• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS KARAKTER DISIPLIN SISWA KELAS V SDN 1 MARGOREJO DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Oleh VENI RATNA INDAH SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS KARAKTER DISIPLIN SISWA KELAS V SDN 1 MARGOREJO DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Oleh VENI RATNA INDAH SARI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KARAKTER DISIPLIN SISWA KELAS V SDN 1 MARGOREJO DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Oleh

VENI RATNA INDAH SARI NIM 201833056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2022

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesepatan pada penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Atas rahmat serta hidayah-nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Siswa SD Negeri 1 Margorejo”. Satu kebahagiaan tersendiri penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, meskipun sesungguhnya masih banyak dijumpai kekurangan.

Tak lupa shlawat serta salam semoga tercurahkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW. Yang kita tunggu syafaatnya di hari akhir kelak. Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari sistematis, Bahasa, maupun dari segi materi. Maka dari itu, penulis ucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, sebagai berikut:

1. F. Shoufika Hilyana, S. Si., M.Pd. Dan Siti Masfuah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan saya dengan sangat baik.

2. Siti Hanifah, S. Pd, selaku guru kelas V SD N 1 Margorejo, Dawe, Kudus yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian pada kelas V.

3. Siswa kelas V SD N 1 Margorejo, Dawe, Kudus yang dengan semangat dan riangnya menyambut saya saat melakukan penelitian.

4. Keluarga, kerabat, dan teman-temanku yang selalu memberi dukungan, motivasi, serta doanya yang sangat berharga.

Proposal skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia.

Kudus, 13 Oktober 2021

Veni Ratna Indah Sari

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang Masalah ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1.6 Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Deskripsi Koseptual ... 10

2.1.1 Hakikat Pembelajaran di Sekolah ... 10

2.1.2 Hakikat Karakter Disiplin ... 13

2.2 Kajian Penelitian Relevan ... 19

2.3 Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.1.1 Tempat Penelitian ... 24

3.1.2 Waktu Penelitian ... 24

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

3.3. Peranan Penelitian ... 25

3.4 Data dan Sumber Data ... 26

3.5 Pengumpulan Data ... 27

3.6 Keabsahan Data ... 28

3.7 Analisis Data ... 29

(4)

iv

DAFTAR TABEL

2.1 Persamaan dan Perbedaan ... 20 2.2 Kerangka Berfikir ... 21

(5)

4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut kurniawan (2017:26), adalah mengalihkan nilai-nilai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selajutnya, baik jasmani maupun rohani. Djumali (2014:1), mengatakan pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia dalam memecahkan problem kehidupan di masa kini maupun di masa yang akan datang. Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses diri untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dalam dirinya dan masyarakat.

Pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan yang lebih dikenal dengan tri pusat pendidikan menurut Ki Hajar Dewan Tara dalam (Musolin, Nisa: 2021) tripusat pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sekolah menurut Fadhilaturrahmi (2018) mendefinisikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar mampu menjalin tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individu maupun social. Sekolah merupakan salah satu lingkungan belajar siswa. Sekolah sebagai lingkungan belajar siswa sangat penting selain mengembangkan pengetahuan juga sebagai pelatihan karakter siswa menjadi lebih baik. Lingkungan sekolah adalah salah satu lingkungan belajar bagi siswa selain lingkungan keluarga dan masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan menurut Adistia (2019) menjadi salah satu kunci utama dan membentuk kualitas karakter warga negara. Lingkungan sekolah termasuk ke dalam lingkungan pendidikan formal yaitu pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh pemerintah atau lembaga terkait yang menaungi sekolah. Yuannisah (2018) mendefinisikan lingkungan sekolah selain mengajarkan pembelajaran

(6)

5

akademik tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan etika dalam berperilaku atau yang biasa disebut karakter.

Karakter menurut (Silitonga: 2014) adalah suatu ciri tertentu yang dimiliki oleh seseorang maupun benda mati. Yaumi (2014) mengungkapkan karakter adalah moral, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap individu yang ditunjukkan kepada individu lainnya dengan tindakan tertentu. Sedangkan menurut Rosidatun (2018) karakter adalah nilai dasar pembentuk pribadi seseorang, terbentuk dari pengaruh hereditas, maupun pengaruh lingkungan yang berbeda dari yang lainnya dengan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari. Menurut Kemendiknas (2011) ada 18 nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab. Dari 18 karakter yang ada peneliti mengambil salah satu karakter yang menjadi utama dalam pengembangan karakter pada anak yakni karakter disiplin di dalam lingkungan sekolah.

Disiplin menurut kemendiknas (2010) (dalam wibowo 2012:43-44), merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sekolah adalah salah satu lembaga yang memiliki peraturan yang harus di taati oleh guru maupun siswa, disekolah kita dapat mempelajari kedisiplinan melalui tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah.

Disiplin sekolah berarti tindakan atau prilaku tertib dan patuh sesuai dengan ketentuan lingkungan sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan menurut Yuanisah (2019) Dalam upaya pembentukan karakter di sekolah tidak lepas dari yang namanya guru, seorang guru harus mempunyai kompetensi keguruan yaitu kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, dan profesional. Apabila guru menguasai empat kompetensi tersebut, kemungkinan besar dapat membentuk karakter yang baik terhadap siswanya.

Sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik peserta didik menjadi pintar dan memiliki karakter. Tugas sekolah tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik sehingga peserta didik memiliki kemampuan kognitif dan memiliki

(7)

6

karakter yang baik. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan tanggal 22 Februari 2022 pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margorejo peneliti dapat menyimpulkan bahwa masih ada siswa yang kurang dalam penerapan karakter disiplin atau kedisiplinan di lingkungan sekolah, misal kurang disiplin dalam mengerjakan tugas rumah, berangkat sekolah terlambat, kurang menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan menerapkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, melakukan kegaduhan di kelas, menggunakan seragam yang kurang rapih, dan masih ada siswa yang selama proses pembelajaran tidak mendengarkan guru dalam proses menyampaian materi. (Lampiran 3)

Aspek lingkungan sekolah sudah mendukung dalam menunjang kegiatan pembelajaran, penerapan kurikulum sudah baik tapi masih ada masalah yang di rasakan siswa yaitu sulit memahami materi secara mandiri, dan materi yang banyak.

Pendidikan karakter selain di terapkan di lingkungan sekolah lingkungan keluarga juga ikut andil dalam pengembangan karakter disiplin, lingkungan sekolah sudah baik untuk pengembangan karakter disiplin tapi lingkungan keluarga masyarakat kurang baik dalam mendukung penerapak karakter disiplin, maka penerapan karakter disiplin pada siswa akan kurang efekif, peran orang tua juga penting di sini.

Penelitian ini didukung dengan penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Sobri, Nursaptini, Arif dan Deni (2019) penelitian ini menggambarkan dan melukiskan mengenai proses pembentukan karakter disiplin siswa melalui beberapa identifikasi. Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti berdasarkan tujuan dan kriteria tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dilakukan oleh Cindy dan Sri (2021) pentingnya kultur sekolah untuk

(8)

7

memperkuat karakter disiplin siswa dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatak deskriptif.

Sesuai dengan fenomena yang ada pada lapangan terkait pendidikan karakter, peneliti mengangkat permasalahan mengenai karakter disiplin siswa sekolah dasar dengan memilih salah satu sekolah dasar yang ada pada lingkungan tempat tinggal peneliti untuk mempermudah peneliti meneliti masalah terkait karakter disiplin siswa SD. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Siswa SD Negeri 1 Margorejo” (Lampiran 2) 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakter disiplin siswa SD Negeri 1 Margorejo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus?

2. Bagaimana karakter disiplin kelas V SD Negeri 1 Margorejo dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menganalisis karakter disiplin siswa SD Negeri 1 Margorejo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus?

2. Menganalisis karakter disiplin kelas V SD Negeri 1 Margorejo dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.

1. Secara Teoritis Hasil dalam penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya untuk dapat membentuk karakter disiplin siswa yang baik.

2. Secara Praktis memberikan informasi untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.

(9)

8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan berjudul “Analisis Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Margorejo” memiliki beberapa ruang lingkup sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada tahun 2021/2022.

2. Menurut Kemendiknas (2011) ada 18 nilai karakter, peneliti mengkaji 1 dari 18 karakter tersebut yakni kedisiplinan, karakter disiplin adalah salah satu karakter utama yang di tekankan pada pendidikan di Indonesia.

1.6 Definisi Operasional

Definisi oprasional menjelaskan judul penelitian yang diteliti guna menghindari salah penafsiran, sebagai berikut.

1.6.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Lingkungan sekolah adalah salah satu lingkungan belajar siswa selain lingkungan keluarga dan masyarakat. Ligkungan sekolah termasuk kedalam lingkungan pendidikan formal yaitu pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh pemerintah atau lembaga kerkait yang menaungi sekolah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekolah, dalam lingkungan sekolah siswa dapat melakukan banyak kegiatan pembelajaran karena sekolah memberikan fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan selama pelaksanaan pembelajaran.

1.6.2 Karakter Disiplin Siswa

Karakter adalah sifat, kepribadian yang dimiliki seorang individu, bisa berupa kebaikan, moral, yang di perlihatkan oleh individu dengan prilaku tertentu.

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sedangkan karakter disiplin siswa

(10)

9

adalah sifat yang dimiliki seorang siswa sekolah dalam menunjukkan perilaku patuh dan taat pada peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah.

1.6.3 SD Negeri 1 Margorejo

Lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah dasar yang ada pada naungan negara yang berada di Desa Margorejo Rt01/Rw07, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kode pos 593353, Indonesia.

(11)

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Koseptual

Pokok pembahasan dalam pustaka ini akan membahas variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai variabel yang meliputi: 1) Pelaksanaan pembelajaran di sekolah, 2) Karakter disiplin siswa SD.

2.1.1 Hakikat Pembelajaran di Sekolah 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran di Sekolah

Menurut Hamalik, Oemar (2011) Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran yaitu:

1. Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.

2. Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan.

3. Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.

Sekolah menurut Fadhilaturrahmi (2018) mendefinisikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar mampu menjalin tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individu maupun social.

Yuannisah (2018) mendefinisikan lingkungan sekolah selain mengajarkan pembelajaran akademik tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan etika dalam berperilaku atau yang biasa disebut karakter.

2.1.1.2 Fungsi Sekolah

Menurut Hamalik, Oemar (2011) fungsi-fungsi lingkungan sekolah secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Mendidik calon warga Negara yang dewasa, 2) Mempersiapkan calon warga masyarakat, 3) Mengembangkan cita-cita profesi/kerja,

4) Mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru,

(12)

11 5) Pengembangan pribadi (realisasi diri)

Fungsi lingkungan sekolah menurut Suwarno (2011) adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan 2) Spesialisasi

3) Efisiensi 4) Sosialisasi

5) Konservasi dan transmisi cultural 6) Transisi dari rumah ke masyarakat.

2.1.1.3 Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Menurut Slameto (2015; 64) menyatakan ada beberapa unsur lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap belajar anak:

1. Metode mengajar

Metode mengajar mempengaruhi belajar, Metode mengajar guru yang kurang baik aka mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula dan sebaliknya.

2. Kurikulum

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar dan begitupun sebaliknya.

3. Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

4. Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi dengan baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5. Disiplin sekolah

Kedislipinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

6. Alat pelajaran

Alat pelajar yang baik dan lengkap perlu agar guru dapat mengajar dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

7. Waktu sekolah

(13)

12

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/ malam hari.

8. Standar belajar di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya perlu memberipelajar di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepad guru.

9. Keadaan gedung

Dengan keadaan gedung dan kelas yang kurang memadai bagi siswa maka siswa akan merasa tidak nyaman dalam belajar.

10. Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.

11. Tugas rumah

Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

2.1.1.4 Indikator Lingkungan Sekolah

Menurut Ahmadi (2007: 187) lingkungan sekolah terdiri dari beberapa unsur yakni sebagai berikut:

1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung, mebel, dan perlengkapan sekolah lainnya).

2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan maupun faktor-faktor yang menjadi keseluruhan program pendidikan.

3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas peserta didik, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.

4. Nilai-nilai, norma, system peraturan dan iklin kehidupan sekolah.

Menurut Sukmadinata (2009:164) lingkungan sekolah meliputi:

1. Lingkungan fisik sekolah (keadaan sekitar sekolah) 2. Fasilitas sekolah (sarana prasarana belajar yang ada)

(14)

13

3. Lingkungan social (hubungan siswa dengan teman-temannya, guru- gurunya)

Sedangkan Fahrizal, Reza (2015) berpendapat mengenai indikator lingkungan sekolah sebagai berikut:

1) Kurikulum sekolah

Perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pembelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

2) Letak lingkungan sekolah

Letak lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan tempat proses belajar mengajar berlangsung, apakah letak sekolah atau lembaga pendidikan strategis atau kurang strategis untuk kegiatan pendidikan.

3) Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

4) Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi dengan baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Prasarana fisik

Prasarana yang ada dilingkungan sekolah untuk menunjang proses pendidikan.

Indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Fahrizal, Reza (2015) yaitu kurikulum sekolah, letak lingkungan sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, prasarana fisik.

2.1.2 Hakikat Karakter Disiplin 2.1.2.1 Pengertian Karakter Disiplin

Karakter menurut Silitonga (2014) adalah suatu ciri tertentu yang dimiliki oleh seseorang maupun benda mati. Yaumi (2014) mengungkapkan karakter adalah

(15)

14

moral, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap individu yang ditunjukkan kepada individu lainnya dengan tindakan tertentu. Sedangkan menurut Rosidatun (2018) karakter adalah nilai dasar pembentuk pribadi seseorang, terbentuk dari pengaruh hereditas, maupun pengaruh lingkungan yang berbeda dari yang lainnya dengan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari. Menurut Kemendiknas (2011) ada 18 nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab. Dari 18 karakter yang ada peneliti mengambil salah satu karakter yang menjadi utama dalam pengembangan karakter pada anak yakni karakter disiplin didalam lingkungan sekolah. Disiplin menurut kemendiknas (dalam wibowo 2012:43-44), disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Menurut Narwati, Sri (2011) Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu karasso yang berarti cetak biru, format dasar atau sidik, seperti sidik jari. Pendapat lain menyatakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam. Karakter merupakan prilaku baik dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai amanah dan tanggung jawab.

Pendidikan karakter menurut Wibowo (2012:36) bahwa pendidikan karakter merupakan peroses pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur, dan menerapkan serta memperaktikan dalam kehidupanya, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun warga negara.

2.1.2.2 Ruang Lingkup nilai-nilai Karakter

Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dankarakter bangsa yang dibuat oleh Diknas bersumber dari agama, Pancasila budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

1. Religius; mengucapkan salam, berdo’a sebelum dan sesudah belajar melaksanakan ibadah keagamaan, merayakan hari besar keagamaan.

2. Jujur; membuat dan mengerjakan tugas secara benar, tidak menyontek atau memberi contekan, membangun koperasi atau kantin kejujuran,

(16)

15

melakukan sistem perekrutan siswa secara benar dan adil, melakukan sistem penelitian yang akuntabel dan tidak melakukan manipulasi.

3. Toleransi; memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan, serta menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan kelompok yang lain.

4. Disiplin; guru dan siswa hadir tepat waktu, menegakkan prinsip dengan mendirikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi, menjalankantata tertib sekolah.

5. Kerja keras; pengelolaan pembelajaran yang menantang, mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi, berkompetisi secara fair, memberikan penghargaan bagisiswa yang berprestasi.

6. Kreatif; menciptakan ide-ide baru di sekolah, menghargai karya yang unik dan berbeda, membangun suasana belajar yang mendorong munculnya kreativitas siswa.

7. Mandiri; melatih siswa agar mampu bekerja secara mandiri, membangun kemandirian siswa melalui tugas-tugas yang bersifat individu.

8. Demokrasi; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas secara demokratis, mendasarkan setiap keputusan pada musyawarah mufakat.

9. Rasa ingin tahu; sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi keingintahuan siswa, sekolah memberikan fasilitas melalui media cetak maupun elektronik, agar siswa dapat mencariinformasi yang baru.

10. Semangat kebangsaan; memperingati hari-hari besar nasional meneladani para pahlawan nasional, berkunjung ketempat yang bersejarah, melaksanakan upara rutin sekolah, mengikut sertakan kegiatan-kegiatan kebangsaan, memajang gambar tokoh-tokoh bangsa.Disiplin; guru dan siswa hadir tepat waktu, menegakkan prinsip dengan mendirikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi, menjalankantata tertib sekolah.

11. Cinta tanah air; menanamkan nasionalisme dan ras persatuan dan kesatuan bangsa, menggunakan bahasa Indonesia dengan baikdan benar,

(17)

16

memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden serta simbol- simbol negara, bangga dengan karya bangsa, melestarikan seni dan budaya bangsa.

12. Menghargai prestasi; mengabdikan dan memajang hasil karya siswa di sekolah, memberikan reward setiap warga sekolah yang berprestasi, melatih dan membina generasi penerus untuk mencontoh hasil atau prestasi generasi sebelumnya.

13. Bersahabat/komunikatif; saling menghargai dan menghormati, guru menyayangi siswa dan siswa menghormati guru, tidak menjaga jarak, tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi.

14. Cinta damai; menciptakan suasana kelas yang tentram, tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan, mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan sekolah.

15. Gemar membaca; mendorong dan memfasilitasi siswa untuk gemar membaca, setiap pembelajaran didukung dengan sumber bacaan atau referensi, adanya ruang baca, baik di perpustakaan maupun ruang khusus tertentu, menyediakan buku-buku sesuai dengan tahap perkembangan siswa, menyediakan buku-buku yang menarik minat siswa.

16. Peduli lingkungan; menjaga lingkungan kelas dan sekolah, memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik tanpa menginjak atau merusaknya mendukung progam go green (penghijauan) di lingkungan sekolah, tersedianya tempat untuk membuang sampah organik dan non organik, menyediakan kamar mandi, air bersih, dan tempat cuci tangan.

17. Peduli sosial; sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang kurang mampu, melakukan kegiatan bakti sosial, melakukan kunjungan didaerah atau kawasan marginal, memberikan bantuan kepada lingkungan masyarakat yang kurang mampu, menyediakan kotak amal atau sumbangan.

18. Tanggung jawab; mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik, bertanggung jawab setiap perbuatan, melakukan piket sesuai dengan

(18)

17

jadwal yang telah ditetapkan, mengerjakan tugas kelompok secara bersama.

2.1.2.3 Indikator Karakter Disiplin

Menurut Arikunto indikator kedisiplinan siswa sebagai berikut:

1. Mengerjakan tugas sekolah di rumah

Mengerjakan tugas sekolah dirumah maksudnya adalah jika ada pekerjaan rumah (PR) dari guru maka siswa selalu mengerjakannya dirumah secara individu maupun kelompok dan bertanya kepada bapak atau ibunya.

2. Mempersiapkan keperluan sekolah di rumah

Mempersiapkan keperluan sekolah dirumah maksudya adalah setiap sore atau malam hari siswa selalu mempersiapkan perlengkapan belajar misalnya buku tulis, buku paket, dan alat tulis yang akan dibawa kesekolah.

3. Sikap siswa di kelas

Sikap siswa dikelas maksudnya adalah pada saat guru menerangkan materi pelajaran maka siswa memperhatikannya dan tidak membuat kegaduhan di kelas serta jika ada tugas dari guru maka siswa akan langsung mengerjakannya.

4. Kehadiran siswa

Kehadiran siswa maksudnya adalah siswa tidak terlambat pada saat pembelajaran akan dimulai maka siswa akan datang kekelas lebih awal dan siswa tidak membolos pada saat pembelajaran dimulai.

5. Melaksanakan tata tertib di sekolah

Mengerjakan tata tertib disekolah maksudnya semua aturan yang tetulis baik mengenai seragam maupun sikap disekolah harus ditaati dan patuhi.

Dalam Suryosubroto (2010) kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekedar sebagai kelengkapan disekolah. Pada dasarnya tata-tertib untuk murid adalah sebagai berikut:

(19)

18

a. Murid harus datang disekolah sebelum pelajaran dimulai.

b. Murid harus sudah siap menerima pelajaran sesuai dengan jadwal sebelum pelajaran itu dimulai.

c. Murid boleh pulang jika pelajaran telah selesai.

d. Murid wajib menjaga kebersihan dan keindahan kelas.

e. Murid wajib berpakaian sesuai dengan yang di tetapkan oleh sekolah.

f. Murid harus juga memperhatikan kegiatan ekstra kurikuler seperti: pramuka, kesenian, pmr, dan sebagainya.

g. Murid wajib mengerjakan tugas dengan benar dan tepat waktu.

h. Murid wajib menghormati kepala sekolah, guru dan sesama teman.

Alimaun, Imam (2015) berpendapat mengenai indikator karakter disiplin sebagai berikut:

1) Disiplin berangkat sekolah

Siswa diharapkan mampu berangkat sekolah sesuai waktu yang sudah ditentukan, sesuai ketentuan sekolah.

2) Disiplin mengikuti pembelajaran

Siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan di sekolah, kelas dengan baik dan tertib.

3) Disiplin mengerjakan tugas

Siswa diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu.

4) Disiplin belajar dirumah

Siswa diharap dapat melakukan poses pembelajar dirumah secara mandiri, baik dengan didampingi orang tua.

5) Disiplin menaati tata tertib sekolah

Siswa diharpkan dapat mematuhi dan menerapkan peraturan sekolah dengan baik.

(20)

19

Indikator yang sesuai dan dikembangkan dalam penelitian ini merujuk dari pendapat Suryosubroto (2010), karena dalam penelitian ini mengambil lingkup pembelajaran di sekolah dimana semua kegiatan yang diamati dan diteliti oleh peneliti berlangsung di ranah lingkungan sekolah, mencakup tentang kedisilinan siswa dimana sekolah memiliki tatatertib yang harus di patuhi siswa sebagai salah satu gambaran nilai kedisiplinan.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Berdasarkan penelitian yang sesuai dengan topik pembahasan yang dibahas oleh peneliti diantara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Sobri, Nursaptini, Arif dan Deni (2019) yang berjudul “Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah”

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan karakter disiplin siswa melalui beberapa identifikasi kultur sekolah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya menggambarkan dan melukiskan mengenai proses pembentukan karakter disiplin siswa melalui beberapa identifikasi kultur sekolah.

Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti berdasarkan tujuan dan kriteria tertentu. Penentuan subjek penelitian didasarkan pada ciri-ciri atau karakteristik tertentu berdasarkan penilaian subjektivitas peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakter disiplin siswa terbentuk melalui beberapa identifikasi kultur sekolah yakni artifak sekolah, tata tertib, ritus atau upacara-upacara, dan nilai-nilai atau keyakinan yang dianut warga sekolah.

Dengan demikian disiplin sangat penting untuk perkembangan siswa agar berhasil mencapai hidup yang bahagia, bisa beradaptasi dengan baik dalam lingkungan sosial termasuk di lingkungan sekolah. Upaya pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah mencakup segala hal yang mempengaruhi siswa untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

(21)

20

Penelitian yang dilakukan oleh Cindy dan Sri (2021) berjudul “Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara” pentingnya kultur sekolah untuk memperkuat karakter disiplin siswa dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatak deskriptif. Karakter disiplin sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, namun secara umum masih terdapat perilaku tidak disiplin yang dilakukan siswa di sekolah. Karakter kedisiplinan siswa dapat terbentuk dari berbagai faktor, termasuk budaya sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya sekolah terhadap karakter disiplin siswa di SMAN 2 Taruna Bhayangkara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara 2. Karakter kedisiplinan siswa terbentuk melalui beberapa identifikasi budaya sekolah yaitu bangun pada waktu Subuh, ibadah berjamaah, upacara, pembiasaan pada awal dan akhir pembelajaran. Kegiatan Belajar Mengajar, dan Tata Tertib Sekolah. Budaya sekolah di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara berpengaruh terhadap penguatan karakter disiplin siswa.

Peneliti dilakukan oleh Wuri, Bunyamin, dan Dasim (2014) berjudul

“Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar”Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan mendiskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di sekolah dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter. Penelitian ini pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, dengan subjek kepala sekolah, guru, dan siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Sapen dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter; (2) menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas; (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah; (4) membuat pos afektif di setiap kelas; (5) memantau perilaku

(22)

21

kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan harian; (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah; (7) melibatkan orang tua; (8) melibatkan komite sekolah; dan (9) menciptakan iklim kelas yang kondusif.

Penelitian oleh Fadillah Annisa (2019) berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah Dasar” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter disiplin di Indonesia sekolah dasar dan diharapkan dapat menemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan tersebut dari pendidikan karakter. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pembelajaran dilaksanakan di SDN 29 Lubuk Alung, dengan mata pelajaran kepala sekolah, guru, dan siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Itu Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SDN 29 Lubuk Alung melalui enam kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter, (2) menetapkan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas, (3) mengerjakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur berjamaah, (4) membuat pos afektif di setiap kelas, (5) memantau perilaku disiplin siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan sehari- hari, (6) melibatkan orang tua (7) melibatkan komite sekolah.

Tabel 2.1 Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian Penelitian Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinalitas 1 Sobri,

Nursaptini, Arif dan Deni

“Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah”

Penelitian ini sama- sama membahas mengenai karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah.

Subjek penelitian di pilih oleh peneliti secara purposive, yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti

berdasarkan tujuan dan kriteria tertentu.

Penelitian bersifat umum

berdasarkan subjek penelitian yang dipilih peneliti.

2 Cindy dan Sri “Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap

Penelitian ini sama- sama membahas

Subjek penelitan yang diteliti yakni

Penelitian akan bersifat khusus

(23)

22 Karakter Disiplin

Siswa di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara”

mengenai karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah. .

siswa SMA

Negeri 2 Taruma Bhayangkara.

sesuai subjek yang dipilih peneliti yaitu

siswa SMA

Negeri Taruma Bhayangkara.

3 Wuri,

Bunyamin, dan Dasim

“Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar”

menggali, mengkaji, dan

mendiskripsikan pelaksanaan

pendidikan karakter disiplin di sekolah

dasar dan

diharapkan dapat ditemukan

kebijakan yang mendukung

keberhasilan pendidikan karakter.

Subjek penelitian yang diteliti yakni

siswa SD

Muhammadiyah Sapen

Yogyakarta.

Peneitian akan bersifat khusus sesuai subjek yang dipilih peneliti yakni SD Muhammadiyah Sapen

Yogyakarta.

4 Fadillah Annisa

“Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan

Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah Dasar”

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter disiplin di Indonesia sekolah dasar dan diharapkan dapat menemukan

kebijakan yang mendukung

keberhasilan

tersebut dari pendidikan

karakter.

Subjek penelitian SDN 29 Lubuk Alung.

Penelitian akan bersifat khusus sesuai subjek yang dipilih penelitian yaitu siswa SDN 29 Lubuk Alung.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan konsep pemikiran peneliti untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dan mudah dalam proses penelitiannya. Penelitian ini mengkaji mengenai peran lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter disiplin pada siswa SD Negeri 1 Margorejo, berikut adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini.

(24)

23

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Analisis Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karater Disiplin Pada Siswa kelas V SD

Negeri 1 Margorejo Dawe Kudus

Indikator Lingkungan Sekolah 1. Kurikulum sekolah

2. Letak lingkungan sekolah 3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Prasarana fisik

Indikator Karakter Disiplin 1. Disiplin berangkat sekolah 2. Disiplin mengikuti pembelajaran 3. Disiplin mengerjakan tugas 4. Disiplin belajar dirumah

5. Disiplin menaati tatatertib sekolah

Hasil Pengamatan hubungan lingkungan sekolah dengan karakter disiplin

1. Reputasi atau nama sekolah menjadi baik.

2. Proses belajar mengajar menjadi efektif dan menyenangkan.

3. Membentuk karakter siswa menjadi baik.

4. Mendapatkan prestasi akademik maupun non akademik Unsur- unsur Lingkungan Sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah

6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah

8. Standar belajar di atas ukuran 9. Keadaan gedung

10. Metode belajar 11. Tugas rumah

Ruang Lingkup Nilai Karakter 1. Religius 12. Menghargai prestasi 2. Jujur 13. Berkomunikasi 3. Toleransi 14. Cinta damai 4. Disiplin 15. Suka membaca 5. Kerja keras 16. Peduli lingkungan 6. Kreatif 17. Peduli sosial 7. Mandiri 18. Tanggung jawab 8. Demokratis

9. Rasa ingin tahu 10. Semangat kebangsaan 11. Cinta tanah air

(25)

24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Margorejo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Penelitian ini membahas mengenai karakter disiplin kelas V SDN 1 Margorejo dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan juga pelaporan. Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, pada bulan Juli 2021. Pada tahap pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan oktober 2021 pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan guru dan siswa kelas lima dilaksanakan pada bulan Februari 2022 yang dilakukan di SD Negeri 1 Margorejo Dawe Kudu. Penelitian ini diharapkan dapat selesai tepat waktu sehingga peneliti dalam memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pengumpulan data yang pada umumnya seorang peneliti dapat menemukan data penelitian dalam bentuk kata-kata maupun gambar, dapat berupa transkrip-transkip wawancara, catatan data lapangan, dokumen pribadi, foto-foto dan lain-lainnya. Sugiyono (2016: 15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci dan hasilnya lebih menekankan makna pada generalisasi, penelitian ini menggunakan riset naratif yakni salah satu jenis penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada pengalaman individu dan menuliskannya kembali dalam bentuk kronologi naratif. Mamik (2015:3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian yang bertujuan memahami realita social, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif harus orang yang memiliki sifat open minded atau berpikiran terbuka. Rukin (2019:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

(26)

25

riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

Penelitian ini mengacu pada pendapat beberapa ahli yang cenderung terjun di lapangan dan penelitian secara langsung dapat menganalisis data yang didapat.

Rancangan penelitian ini sebagai berikut:

1) Melihat lapangan penelitian dengan cara melakukan observasi untuk mengetahui situasi yang ada di SD Negeri 1 Margorejo Dawe Kudus.

2) Mengumpulkan studi literature dengan melihat kondisi lapangan dan mengaitkan dengan teori.

3) Merencanakan tahapan dalam pemecahan masalah yang ada dengan dikaitkan teori.

4) Pelaksanaan penelitian dalam tahap ini melaksanakan penelitian kepada guru kelas V dan siswa kelas V.

5) Pengumpulan data dalam tahap ini melalui observasi awal, wawancara, dokumentasi sehingga data tersebut akan disesuaikan.

6) Melakukan analisis data, analisis data dilakukan dengan data yang sudah didapat. Data yang terkumpul direduksi, disaajikan dan disimpulkan lalu diverifikasi.

7) Penyimpulan hasil penelitian tahap ini akan menyimpulkan data yang telah dianalisis sehingga peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Dalam hal ini mengenai pengaruh lingkungan sekolah terhadap karakter disiplin siswa kelas V SD Negeri Margorejo. Evaluasi dan tindak lanjut penelitian, tahap ini merupakan tahap terakhir. Hasil penelitian akan dicoba untuk dievaluasi sehingga akan diberikan tindak lanjut terhadap permasalahan penelitian.

3.3. Peranan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memeiliki peranan yang penting untuk terwujudnya keberhasilan dalam penelitian. Agar penelitian dapat mencapai hasil yang diharapkan, peneliti harus bertanggung jawab terhadap penelitian yang dilakukan. Selain sebagai pnaggunga jawab, peneliti juga berperan sebagai

(27)

26

pendamping dari objek yang akan diteliti dan sebagai individu yang murni mengumpulkan data.

Penelitian memiliki peranan mulai dari observasi terhadap permasalahan sampai akhir menyimpulkan hasil penelitian yang didapat. Peran peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana penelitian, pengumpul data penelitian, penganalisis data hingga menyimpulkan data yang diperoleh dari penelitian tersebut. Maka dari itu peneliti memiliki peranan yang penting untuk melakukan sebuah penellitian. Kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar, peneliti berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin mengenai pengaruh lingkungan sekolah terhadap karakter disiplin siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Margorejo. Selain itu peneliti berupaya memberi solusi yang berkaitan dengan masalah yang ada sehigga penelitian dapat bermanfaat untuk kepentingan pendidikan.

3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data

Kariadinata dan Abdurahman (2012:16) mengungkapkan data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tenang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun bentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi dan rendah. Data yang penting dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif menurut Triono (2011:280) mengungkapkan data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata bukan dalam angka. Penelitian ini secara lisan maupun tulisan, data lisan diperoleh dari hasil wawancara dari narasumber.

Sedangkan data tertulis diperoleh penelitian dari pendapatan atau hasil para ahli, baik secara daring maupun luring.

Penelitian ini menggunakan pengambilan data purposive sampling yakitu pengambilan data dengan pertimbangan tertentu yang peneliti pilih guna menyelesaikan penelitian dan di lihat sesuai dengan kebutuhan peneliti, dalam pemilihan data menggunakan purposive sampling ini peneliti melihat dari kemampuan peneliti sendiri untuk menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini memiliki data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa data observasi kepada 2 siswa kelas lima sekolah dasar, serta hasil

(28)

27

wawancara dari guru kelas lima peneliti mengambil 2 siswa kelas lima terdiri 1 putra dan 1 putri untuk mengetahui pegaruh ligkungan sekolah terhadap karakter disiplin mereka di sekolah. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa buku referensi, artikel dan jurnal tentang lingkungan sekolah dan karakter disiplin siswa kelas V sekolah dasar, hasil observasi, maupun keterangan guru sebagai informasi pendukung.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek data yang diperoleh. Sumber data pada penelitian ini adalah guru kelas V yang memberikan informasi secara langsung dengan dilakukannya wawancara. Sumber data dibedakan menjadi primer dan sekunder.

Berikut penjelasan menurut Sugiyono (2016:308):

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari seseorang.

Data primer merupakan sumber data langsung memberikan data kepada pengumpul data atau peneliti. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah berupa data observasi kepada 2 siswa kelas V sekolah dasar terdiri dari 1 putra dan 1 putri, serta hasi wawancara dari guru kelas V.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung atau dapat melalui orang lain maupun teori-teori yang ada di buku. Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi data indicator lingkungan sekolah dan karakter disiplin siswa.

3.5 Pengumpulan Data

Tujuan utama dalam penelitian adalah mendapat data. Menurut Sugiyono (2016:308) pengumpulan data adalah langkah utama penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Data yang peneliti gunakan adalah observasi, menurut Sugiono (2016) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi yang akan

(29)

28

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, metode ini dilakukan dengan melakukan pendekatan secara mendalam dengan suatu komunitas lingkungan yang akan di teliti, obervasi yang dilakukan berhubungan dengan hal yang terkait lingkungan sekolah dan karakter disiplin siswa kelas V sekolah dasar.

2. Wawancara

Sugiyono (2017: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dimana peneliti ingin melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah dari responden tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara terstruktur menggunakan instrument pedoman wawancara yang sudah disiapkan. Pedoman wawancara berisi mengenai lingkungan sekolah dan karakter disiplin siswa kelas V. Narasumber dalam penelitian ini adalah Guru dan siswa kelas V. Instrumen wawancara ini dapat di lihat pada lampiran 2 dan 3.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengambilan gambar terhadap kegiatan penting dalam penelitian, seperti observasi, wawancara dan lain sebagainya.

Gambar-gambar tersebut dijadikan sumber data, juga dijadikan sebagai bukti nyata peneliti telah melakukan proses penelitian. Dokumentasi ini berupa observasi lingkungan SD Negeri 1 Margorejo, wawancara guru kelas V dan siswa kelas V. Dokumentasi diambil pada awal hingga akhir penelitian dan akan dilampirkan dalam laporan hasil penelitian.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apabila penelitian dilakukan dengan benar-bennar ilmiah sekaligus untuk menguji data yang telah didapatkan.

Hadi, Sumasno (2016) dalam penelitian kualitatif terdapat 4 jenis tektik triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

(30)

29

Trigulasi sumber berarti membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

2. Triangulasi penelitian

Triangulasi penelitian menggunakan lebih dari satu penelitian dalam mengadakan observasi atau wawancara untuk memeperoleh data yang lebih absah.

3. Triangulasi metodologis

Triangulasi metode adalah usaha untuk mengecek keabsahan data maupun mengecek keabsahan penemuan penellitian, dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama.

4. Triangulasi teoritis

Truangulasi teori memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau dipandu.

5. Trigulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi metode, karena untuk mengecek kejenuhan data dapat digunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data observasi, wawancara maupun dokumentasi.

3.7 Analisis Data

Sugiyono (2016: 335) mengungkapkan analisa data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sistensi, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, berdasarkan data yang diperoleh, lalu dikembangkan pola hubungan tertentu.

Adapun tahapannya sebagai berikut:

1. Reduksi Data

(31)

30

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dalam wawasan yang tinggi. Melalui diskusi maka wawasan peneliti dapat berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang dimiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang inti, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah proses pemberian sekumpulan informasi yang tersusun memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk grafik, pictogram dan sejenisnya, maka data saling berkaitan dalam pola hubungan sehingga mudah untuk dipahami. Penyajian data dapat dilakukan berupa uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, sedangkan dalam kualitatif sering disajikan dengan teks yang bersifat naratif.

3. Pengambilan Kesimpulan

Proses pengambilan intisari dari sajian data yang terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat. Membuat kesimpulan harus berdasarkan deskriptif data.

Menganalisis data dan menginterpretasikan data merupakan langkah yang sangat penting karena data yang terkumpul tidak dapat berarti apapun tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data. Verifikasi dilakukan dengan meninjau kembali segala pemikiran awal penelitian ketika menulis, meninjau dan menyeleksi kembali catatan-catatan lapangan, mendiskusikan kembali temuan-temuan peneliti dengan teman sejawat dan melakukan konfirmasi dengan objek studi.

(32)

31

Gambar 3.1 Tahap Analisis Data

Memahami teori ahli yang terdapat pada tahap analisis data, peneliti menguraikan analisis data mulai dari menentukan rancangan penelitian, kemudian data yang diperoleh akan direduksi sehingga dapat mengatahui hasil data yang diperoleh dilapangan. Kemudian data dapat dianalisis supaya hasil penelitian tidak bersifat subjektif. Tahap terakhir yakni menyimpulkan hasil penelitian dan melakukan evaluasi terkait dengan kendala yang ada di dalam penelitian.

Koneksi Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan

(33)

32

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2012). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Adistia, Oktafiani. (2019). Penerapan Pendidikan Karakter Di SD. Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019.

Agus Zainul Fitri. (2012). Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. 40-43.

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Alimaun, Imam. (2015). Pengaruh Kedisipinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Se-Daerah Binaan R.A. Kartini Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Kearsiphan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri SEMARANG, UNNES.

Cindy Ineke Ferdianti, Sri Handono Budi Prastowo. (2021). Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol.7, No.7, November 2021.

Cipta.

Djumali dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Yogyakara: Gava Media.

Dr. Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif. Sidoarjo. Zifatama Publisher.

Dr. Rukin, S.Pd, M.Si, (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan:

Yayasan Ahmar Cendikia Indonesia.

Fadhilaturrahmi. (2018). Lingkungan Belajar Efektif Bagi Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman 61-69.

Fahrizal, Reza. (2015). Pengaruh Sifat Percaya Diri, Lingkungan Sekolah dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Mejobo Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2014/2015. Kearsiphan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Unnes.

(34)

33

Hamalik, Oemar. (2011). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara. hlm 24.

Henny. (2017). Disiplin Di Rumah, Di Sekolah Dan Di Masyarakat. PP-PAUD Dikmas Jawa Barat.

http://pusatpendidikandan pengembangankarakte.blogspot.com/2013/07/definisi-

perilaku-baik.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/ 131568300/

Kemendikbud, R. (2018). Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Infograpis.

Kurniawan. (2017). Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhammad Sobri, Nursaptini, Arif Widodo, Deni Sutisna. 2019. Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 6, No 1, Maret 2019 (61-71).

Musolin, Nisa. (2021). Pendidikan Masa Pandemik Covid 19: Implementasi Konsep Tri Pusat Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 6 Tahun 2021 Halm 4134 - 4144.

Narwati, Sri. (2011). Pendidikan Karakter Pengintregasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Silitonga, Anita Shintauli, dkk (2014). Pengelolaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Untuk Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Manajemen Pendidkan. Vol.9 No.1

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabet.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabet, CV.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(35)

34

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumasno, Hadi. (2016). Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada Skripsi. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 74-79.

Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 82.

Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka.

Suwarno. (2011). Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Alfabeta. Hlm 112.

Triyono. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.

Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi. Jakarta: Kencana Pramedia Group.

Yuannisah, Aini. (2019). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Karakter Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu.

(36)

LAMPIRAN

(37)

4 Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan

No Jadwal Kegiatan

Juli 21 Agus

21

Sep 21

Okt 21 Nov 21

Des 21

Jan 22 Feb 22 Mar 22

Apr 22 Mei 22

Jun 22 A. Persiapan 1. Observasi 2. Pengajuan

judul

3. Penyusunan

skripsi

4. Penyusunan

instrument

5. Seminar

proposal

6. Mengurus

perizinan

B. Pelaksanaan 1. Wawancara

dengan guru

2. Wawancara

dengan siswa

C. Laporan 1. Penyusunan

laporan

2. Penyusunan

hasil penelitian

(38)

4

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru (Hasil Wawancara)

ANALISIS KEBUTUHAN LEMBAR WAWANCARA GURU KELAS V SD NEGERI 1 MARGOREJO

Nama Guru : Bu SH

Hari/Tanggal : Senin, 7 Februari 2022 Lokasi : SD Negeri 1 Margorejo

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa pendapat anda mengenai lingkungan sekolah SD 1 Margorejo dalam menunjang proses pembelajaran?

Mendukung, karena memiliki akses transportasi yang mudah, memiliki lahan yang cukup untuk melakukan kegiatan pembelajaran, memiliki fasilitas yang memadai, lingkungan yang dekat dengan jalan raya, sekolah TK, lapangan voli desa. Jadi mendukung.

2 Bagaimana pendapat anda mengenai kurikulum yang berlaku saat ini?

Materi pembelajaran terlalu banyak, sedangkan jam pembelajaran terbatas untuk penyampaian materi kurang maksimal.

3 Ada atau tidak kendala yang anda alami selama menerapkan kurikulum yang saat ini berlangsung?

Dalam penyerapak materi siswa memiliki pemahaman dan penyerapan materi yang berbeda.

4 Apakah dalam kurikulum saat ini menekankan pada pengembangan karakter?

Iya, menekankan pada karakter dalam kurikulum ini terdapat catatan yang berisi penilaian karakter anak.

5 Menurut anda karakter apa saja yang penting diterapkan dilingkungan sekolaha?

Sopan santun dan kedisiplinan

6 Bagaimana hubungan anda sebagai seorang guru dengan siswa?

Baik, terkadang siswa menceritakan permasalahan yang mereka alami.

(39)

5 7 Menurut anda bagaimana hubungan yang baik

dan efektif seorang guru dan murid dalam proses pendidikan?

Seorang guru dapat menjadi teman, guru maupun orang tua siswa.

8 Menurut anda bagaiman hubungan siswa satu dengan siswa yang lain di kelas V?

Baik, tapi terkadang ada yang memaksakan kehendak pada temannya, kadang juga berselisih paham dengan teman.

9 Menurut anda bagaimana karakter siswa kelas V?

Baik, karakter anak pada umumnya suka berantem dengan teman, tidak disiplin mengerjakan tugas, tidak membuang sampah pada tempatnya, kurang menerapkan sopansantun pada guru.

10 Bagaimana karakter disiplin pada siswa kelas V?

Baik, tapi ada beberapa siswa yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugas rumah, ada beberapa siswa yang tidak menaati peraturan sekolah misl membuang sampah pada tempatnya, ada siswa yang gaduh dan bertengkar di kelas.

11 Ada atau tidak masalah kedisiplinan pada kelas V yang anda lihat?

Ada, misal beberapa siswa yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugas rumah, ada beberapa siswa yang tidak menaati peraturan sekolah misl membuang sampah pada tempatnya.

12 Menurut anda apakah sulit menanamkan nilai kedisiplinan pada siswa kelas V?

Sulit, karena penanaman kedisiplinan itu tidak hannya di tekankan di sekolah tetapi harus di lingkungan keluarga juga, sedangkan masih banyak orang tua siswa yang belum mendukung penanaman karakter disiplin pada anak karena kurangnya pengetahuan.

13 Apa menurut anda cara yang dapat digunakan dan diterapkan untuk menumbuhkan rasa disiplin pada siswa, terutama kelas V?

Dengan memberi motivasi, membuat perjanjian di kelas V untuk melakukan kegiatan disiplin yang sanksinya sudah

(40)

6

disepakati, berkomunikasi dengan orang tua siswa terkait kedisiplinan siswa.

14 Ada atau tidak sanksi yang diberikan sekolah jika terdapat siswa yang kurang disiplin menaati peraturan sekolah?

Ada, siswa pada awal pembelajaran di kelas V ada beberapa perjanjian yang harus mereka taati seperti disiplin berangkat sekolah, mengerjakan tugas dan lain sebaginnya, jika mereka melanggar maka mereka akan mendapatkan sanksi yang sudah disepakati bersama.

15 Bagaimana anda menyikapi siswa, terutama kelas V yang kurang disiplin di lingkungan sekolah?

Dengan memberikan motivasi siswa untuk melakukan kedisiplinan di sekolah, jika siswa melanggar maka teguran keras dan sanksi yang sudah disepakati akan diterapkan.

Kesimpulan:

Hasil wawancara dengan guru kelas memperlihatkan masih adanya siswa yang kurang dalam penerapan kedisiplinan dilingkungan sekolah, misal lupa mengerjakan tugas, membuang sampah sembarangan atau tidak menjaga kebersihan, terkadang dalam kelas masih suka bertengkar dengan teman. Lingkungan sekolah sudah baik dalam sarana dan prasarana maupun lingkungan.

Guru Kelas V

Bu SH NIP.

Kudus,

Pewawancara

Veni Ratna Indah Sari NIM.201833056

(41)

7

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa (Hasil Wawancara)

ANALISIS KEBUTUHAN LEMBAR WAWANCARA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 MARGOREJO

Nama Siswa : VAP

Hari/Tanggal : Senin, 7 Februari 2022 Lokasi : SD Negeri Margorejo

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa pendapat kamu mengenai lingkungan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran?

Baik, akses kendaraan mudah

2 Ada atau tidak media pembelajaran yang di gunakan disekolah?

Ada, tekadang guru menggunakan media pembelajaran di materi-materi tertentu.

3 Apa perasaan kamu sekolah disini? Senang, karena banyak teman, dekat dengan rumah.

4 Bagaimana teman-teman sekelas kamu dikelas V?

Ada yang baik, ada yang jail.

5 Apakah teman-teman kamu baik kepada kamu? Baik, tapi terkadang ada yang kurang baik dengan tidak mengajak saya berbicara tapi hanya sesaat.

6 Bagaimana menurut kamu hubungan siswa dengan guru?

Baik, bu guru memberikan penjelasan materi lebih lanjut jika kita masih bingung dengan materinya.

7 Bagaiaman menurut kamu hubungan kamu dengan teman kelas?

Baik, tapi terkadang ada yang kurang baik dengan tidak mengajak saya berbicara tapi hanya sesaat.

8 Sarana prasara apa aja yang ada disekolah? Ruang kelas, ruang guru, kantin, UKS, perpustakaan, kamar mandi, gudang, mushola.

(42)

8 9 Ada atau tidak kesulitan yang kamu alami di

kelas maupun sekolah?

Ada, dalam proses pembelajaran materi banyak, susah memahami materi dengan baik.

10 Apa pendapat kamu mengenai kegiatan kelas? Terkadang menyenangkan jika materi yang diajarkan mudah dan saya sukai, terkadang membosankan karena materi yang saya kurang sukai.

11 Bagaimana karakter teman kelas kamu? Ada yang baik, dan jail.

12 Apakah kamu sudah menerapkan karakter disiplin di sekolah?

Sudah, misal disiplin berangkat tepat waktu, mengerjakan tugas.

13 Bagaimana selama ini kamu menaati peraturan sekolah?

Contoh peraturan sekolah berangkat tepat waktu dengan bangun pagi secara mandiri, shalat subuh, siap-siap keperluan sekolah, sarapan dan berangkat.

14 Adakah teman kamu yang selalu tepat waktu dalam kegiata pembelajaran?

Ada, sebelum pelajaran sudah berada di kelas.

15 Apakah kamu berangkat tepat waktu? Iya, berangkat tepat waktu.

16 Adakah teman kamu yang sering terlambat? Ada yang terlambat ada juga yang hampir terlambat.

17 Apakah kamu sering terlambat? Tidak, karena sudah biasa bangun pagi.

18 Apakah kamu menggunakan seragam dengan baik sesuai ketentuan sekolah?

Iya, saya menggunakan seragam dengan baik.

19 Apakah kamu pernah melanggar tata tertib sekolah?

Pernah, lupa mengerjakan tugas rumah.

20 Apakah ada teman kamu yang melanggar tata tertib sekolah?

Ada, terlambat sekolah, membuang sampah sembarangan, kurang sopan dan tidak mengerjakan tugas sekolah tepat waktu.

(43)

9 Kesimpulan:

Dari wawancara siswa diatas masih ditemukan siswa yang kurang disiplin, memang tidak semua siswa, tetapi ada siswa yang kurang dalam penerapan karakter disiplin dilingkungan sekolah, lingkungan sekolah sudah baik, dalam sarana dan prasarana maupun lingkungan sekitar sekolah.

Siswa Kelas V

VAP

Kudus,

Pewawancara

Veni Ratna Indah Sari NIM.201833056

Referensi

Dokumen terkait