• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.

1. Secara Teoritis Hasil dalam penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya untuk dapat membentuk karakter disiplin siswa yang baik.

2. Secara Praktis memberikan informasi untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.

8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan berjudul “Analisis Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Margorejo” memiliki beberapa ruang lingkup sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada tahun 2021/2022.

2. Menurut Kemendiknas (2011) ada 18 nilai karakter, peneliti mengkaji 1 dari 18 karakter tersebut yakni kedisiplinan, karakter disiplin adalah salah satu karakter utama yang di tekankan pada pendidikan di Indonesia.

1.6 Definisi Operasional

Definisi oprasional menjelaskan judul penelitian yang diteliti guna menghindari salah penafsiran, sebagai berikut.

1.6.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Lingkungan sekolah adalah salah satu lingkungan belajar siswa selain lingkungan keluarga dan masyarakat. Ligkungan sekolah termasuk kedalam lingkungan pendidikan formal yaitu pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh pemerintah atau lembaga kerkait yang menaungi sekolah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekolah, dalam lingkungan sekolah siswa dapat melakukan banyak kegiatan pembelajaran karena sekolah memberikan fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan selama pelaksanaan pembelajaran.

1.6.2 Karakter Disiplin Siswa

Karakter adalah sifat, kepribadian yang dimiliki seorang individu, bisa berupa kebaikan, moral, yang di perlihatkan oleh individu dengan prilaku tertentu.

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sedangkan karakter disiplin siswa

9

adalah sifat yang dimiliki seorang siswa sekolah dalam menunjukkan perilaku patuh dan taat pada peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah.

1.6.3 SD Negeri 1 Margorejo

Lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah dasar yang ada pada naungan negara yang berada di Desa Margorejo Rt01/Rw07, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kode pos 593353, Indonesia.

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Koseptual

Pokok pembahasan dalam pustaka ini akan membahas variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai variabel yang meliputi: 1) Pelaksanaan pembelajaran di sekolah, 2) Karakter disiplin siswa SD.

2.1.1 Hakikat Pembelajaran di Sekolah 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran di Sekolah

Menurut Hamalik, Oemar (2011) Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran yaitu:

1. Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.

2. Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan.

3. Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.

Sekolah menurut Fadhilaturrahmi (2018) mendefinisikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar mampu menjalin tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individu maupun social.

Yuannisah (2018) mendefinisikan lingkungan sekolah selain mengajarkan pembelajaran akademik tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan etika dalam berperilaku atau yang biasa disebut karakter.

2.1.1.2 Fungsi Sekolah

Menurut Hamalik, Oemar (2011) fungsi-fungsi lingkungan sekolah secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Mendidik calon warga Negara yang dewasa, 2) Mempersiapkan calon warga masyarakat, 3) Mengembangkan cita-cita profesi/kerja,

4) Mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru,

11 5) Pengembangan pribadi (realisasi diri)

Fungsi lingkungan sekolah menurut Suwarno (2011) adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan 2) Spesialisasi

3) Efisiensi 4) Sosialisasi

5) Konservasi dan transmisi cultural 6) Transisi dari rumah ke masyarakat.

2.1.1.3 Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Menurut Slameto (2015; 64) menyatakan ada beberapa unsur lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap belajar anak:

1. Metode mengajar

Metode mengajar mempengaruhi belajar, Metode mengajar guru yang kurang baik aka mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula dan sebaliknya.

2. Kurikulum

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar dan begitupun sebaliknya.

3. Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

4. Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi dengan baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5. Disiplin sekolah

Kedislipinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

6. Alat pelajaran

Alat pelajar yang baik dan lengkap perlu agar guru dapat mengajar dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

7. Waktu sekolah

12

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/ malam hari.

8. Standar belajar di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya perlu memberipelajar di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepad guru.

9. Keadaan gedung

Dengan keadaan gedung dan kelas yang kurang memadai bagi siswa maka siswa akan merasa tidak nyaman dalam belajar.

10. Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.

11. Tugas rumah

Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

2.1.1.4 Indikator Lingkungan Sekolah

Menurut Ahmadi (2007: 187) lingkungan sekolah terdiri dari beberapa unsur yakni sebagai berikut:

1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung, mebel, dan perlengkapan sekolah lainnya).

2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan maupun faktor-faktor yang menjadi keseluruhan program pendidikan.

3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas peserta didik, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.

4. Nilai-nilai, norma, system peraturan dan iklin kehidupan sekolah.

Menurut Sukmadinata (2009:164) lingkungan sekolah meliputi:

1. Lingkungan fisik sekolah (keadaan sekitar sekolah) 2. Fasilitas sekolah (sarana prasarana belajar yang ada)

13

3. Lingkungan social (hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya)

Sedangkan Fahrizal, Reza (2015) berpendapat mengenai indikator lingkungan sekolah sebagai berikut:

1) Kurikulum sekolah

Perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pembelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

2) Letak lingkungan sekolah

Letak lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan tempat proses belajar mengajar berlangsung, apakah letak sekolah atau lembaga pendidikan strategis atau kurang strategis untuk kegiatan pendidikan.

3) Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

4) Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi dengan baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Prasarana fisik

Prasarana yang ada dilingkungan sekolah untuk menunjang proses pendidikan.

Indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Fahrizal, Reza (2015) yaitu kurikulum sekolah, letak lingkungan sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, prasarana fisik.

2.1.2 Hakikat Karakter Disiplin 2.1.2.1 Pengertian Karakter Disiplin

Karakter menurut Silitonga (2014) adalah suatu ciri tertentu yang dimiliki oleh seseorang maupun benda mati. Yaumi (2014) mengungkapkan karakter adalah

14

moral, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap individu yang ditunjukkan kepada individu lainnya dengan tindakan tertentu. Sedangkan menurut Rosidatun (2018) karakter adalah nilai dasar pembentuk pribadi seseorang, terbentuk dari pengaruh hereditas, maupun pengaruh lingkungan yang berbeda dari yang lainnya dengan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari. Menurut Kemendiknas (2011) ada 18 nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab. Dari 18 karakter yang ada peneliti mengambil salah satu karakter yang menjadi utama dalam pengembangan karakter pada anak yakni karakter disiplin didalam lingkungan sekolah. Disiplin menurut kemendiknas (dalam wibowo 2012:43-44), disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Menurut Narwati, Sri (2011) Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu karasso yang berarti cetak biru, format dasar atau sidik, seperti sidik jari. Pendapat lain menyatakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam. Karakter merupakan prilaku baik dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai amanah dan tanggung jawab.

Pendidikan karakter menurut Wibowo (2012:36) bahwa pendidikan karakter merupakan peroses pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur, dan menerapkan serta memperaktikan dalam kehidupanya, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun warga negara.

2.1.2.2 Ruang Lingkup nilai-nilai Karakter

Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dankarakter bangsa yang dibuat oleh Diknas bersumber dari agama, Pancasila budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

1. Religius; mengucapkan salam, berdo’a sebelum dan sesudah belajar melaksanakan ibadah keagamaan, merayakan hari besar keagamaan.

2. Jujur; membuat dan mengerjakan tugas secara benar, tidak menyontek atau memberi contekan, membangun koperasi atau kantin kejujuran,

15

melakukan sistem perekrutan siswa secara benar dan adil, melakukan sistem penelitian yang akuntabel dan tidak melakukan manipulasi.

3. Toleransi; memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan, serta menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan kelompok yang lain.

4. Disiplin; guru dan siswa hadir tepat waktu, menegakkan prinsip dengan mendirikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi, menjalankantata tertib sekolah.

5. Kerja keras; pengelolaan pembelajaran yang menantang, mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi, berkompetisi secara fair, memberikan penghargaan bagisiswa yang berprestasi.

6. Kreatif; menciptakan ide-ide baru di sekolah, menghargai karya yang unik dan berbeda, membangun suasana belajar yang mendorong munculnya kreativitas siswa.

7. Mandiri; melatih siswa agar mampu bekerja secara mandiri, membangun kemandirian siswa melalui tugas-tugas yang bersifat individu.

8. Demokrasi; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas secara demokratis, mendasarkan setiap keputusan pada musyawarah mufakat.

9. Rasa ingin tahu; sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi keingintahuan siswa, sekolah memberikan fasilitas melalui media cetak maupun elektronik, agar siswa dapat mencariinformasi yang baru.

10. Semangat kebangsaan; memperingati hari-hari besar nasional meneladani para pahlawan nasional, berkunjung ketempat yang bersejarah, melaksanakan upara rutin sekolah, mengikut sertakan kegiatan-kegiatan kebangsaan, memajang gambar tokoh-tokoh bangsa.Disiplin; guru dan siswa hadir tepat waktu, menegakkan prinsip dengan mendirikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi, menjalankantata tertib sekolah.

11. Cinta tanah air; menanamkan nasionalisme dan ras persatuan dan kesatuan bangsa, menggunakan bahasa Indonesia dengan baikdan benar,

16

memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara, bangga dengan karya bangsa, melestarikan seni dan budaya bangsa.

12. Menghargai prestasi; mengabdikan dan memajang hasil karya siswa di sekolah, memberikan reward setiap warga sekolah yang berprestasi, melatih dan membina generasi penerus untuk mencontoh hasil atau prestasi generasi sebelumnya.

13. Bersahabat/komunikatif; saling menghargai dan menghormati, guru menyayangi siswa dan siswa menghormati guru, tidak menjaga jarak, tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi.

14. Cinta damai; menciptakan suasana kelas yang tentram, tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan, mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan sekolah.

15. Gemar membaca; mendorong dan memfasilitasi siswa untuk gemar membaca, setiap pembelajaran didukung dengan sumber bacaan atau referensi, adanya ruang baca, baik di perpustakaan maupun ruang khusus tertentu, menyediakan buku-buku sesuai dengan tahap perkembangan siswa, menyediakan buku-buku yang menarik minat siswa.

16. Peduli lingkungan; menjaga lingkungan kelas dan sekolah, memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik tanpa menginjak atau merusaknya mendukung progam go green (penghijauan) di lingkungan sekolah, tersedianya tempat untuk membuang sampah organik dan non organik, menyediakan kamar mandi, air bersih, dan tempat cuci tangan.

17. Peduli sosial; sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang kurang mampu, melakukan kegiatan bakti sosial, melakukan kunjungan didaerah atau kawasan marginal, memberikan bantuan kepada lingkungan masyarakat yang kurang mampu, menyediakan kotak amal atau sumbangan.

18. Tanggung jawab; mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik, bertanggung jawab setiap perbuatan, melakukan piket sesuai dengan

17

jadwal yang telah ditetapkan, mengerjakan tugas kelompok secara bersama.

2.1.2.3 Indikator Karakter Disiplin

Menurut Arikunto indikator kedisiplinan siswa sebagai berikut:

1. Mengerjakan tugas sekolah di rumah

Mengerjakan tugas sekolah dirumah maksudnya adalah jika ada pekerjaan rumah (PR) dari guru maka siswa selalu mengerjakannya dirumah secara individu maupun kelompok dan bertanya kepada bapak atau ibunya.

2. Mempersiapkan keperluan sekolah di rumah

Mempersiapkan keperluan sekolah dirumah maksudya adalah setiap sore atau malam hari siswa selalu mempersiapkan perlengkapan belajar misalnya buku tulis, buku paket, dan alat tulis yang akan dibawa kesekolah.

3. Sikap siswa di kelas

Sikap siswa dikelas maksudnya adalah pada saat guru menerangkan materi pelajaran maka siswa memperhatikannya dan tidak membuat kegaduhan di kelas serta jika ada tugas dari guru maka siswa akan langsung mengerjakannya.

4. Kehadiran siswa

Kehadiran siswa maksudnya adalah siswa tidak terlambat pada saat pembelajaran akan dimulai maka siswa akan datang kekelas lebih awal dan siswa tidak membolos pada saat pembelajaran dimulai.

5. Melaksanakan tata tertib di sekolah

Mengerjakan tata tertib disekolah maksudnya semua aturan yang tetulis baik mengenai seragam maupun sikap disekolah harus ditaati dan patuhi.

Dalam Suryosubroto (2010) kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekedar sebagai kelengkapan disekolah. Pada dasarnya tata-tertib untuk murid adalah sebagai berikut:

18

a. Murid harus datang disekolah sebelum pelajaran dimulai.

b. Murid harus sudah siap menerima pelajaran sesuai dengan jadwal sebelum pelajaran itu dimulai.

c. Murid boleh pulang jika pelajaran telah selesai.

d. Murid wajib menjaga kebersihan dan keindahan kelas.

e. Murid wajib berpakaian sesuai dengan yang di tetapkan oleh sekolah.

f. Murid harus juga memperhatikan kegiatan ekstra kurikuler seperti: pramuka, kesenian, pmr, dan sebagainya.

g. Murid wajib mengerjakan tugas dengan benar dan tepat waktu.

h. Murid wajib menghormati kepala sekolah, guru dan sesama teman.

Alimaun, Imam (2015) berpendapat mengenai indikator karakter disiplin sebagai berikut:

1) Disiplin berangkat sekolah

Siswa diharapkan mampu berangkat sekolah sesuai waktu yang sudah ditentukan, sesuai ketentuan sekolah.

2) Disiplin mengikuti pembelajaran

Siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan di sekolah, kelas dengan baik dan tertib.

3) Disiplin mengerjakan tugas

Siswa diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu.

4) Disiplin belajar dirumah

Siswa diharap dapat melakukan poses pembelajar dirumah secara mandiri, baik dengan didampingi orang tua.

5) Disiplin menaati tata tertib sekolah

Siswa diharpkan dapat mematuhi dan menerapkan peraturan sekolah dengan baik.

19

Indikator yang sesuai dan dikembangkan dalam penelitian ini merujuk dari pendapat Suryosubroto (2010), karena dalam penelitian ini mengambil lingkup pembelajaran di sekolah dimana semua kegiatan yang diamati dan diteliti oleh peneliti berlangsung di ranah lingkungan sekolah, mencakup tentang kedisilinan siswa dimana sekolah memiliki tatatertib yang harus di patuhi siswa sebagai salah satu gambaran nilai kedisiplinan.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Berdasarkan penelitian yang sesuai dengan topik pembahasan yang dibahas oleh peneliti diantara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Sobri, Nursaptini, Arif dan Deni (2019) yang berjudul “Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kultur sekolah”

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan karakter disiplin siswa melalui beberapa identifikasi kultur sekolah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya menggambarkan dan melukiskan mengenai proses pembentukan karakter disiplin siswa melalui beberapa identifikasi kultur sekolah.

Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti berdasarkan tujuan dan kriteria tertentu. Penentuan subjek penelitian didasarkan pada ciri-ciri atau karakteristik tertentu berdasarkan penilaian subjektivitas peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakter disiplin siswa terbentuk melalui beberapa identifikasi kultur sekolah yakni artifak sekolah, tata tertib, ritus atau upacara-upacara, dan nilai-nilai atau keyakinan yang dianut warga sekolah.

Dengan demikian disiplin sangat penting untuk perkembangan siswa agar berhasil mencapai hidup yang bahagia, bisa beradaptasi dengan baik dalam lingkungan sosial termasuk di lingkungan sekolah. Upaya pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah mencakup segala hal yang mempengaruhi siswa untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

20

Penelitian yang dilakukan oleh Cindy dan Sri (2021) berjudul “Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara” pentingnya kultur sekolah untuk memperkuat karakter disiplin siswa dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatak deskriptif. Karakter disiplin sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, namun secara umum masih terdapat perilaku tidak disiplin yang dilakukan siswa di sekolah. Karakter kedisiplinan siswa dapat terbentuk dari berbagai faktor, termasuk budaya sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya sekolah terhadap karakter disiplin siswa di SMAN 2 Taruna Bhayangkara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara 2. Karakter kedisiplinan siswa terbentuk melalui beberapa identifikasi budaya sekolah yaitu bangun pada waktu Subuh, ibadah berjamaah, upacara, pembiasaan pada awal dan akhir pembelajaran. Kegiatan Belajar Mengajar, dan Tata Tertib Sekolah. Budaya sekolah di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara berpengaruh terhadap penguatan karakter disiplin siswa.

Peneliti dilakukan oleh Wuri, Bunyamin, dan Dasim (2014) berjudul

“Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar”Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan mendiskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di sekolah dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter. Penelitian ini pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, dengan subjek kepala sekolah, guru, dan siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Sapen dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter; (2) menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas; (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah; (4) membuat pos afektif di setiap kelas; (5) memantau perilaku

21

kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan harian; (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah; (7) melibatkan orang tua; (8) melibatkan komite sekolah; dan (9) menciptakan iklim kelas yang kondusif.

Penelitian oleh Fadillah Annisa (2019) berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah Dasar” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter disiplin di Indonesia sekolah dasar dan diharapkan dapat menemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan tersebut dari pendidikan karakter. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pembelajaran dilaksanakan di SDN 29 Lubuk Alung, dengan mata pelajaran kepala sekolah, guru, dan siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Itu Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SDN 29 Lubuk Alung melalui enam kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter, (2) menetapkan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas, (3) mengerjakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur berjamaah, (4) membuat pos afektif di setiap kelas, (5) memantau perilaku disiplin siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan sehari-hari, (6) melibatkan orang tua (7) melibatkan komite sekolah.

Tabel 2.1 Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian Penelitian Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinalitas 1 Sobri,

Penelitian ini sama-sama membahas

Penelitian ini sama-sama membahas

Subjek penelitan yang diteliti yakni

Penelitian akan bersifat khusus

22

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan konsep pemikiran peneliti untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dan mudah dalam proses penelitiannya. Penelitian ini mengkaji mengenai peran lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter disiplin pada siswa SD Negeri 1 Margorejo, berikut adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini.

23

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Analisis Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karater Disiplin Pada Siswa kelas V SD

Negeri 1 Margorejo Dawe Kudus

Indikator Lingkungan Sekolah 1. Kurikulum sekolah

2. Letak lingkungan sekolah 3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Prasarana fisik

Indikator Karakter Disiplin 1. Disiplin berangkat sekolah 2. Disiplin mengikuti pembelajaran 3. Disiplin mengerjakan tugas 4. Disiplin belajar dirumah

5. Disiplin menaati tatatertib sekolah

Hasil Pengamatan hubungan lingkungan sekolah dengan karakter disiplin

1. Reputasi atau nama sekolah menjadi baik.

2. Proses belajar mengajar menjadi efektif dan menyenangkan.

3. Membentuk karakter siswa menjadi baik.

4. Mendapatkan prestasi akademik maupun non akademik Unsur- unsur Lingkungan Sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa

Dokumen terkait