• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Jam Kerja PDF

N/A
N/A
Andri Arifin7

Academic year: 2024

Membagikan " Jumlah Jam Kerja PDF"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Jumlah Jam Kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung pula pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan mengahsilkan produk yang lebih kecil daripada bila jam kerjanya lebih banyak.

Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian sehingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau pekerjaan tidak bisa diselesaikan pada slang hari, maka perlu untuk kerja malamlovertime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal maka konsultan akan memenuhi secara sungguh-sungguh "Netw,ork Planning" yang umumnya dibuat oleh Kontraktor dengan Metode Lintas Kritis (Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya "Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin "Network Planning" dari Kontrakrtor dan akan membantu Kontrakrtor dalam mereview clan menyusun kembali "Network Planning" tersebut bila diperlukan.

Pengendalian skedul pelaksanaan lainnya dapat menggunakan

"Barchart / S-Curve" yang bisa juga dapat digunakan "Vektor Diagram” 'yang balk dan cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukan lokasi dan «-aktu. Skedul ini. pada arah " basis " menunjukan lokasi atau STA, sedangkan pada arah “ ordinat " menggambarkan waktu.

14. Pengendalian Biaya

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum : 1. Biaya Kegiatan

2. Estimate Quantity/volume pekerjaan.

(2)

Guna pengendalian biaya pelaksanaan kegiatan, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga volume yang dibayarkan sesuai dengan gambar rencana atau terpasang. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan yang dianggarkan.

 Pekerjaan yang biasa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dan segi pengukuran kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak

pelaksanaan. sehingga biava kegiatan dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

15.Administrasi Kegiatan dan Formulir-formulir

Sebelum Kontraktor memulai aifitas konstruksi, Kontraktor seyogyanya membuat suatu permohonan secara tertulis kepada Konsultan untuk prosedur Konstruksi dan persetujuan pekerjaan dalam tahap yang logis. Untuk maksud tersebut Konsultan akan :

 Menginspeksi dan menvetujui bahan-bahan yang akan digunakan.

 Menginspeksi clan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.

(3)

 Mengispeksi dan menyetujui metode dan ketelitian pekerjaan konstruksi.

 Melaksanakan test-test lapangan.

 Melaksanakan test laboratorium terhadap sample yang akan diambil dari lokasi kerja.

 Melaksanakan test-test vang lain sesuai dengan spesifikasi.

Bagian tersebut di atas adalah merupakan sebagian dari administrasi/prosedur kegiatan yang perlu didukung dengan suatu kelengkapan administrasi kegiatan, antara lain dalam bentuk formulir/form misalnya, seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.10 Kelengkapan Administrasi Kegiatan

(4)
(5)

Contoh beberapa form yang diperlukan kegiatan antara lain sebagai berikut di bawah ini :

I . Buku Direksi 2. Time Schedule

3. MC 0 (Mutual Check Awal) 4. Request & Shop Drawing 5. Record Cuaca

6. Foto Dokumentasi 7. Change Order 8. Addendum

9. Monthlv Sertificate (MC)/Termin 10. PHO (Provisional Hand Over)

Form-form tersebut dapat dimodifikasildisesuaikan dengan kondisi/ kebutuhan kegiatan.

16. Pemeriksaan dan Pembayaran

Kontrak-tor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dan pekerjaan yang dilaksanakan kepada Konsultan Pengawas pada setiap akhir bulan yang berjalan atau sesuai aturan pembayaran, yang selanjutnya disebut sebagai "Sertifikat Bulanan (MC) atau Termijn". Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau dusulkan oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pengguna Jasa.

Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi dilapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk ditandatangani bersama oleh Wakil Kontraktor. Konsultan dan kuasa penggina

(6)

anggaran/Pejabat Pembuat komitmen dan Pejabat Pelaaksanan Teknis Kegiatan.

Sertifikat Pembayaran harus diduk~ung/dilengkapi dengan back- up data yang terdiri dari back-up Quantity Sheet dan back-up Quality Control.

17. Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Tim pengawasan tehnis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu. Pembayaran terdahulu vang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan akan dikoreksi pada pembayaran berikutnya/akhir.

18. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas atau Kontraktor dan harus disetujui dengan suatu perintah perubahan vang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang diterapkan dalam suatu perintah perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur harga satuan jenis pembayaran atau suatu perubahan vang diperkirakan dalam jumlah kontrak cukup besar, maka perintah perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

19. Sertifikat Penyelesaian Akhir

Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam masa pelaksanaan. maka Kontraktor harus membuat permohonan untuk Serah Terima Pertama, umumnya pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 % (Provisional Hand Over/PHO).

(7)

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terahadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan membantu mempersiapkan sertif kat akhir.

20. Pernyataan Perhitungan Akhir

Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Konsultan Pengawas.

Setelah peninjauan kembali oleh Konsultan Pengawas dan jika diperlukan, amandemen oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas akan mengeluarkan suatu pemyataan perhitungan akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pengguna Jasa.

21. Addendum Penutup

Berdasarkan pada rincian pemyataan Konsultan Pengawas mengenai perhitungan akhir, setelah memperoleh tanda tangan Kontrakrtor, Konsultan Pengawas akan menyampaikan addendum penutup tersebut kepada Pengguna Jasa untuk ditandatangani bersama-sama dengan pemyataan perhitungan akhir vang disetujui.

22. Dokumen Catatan Kegiatan

Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam dokumen kontrak dan dokumen catatan kegiatan selama pelaksanaan pekerjaan.

23. Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja

(8)

Pekerjaan ini dengan volume lalu lintas yang tukup padat memerlukan pengaturan lalu lintas dan metode pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi, agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalan pun merasa aman melewati sesuai dengan tujuan dari pembangunan jalan itu sendiri. Manfaat yang dapat pada pemeliharaan lalu lintas yang baik selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih balk pula. Situasi semacam ini sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya menghambat proses ke pelaksanaan pembangunan kegiatan itu sendiri.

Untuk itulah pada kegiatan pembangunan jalan dan jembatan tersebut di atas perlu dibuat sistem pengaturan lalu lintas yang balk dan memenuhi standar Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan diperkirakan terjadi pada masa pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembanwnan. diperkirakan ada aktifitas antara lain :

1. Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.

2. Pekerjaan perkerasan jalan.

3. Pembongkaran beton.

4. Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi.

5. Pekerjaan lain-lain.

(9)

Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendali bagi kelancaran dan keselamatan kerja bagi pemakai ja!an mauupun pekerja kegiatan. Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit mungkin akibat vang ditimbulkannva.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar vang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternative lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.

Demikian pula mengenai penanganan seandainya tanah hasil galian haruslah dengan penanganan yang baik, misalnva Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi kegiatan. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan a-awasan lingkungan.

Tanah dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada.

Didalam pelaksanan "Traffic Management" untuk kegiatan ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2 (dua) bagian :

1. PELAYANAN UMUM.

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berik-ut :

a Efektifitas Sistem Informasi.

(10)

Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaannva yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada kegiatan pembangunan.

Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media yaitu :

 Melalui media cetak vang bersifat pengumuman.

 Pembagian “Pamplet "

b. Mengurangi Kemacetan.

Dalam mengatasi adanva kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan perambuan sementara selama pelaksanaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. KESELAMATAN KERJA.

Indikasi diperluakan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Disiplin Kerja.

 Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat.

 Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian kegiatan sesuai jadual yang telah ditetapkan.

 Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup seluruh aspek terkait.

b. Peniadaan Kecelakaan Fatal

 Perambuan sesuai dengan standar perambuan.

 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan perapih kerja sepanjang daerah kegiatan yang

(11)

diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu- lampu agar mudah terlihat pada malam hari bilamana perlu.

Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnva mobilitas transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi vang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan, ketidak seimbangan dari salah satu unsur tersebut di alas daiam beradaptasi akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah kegiatan pekerjaan jalan dan jembatan pada tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamtan kerja pada pelaksanaan kegiatan.

Dalam pelaksanaan kegiatan, beberapa factor keselamatan kerja vang terkait antara lain :

1. Fakrtor perambuan darurat.

2. Sistem transportasi pada lokasi kegiatan.

3. Atribut pada tenaga kerja.

4. Dan lain-lain.

Pada tahap pelaksanaan, yang mengandung banyak aktifitas jenis pekerjaan dan melibatkan banyak tenaga kerja, maka keselamatan kerja dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai.

(12)

Pada tahap, ini gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. PERAMBUAN DARURAT

Perambuan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan jasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan.

2. ATRIBUT TENAGA KERJA

Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat dari jarak vang cukup jauh dan bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi refeleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dekenakan pada saat melaksanakan tugas.

Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu mengurangi keletihan akibat terik matahari.

Bekerja pada kondisi badan vang dipaksa apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat membahavakan dan mengurangi akurasi kerja.

3. JAMSOSTEK (ASURANSI TENAGA KERJA)

Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan JAMSOSTEK

Mengingat pentingnya JAMSOSTEK pada pelaksanaan pekerjaan tersebut JAMSOSTEK tidak dapat dipisahkan dari dokumen kontrak, jadi merupakan satu kesatuan dalam dokumen kontrak.

(13)

24. Serah terima pekerjaan

Konsultan memberikan pengarahaan, petunjuk dan saran untuk membantu Kuasa Pengguna Anaggaran/Peajabat Pembuat Komitmen Dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan menyusun rencana serah terima (PHO) dari Kontraktor kepada Penanggung Jawab Kegiatan .

Bila Kontrakrtor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam periode, masa jaminan, maka kontrakrtor harsis membuat permohonan untuk serah terima pertama.

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan yang diminta oleh Pengguna Jasa, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan sertifikat peneyelesaian akhir atau berita acara terima pekerjaan.

6.3. Pengetahuan Tentang Pekeraan Fisik Kegiatan.

Ada beberapa komponen Pekerjaan Pokok ('Major Work") dalam suatu kegiatan pembangunan / peninghatan / rehabilitas jalan yang akan dijelaskan pada proposal ini antara lain :

1. Pekerjaan Tanah.

2. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat.

3. Pekerjaan Perkerasan.

Sedangkan pekerjaan lain bisa dikatakan masuk dalam Pekerjaan Minor ("Minor work")

(14)

Pekerjaan Tanah

Yang termasuk dalam pekerjaan tanah adalah Pekerjaan Galian.

Pekerjaan Timbunan dan Penyiapan Badan Jalan.

1. Pekerjaan Galian

Pekerjaan ini umumnya terdiri dari galian, pembuangan dari tanah atau batuan atau bahan-bahan lainnva dari badan jalan atau yang berdekatan vang diperlukan untuk pembentukan konstruksi jalan. Pekerjaan tersebut juga diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk pembentukan pondasi untuk pipa, gorong-gorong atau struktur lainnya, untuk pengeluaran bahan-bahan vang tidak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilitas, uniuk bahan-bahan konstruksi galian tambahan atau pembuangan bahan-bahan saja galian dan pada umumnya untuk pembentukan tempat kerja yang sesuai dengan spesifikasi.

Sesuai dengan spesifikasi, elevasi permukaan akhir galian tidak boleh berpariasi lebih dari 2 cm. Kontraktor harus dapat memastikan bahwa permukaan galian yang telah sesuai harus cukup rata, mempunyai

kelandaian yang cukup agar pengaliran air berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi genangan.

Apabila material pada permukaan atas atau pada permukaan tanah dasar merupakan material dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau material lain yang tidak memenuhi persyaratan, maka material tersebut harus dipadatkan dengan benar atau diganti dengan material lain vang memenuhi svarat.

(15)

2. Pekerjaan Timbunan

Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran untuk pekerjaan timbunan, untuk pengurangan kembali pada parit atau galian di sekeliling pipa atau daerah luar strukrtur, penimbunan untuk pembentukan konstruksi menurut garis, kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang ditentukan.

Ada 2 (dua) jenis tanah untuk Pekerjaan Timbunan, yaitu Tanah Timbunan Biasa (Common Embankment) dan Tanah Timbunan Pilihan (Selected Material).

Sifat masing-masing material Common Embankment dan Selected Embankment adalah :

COMMON EMBANKMENT SELECTED EMBANKMENT

Material vang digunakan sebaikmya dipilih tidak termasuk tanah yang mempunyai platisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan ASHTO M 145 atau CH dalam lasifikasi tanah "Unified"

Apabila harus dilaksanakan pemadatan pada kondisi jenuh atau banjir, maka material yang digunakan haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih dengan indeks plastisitas

maksimum 6 %.

(16)

Tanah yang pengembangannya tinggi (retakan) yang mempunyai nilai aktif

> 1,25 drajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T 258 sebagai “ sangat tinggi “ atau “ luar biasa tinggi , tidak biasa tinggi tidak boleh digunakan sebagai bahan urugan.

Material timbunan yang digunakan pada lapisan 30 cm di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu harus mempunyai CBR minimum 6 % stelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % dari kepadatan kering maksimum (MDD), saeperti ditetapkan AASHTO T 99

Semua material harus mempunyai CBR minimum 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan

kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99

Kepadatan telah harus ditest (AASHTO T 191) dengan jarak tidak boleh lebih dari 200 meter sepanjang lokasi timbunan atau pada jarak kurang dari 200 meter_ apabila diinginkan oleh konsultan. Contoh tanah pondasi harus diambil tiap jarak 200 meter atau di lokasi-lokasi yang mempun_yai jenis tanah yang berbeda clan dilakukan pengetesan sesuai dengan AASHTO T 99 untuk mendapatkan maximum dry Density tanah.

Timbunan tidak boleh dilakukan untuk ketebalan tiap lapis lebih dan 20 cm padat atau kurang dari 10 cm padat. Pemadatan hanya dapat dilaksanakan apabila kandungan air berkisar antara 3 % di bawah kadar air optimum (dapat dicari dengan menggunakan AASHTO T99) sampai 1

% di atas kadar air optimum.

Standar pemadatan yang harus dicapai untuk timbunan tanah adalah

(17)

LOKASI TIMBUNAN STANDAR PEMADATAN MINIMUM

Lapisan lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar rencana.

95 % kepadatan kering maksimum (maximum Dry Density) yang ditentukan

berdasarkan AASHTO T99 mengontrol material yang oversize

Lapisan sampai dengan 30 cm di bawah permukaan tanah dasar rencana

100 % kepadatan kering maksimum I (maximum Dry Density) yang

ditentukan

berdasarkan AASHTO T99 dan mengontrol material yang oversize.

Pengendalian mutu yang efektif harus dilakukan untuk memastikan bahwa prosedur pelaksanaan yang baik telah dilaksanakan oleh Kontraktor dan kombinasi dengan pengetesan acak terhadap bagian dari pekerjaan vang mewakili untuk dievaluasi agar dipastikan bahwa persyaratan standar telah dicapai dan membuktikan bahwa persyaratan spesifikasi telah dipenuhi.

URAIAN PEKERJAAN PROGRAM KONTROL MUTU YANG DIBUTUHKAN

Penyiapan Tanah Dasar

Periksa kepadatan dari kelebihan dari 30 cm pada interval < 200 m dengan menggunakan AASHTO T 191 Tentukan kepadatan kering maksimum (MDD) dari setiap jenis material tanah dasar dengan rnenggunakan AASHTO T 99 Periksa elevasi dan keratin dari permukaan

tanah dasar akhir setiap interval 25 meter

(18)

Mutu Material Timbunan

sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan sedikit 3 conth yang meNvakili dilal:ukan pengetesan untuk mendapatkan :

Plasticity index (AASHTO T 90).

Clay content (AASHTO T 88) Activitv value.

CBR setelah 4 hari direndam pada kepadatan kering maksimum (AASHTO T

99 dan T 193) Pengetesan control mutu rutin yang meliputi PI dan Clay Content sedikitnya 1 contoh dari setiap 100 M3 tanah timbunan.

Standar Pemadatan Tanah Timbunan

Periksa kepadatan setiap lapis timbunan untuk interval

< 200 m atau setiap dengan menggunakan AASHTO T 191

URAIAN PEKERJAAN

PROGRAM KONTROL MUTU YANG DIBUTUHKAN

Pondasi di bawah timbunan dengan ketinggian <1 meter

Periksa kepadatan pada IS cm di atas tanah pondasi setiap interval < 200 meter dengan menggunakan AASHTO T 91.

Tentukan kepadatan kering maksimum untuk setiap jenis material pondasi dengan menggunakan AASHTO

T 99

(19)

3. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar/Subgrade

Lapisan Tanah Dasar dapat berupa tanah ash yang didapat jika tanah aslinya balk, atau tanah baik uang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasaan jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar terdiri dari persiapan permukaan tanah dasar setelah penyelesaian pekerjaan-pekerjaan pengendalian atau penimbunan untuk penempatan lapisan pondasi bawah (subbase);

trotoar, jalur jalur pemisah (median) dan bahu jalan (termasuk tempat parker dan persimpangan).

Pekerjaan meliputi penggalian kecil dan pekerjaan timbunan diikuti dengan pembentukan, pemadatan dan pengujian/test laboratorium maupun test pangan, serta pemeliharaan dan pada permukaan yang dipersiapkan sampai bahan-bahan perkerasan Plan ditempatkan diatasnva.

Pekerjaan Soil Cement Base

Pekerjaan Lapis Pondasi dengan Soil Cement Base (bilamana ada) terdiri dari penyediaan, pemprosesan. pengangkutan, penghamparan, pembahasan, dan pemadatan Soil Cement dari campuran semen dan tanah tertentu pada suatu permukaan yang dipisahkan untuk itu. Pemprosesan meliputi penghamparan semen dan setiap operasi pelaksanaan lainnya untuk menghasilkan suatu bahan sesuai dengan persyaratan bahan/material apakah bisa digunakan atau tidak untuk agregat sesuai dengan persyaratan jika test lapangan dilakul:an untuk pengendalian kualitas.

Material campuran antara Semen dengan tanah harus bersih dari bahan- bahan organih_ kotoran-kotoran, atau bahan lain vang tidak dikehendaki.

(20)

Lapisan pondasi bawah adalah bagian konstru(;si peherjaan jalan yang terletak diantara subgrade dan base, sedangkan lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan jalan dan terletak diantara subbase dan lapisan penutup.

Fungsi Lapisan Pondasi dengan Soil Cement ini antara lain sebagai :

Menahan gaya lintang beban roda dan memyebarkan beban ke lapisan dibawahnva.

Lapisan peresapan.

Bantalan terhadap lapisan permukaan. Menvebarkan beban roda ke tanah dasar. Efesiensi penggunaan material.

Lapis peresapan.

Lapisan pertama agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar ke lapis pondasi atas.

Gradasi

Gradasi atau distribusi part) kel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan hal penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.

Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan.

Gradasi agregat dapat dibedakan atas :

 Gradasi Seragam (Uniform graded) :

Adalah agregat dengan ukuran sang hampir sama atau mengandung agregat halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sirat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, berat volume kecil.

(21)

Gradasi Rapat (Dense graded) :

Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi vang berimbang sehingga dinamakan juga agregat bergradasi baik (well graded). Agregat dengan gradasi rapat akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi, kurang kedap air. sifat drainase jelek clan berat volume besar.

 Gradasi Buruk (Poorly graded) :

Merupakan campuran agregat vang tidak memenuhi katagori di atas.

Agregat bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan lentur yaitu gradasi senjang (gap graded), merupakan campuran agregat 1 fraksi hilang atau sedikit sekali. Agregat dengan gradasi senjang akan menghasilkan lapisan perkerasan yang mutunya terletak antara kedua jenis di atas.

Daya Tahan Agregat

Dava tahan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur/pecah oleh pengaruh mekanis ataupun kimia.

Bentuk dan tekstur agregat

Bentuk dan terstruktur stabilitas dan lapisan perherasan yang dibentuk oleh agregat tersebut. :

1. Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontrak kecil sehingga menghasilkan dava interlocking sang lebih kecil dan lebih mudah tergelincir.

2. Partikel agregat berbentul: lonjong mempunyai sifat interlocking hamper sama denan vang berbentuk bulat.

3. Partikel berbentuk kubus mempumyai bidang kontak vang lebih luas,

(22)

demikian kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap deformasi vang timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan.

4. Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan, ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banvaknya agregat pipih ini dibatasi dengan menggunakan nilai indeks yang diisyaratkan.

3. Program Pengendalian Mutu

Program Pengendalian Mutu untuk pekerjaan AC-WC, AC-BC dan HRS- WC. HRS-BC dapat dilihat pada table di bawah ini :

(23)

URAIAN PEKERJAAN PROGRAM KONTROL MUTU YANG DIBUTUHKAN

Mutu Agregat Untuk material vang diusulkan untuk digunakan, paling sedikit 3 contoh vang mewakili dilakukan

mendapatkan :

Gradasi (AASHTO T27, T 11) Abrasi (AASHTO T 96) Soundness (AASHTO T104) Coating and Stripping (AASHTO T 182)

Pengetesan control mutu rutin harus dilakukan secara acak dari tumpukan agregat selama pengujian. Paling sedikit 5 pengujian gradasi harus dilakukan pada setiap 1000 M3 dan kerapatan kering maksimum (MDD) dan setiap 100 M3 tumpukan agregat (AASHTO T 11 dan T 27).

Sifat Dan Mutu harus menyerahkan hasil test untuk : Kehilangan Panas (AASHTO T 47) Penetrasi (AASHTO 49 dan T 179) Softening Point (AASHTO 53 dan T 179) Viskositas (AASHTO T201 dan T 179 ) Selama memproduksi AC-WC. AC-BC dan HRS-WC. HRS-BC paling sedikit 1 contoh ekstralai dan JMF harus di test untuk Penetrasi (AASHTO T 49) Softening AASHTO T53} dan Duktilitas (AASHRO T51).

Campuran AC-WC, AC-BC dan HRS-

WC. HRS-BC yang tidak pada di AMP Setiap hari produksi :

2 contoh harus di test untuk : kadar dari (AASHTO T 164) Gradasi dan ehsaksi (AASHTO T 30)

2 contoh harus di test untuk : Stabilitas Marshall dan (AASHTO T

245) Maximal Theoritical SG 166) Bulk SG dari (AASHTO 166) Rongga Udara Absorbsi

Mengukur temperatur campuran dalam truk paling sedikit 1 kali perkali perjam.

(24)

WC, HRS-BC, HRS-BC vang tidak

padat dikirim ke penghampar mengukur temperature campuran dalam truk paling sedikit 1 kali per jam

AC-WC. AC-BC dan HRS-WC, HRS-BC Padat dilapangan

Setiap hari produksi penghamparan paling sedikit 2 contoh core harus di test untuk kepadatan padat (AASHTO T 166).

2 core harus diambil secara vertical dalam satu bagian perkerasan untuk setiap interval tidak lebih 200 meter untuk mendapatkan ketebalan AC-WC, AC-BC; dan HRS-WC, HRS-BC.

Untuk jarak yang tidak lebih dari 20 meter, permukaan akhir harus diperiksa dengan menggunakan mal datar 4 meter.

6.3.4 Diagram Alir (Flow Chart) Pekerjaan.

Untuk memperjelas dan melengkapi suatu gambar dari tugas dan kewajiban supervisi sehubungan dengan aktifitas dari kegiatan ini, alir pelaksanaan pengawasan beberapa maha dibuat suatu pekerjaan, sebagai Bagan/diagram berikut ;

1. Bagan alir pengendalian peherjaan tanah 2. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan sub base 3. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan base course

4. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tack coat/prime coat 5. Bagan alir pelalaanaan pekerjaan AC-WC, AC-BC

6. Bagan alir pelalaanaan pekerjaan strukrtur

7. Bagan alir pelalaanaan pekerjaan saluran samping.

Bagan alir tersebut disajikan dalam GAMBAR 6.11. s/d GAMBAR 6.17.

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

F.3. Metodologi

Didalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu metodologi atau rencana kerja yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktifitas kerja terprogram dengan balk dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan. Metodologi yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja.

Dalam penyusunan rencana kerja antara lain clan tidak terbatas berdasarkan pada :

1. Ruang lingkup pekerjaan 2. Volume pekerjaan

3. Batas waktu 4. Keahlian personil 5. Persiapan yang dipakai 6. Skedul mobilisasi 7. Arahan pemberi tugas

8. Aspek-aspek teknis clan non teknis lainnva.

Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat dan hasil dengan mutu yang tinggi akan dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja vang direncanakan.

Rencana kerja disusun clan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan, efisiensi dan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistematis dengan tujuan agar tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan int.

Untuk mendapatkan efektifitas tinggi input konsultan clan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia secara efesien, kita perlu mengikut suatu perencanaan clan pelaksanaan sistem kerja yang balk.

Hanya dengan cara ml baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapt dikontrol sambil menghindar-i beban pekerjaan puncak yang besar.

(32)

Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengendalian terhadap kegiatan clan pada umumnya mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.

Tugas/aktilitas pokok konsultan supervisi teknis meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Tugas-1 : Pendahuluan

Kegiatm ini memerlukan tahap awal vang akan dilaksanakan oleh Konsultan. Pada tahap Mi. ada 4 (empat) kegiatan dan keluaran vang penting, yaitu Mobilisasi, Persiapan Awal, Pengumpulan Data dan Studi atau Analisa Data.

Kegiatan ini sesungguhnya merupakan penyempurnaan dan pemantapan metodologi/rencana kerja maupun isu/masalah vang ada dalam dokumen usulan teknis berdasarkan hasil konsultansi dan masukan tambahan.

Berdasarkan pengarahan dan masukan tersebut akan dipertajam lagi pemahaman tentang isu dan permasalahan pokok yang ada untuk menjadi awal dan asumsi dalam memusun dan mengembangkan konsep, metoda proses serta teknik analisis yang akan digunakan.

A. Kegiatan 1-1 : Mobilisasi

Mobilisasi pada permulaan, pekerjaan akan dilakukan pada minggu pertama penugasan. Selama masa mobilisasi, Team Leader akan berkonsultasi dengan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan berkenaan dengan kebijaksanaan dan prioritas pekerjaan. Selain itu. Konsultan akan membuka kantor di sekitar Soreang.

(33)

B. Kegiatan 1-2 : Persiapan Awal

Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Site Engineer Dan Tim Lapangan yang pertama telah dimobilisasi vang kemudian disusul segera personil yang lain sesuai Manning Schedule dan atau kebutuhan aktifitas pekerjaan, tim segera mengadakan persiapan awal, antara lain dan tidak terbatas pada :

Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor (memo lapangan) :

Dalam Jadwal rapat koordinasi awal seluruh tim konsultan Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansiinstansi dan pihak-pihak terkait

Pem-iapan format/form-form standar vang akan diperlukan/dipergunakan selama periode pekerjaan antara lain:

 Form instruksi kepada kontraktor (memo lapanga)

 Form inspection list (inspeksi harian)

 Form laporan harian dan mingguan

 Form quality sheet

 Form quality control (test-test pengendalian mutu)

 From monthlv certificate dan lain-lain

 Pengumpulan data yang tersedia

 Studi/analisa data vang tersedia

 Field reconnaissance/site visit

 Membangun system kerja computerized

 Mempelajari kembali design dan skop pekerjaan fisik

(34)

C. Kegiatan 1-3 : Pengumpulan Data

Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi baik teknis maupun umum yang akan dikumpulkan oleh Konsultan untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan.

Dokumen vang harus dipunyai oleh Konsultan Pengawas antara lain :

 Kontrak Konsultan, terutama yang berisi Kerangka Acuan Kerja tugas-tugas masing-masing personil dan kewajiban yang harus dilakukan konsultan.

 Kontrak fisik terutama vang memuat Surat Perjanjian Kontrak, Jangka Waktu Pelaksanaan. Jenis Pekerjaan, Niai Kontrak, dan lain-lain.

Spesifikasi teknik

Gambar rencana Addendum (bila ada)

Buku peraturan dan petunjuk vang diperlukan konsultan dalam menjalankan tugasnya.

D. Kegiatan 1-4 : Studi dan Analisa Data

Dari semua data yang diperoleh, Konsultan kemudian melakukan studi dan analisa data agar pada saat ke lapangan tidak terdapat kesalahan pengertian atas pekerjaan yang akan diawasi.

Studi dan analisa vang dilakukan antara lain :

 Meneliti kontraktor vang akan melaksanakan pekerjaan dan kualifikasi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sebelumnva. Mempelajari batas awal dan akhir dan kegiatan yang akan diawasi. Mempelajari kontrak fisik vang memuat nilai kontrak dan jangka waktu pelaksanaan dan lain-lain.

(35)

 Meneliti jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

 Meneliti jenis kontrak, lump sum atau unit price Memeriksa "time schedule" apakah sesuai dengan waktu kontrak dan tahap pekerjaan.

 Memeriksa metode pelaksanaan (bila sudah disiapkan oleh Kontraktor)

 Dan data lain yang diperlukan

2. Tugas-2 : Melakukan Koordinasi

Tugas konsultan selanjutnya adalah melakukan koordinasi, yaitu Koordinasi dengan Pemimpin Bagian Kegiatan Dinas Bina Raga Kabupaten Bandung. Tugas koordinasi ini dilakukan oleh Konsultan selama masa pelaksanaan konsultansi, sejak awal mobilisasi sampai demobilisasi.

A. Kegiatan 2-1 : Koordinasi dengan Pemimpin Kegiatan . Representative pemberi tugas konsultan adatah Pemimpin Kegiatan/Pemimpin Bagian Kegiatan Dinas Bina Marga Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2010.

Untuk itu. koordinasi dengan Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan perlu dilakukan secara rutin dan dengan frekuensi yang cukup.

B. Kegiatan 2-2 : Koordinasi dengan Unsur Kegiatan

Segera setelah mobilisasi Konsultan segera melapor dan melahukan koordinasi dengan Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sesuai dengan ketentuan spesifikasi, sebelum

(36)

pelaksanaan dimulai, maka kegiatan perlu melakukan Rapat Pra Konstruksi (Pre Construction Meeting = PCM) antara Pemimpin Bagian Kegiatan Konsultan Kontraktor.

Dalam Pre Construction Meeting tersebut antara lain dibahas : 1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan

spesifikasi, agar tidak ada kesalahan penafsiran atau keragu- raguan.

2. Rencana Kerja dan Metode Pelaksanaan, Sumber Daya Manusia Kontrakrtor Jadual Mobilisasi Orang dan Jenis Peralatan vang akan dimobilisasi, termasuk didalamnva pengamanan lalu lintas.

3. Isi dokumen kontrak atau spesifihasi, agar didapat keseragaman persepsi atas isi dokumen kontra spesifikasi yang mempunyai pengertian luas.

4. Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Kontraktor, seprti pembayaran pajak, askes, dan sebagainya.

Selama masa pelaksanaan, akan diadakan "Monthly Project Meeting" antara Konsultan, Kontraktor dan Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, untuk mengevaluasi, monitor dan membahas hal-hal antara lain:

 Kemajuan pekerjaan.

Informasi-informasi vang perlu disampaikan kepada kontraktor dan atau sebagainya.

 Masalah-masalah yang ierjadi dilapangan dan pemecahannya.

 Laporan pelalaanaan pekerjaan yang telah selesai terutama dari segi mutunya.

 Rencana kerja hontralaor untuk bulan berikutnya.

(37)

 Dan lain-lain.

Antara Konsultan Kontraktor dan Staf Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dilapangan perlu juga mengadakan Rapat Mingguan, untuk merencanakan program kerja mingguan berikutnva dan mengevaluasi program kerja mingguan sebelumya, serta hal-hal lain yang dianggap perlu.

Bila terjadi hal-hal khusus, misalnva keterlambatan pekerjaan vang cukup signifikasi, maka perlu upaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan "Crash Prognam" dan lain-lain, untuk itu, pihak Pengguna Jasa, Konsultan dan Kontraktor perlu melakukan Meeting Khusus, untuk membahas permasalahan vang ada dan mencari solusi yang terbaik.

C. Kegiatan 2-3 : Koordinasi dengan Tim Konsultan

Dalam melaksanakan tugas pengawasan teknik pekerjaan jalan dan jembatan. tim konsultan selain akan melalaanakan tugasnya sesuai dengan job description pada Kerangka Acuan Kerja, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader. Site Engineer dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada :

1. Rapat rutin mingguan, membahas laporan mingguan dan bulanan, semula check list yang telah diisi dan memo-memo, lapangan yang telah dikeluarkan.

2. Mengindentifikasi permasalahan, seperti hasil mutu dan pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan, peralatan dan personil kontraktor.

3. Penjelasan teknis untuk menunjang kelancaran pengacvasan

(38)

4. Melakukan perubahan bentuk/form/Isi dari stiap check list pekerjaan dan jika diperlukan menambah atau membuat baru sesuai dengan kondisi lapangan.

5. Rencana kerja konsultan dan pembagian tugas secara detail

3. Tugas-3 : Melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan dan Supervisi Teknis.

Tugas konsultan selanjutnya adalah melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan dan Supervisi Teknis selama masa pelaksanaan konstruksi fisik.

A. Kegiatan 3-1 : Melakukan Dukungan Manajemen Kegiatan.

Dalam melakukan dukungan manajemen kegiatan selama masa pelaksanaan, konsultan akan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Memberikan pengarahan, petunjuk, dan sasaran kepada kontrakrtor agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan persyaratan, juga membantu menyelesaikan masalah teknis di lapangan.

2. Dukungan bantuan manajemen kegiatan dalam perbaikan rencana kerja, metode pelalaanaan dan sebagainya.

3. Dukungan/bantuan manajemen kegiatan dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

4. Dukungan/bantuan manajemen kegiatan dalam kegiatan pencapaian sasaran kegiatan antara lain aspek mutu, waktu, biaya.

5. Dukungan/bantuan manajemen kegiatan dalam membuat dan menyusun administrasi kegiatan

(39)

6. Dan bantuan teknis lain sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan

B. Kegiatan 3-2 : Melakukan Supervisi Teknis.

Sesuai dengan kerangka acuan kerja, secara garis besar konsultan dalam melakukan Supen isi Teknis adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan teknis pengendalian volume dan pengendalian mutu, sertifikasi perkembangan fisik konstruksi dan pembayaran.

2. Menvusun rencana serah terima pekerjaan

3. Monitoring dan eraluasi untuk setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, dan kunjungan langsung ke lapangan.

Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa membei arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan balk, tepat kuantitas, tepat kulitas tepat bia y a dan secara administrasi sudah benar dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnva.

Secara rinci pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Supervisi/Masa Konstruksi adalah sebagai berikut :

1) Tahap Mobilisasi dan Persiapan Lapangan

Pada tahap mobilisasi dan persiapan lapangan, hal-hal yang akan dikoordinasikan oleh konsultan antara lain :

 Memeriksa mobilisasi peralatan apakah sesuai kebutuhan Memeriksa semua kualitas bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk konstruksi.

(40)

 Memeriksa dan memberikan saran atas manjemen alat berat, termasuk saran akan kapasitas alat minimum yang bisa digunakan, jumlah alat, jenis alat dan penempatan alat.

 Memeriksa dan memberikan saran akan penempatan base camp. AMP, stone crusher, dan alat berat lainnya, sedemikian sehingga jarak tempuh yang paling menguntungkan.

 Memeriksa dan memberikan hasil saran atas detail rencana kerja yang diajukan oleh kontraktor, yang meliputi antara lain :

 Metoda konstrulai yang akan digunakan Gambar rencana (shop drawong) Penentuan/perhitungan volume pekerjaan utama (critical work time)

 Personil kontraktor di lapangan

 Time Schedule bar chart_ "S" curve. CMP, dan sebagainya.

Bersama-sama kontrak-tor membuat dan memeriksa formula campuran pekerjaan (job mix formula) untuk pekerjaan timbunan tanah (bila ada), lapisan pondasi agregat, ATB, AC/HRS, beton, dan pekeriaan lainnya.

Detail rencana kerja ini kemudia dibahas bersama antara Kontraktor, Konsultan dan Pemimpin Bagian Kegiatan/Pemimpin Kegiatan, yang selanjufiya lainnya.

2) Tahap Field Engineering

Field Engineering atau Rekayasa Lapangan adalah kegiatan yang dilakukan dilapangan untuk mendapatkan data yang lebih teliti terhadap jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan Field Engineering ini sangat perlu dilakukan, sebab umumnya

(41)

perencanaan jalan dilakukan dengan simplified design (perencanaan yang disederhanakan) atau dilakukan tahun lalu atau beberapa tahun sebelumnya Pada saat pelaksanaan kemudian ada beberapa kondisi yang mungkin berubah, tidak sesuai lagi dengan kondisi pada saat perencanaan dilakukan.

Kondisi tersebut misalnya kondisi tanah dasar kondisi arus lalu lintas, kondisi lingkungan dan sebagainya. Semua perubahan kondisi ini berpengaruh terhadap hasil perencanaan, seperti panjang jalan,

tebal perkerasan, lebar lajur dan sebagainva. Untuk itu, dilakukan field engineering agar perubahan-perubahan vang terjadi dapat diantisipasi.

Bila terdapat perbedaan antara hasil perencanaan lama vang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dengan hasil field engineering, maha perlu dilakukan perubahan desain (review design).

Perubahan desain ini dapat berupa penambahan table perkerasan atau perubahan segementasi pelaksanaan atau bisa juga muncul item pekerjaan baru disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan saat itu.

Hasil field engineering dalam dituangkan dalam satu laporan tersendiri untuk selanjutnya diterbitkan addendum kontrak, dan dijadikan pegangan untuk pekerjaan selanjutnya.

3) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Hal-hat yang dilakukan oleh Konsultan pada tahap pelaksanaan pekerjaan secra detail adalah sebagai berikut :

a. Mengecek data titik survey ditapangan

(42)

b. Melakukan pengawasan terus menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan persyaratan di dalam dokumen kontrak

c. Memeriksa test laboratonum dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material yang akan digunakan clan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.

d. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitoring.

mengevakuasi rencana kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart clan atau metode lain yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disetujui.

e. Memeriksa dan menvetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh kontraktor, penyesuaian desain bila diperlukan, agar sesuai dengan kebutuhan teknis/lapangan.

f Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang sudah di test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk vang sudah disetujui oleh Penguna Jasa.

g. Memberikan laporan khusus jika ada masalah vang timbul, dan memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan h. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change

order) dan membantu Pengguna Jasa pada saat negosiasi harga dan biava konstruksi terhadap perubahan kontrak tersebut (bila ada)

i. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi pemberi tugas dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak perselisihan, penambahan lingkup pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain diluar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

(43)

j. Memerikasa rancangan sertifikat pembayaran bulanan vang akan disertifikasikan oleh Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

k. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Kontraktor didalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawsan mutu dan masalah lain yang dihubungkan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan

l. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kegiatan, untuk material dan peralatan yang digunakan. Semua material yang digunakan pada kegiatan termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.

m. Menyediakan informasi yang diperluhan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor. Pemimpin Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam kaitannva dengan pelaksanaan kegiatan dan masalah-masalah kontrak.

n. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, kondisi diluar normal di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kerlambatan tersebut.

o. Memberikan bantuan saran kepada Pemimpin Kuasa

(44)

Pelaksana Teknis Kegiatan dalam menyusun kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.

p. Membuat laporan pendahuluan, laporan harian/pekanan, laporan bulanan, laporan teknis/khusus dan laporan akhir kegiatan seperti yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa, q. Pemeriksaan serah terima sementara termasuk penyiapan

laporan dan berita acara serah terima sementara yang diperlukan dan menyiapkan sertifikat penerimaan sementara (certificate of provisional Acceptance).

4. Tugas-4 : Membuat Laporan

Selama pelaksanaan pekerjaan Konsultan akan membuat laporan - laporan.

Gambar

6.3.4  Diagram Alir (Flow Chart) Pekerjaan.

Referensi

Dokumen terkait