinggalan zaman.

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum mampu mengajak para guru untuk melakukan proses pembelajaran berbasis teknologi agar tidak terjadi gaptek (gagap teknologi). Jadi, setiap guru harus menggunakan proses pembelajaran dengan bantuan teknologi dan untuk pemberian tugas dan penilaian pengguaan aplikasi google classroom sangat cocok digunakan untuk guru dan siswa.

Wali kelas dan guru BK harus berkomunikasi dengan wali siswa karena penggunaan google classroom dalam proses pembelajaran membuat siswa bebas bermain handphone dirumah. Hal ini dapat membuat siswa dapat membuka situs porno, kecanduan bermain game dan bebas chattingan dengan temannya hingga lupa waktu. Hal ini perlu diwaspadai karena penggunaan handphone android selain untuk pembelajaran juga dapat membuat siswa lalai dan bermalas-malasan juga.

Orang tua siswa harus ekstra mengontrol anaknya bermain handphone di rumah karena apabila dibiarkan siswa dapat lupa waktu karena terlalu asyik bermain handphone sehingga siswa dapat menjadikan belajar sebagai alasan agar dapat izin bermain handphone oleh orang tuanya. Penggunaan handphone ini juga dapat berdampak negatif jika tidak ada pengawasan dari orang tua dan guru.

(10)

494 DAFTAR PUSTAKA

Ali, L. U., & Zaini, M. (2020). Pemanfaatan Program Aplikasi Google classroom Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan. Society: Jurusan Tadris IPS, 11(1).

Asha, L. (2019). Dewan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong. Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 3(1), 39–57.

Baety, D. N., & Munandar, D. R. (2021). Analisis Efektifitas Pembelajaran Daring dalam Menghadapi Wabah Pendemi Covid-19. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3).

Basori. (2017). Efektifitas Komunikasi Pembelajaran Online Dengan Mengunakan Media E-Learning Pada Perkuliahan Body Otomotif. JIPTEK, 7(1).

Bungsu, T. K., Vilardi, M., Akbr, P., & Bernard, M. (2019). Pengaruh Kemandiriaaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMKN 1 Cihampelas. Journal On Education, 1(2), 382–389.

Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta.

Jurnal Basicedu, 5(1).

Firman, & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19.

Indonesia Journal of Educaational Science (IJES), 2(2).

Gita, N. (2022). Filsafat Matematika sebaagai Pembentukan Karakteristik pada Media Pembelajaran. Jurnal Dunia Ilmu, 2(3).

Hamengkubuwono. (2021). Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 1 Rejang Lebong. Ar-Risalah: Media KeIslaman, Pendidikan Dan Hukum Islam, 19(2), 255–267.

Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya.

Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Jannah, M., & Nurdiyanti. (2021). Pengaruh Pembelajaran Online Berbantuan Google classroom Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia. Jurnal Riset Dan Inovasi Pembelajara, 1(1).

Kristiawan, M., & Asvio, N. (2018). Pengelolaan Administrasi Madrasah Tsanwiyah Negeri dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah.

Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan2, 5(1), 86–95.

Kusen. (2017). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Berbasis Kontekstual.

Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 1(2), 190–214.

Marbun, J., & Sinaga, S. J. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Google classroom dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Mahasiswa Berbasis Daring di Masa Pendemik Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(5).

Nuzuar, & Warsah, I. (2018). Analisis Inovasi Administrasi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran (Studi MAN Rejang Lebong). EDUKASI:

Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 16(3), 262–274.

Permata, A., & Bhakti, Y. B. (2020). Keefefktifan Virtual Class Dengan Google classroom dalam Pembelajaran Fisika di Masa Pandemi Covid-19. JIPFRI (Journal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 4(1).

Sriyani, I. (2021). Google classroom Sebagai Solusi Pembelajaran Jarak Jauh Mata Pelajaran Administrasi Umum. Indonesian Journal of Education and

(11)

495 Learning, 4(2).

Sukmawati. (2020). Implementasi Pemanfaatan Google classroom Dalam Proses Pembelajaran Online Di Era Industri 4.0. Kreatif Online, 8(1).

Warlizasusi, J., & Susilawati. (2020). Pengaruh Kinerja Lulusan PGMI IAIN Curup Terhadap Kepuasan Kerja Alumni Di SD/MI Se Kabupaten Rejang Lebong. Edukasi Islami, 9(1), 298–324.

Wisman, Y. (2017). Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan. Nomosleca, 3(2).

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan 10 siswa berpendapat jika lebih mudah melakukan pembelajaran langsung secara konvensional dibndingkan dengan menggunakan Google classroom, ini didasari

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan tanggal 22 Februari 2022 pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margorejo peneliti dapat menyimpulkan bahwa masih

Findings suggest that the teachers applied different online platforms to teach English in blended learning, then the school centralized to use Google classroom as the main

Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Hari/ Tanggal Kegiatan Agenda Selasa, 23 September 2022 Observasi Seluruh tim berkeliling melakukan observasi kepada masyarakat

Kemudian besarnya pengaruh pemanfaatan sumber belajar terhadap hasil belajar PPKn siswa kelas V SD Negeri Sekbin II Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes yaitu 19,8% dan 80,2%

Journal of Economic Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec Problem Based Learning Model Development by Blended Learning and Google Classroom Media in Public SHS 1

SIMPULAN Peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama Islam pada anak di Desa Dusun Pulau Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko sesuai dengan hasil penelitian melalui observasi,

Meski memiliki rentang waktu hampir 100 tahun antara pendirian INS Kayutanam dengan program Merdeka Belajar sama-sama mengusung semangat “Merdeka” dalam pembelajaran, adapun tujuan