• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PRAKTIKUM: GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN

N/A
N/A
Fajar Andrian

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL PRAKTIKUM: GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PRAKTIKUM

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN OLEH

NAMA : FAJAR ANDRIAN

NPM : 71210712015

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS ( A ) KELOMPOK : V ( LIMA)

LABORATORIUM DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

2022

(2)

JURNAL PRAKTIKUM

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN OLEH

NAMA : FAJAR ANDRIAN

NPM : 71210712015

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS ( A ) KELOMPOK : V ( LIMA)

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk untuk Mengikuti Praktikum Laboratorium Dasar Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara Medan

Asisten Nilai

1. Filzah Sri Utami ,SP 2. M. Zuljuhdi Bakri ,SP 3. Aulia Anggaraini

4. Mhd.Putra Sukma Daniah 5. Nur Hafiza Sabrina

KOORDINATOR

(Ir.Fenty Maimunah Simbolon, MP)

LABORATORIUM DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

2022

(3)

RINGKASAN

Patologi tanaman (juga fitopatologi) adalah studi ilmiah penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh patogen (organisme infeksius) dan kondisi lingkungan (faktor fisiologis). Organisme yang menyebabkan penyakit menular meliputi jamur, oomycetes, bakteri, virus, viroid, organisme mirip virus, fitoplasma, protozoa, nematoda dan tanaman parasit. Tidak termasuk ektoparasit seperti serangga, tungau, vertebrata, atau hama lainnya yang mempengaruhi kesehatan tanaman dengan mengkonsumsi jaringan tanaman. Patologi tanaman juga melibatkan studi identifikasi patogen, etiologi penyakit, siklus penyakit, dampak ekonomi, epidemiologi penyakit tanaman, resistensi penyakit tanaman, bagaimana penyakit tanaman mempengaruhi manusia dan hewan, genetika patosistem, dan pengelolaan penyakit tanaman.

Bagian dari patogen atau patogen yang terbawa agen tertentu yang mengadakan kontak dengan tanaman disebut inokulum atau penular. Dengan demikian inokulum merupakan bagian dari patogen atau patogen itu sendiri yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Pada jamur atau cendawan, inokulum dapat berupa miselium, spora, atau sklerotium. Pada bakteri, mikoplasma, dan virus, inokulumnya berupa individu bakteri, individu mikoplasma, dan patikel virus itu sendiri.

Pada tumbuhan parasitik, inokulum dapat berupa fragmen tumbuhan atau biji dari tumbuhan parasitik tersebut. Pada nematoda, inokulum dapat berupa telur, larva, atau nematoda dewasa Langkah-langkah yang terjadi pada proses inokulasi, dimulai dari: inokulum patogen sampai ke permukaan tubuh tanaman inang melalui perantaraan angin, air, serangga dan sebagainya. Meskipun inokulum yang dihasilkan patogen banyak sekali tetapi yang dapat mencapai tanaman inang yang sesuai hanya sedikit sekali.

(4)

SUMMARY

Plant pathology (also phytopathology) is the scientific study of diseases in plants caused by pathogens (infectious organisms) and environmental conditions (physiological factors). Organisms that cause infectious diseases include fungi, oomycetes, bacteria, viruses, viroids, virus-like organisms, phytoplasmas, protozoa, nematodes and plant parasites. Excludes ectoparasites such as insects, mites, vertebrates, or other pests that affect plant health by consuming plant tissue. Plant pathology also involves the study of pathogen identification, disease etiology, disease cycles, economic impact, plant disease epidemiology, plant disease resistance, how plant diseases affect humans and animals, pathosystem genetics, and plant disease management.

Part of the pathogen or pathogens that are carried by certain agents that come into contact with plants are called inoculums or transmitters. Thus the inoculum is part of the pathogen or the pathogen itself which can cause disease in plants. In fungi or molds, the inoculum may be mycelium, spores, or sclerotia. In bacteria, mycoplasma, and viruses, the inoculum consists of individual bacteria, individual mycoplasma, and viral particles themselves.

In parasitic plants, the inoculum can be plant fragments or seeds from the parasitic plant. In nematodes, the inoculum can be eggs, larvae, or adult nematodes.

The steps that occur in the inoculation process start from: the pathogen inoculum reaches the surface of the host plant through the mediation of wind, water, insects and so on. Although the inoculums produced by pathogens are numerous, only very few reach suitable host plants.

(5)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman menjadi sakit disebabkan oleh patogen (penyebab penyakit). Tanda suatu penyakit adalah bentuk vegetative atau reproduktif patogen. Untuk dapat mengetahui tanda suatu penyakit haruslah dipelajari dulu mengenai berbagai bentuk vegetative atau reproduktif patogen. Tanda suatu patogen kadang-kadang dapat dilihat dengan mata biasa tanpa alat pembesaran dan kadang-kadang harus dilihat dengan alat pembesar (mikroskop). Penentu sebab-sebab timbulnya suatu penyakit tanaman ditentukan dari hasil pengamatan gejala dan tanda (Mansyur, 2012).

Oleh karenanya pengamatan gejala dan tanda sangatlah penting dalam bidang fitopatologi. Tanda penyakit biasanya merupakan suatu struktur yang merupakan tubuh atau bagian tubuh patogen yang sebagai besar dibentuk di dalam sel dan/atau disekitar jaringan tanaman sebagai bentuk kegiatan perbanyakan dan akan digunakan oleh patogen untuk melakukan untuk penyebaran baik di bagian lain dalam satu tanaman atau di tanaman lain di sekitarnya atau pada jarak yang jauh (Habibi, 2016)..

Ukuran masing-masing struktural alat perbanyakan berbagai kelompok patogen itu berbeda spora fungi berkisar antara 4 diameter hifanya antara 2 berdiamater sekitar 0,5 ÎĽm. Representasi perbandingan di antara jenis-jenis patogen tananam diilustrasikan seperti pada. Dari berbaga mungkin ditemukan informasi dimensi masing jenis patogen yang di bawah atau di atas ukuran yang umum dikenal selama ini (Jumali, 2011).

Patogen dan inang sebagai komponen suatu ekosistem akan berinteraksi sepanjang waktu dengan evolusi dan koevolusi sebagai hasil responsnya terhadap perubahan kondisi lingkungan. Dalam kajian fitopatologi, unsur-unsur “segitiga penyakit” yaitu inang, patogen, dan lingkungan saling berinteraksi yang dalam

(6)

perkembangannya dipengaruhi oleh unsur keempat yaitu waktu dan dikenal sebagai segi empat epidemi penyakit (Agrios, 1997).

Dari segi patogen, menunjukkan pada kinerja parasit yang mencerminkan adanya suatu evolusi, dengan komponennya: kemampuan selektif populasi parasit yang baru (wujud ekspresi gen), efisiensi infeksi, periode laten, produksi inokulum, virulensi, dan ketahanan nonparasitik. Untuk segi tanaman, biasanya dilihat pada penampilannya dalam hal ketahanan terhadap serangan patogen. Seleksi, pemuliaan, bahkan sampai rekayasa genetika biasanya dilakukan untuk tujuan mencari varietas tahan atau toleran (Nelson 1979).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengetahui gelada dan tanda serangan bakteri pathogen tanaman.

(7)

2. TINJAUAN PUSTAKA

Serangan bakteri patogen juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah Nepenthes di habitatnya sehingga terancam punah. mengidentifikasi secara fenotip bakteri patogen yang menyebabkan penyakit terhadap Nepenthes mirabilis, Nepenthes ampullaria, dan Nepenthes rafflessiana dengan metode konvensional diperoleh hasil penyebab penyakit Nepenthes yang diakibatkan bakteri patogen berasal dari genus Erwinia menyebabkan bercak berwarna merah kecokelatan pada permukaan daun N. mirabilis (Harianto, 2018).

Genus Pseudomonas menyebabkan warna kehitaman, busuk hingga mengering pada permukaan batang N. rafflessiana dan N. ampullaria. Genus Xanthomonas menyebabkan bintik kuning menggerombol, hingga menyebar keseluruh permukaan daun N. rafflessiana dan N. ampullaria. Bakteri patogen dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada tanaman inang, karena bakteri patogen yang hidup pada jaringan tanaman dapat mengakibatkan perubahan morfologi dan terganggunya fungsi suatu jaringan tanaman (Afifah , 2017).

Pada umumnya bakteri patogen tanaman tidak langsung masuk ke dalam sel tanaman, namun dengan memperbanyak diri pada ruang antar sel. Bakteri patogen dapat masuk melalui lubang alami pada tanaman, yaitu pada stomata, lentisel, hidatoda, dan luka pada jaringan. Bakteri patogen dapat mengekskresikan racun, fitohormon, enzim ekstraseluler, dan polisakarida ekstraseluler Isolasi dan identifikasi bakteri patogen pada Nepenthes sangat penting dilakukan sebagai upaya penanganan Nepenthes yang terjangkit penyakit (Shivas, 2005).

Identifikasi bakteri patogen dapat dilakukan secara fenotipik, yaitu identifikasi yang dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap morfologi, biokimia, dan fisiologi.

Metode ini merupakan identifikasi bakteri secara konvensional meliputi morfologi sel, pewarnaan gram, uji oksidasi, uji biokimia, uji fisiologi dan uji fermentasi untuk

(8)

membedakan antara jenis bakteri satu dengan jenis bakteri yang lain. Hasil dari identifikasi fenotipik dilanjutkan dengan identifikasi genomik untuk memperkuat hasil dari identifikasi fenotipik sehingga didapatkan hasil identifikasi yang lebih akurat dan spesifik (Sunaryanto, 2012).

Identifikasi genomik dapat memperkuat hasil identifikasi fenotipik karena bakteri memiliki sifat statis yang dipengaruhi perubahan kondisi bakteri dalam merespon lingkungan hingga berpotensi terjadinya evolusi pada bakteri. Sekuen gen 16S rRNA merupakan penanda molekuler yang banyak digunakan dalam identifikasi, filogenetika, dan klasifikasi bakteri karena memiliki sifat ubikuitas (terdapat pada semua bakteri) dan fungsi yang identik pada semua bakteri (Trisno, 2012).

3. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

(9)

3.1 Tempat Dan Waktu

Pratikum ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Univesitas Islam Sumatera Utara , Jln.Karya Wisata , Gedung Johor Kecamatan Medan Johor , Kabupaten Kotamadya Medan , ketinggian tempat lebih kurang 25 mdpl dengan topografi datar . Pratikum ini dilaksankan pada hari Senin Tanggal 05 Desember 2022 tepatnya pada pukul 14.00 Wib sampai dengan pukul 16.00 Wib.

3.2 Bahan Dan Alat 3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan adalah tanaman yang diduga terserang bakteri.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan adalah Alat Tulis.

3.3 Metode Praktikum

1. Tuliskan nama penyakit : Nama local, nama latin.

2. Buat foto / gambar dan tempelkan pada bagian tersebut.

3. Tuliskan gejala serangan ataupun kerusakan yang ditimbulkan.

4. Jelaskan tanda yang ada dan gambar menggunakan pensil warna atau foto.Seperti : bagian tanaman yang dirusak , jenis kerusakan , jenis tanaman yang diserang, tanaman yang tidak di serang Tuliskan sedetail mungkin sesuai dengan pengetahuan Anda. Buat foto atas gejala tersebut.

5. Tuliskan tanda tanda lain yang ada atau hasil pengamatan mikroskop.

(10)

4. HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil

No Gambar Keterangan

1 Gejala awal berupa bercak putih pada

sisi bawah daun yang selanjutnya warna hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Bagian tengah terbentuk gabus warna coklat.

Luka terjadi pada bagian atas dan bawah daun.

2

Bakteri yang menyebabkan penyakit bercak cokelat pada tanaman anggrek.

3 Bakteri Erwinia carotovora dapat

menyerang semua bagian tubuh tanaman, apabila keadaan lingkungan mendukung seperti kelembaban tinggi, bakteri ini dapat berkembang dengan cepat terutama pada jaringan muda dan dapat menyebabkan kematian pada bibit angrek. Pemuliaan tanaman merupakan salah satu solusi untuk mengendalikan penyakit pada tanaman anggrek.

(11)

5. PEMBAHASAN

Tanaman dapat dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Dengan demikian penyakit tanaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal. Penyakit tanaman adalah suatu aktifitas fisiologi yang merugikan, akibat gangguan terusmenerus oleh faktor penyebab primer dan dinyatakan melalui aktifitas sel yang abnormal serta ditunjukan dalam keadaan patologis yang khas atau disebut “gejala” (Sarwan, 2000).

Dari gejala ditimbulkan cukup jelas dilihat, bahwa penyakit dapat menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit adalah suatu keadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas hasil (Viesel, 2015).

Misalnya: kemarin dan hari-hari yang lalu tanaman tomat itu kelihatan selalu segar, sedangkan sekarang layu. Tanaman ini menyimpang dari keadaan normal lalu biasanya orang mengatakannya sakit. Penyebab sakit itu bermacam-macam, ada yang disebabkan oleh hama, cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan/kelebihan unsur hara, dan lain-lain. Selain itu penyakit juga terdiri dari beberapa macam yang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan non-parasit atau fisiologis (Guamin, 2014).

Dalam hal ini, berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, kami hanya membahas penyakit yang disebabkan oleh parasit. Istilah parasit berasal dari bahasa latin parasitus, artinya penebeng, pembonceng atau benalu.

Kata parasit juga beasal dari bahasa yunani parasitos, yang artinya makan bersama- sama dengan lainnya dalam satu meja (Jeromi, 2016).

(12)

Dewasa ini istilah parasit dalam dunia pertanian berarti mahluk yang memperoleh makanan atau keuntungan dari mahluk lain tetapi tidak mau memberi imbalan. Dalam ilmu penyakit yang disebut parasit adalah tanaman atau binatang yang hidup di dalam atau pada mahluk lain dan memperoleh makan tanpa memberikan konpensasi sedikitpun. Tanaman atau binatang yang di tempati parasit disbut innang atau tuan rumah (Tantri, 2019).

(13)

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Patologi tanaman (juga fitopatologi) adalah studi ilmiah penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh patogen (organisme infeksius) dan kondisi lingkungan (faktor fisiologis).

2. patogen (organisme infeksius) dan kondisi lingkungan (faktor fisiologis).

Organisme yang menyebabkan penyakit menular meliputi jamur, oomycetes, bakteri, virus, viroid, organisme mirip virus, fitoplasma, protozoa, nematoda dan tanaman parasit.

3. Pada umumnya bakteri patogen tanaman tidak langsung masuk ke dalam sel tanaman, namun dengan memperbanyak diri pada ruang antar sel 4. Bakteri patogen dapat masuk melalui lubang alami pada tanaman, yaitu

pada stomata, lentisel, hidatoda, dan luka pada jaringan.

5. Bakteri patogen dapat mengekskresikan racun, fitohormon, enzim ekstraseluler, dan polisakarida ekstraseluler Isolasi dan identifikasi bakteri patogen pada Nepenthes sangat penting dilakukan sebagai upaya penanganan Nepenthes yang terjangkit penyakit

6.2 Saran

1. Diharapkan selama pratikum dapat berjalan dengan lancar .

2. Diharapkan Mahasiswa melengkapi bahan pratikum dengan benar .

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Mansyur, 2012. Bakteri pada Tanaman.(Serial Online)

(https://media.neliti.com/media/publications/141894-ID-none.pdf) Diakses Pada Tanggal 06 Desember 2022. Pukul 23.26 Wib.

Habibi, 2016. gejala penyakit pada tanman .(Serial Online) (file:///C:/Users/Win10/Downloads/14109-Article%20Text-54433-1-10-

20220203.pdf). Diakses Pada Tanggal 06 Desember 2022. Pukul 23.37 Wib.

Jumali, 2011. Bakteri yang menyerang tanaman. (Serial Online) (https://faperta.unmul.ac.id/web/wp-content/uploads/2019/01/SEGITIGA-

PENYAKIT-TANAMAN-SIAP-CETAK.pdf). Diakses Pada Tanggal 06 Desember 2022. Pukul 23.38 Wib.

Agrios, 1997. Patogen yang menyerang tanaman.(Serial Online) (https://www.upnjatim.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/PRAK-IHPT-2017- 2.pdf). Diakses Pada Tangga06 Desember 2022. Pukul 23.40 Wib.

Nelson 1979. Gejala penyakit tanaman .(Serial Online) (https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPTT/article/download/15584/7740/). Diakses Pada Tanggal 06 Desember 2022. Pukul 23.43 Wib.

Referensi

Dokumen terkait

"The Influence of Working Backward Problem Solving Strategy Towards Mathematical Reasoning Ability in Terms of Students’ Emotional Intelligence", Journal of Physics: Conference Series,

APPLICATIONS OF IMAGE PROCESSING AND ANALYSIS IN AUTOMATED BIODOSIMETRY Dicentric chromosome assay The use of image processing and analysis and software development to