• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL FAIK EVALUASI PENANGANAN STUNTING DALAM UPAYA MENURUNKAN STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN MERAUKE

N/A
N/A
Muhamad faik Fathur rohman

Academic year: 2024

Membagikan "JURNAL FAIK EVALUASI PENANGANAN STUNTING DALAM UPAYA MENURUNKAN STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN MERAUKE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING DALAM UPAYA MENURUNKAN STATUS GIZI BURUK DI DISTRIK TANAH MIRING

KABUPATEN MERAUKE

EVALUATION OF THE POLICY FOR HANDLING STUNTING IN AN EFFORT TO REDUCE MALNUTRITION STATUS IN TANAH MIRING DISTRICT, MERAUKE

REGENCY

OLEH :

MUHAMAD FAIK FATHUR ROHMAN NPM. 2020 6320 1018

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

2024

(2)

EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING DALAM UPAYA MENURUNKAN STATUS GIZI BURUK DI DISTRIK TANAH MIRING

KABUPATEN MERAUKE Oleh :

MUHAMAD FAIK FATHUR ROHMAN NPM. 2020-63-201-018

Disetujui Oleh :

Nama Tanda Tangan Tanggal

Dr. Alexander Phuk Tjilen, SE., M.Si ... ...

(Pembimbing)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUSAMUS 2024

(3)

EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING DALAM UPAYA MENURUNKAN STATUS GIZI BURUK DI DISTRIK TANAH MIRING

KABUPATEN MERAUKE

Muhamad Faik Fathur Rohman1, Alexander Phuk Tjilen2

1 Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Musamus, Merauke

2 Progam Studi Administrasi Publik Program Magister, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Musamus Merauke

Email; [email protected] ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Evaluasi Kebijakan Penanganan Stunting dalam upaya menurunkan status gizi buruk di distrik tanah miring Kabupaten Merauke. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, lokasi penelitian di Kantor Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke. Metode yang digunakun dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dcngan tcknis analisis data tuenggunakan menurut Miles dan huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesintpulan. Jumlah informan dalam penelitian ini sebunyak 14 informan. Hasil pcnelitian mcngenai Evaluasi Kcbijakan Pcnanganan Stunting Dalatn upaya Menurunkan Status Gizi Benik Di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke masih belum optimal. Perlu adanya perbaikan regulasi lebih k onferhensif dan kuat untuk menyelesaikan persoalan stunting, Faktor penghambat tersebut ialah seperti sumber daya manusia yang masih kurang maksimal di manfaatkan kalaborasi antar sektor untuk pcnanganan pcrmasalahan stunting di Distrik Tonah Miring belum optimal dan keterbatasan akses pclayanan kesehatan terhadap masyarakat terkhususnya masyarakat lokal di Distrik Tanah Miring Kabupaten merauke kurang memadai sehingga mempengaruhi proses penanganan upaya menurunkan status gizi buruk di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.

Kata kunci : Evalunsi Rcbijnknn, Stunting, Status Gizi Duruk

(4)

1. Pendahuluan

Masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan penting untuk segera diatasi di Indonesia. Terutama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai permasalahan gizi paling lengkap.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia cenderung terus meningkat, tidak sebanding dengan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Salah satu masalah gizi di Indonesia yang masih bermasalah sampai dengan saat ini adalah stunting (Sugianto, 2021).

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk mencegah dan menanggulangi stunting, baik yang bersifat spesifik maupun sensitif. Beberapa contoh kebijakan dan program tersebut adalah Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (GN-PPG), Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Program Percepatan Penurunan Stunting (P3S), dan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Namun, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program tersebut masih menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, seperti keterbatasan anggaran, koordinasi, partisipasi, dan pemantauan.

Regulasi kebijakan yang di ambil dalam penanganan stunting sudah dilakukan beberapa kebijakan dari pemerintah pusat hingga turun ke tingkat ABSTRACT

This study aims to describe the Evaluation of the Stunting Handling Policy to Reduce Malnutrition Status in Tanah Miring District, Merauke Regency. This study was conducted for approximately three months; the research location was at the Tanah Miring District Office, Merauke Regency. The method used in this study is descriptive qualitative with data analysis techniques using sources according to Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The number of informants in this study was 14 informants. The survey results regarding the Evaluation of the Stunting Handling Policy to Reduce the Nutritional Status of Macaques in Tanah Miring District, Merauke Regency, still need improvement. There needs to be a more comprehensive and robust regulatory improvement to solve the problem of stunting. The inhibiting factors are human resources that still need to be optimally utilized, and collaboration between sectors to handle stunting problems in Tanah Miring District has yet to be optimal. Access to health services for the community, especially local communities in Tanah Miring District, Merauke Regency, needs to be improved. It affects handling efforts to reduce malnutrition in Tanah Miring District, Merauke Regency

Keywords : Policy Evaluation, Stunting, Malnutrition Status

(5)

pemerintah kampung Peraturan Bupati Merauke Nomor 76 Tahun 2020, Tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Stunting di Kabupaten Merauke, kebijakan yang direncanakan sebagai landasan program –program penanganan stunting.

TABEL 1 Prevalensi Status Gizi Di Distrik Kabupaten Merauke

Sumber : Olah Data Stunting Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Pada tabel diatas dijelaskan prevelensi angka stunting dari tahun 2022 hingga 2024 Distrik Kimaam memiliki angka stunting terendah dengan angka 9 pada tahun 2022 sedangkan Distrik Ngguti memiliki angka stunting terendah dengan angka 3 pada tahun 2023 lalu Distrik Tamboji dan Ngguti memiliki angka stunting terendah dengan angka 1 pada tahun 2024

NO PUSKESMAS

KABUPATEN MERAUKE

JUMLAH STUNTING

2022 2023 2024

1 Kimaam 9 17 20

2 Waan 124 66 68

3 Tabonji 95 36 1

4 Ilwayab 133 43 24

5 Okaba 33 30 31

6 Tubang 63 37 11

7 Ngguti 12 3 1

8 Kaptel 50 29 19

9 Kurik 91 59 7

10 Kumbe 130 105 61

11 Wayau 32 32 41

12 Mopah baru 120 138 120

13 Karang indah 69 96 66

14 Samkai 196 88 35

15 Kelapa lima 101 88 37

16 Rimba jaya 113 98 74

17 Gudang arang 116 89 51

18 Kuprik 104 85 80

19 Tanah miring 247 161 152

20 Jagebob 59 45 40

21 Sota 16 15 9

22 Naukenjerai 34 17 6

23 Muting 110 70 61

24 Bupul 61 51 37

25 Ulilin 55 49 40

TOTAL 2.173 1.547 1.092

(6)

sedangkan prevelensi angka stunting tertinggi dari 3 tahun terakhir terdapat pada Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke dengan angka 247 pada tahun 2022, 161 pada tahun 2023, 152 pada tahun 2024, maka dari itu peneliti memfokuskan penelitianya pada Distrik Tanah Merah untuk mengevaluasi kebijakan penanganan stunting dalam upaya menurunkan status gizi.

Dalam konteks Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke, Evaluasi kebijakan penanganan stunting bukanlah hal yang mudah, mengingat tantangan geografis, sosial, dan ekonomi yang dihadapi. Namun, dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat setempat, diharapkan bahwa program ini dapat menjadi langkah penting dalam mengatasi masalah gizi buruk dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kabupaten Merauke. Artinya, upaya ini bukan hanya berfokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan agar masalah gizi buruk dapat diatasi secara berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan penanganan stunting dalam upaya menurunkan status gizi buruk di Kabupaten Merauke.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efektivitas, relevansi, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan kebijakan dan program yang telah dilaksanakan, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan kualitas kebijakan dan program di masa mendatang.Dari permasalahan yang telah dipaparkan tersebut dan masih tingginya kasus stunting di Kabupaten Merauke, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam terkait dengan “Evaluasi Kebijakan Penanganan Stunting Dalam Upaya Menurunkan Status Gizi Buruk Di Diatrik Tanah Miring Kabupaten Merauke”

2. Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini, menurut Sugiyono (2011) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

(7)

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

3. Hasil dan Pembahasan

Distrik adalah sebuah daerah administratif di wilayah indonesia yang berada di bawah wilayah tingkat II (Kabupaten atau kota). Kedudukan Distrik merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Kepala Distrik. Dalam konteks Otonomi Daerah di Indonesia, Distrik merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seorang Kepala Distrik (Daftar Isi Tanah Miring Dalam Angka 2017, 2017).

Distrik Tanah Miring adalah sebuah Distrik di Kabupaten Merauke, Papua, Indonesia. Kantor Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke yang beralamat di Jalan Trans Irian berdiri pada tanggal 01 Maret 2003 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Merauke Nomor 5 Tahun 2002 dan di resmikan oleh Bapak Drs. Johanes Gluba Gebze. Distrik Tanah Miring terletak antara 1400.60’– 1400.80’ Bujur Timur dan 7070’– 80.40’

Lintang Selatan. Distrik Tanah Miring memiliki luas 1.211,81 km2 atau 2,69 persen dari luas wilayah Kabupaten Merauke, Distrik Tanah Miring memiliki 14 Kampung. Distrik Tanah Miring dibatasi oleh daratan. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Distrik Jagebob, sebelah timur berbatasan dengan Distrik Sota, di sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Merauke dan sebelah barat berbatasan dengan Distrik Semangga.

Menurut Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Merauke, Distrik Tanah Miring terletak pada ketinggian +/- (6-25) m diatas permukaan laut dan jarak tempuh dari ibu kota kabupaten ke ibu kota distrik sejauh +/- 50 km (BPS, 2019). Dalam pembahasan ini penulis akan coba menjabarkan permasalahan yang penulis temukan dari hasil wawancara bersama beberapa sumber informan diatas yang kemudian akan penulis kaitkan dengan beberapa variabel indikator di bawah ini:

(8)

1. Efektifitas

Efektivitas juga selalu dikaitkan dengan hubungan antara hasil yang diharapkan, dan hasil kenyataan. Dapat disimpulkan bahwa tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan jika dapat mengatasi masalah maka dapat dikatakan kebijakan berhasil, namun apabila suatu kebijakan tidak dapat mengatasi masalah tersebut maka kebijakan tersebut gagal. Efektivitas suatu kebijakan tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Efektivitas dalam Manajemen Efektivitas dalam konteks manajemen dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian tujuan atau hasil yang diharapkan dari suatu organisasi atau proses manajerial. Menurut Hitt dan Colella (2020), efektivitas diukur berdasarkan sejauh mana organisasi mencapai tujuan strategisnya dengan optimal (Yup, 2023).

Beberapa narasumber kunci menyampaikan efektifitas akan perbub Nomer 76 tahun 2020 sudah mencapai efektif untuk penanggulangan permasalahan stunting di Distrik Tanah Miring data penelitian yang ditemukan dalam pelaksananya di lapangan masih belum menemukan keberhasilan atas pencapaian yang disasarkan karna beberapa narasumber pendukung menyampaikan Distrik Tanah Miring di beberapa Kampung masih terkendala akan akses pelayanan kesehatan dan kurangnya evaluasi monitoring secara berkelanjutan akan program-program unggulan penanganan stunting di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.

2. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan jumlah upaya yang dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas tertentu, umumnya diukur dari segi biaya.

Apabila tujuan kebijakan publik lebih mahal dari pada hasil kebijakan tersebut, maka dapat dikatakan kebijakan tersebut tidak efisien.

Dalam Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang rancana aksi daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke pada Distrik Tanah Miring peneliti menemukan fakta yang di sampaikan oleh informan 1 (NM) Perbub tersebut sudah memberikan langka strategis yang diambil untuk

(9)

menagani masalah stunting beberapa indikator yang menunjukan perkembangan yang positif namun untuk mencapai efisiensi yang maksimal di perlukan upaya berkelanjutan, inovasi, serta partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait, termasuk masyarakat di Distrik Tanah Miring dan pernyataan dari informan 5 (JR) sampaikan belum bisa dikatakan efisien sepenuhnya karna masih terdapat kendala di lapangan seperti kuranganya akses terhadap gizi yang mewadai, infrastruktur kesehatan yang belum optimal serta kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan, hal yang sama di sampaikan oleh informan pendukung efisiensi perbub tersebut perlu peningkatan yang maksimal untuk penyelesaian masalah stunting di Distrik Tanah Miring karna masih di beberapa kampung mendapatkan kendala yanag sama.

Perbub Nomer 76 tersebut masih belum optimal karena pemanfaatan sumberdaya belum terpenuhi secara baik dan masih banyak keterbatasan mulai dari mobilitas, sosialisasi, edukasi dan evaluasi monitoring secara berkala perlu adanya perbaikan kebijakan yang lebih tegas untuk menuntaskan permasalahan tersebut, namun demikian untuk Distrik Tanah Miring sudah mencapai penurunan kasus stunting dengan ditandai jumlah angka 3 tahun terakhir mengalami penurunan setiap tahunya hal tersebut menjadi acuan untuk penyelenggaraan program penanganan stunting untuk lebih ditingkatkan lagi dalam kinerja penangananya.

3. Kecukupan

Kecukupan dalam suatu kebijakan publik diukur dari sejauh mana tingkat efektivitas dapat memenuhi kebutuhan nilai atau peluang dalam suatu masalah. Artinya, sebelum suatu kebijakan disahkan, perlu dilakukan analisis kesesuaian metode dengan tujuan yang ingin dicapai.

Edward Anderson (2013) dalam artikelnya "Development as Freedom: Reflections on Amartya Sen's Approach" menyatakan bahwa kecukupan adalah kemampuan individu untuk mencapai kesejahteraan yang mereka nilai penting. Anderson menekankan bahwa kecukupan mencakup akses terhadap hak-hak dasar dan kesempatan yang memungkinkan

(10)

individu untuk menjalani kehidupan yang bermakna. Kecukupan, menurut Anderson, adalah kunci untuk mencapai pembangunan manusia yang berkelanjutan dan inklusif (Gaspe & Van Staveren, 2003).

Pada regulasi kebijakan peraturan bupati Nomer 76 tahun 2020 tetang rancana aksi daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke penerapan di Distrik Tanah Miring merupakan suatu kerangka kerja yang komperhensif, menurut narasumber yang peneliti kumpulkan mengenai apakah Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 sudah bisa mengakomodir permasalah stunting di Distrik Tanah Miring, peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara deengan narasumber (NM) menyampaikan Perbub Nomer 76 tersebut di rancang untuk mengakomodir penanganan stunting di Distrik Tanah miring namun dalam implementasinya di lapangangan masih bergantung pada koordinasi sektor terkait, ketersediaan sumber daya, dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, hal yang sama di katakan oleh (JR) diperlukan sinergi dan kalaborasi lebih intensif antara berbagai pihak, serta adaptasi dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan di lapangan.

Peneliti juga menemukan fakta di lapangan bahwa masyarakat yang berada di beberapa kampung di Distrik Tanah Miring memang belum merasakan kecukupan dalam penangan permasalahan stunting karena Perbub Nomer 76 hanya menjadi langka kerangka kerja yang komperhensif namun belum ada ketegasan yang optimal perlu adanya regulasi yang berintegrasi untuk berkelanjutan dalam menagani masalah stunting, Namun tingkat keberhasilan Distrik Tanah Miring dalam menurunkan prevelensi jumlah kasus stunting sudah bisa dikatakan berhasil dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah kasus stunting.

4. Perataan

Perataan memiliki arti keadilan yang diberikan atau diperoleh dari kebijakan publik. Implementasi kebijakan publik harus bersifat fair di

(11)

semua sektor, dan lapisan masyarakat dapat merasakan hasil dari kebijakan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut World Health Organization (WHO), perataan kesehatan atau "health equity" adalah keadaan di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi kesehatannya yang optimal tanpa dibatasi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang merugikan. WHO menekankan bahwa perataan kesehatan harus mencakup upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan, akses ke sumber daya kesehatan, serta dalam distribusi penyakit dan kesehatan (Castro et al., 2022).

Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 dalam penerapanya di Ditrik Tanah Miring apakah sudah bisa memenuhi kepentingan masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan masyarakat mengenai permasalah penanggulangan stunting sebeb perbub tersebut menjadi landasan kuat sebagai pelaksanan penanggulangan stunting. Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancaranya dengan beberapa narasumber penerapan perbub tersebut di Distrik Tanah Miring belum bisa memenuhi kepentingan masyarakat di Distrik Tanah Miring karena masih banyak di beberapa Kampung terkhusus nya masyarakat lokal di Distrik Tanah Miring belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan maksmal dan keterbatasan mobilitas trasportasi menjadi tantangan yang kuat untuk segera di perbaiki sehingga pelaksanan akan pelayanan kesehatan bisa tersampaikan dengan optimal di harapakan pemerinta setempat menanggapi kendala ini dengan serius dengan melakukan kalaborasi kerjasama yang konsisten dan penambahan armada traspotrasi di setiap postu di kampung – kampung di Distrik Tanah Miring.

5. Responsivitas/Responsiveness

Responsivitas/Responsiveness diartikan sebagai respon komunitas terhadap suatu kegiatan. Hal ini terkait sejauh mana kebijakan tersebut dapat memenuhi kebutuhan acuan atau nilai-nilai kelompok masyarakat.

Keberhasilan kebijakan tersebut terlihat dari respon masyarakat terhadap

(12)

kebijakan tersebut dengan syarat masyarakat sudah memiliki prediksi atas kebijakan yang dilaksanakan. Responsiveness merupakan gambaran dari empat indikator evaluasi kebijakan sebelumnya berupa dukungan atau penolakan suatu kebijakan.

Studi oleh O'Reilly et al. (2020) menyatakan bahwa responsivitas dalam konteks pelayanan kesehatan adalah kunci dalam memberikan perawatan yang efektif dan memuaskan kepada pasien. Responsivitas di sini melibatkan kemampuan sistem kesehatan untuk merespons kebutuhan dan preferensi pasien secara cepat dan tepat (Responsivitas et al., 2023).

Pelaksanan kebijakan tentu harus dirancang untuk mendapatkan respon yang diberikan oleh masyarakat sebagai point landasan evaluasi perbaikan kebijakan yang sudah berjalan dalam penelitia ini kebijakan Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang rancana aksi Daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke regulasi tersebut diharapakan bisa mendapatkan responsivitas yang selaras dengan antara program dan kegiatan yang terleksana.

Maka peneliti menyumpulkan dengan melihat hasil olah data melalui wawancara dengan beberapa narasumber di Distrik Tanah Miring responsivitas perbub Nomer 76 tahun 2020 belum terlaksana dengan baik di Daerah Distrik Tanah Miring masih adanya kendala antara program stunting yang sudah dirancang dengan proses kegiatan yang di berikan ke masyarakat hal nya pemberian makana tambahan yang keterbatasan sumberdaya menjadikan kegiatan tersebut tidak terlaksana baik namun menjadi point penting bagi pemerintah terus meningkatkan hubungan kalaborasi antar sektor untuk membantu keterbatasanya sumberdaya dan kesetaraan program dan kegiatan yang direncanakan.

6. Kesesuaian

Kesesuaian mengacu pada nilai atau harga tujuan program, dan asumsi yang mendasari tujuan tersebut. Indikator ini dikaitkan dengan rasionalitas substantif karena menyangkut tujuan, bukan metode, atau instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kesesuaian juga

(13)

mengacu pada nilai atau harga tujuan kebijakan untuk pernyataan yang mendasari tujuan tersebut.

Kesesuaian mengacu pada sejauh mana suatu hal atau informasi relevan atau sesuai dengan tujuan atau konteks tertentu. Hal ini dapat berlaku dalam berbagai bidang, mulai dari teknologi informasi hingga ilmu sosial. Menurut Hargie dan Dickson (2020), kesesuaian didefinisikan sebagai kemampuan untuk relevan dan bermanfaat dalam situasi yang relevan (Choirin & Idris, 2023).

Dalam Pelaksanaan Perbub Nomer 76 tahun 2020 Distrik Tanah Miring peneliti menyimpulkan hasil olah data melelui proses wawancara dengan beberapa narasumber, seperti hal yang disampaikan oleh narasumber NM sudah sesuai dengan amanat regulasi tersebut. Sasaran ini mencakup upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyeluruh serta terpadu, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif.

Ketepatan regulasi yang dibuat untuk penanganan stunting di Kabupaten Merauke terkususnya di daerah Distrik Tanah Miring sudah seharusnya sesuai dengan amanat yang di sampaikan, namun pernyataan tersebut di dukung oleh narasumber JR dengan menyampaikan Perbub ini mengatur berbagai langkah strategis yang komprehensif untuk mengatasi persoalan stunting, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan ibu dan anak.

Implementasi di Distrik Tanah Miring juga telah disesuaikan dengan kondisi lokal, melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan pencapaian target yang ditetapkan.

Namun peneliti melakukan observasi terhadap narasumber pendukung yang di sampaikan (SO) saya melihat perbub tersebut belum bisa dikatakan sesuai amanah yang di sasarkan karena masyarakat di Kampung kami masih ada yang terdampak kasus anak stunting dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masih belum maksimal. Hal tersebut peneliti temukan juga pada narasumber (AM) menurut saya belum bisa

(14)

Perbub tersebut belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diharapkan karena masih terdapat kebutuhan lebih lanjut dalam implementasi program dan peningkatan koordinasi antar stakeholder di tingkat lokal.

Maka dari itu peneliti menyumpulkan harus adanya ketegasan regulasi atau pun perbaikan kebijakan yang lebih konferhensif dan relevan dengan peristiwa peneliti temukan, namun peneliti menemukan bahwa jumlah angka kasus stunting di Distrik Tanah Miring menurun dari 247 kasus hingga 152 kasus dari 3 tahun terakhir.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai evaluasi kebijakan penanganan stunting dalam upaya menurunkan status gizi buruk di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.

Hal tersebut dapat dilihat dengan beberapa indikator sebagai berikut:

1. Efektifitas

Dalam penelitian ini peneliti mengambil keseimpulan bahwa penelitian mengenai evaluasi kebijakan penanganan stunting dalam upaya menurunkan status gizi buruk di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke sesuai dengan regulasi Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Stunting di Kabupaten Merauke, Distrik Tanah Miring belum memaksimalkan efektifitas sesuai kebijakan yang berjalan sehingga jumlah kasus stunting di daerah tersebut mengalami prevelensi angka stunting yang tinggi namun dalam laporan tahun 2024 jumlah kasus stunting di Distrik Tanah Miring mengalami penurunan angka kasus stunting dalam 3 tahun terakhir.

2. Efisiensi

(15)

Dalam Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang rancana aksi daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke pada Distrik Tanah Miring peneliti menemukan fakta yang di sampaikan oleh para informan efisiensi perbub tersebut masih belum optimal karena pemanfaatan sumberdaya belum terpenuhi secara baik dan masih banyak keterbatasan mulai dari mobilitas, sosialisasi, edukasi dan evaluasi monitoring secara berkala perlu adanya perbaikan kebijakan yang lebih tegas untuk menuntaskan permasalahan tersebut namun demikian untuk Distrik Tanah Miring sudah mencapai penurunan kasus stunting dengan ditandai jumlah angka 3 tahun terakhir mengalami penurunan setiap tahunya hal tersebut menjadi acuan untuk penyelenggaraan program penanganan stunting untuk lebih ditingkatkan lagi dalam kinerja penangananya.

3. Kecukupan

Peneliti juga menemukan fakta di lapangan bahwa masyarakat yang berada di beberapa kampung di Distrik Tanah Miring memang belum merasakan kecukupan dalam penangan permasalahan stunting karena Perbub No 76 hanya menjadi langka kerangka kerja yang komperhensif namun belum ada ketegasan yang optimal perlu adanya regulasi yang berintegrasi untuk berkelanjutan dalam menagani masalah stunting Namun tingkat keberhasilan Distrik Tanah Miring dalam menurunkan prevelensi jumlah kasus stunting sudah bisa dikatakan berhasil dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah kasus stunting.

4. Perataan

Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancaranya dengan beberapa narasumber penerapan perbub tersebut di Distrik Tanah Miring belum bisa memenuhi kepentingan masyarakat di Distrik Tanah Miring karena masih banyak di beberapa Kampung terkhusus nya masyarakat lokal di Distrik Tanah Miring belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan maksmal dan keterbatasan mobilitas trasportasi menjadi tantangan yang kuat untuk segera di perbaiki sehingga pelaksanan akan pelayanan kesehatan bisa tersampaikan dengan optimal di harapkan pemerintah

(16)

setempat menanggapi kendala ini dengan serius dengan melakukan kalaborasi kerjasama yang konsisten dan penambahan armada traspotrasi di setiap postu di kampung – kampung di Distrik Tanah Miring.

5. Responsivitas

Responsivitas Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 belum terlaksana dengan baik di Daerah Distrik Tanah Miring masih adanya kendala antara program stunting yang sudah dirancang dengan proses kegiatan yang di berikan ke masyarakat hal nya pemberian makana tambahan yang keterbatasan sumberdaya menjadikan kegiatan tersebut tidak terlaksana baik namun menjadi point penting bagi pemerintah terus meningkatkan hubungan kalaborasi antar sektor untuk membantu keterbatasanya sumberdaya dan kesetaraan program dan kegiatan yang direncanakan.

6. Kesesuaian

Namun peneliti melakukan observasi terhadap narasumber pendukung yang di sampaikan (SO) saya melihat perbub tersebut belum bisa dikatakan sesuai amanah yang di sasarkan karena masyarakat di kampung kami masih ada yang terdampak kasus anak stunting dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masih belum maksimal. Hal tersebut peneliti temukan juga pada narasumber (AM) menurut saya belum bisa Perbub tersebut belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diharapkan karena masih terdapat kebutuhan lebih lanjut dalam implementasi program dan peningkatan koordinasi antarstakeholder di tingkat lokal. Maka dari itu peneliti menyumpulkan harus adanya ketegasan regulasi atau pun perbaikan kebijakan yang lebih konferhensif dan relevan dengan peristiwa peneliti temukan namun peneliti menemukan bahwa jumlah angka kasus stunting di Distrik Tanah Miring menurun dari 247 kasus hingga 152 kasus dari 3 tahun terakhir.

5. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

(17)

1. Evaluasi kebijakan mengenai penanggulangan stunting harus lebih ditingkatkan lagi dari sektor Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah Distrik Tanah Miring

2. Melakukan monitoring secara berkala untuk melihat efektivitas dan efisiensi keberhasilan program uanggulan penanganan stunting dari tingkat Pemerintah Pusat samapai Wilayah Daerah Kampung/Desa 3. Melakukan kalaborasi antar sektor Wilayah untuk lebih menekankan

pada implementasi dan evaluasi monitiring berkelanjutan

4. Memberikan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat Distrik Tanah Miring untuk lebih komperhensif

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D., Mexitalia, M., Margawati, A., Hadisaputro, S., & Setyawan, H.

(2017). Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 2(1), 46. https://doi.org/10.14710/jekk.v2i1.3994

Andriani, P. E. (2012). Determinan Status Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar. Kemas, 7(2), 122–126. http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

Anggiruling, D. O., Ekayanti, I., & Khomsan, A. (2019). Factors Analysis of Snack Choice, Nutrition Contribution and Nutritional Status of Primary School Children. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 81–90.

https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i1.5914

Anzarkusuma, I. S., Mulyani, E. Y., Jus’at, I., & Angkasa, D. (2015). Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajeg Tangerang (Nutritional Status Based on Primary School Student’S Dietary Intake in Rajeg District Tangerang City). IJHN (Indonesian Journal of Human Nutrition), 1(2), 135–148. https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/109/115 Arifin, K. M. Z. (2022). “EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENCEGAHAN

STUNTING DI WILAYAH PAMANUKAN (Studi Kasus Pada Puskesmas Pamanukan).” The World of Public Administration Journal, 4(1), 35–44.

https://doi.org/10.37950/wpaj.v4i1.1344

Arumsih, L. (2023). Analisis Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini Di Dusun Sukajadi Pekon Bandar Baru. 27–28.

http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/29121

Asmin, A., Arfah, A. I., Arifin, A. F., Safitri, A., & Laddo, N. (2021). Hubungan Pola Makan Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar. FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 1(1), 54–59.

https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.9

BPS. (2019). Kecamatan Tanah Miring Dalam Angka 2019. Energy BPS-Statistics Indonesia.

https://meraukekab.bps.go.id/publication/2019/09/27/6c6937b8d07186983a7 ac2fa/kecamatan-tanah-miring-dalam-angka-2019.html

Cahyaning, Rizky, A. (2019). Hubungan Pola Konsumsi , Aktivitas Fisik dan Jumlah Uang Saku dengan Status Gizi pada Siswa SMP Negeri di Kota Malang Tahun 2019. Sport Science and Health, 1(1), 22–27.

http://journal2.um.ac.id/index.php/jfik/article/download/9984/4488

Castro, A., Marmot, M., Garay, J., de Negri, A., & Buss, P. (2022). Achieving sustainable health equity. Bulletin of the World Health Organization, 100(1), 81–83. https://doi.org/10.2471/BLT.21.286523

Choirin, M., & Idris, I. (2023). Pengantar Komunikasi Dakwah. www.ikadi.or.id

(19)

Daftar Isi Tanah Miring Dalam Angka 2017. (2017).

Dewi, A. C., & Al-Hamdi, R. (2021). Faktor-Faktor Pengaruh Kegagalan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Larangan Pelacuran Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, 10(

2), 303–314. https://doi.org/10.33701/jiwbp.v10i2.1329

Efriandi, T. (2010). Evaluasi Kebijakan Langsung Tunai Di Kabupaten Muara Enim (Studi Kasus di Kecamatan Lawang Kidul). 1–104.

Erika, E., Sari, Y., & Hajrah, W. O. (2020). Kejadian Wasting pada Balita Usia 6-59

Bulan. Jurnal Bidan Cerdas, 2(3), 154–162.

https://doi.org/10.33860/jbc.v2i3.110

Estu, A. P. E., & Wahyuni, E. S. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan Status Gizi Siswa (Studi Pada Siswa Kelas I , II , III di SDN Balas Klumprik I No. 343 Wiyung Surabaya). Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 06(343), 35–39. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal- pendidikan-jasmani/issue/archive

Fatmariyanti, Y., & Fauzi, A. (2023). Kebijakan Publik Versi William Dunn:

Analisis Dan Implementasi. Journal of Humanities and Social Studies, 1(1), 1–

9.

Fatmawati, K. (2023). Skripsi pengelolaan kearsipan dalam meningkatkan pelayanan administrasi di kantor distrik tanah miring kabupaten merauke.

Fauzan, A. (2024). Evaluasi Kebijakan Publik: Mengukur Keberhasilan dan Dampak Kebijakan. Readmore. https://readmore.id/evaluasi-kebijakan- publik/

Gaspe, D., & Van Staveren, I. (2003). Development as freedom - And as what else?

Feminist Economics, 9(2–3), 137–161.

https://doi.org/10.1080/1354570032000078663

GFallis, A. (2013). Teori Kebijakan Implementasi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Kasmad, R., & Mutmainnah. (2023). Hubungan Pola Makan Dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 6(4), 4428–4437.

Laga Nur, M., Oematan, G., & Rina, Y. H. T. (2021). Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Alokasi Waktu Ibu Rumah Tangga Dengan Pola Asuh Makan Anak Bawah Dua Tahun. Jurnal Pangan Gizi Dan Kesehatan, 10(1), 1–15.

https://doi.org/10.51556/ejpazih.v10i1.130

Maya. (2022). CEGAH PENAMBAHAN STUNTING DI MERAUKE SEJUMLAH OPD TERLIBAT AKSI KONVERGENSI. 17 Juli 2022.

https://portal.merauke.go.id/news/5906/cegah-penambahan-stunting-di- merauke-sejumlah-opd-terlibat-aksi-konvergensi.html

(20)

Maywita, E., & Putri, N. W. (2019). Determinan Pengaruh Tingkat Pendidikan danPengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting Bayi 6-24 Bulan. Jurnal Human Care, 4(3), 173–177.

Nurahadiyatika, F., & Himmawan, M. F. (2022). Literature Review: The Description of the Stunting Memory Program Evaluation as an Effort to Optimize the Decline in the Stunting Incidence in the Pandemic Covid-19 Era.

Amerta Nutrition, 6(1SP), 336–342.

https://doi.org/10.20473/amnt.v6i1sp.2022.336-342

Pujiati, W. (2021). Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 1–36 Bulan. Menara Medika, 4(1), 34.

jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/article/view/2803/2191

Rahmawati, L. (2022). Hubungan antara Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Konsumsi Jajanan Tinggi Energi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Skripsi, 93.

Responsivitas, S., Publik, P., Kasus, S., Kesehatan, P., Puskesmas, D. I., Kabupaten, B., Selayar, K., Saputra, A. D. W. I., Fakultas, D., Sosial, I., Ilmu, D. A. N., &

Universitashasanuddin, P. (2023). i.

Rorong, A. (2019). Hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dengan status gizi anak Sekolah Dasar Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. Kesmas, 8(2), 15–21.

Sahdhina, R. S., Ana Dina, R., Fajriah, E., & Zahra, A. (2024). Hubungan Pendapatan Keluarga Dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Dampaknya Terhadap Status Gizi Anak Usia Sekolah Di Desa Babakan. Jurnal Sains Dan Teknologi Kesehatan, 4(2), 44–51. https://doi.org/10.52234/jstk.v4i2.296 Sugianto, A. (2021). Analisis Kebijakan Pencegahan Dan Penanggulangan Stunting

Di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Sosial, Vol. 1(No. 3), Halaman 197-209.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung:Alfabeta.

Susilawati, Juliastuti, D., & Purwanti, H. (2024). Edukasi Tentang Pencegahan Stunting Pada Balita Di Masyarakat Link Tegal Tong. Jurnal Peduli Masyarakat,6(1),179–182.

http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM

Wulandari, A., Studi, P., Keperawatan, I., Kesehatan, F. I., & Magelang, U. M.

(2019). Tentang Gizi Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Kabupaten Magelang Skripsi Kabupaten Magelang.

Yup, W. C. (2023). Menguak Dimensi-Dimensi Pendekatan Sumber dalam Mengukur Efektivitas Organisasi. Readmore. https://readmore.id/pendekatan- sumber-dalam-mengukur-efektivitas-organisasi/

(21)

Zamrodah, Y. (2016). Cracking Cretivity. 15(2), 1–23.

Gambar

TABEL 1 Prevalensi Status Gizi Di Distrik Kabupaten Merauke

Referensi

Dokumen terkait