PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tinjauan Hukum Islam tentang Praktek Jual Beli Mata Uang Rusak (Studi Kasus Pasar Kayen Pati). Praktik jual beli mata uang dihentikan di Desa Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung Timur. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Uang Rusak di Desa Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Pengertian Uang
19 Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hal.139. 5) Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran yang sah, bukan komoditas.20 b. Uang adalah alat tukar atau ukuran ukuran nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara dalam bentuk uang kertas, emas, perak atau logam lainnya yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Uang adalah segala sesuatu yang diterima secara umum dalam bidang ekonomi tertentu sebagai alat pembayaran jual beli hutang.
Fungsi Uang
Dengan uang tersebut seseorang dapat memiliki atau memiliki suatu komoditi, dan orang yang memiliki komoditi tersebut dapat menerima uang sebagai harga dari komoditi tersebut. Jadi, uang berkaitan dengan masalah produksi dan distribusi barang, dan uang juga digunakan sebagai media bagi produsen dan konsumen. Yang dimaksud dengan satuan hitung adalah uang sebagai alat yang digunakan untuk mewakili nilai barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar dan jumlah kekayaan yang dapat dihitung berdasarkan harga barang.
Jenis – jenis Uang
Jenis uang dapat dilihat dari nilai yang terkandung di dalamnya, baik itu nilai intrinsik maupun nilai nominal (eksternal). 33 Soherman Rosyidi, pengantar teori ekonomi, pendekatan teori ekonomi mikro. uang yang terbuat dari logam atau kertas. Jenis uang ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a) Uang full body adalah uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, misalnya uang logam, dimana nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang tersebut sama dengan nilai nominal yang tertulis pada uang.
Jenis Uang Tidak Layak Edar
Uang kertas yang rusak masih utuh dengan atau tanpa nomor seri seluruhnya dan > 2/3 (lebih dari dua per tiga)41. Uang kertas yang rusak tidak membentuk satu kesatuan yang utuh tetapi terbagi menjadi tidak lebih dari 2 (dua) bagian yang terpisah dan kedua nomor seri pada uang kertas yang rusak adalah lengkap dan identik serta > 2/3 (lebih dari dua pertiga) dari ukuran aslinya. dan ciri-ciri uang kertas dapat digunakan untuk mengetahui keasliannya. Uang kertas yang rusak tidak membentuk satu kesatuan, tetapi dibagi menjadi maksimal 2 (dua) bagian terpisah dan nomor seri kedua uang kertas yang rusak berbeda.
Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf)
- Pengertian Al-Sharf
 - Hukum Jual Beli Mata Uang (al-sharf)
 - Rukun dan Syarat Jual Beli Mata Uang (al-sharf)
 
Padahal dalam banyak kegiatan seringkali diperlukan jual beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang yang sejenis maupun antar jenis mata uang yang berbeda, untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Imam Hanafi dan Imam Syafi'i berpendapat bahwa jual beli mata uang adalah tunai sampai kedua belah pihak berpisah, baik menerimanya segera atau nanti64. Karena jual beli mata uang berbeda dengan jual beli lainnya, dikarenakan adanya kedua syarat ini dalam beberapa hal.
Upah (Ujrah)
- Pengertian Upah (Ujrah)
 - Dasar hukum Upah (Ujrah)
 - Rukun dan syarat Upah (Ujrah)
 - Macam- macam Upah (Ujrah)
 
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang bersifat mutlak tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Layanan adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara individual, pada dasarnya tidak berwujud, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak perlu terikat dengan penjualan produk atau layanan lain.75 Memproduksi layanan mungkin memerlukan atau mungkin tidak memerlukan penggunaan objek nyata.
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah memberi upah kepada ibu yang diceraikan suaminya kemudian menyusui anak hasil perkawinan sebelumnya. Hadis di atas menjelaskan betapa Rasulullah menghargai seseorang yang telah memberikan tenaganya untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Sehingga dia mencela orang yang mengambil kesempatan terhadap pekerja dan tidak memberi upah kepada mereka, dengan ancaman menjadi salah seorang musuh Rasulullah saw di hari akhir.
Ayat-ayat al-Quran dan hadis di atas menjadi asas ijmak fuqaha tentang kesahihan akad ijarah, dan tidak ada seorang pun ulama yang menafikan kesahihannya. Ujra wajib mengetahui jumlah kedua belah pihak, baik dalam sewa maupun gaji pekerjaan. Gaji yang telah disebut (ajrul musamma) ialah gaji yang telah disebut pada awal transaksi, syaratnya ialah bila.
Untuk tempoh yang tidak ditentukan, penyewa ini tidak boleh bekerja untuk sesiapa selain daripada orang yang mengikat kontrak dengannya.
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh.88 Dalam menggunakan wawancara, peneliti sering disebut informan/ narasumber. Sumber data primer adalah sumber pertama dimana data dibuat 89 Sumber data primer adalah masyarakat desa Raman Utara yang terlibat langsung dalam praktik jual beli mata uang (al-Sharf), baik sebagai penjual maupun pembeli. dan Bank Indonesia. Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua setelah sumber data primer.
Meskipun disebut sebagai sumber data kedua (pelengkap), dokumen tidak dapat diabaikan dalam suatu penelitian, terutama dokumen tertulis seperti buku, jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Buku yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Ibnu Rusyd, Terjemahan bidayatul mujtehid (Semarang, CV. ASY-SYIFA, vol.3) Mas'adi gufron, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cashmere, Banks and Islamic Lembaga keuangan. 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (al-sharf) dan Pedoman Penukaran Uang Yang Tidak Layak Edar.
Teknik pengumpulan data
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang sudah termasuk dalam kategori wawancara yang lebih murah pelaksanaannya dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan yang lebih terbuka, dimana pihak yang diundang wawancara dimintai pemikiran dan gagasannya. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai penulis transaksi jual beli mata uang (al-sharf), baik pembeli maupun penjual, serta Unit Pengelola Uang Rupiah Bank Indonesia.
Dimana peneliti menyusun pertanyaan disposisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktik transaksi jual beli uang (al-sharf). Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, majalah, peraturan, catatan harian, dll. 93 Dapat dipahami bahwa dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari sumber tertulis, telah ada . adalah. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah buku-buku perpustakaan yang memuat landasan teori uang dan jual beli mata uang (al-sharf), seperti rukun-rukun hukum jual beli mata uang (al-sharf).
Teknik analisis Data
Praktek jual beli uang rusak/usang yang terjadi di Raman Utara merupakan bentuk kebutuhan masyarakat akan fungsi uang itu sendiri sebagai alat tukar. Praktek jual beli uang kertas rusak ini juga dilakukan oleh Bapak “W.g” selaku pembeli uang kertas rusak keliling yang telah menjalankan profesinya selama kurang lebih 3 (tiga) tahun. Sehingga dinilai cukup bermanfaat, karena uang pembeli dapat ditukar dengan uang rusak dengan penggantian setengahnya.
Berdasarkan penjelasan al-sharf, praktik jual beli uang kertas rusak di Raman Utara sekilas bisa masuk dalam kategori jual beli. Dalam konteks pelayanan, praktik jual beli uang rusak juga berpeluang menjadi bagian dari pelayanan. Praktik jual beli uang kertas rusak yang terjadi di Raman Utara dalam konteks yang ditawarkan dapat masuk dalam dua kategori objek perdagangan.
Terkait dengan ide dasar jual beli sebagai proses yang menguntungkan adalah praktik jual beli uang rusak masyarakat Raman Utara. Praktek jual beli uang kertas rusak dapat menimbulkan permasalahan hukum yang timbul dalam prakteknya. Dimana terjadi praktek jual beli uang rusak, pembeli uang rusak (keranjang uang) membeli uang rusak/usang dari penjual uang rusak dengan nilai nominal setengah harga uang tersebut.
Berdasarkan pemaparan tentang praktek jual beli uang rusak di Desa Ratna Daya Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur dilihat oleh.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Praktik Jual Beli Mata Uang Rusak di Desa Raman Utara, Kabupaten
Adapun mengenai uang rusak yang dapat ditukar dengan uang asli, pembeli uang rusak memberikan kriteria uang rusak yang harus memenuhi kriteria tersebut. Praktek jual beli uang kertas yang rusak ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Raman Utara yang telah merusak uang kertas tersebut dan umumnya uang kertas tersebut telah dimakan rayap atau uang kertas tersebut sudah terpotong. Uang rusak yang sering dikira pembeli uang rusak pada hakekatnya masih dianggap sebagai alat pembayaran yang sah, terbukti dengan jumlah uang yang masih memenuhi kriteria uang rusak.
Adapun bagi pembeli uang rusak (keranjang uang) mereka diuntungkan dengan mendiskontokan nilai mata uang yang harus mereka terima. Mengenai fungsi uang ini, uang rusak yang diperjualbelikan oleh masyarakat adalah uang yang masih memiliki nilai tukar atau nilai ekstrinsik. Hal inilah yang menjadi acuan bagi pembeli uang kertas rusak dalam mengumpulkan uang kertas rusak dari masyarakat untuk ditukarkan di bank.
Sehingga praktek antara pembeli dan penjual uang rusak di Desa Ratna Daya Raman Utara mengandung unsur riba. Ada dua aspek yang menjadi indikator adanya riba dalam praktik jual beli uang hasil korupsi, yaitu pengurangan nilai nominal dan akad jual beli. Sehingga menurut pengamatan peneliti, praktik penukaran uang rusak yang terjadi di Raman Utara tidak termasuk dalam praktik jasa penukaran uang, melainkan dikualifikasikan dalam kategori jual beli uang sebagai komoditi dan berdasarkan nilai nominalnya. uang.
Praktek jual beli mata uang rusak yang terjadi di Desa Ratna Daya Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur mengenai syarat jual beli mata uang (al-sharf), bahwa jual beli tersebut mengandung unsur riba. Unsur riba disini adalah pembeli uang rusak mengambil kelebihan berupa pengurangan setengah harga dari nominal uang rusak yang diperjualbelikan. Diharapkan masyarakat baik penjual maupun pembeli tidak melakukan praktik jual beli uang rusak (al-sharf) dengan setengah harga karena mengandung unsur riba.
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Mata Uang Rusak di Desa
PENUTUP
Saran
Dalam prakteknya, sebaiknya pembeli uang kertas rusak memberikan keterangan bahwa nilai nominal uang rusak tersebut jika ditukar dengan Bank Indonesia masih utuh, dan jika dijual kepadanya akan dikenakan biaya transportasi atau akomodasi mengingat jarak ke bank Indonesia dan sulitnya mencari uang yang rusak, sehingga akan ada pembayaran berupa layanan penukaran. Ahmad Hasan, Islamic Currency (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Ajid thorir, Perkembangan Peradaban di Wilayah Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hal.344. Eko suprayitno, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), p.198 Harun Nasrun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000) Hendi Suhendi, fiqh muamalah, (Jakarta: rajawali, 2013).
Ibn Rushd, Bidayat al-Mujtahid wa nihayat al-Muqtasid, Juz III, Cet 1 (Cairo: . al-Maktabah al-Kulliyat al-Ashariyah, 1989), i Syarifuddin, "Journal of Law and Sharia", Al-Bayyinah, ( Watampone: State College of Islamic Studies [STAIN]), Vol. IV 2011. Ibnu Rusyd, Oversættelse bidayatul mujtahid (semarang, CV. SYIFA, jld. 3) Imam Mustofa, nutidig muamalah fiqh , ( Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,. Rety Aryani, "Implementering af Fatwaen fra National Styariah Council i det indonesiske Ulema Council nr. 28/DSN-MUI/III/2002 ved Bank Muamalat Metro Branch Office (KCP), afhandling, Department of Sharia, Jurai Siwo State Islamic High School , Metro.