• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal ilmu politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "jurnal ilmu politik"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Politik zonasi, sebagai bagian integral dari kebijakan pendidikan di Indonesia, bertumpu pada dalih utamanya, yaitu pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Isu yang cukup menonjol dalam politik pendidikan di Indonesia adalah ketika pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerapkan kebijakan zonasi (politik). Ilmuwan politik yang secara khusus mengkaji fenomena pendidikan di Indonesia dari perspektif kebijakan pendidikan masih cukup langka.

Dalam konteks pasca kemerdekaan, politik pendidikan di Indonesia tentunya tidak lepas dari kebijakan yang diambil oleh menteri yang membidangi pendidikan yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Politik pendidikan di Indonesia tidak lepas dari konteks hubungan pusat-daerah yang berubah sejak masa pasca Orde Baru.

Ideologi dan Partai Politik: Menakar Ideologi Politik Marhaenisme di PDIP, Sosialisme Demokrasi di PSI dan Islam

Fundamentalisme di PKS

Ideologi dan Partai Politik: Mengukur Ideologi Politik Marhaenisme di PDIP, Sosialisme Demokrat di PSI dan Islam. Partai politik telah kehilangan bentuk ekspresi gagasan, nilai, dan paradigma politik yang filosofis dan visioner. Atas dasar itu, partai politik yang dianggap mewakili adalah Partai Demokrasi Indonesia Perang (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Asumsinya, partai politik di atas mempunyai beragam gagasan politik yang khas, yaitu PDIP dengan gagasan nasionalis-Marhaenisme, PKS dengan politik Islam, dan PSI dengan gagasan sosialisme demokratis. PDIP dinilai sebagai partai politik yang memiliki keterkaitan dan koneksi kuat dengan ideologi Marhaenisme (Kurniasih, 2019). Menurutnya, partai politik yang ada saat ini merupakan pecahan dari partai politik yang sudah ada sebelumnya.

Karena tidak diterjemahkan secara nyata, maka tidak heran jika sulit menemukan perbedaan antara satu partai politik dengan partai politik lainnya.

Tabel 2. Nama Partai Politik dan Asas Partai
Tabel 2. Nama Partai Politik dan Asas Partai

Rivalitas Purnawirawan Jenderal Militer Dalam Pemilihan Presiden 2019

Retirement Rivality Of The Military General In Selecting President 2019

Dapat diartikan purnawirawan jenderal militer adalah individu atau kelompok yang dapat diajak berdemokrasi melalui pemilu atau hal lainnya. Pertanyaannya, apa sebenarnya yang dimiliki purnawirawan jenderal militer yang membuat mereka selalu menjadi salah satu jajaran yang patut diperhitungkan? Namun, lebih terfokus pada purnawirawan jenderal militer yang merupakan tim sukses calon presiden dan wakil presiden.

Di negara mana pun di dunia, jabatan pemerintahan tidak bisa dipisahkan dari jajaran pensiunan jenderal militer. Dengan kata lain, lemahnya infrastruktur demokrasi telah mendorong pensiunan jenderal militer untuk menggunakan keahlian strategis militer mereka dalam rutinitas politik. Pandangan kedua mengatakan bahwa purnawirawan jenderal militer yang memasuki dunia politik memberikan dampak positif terhadap proses konsolidasi demokrasi di Indonesia.

Ada dua kelompok yang terpecah pada Pilpres 2019, yang kemudian otomatis memicu rivalitas antar purnawirawan jenderal militer di dalamnya. Ada kecenderungan purnawirawan jenderal militer hanya berperan sebagai bala bantuan logistik dalam proses memenangkan calon presiden. Dalam konteks Jokowi dan Prabowo, penulis melihat kekuatan para purnawirawan jenderal militer bintang 4 yang kini berpengaruh dalam memenangkan masing-masing pasangan calon.

Penulis mengambil tokoh Luhut Binsar Panjaitan sebagai purnawirawan jenderal yang mempengaruhi suksesi Jokowi jauh sebelum Pilpres 2019 mendatang. Jelang Pilpres 2019, Prabowo mengerahkan purnawirawan jenderal TNI untuk menyukseskan upayanya menjadi orang nomor satu di DPR. negara ini. Namun terlepas dari kepentingan pribadi yang diusung SBY, penulis tidak melihat hal tersebut sebagai penghambat perjuangan purnawirawan jenderal TNI itu di Pilpres 2019.

Implementasi Kebijakan Layanan Pembebasan Biaya Perkara Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu Di Pengadilan Agama

Purwakarta Tahun 2017

Rudi Nasrudin 2

Sedangkan menurut data tujuan strategis Pengadilan Agama Purwakarta tahun 2017, pelayanan hukum kepada masyarakat kurang mampu dalam kaitannya dengan penyelesaian perkara pembebasan biaya (Prodeo) belum mencapai persentase target yang ditentukan (PN-Purwakarta, 2014). Data tersebut menunjukkan bahwa kinerja Pengadilan Agama Purwakarta dalam melaksanakan kebijakan Peraturan No. 1 Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Tahun 2017, khususnya penyelesaian perkara secara cuma-cuma atau pembebasan biaya perkara, belum optimal. Demikian pula penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variabel Implementasi Kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Tentang Pelayanan Keringanan Biaya) Tahun 2017.

Implementasi Kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Negara Republik Indonesia Kepada Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Tentang Pelayanan Pembebasan Biaya Perkara) i Peraturan Mahkamah Agung RI No. Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu Pada Pengadilan Agama Purwakarta (Layanan Pembebasan Biaya Perkara) merupakan program Mahkamah Agung yang dilaksanakan pada setiap pengadilan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Republik Indonesia, baik pengadilan negeri, pengadilan agama, maupun pengadilan tinggi. Dalam hal ini di Pengadilan Agama (PA) Purwakarta, tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan akses bagi pihak yang berperkara dengan biaya yang murah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan layanan hukum yang diberikan pemerintah kepada masyarakat kurang mampu di Kabupaten Purwakarta (Ishak). , Maolani, & Engkus, 2017).

Pengadilan Agama (PA) Purwakarta telah menerapkan kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi tentang Pembebasan Biaya Usaha) pada tahun 2017 dengan berpedoman pada SOP (Standard Operating Procedures). ) yang berlaku (Engkus, 2017). Kemudian terdapat upaya untuk mengatasi hambatan implementasi kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 1 tahun 2014 tentang pedoman pemberian pelayanan hukum bagi masyarakat kurang mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (studi tentang pelepasan usaha biaya) tahun 2017. Menyikapi keadaan tersebut memerlukan upaya evaluasi bagi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pengambil kebijakan, guna meningkatkan keberhasilan implementasi kebijakan. Implementasi Kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi tentang Pembebasan Biaya Usaha) Tahun 2017, didukung dengan fasilitas anggaran sumber daya yang ditingkatkan dan sumber daya pegawai yang ditingkatkan jumlahnya (Lele, 2012).

Implementasi kebijakan peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Kurang Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Pelayanan Pengabaian Biaya Perkara) Tahun 2017, dari data yang diolah dan dianalisis oleh peneliti dalam penelitian ini, maka dapat kita simpulkan sebagai sebagai berikut: (1) Implementasi kebijakan peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Tertinggal Di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Tentang Pelayanan Keringanan Biaya) Tahun 2017 diukur dengan menggunakan Teori Implementasi Kebijakan Edward III, secara umum dapat dikatakan telah dilaksanakan dengan baik. pada dimensi komunikasi, indikator kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang dilakukan sangat baik karena tidak menimbulkan persepsi yang salah pada saat informasi diterima, namun pada indikator penyampaian informasi kurang terlaksana dengan baik karena informasi yang disampaikan sampai secara merata di kalangan masyarakat. Masyarakat dan cara yang digunakan dalam memberikan informasi dinilai kurang tepat bagi masyarakat sasaran yang tergolong masyarakat kurang mampu karena masyarakat kurang mampu tidak akan dapat dengan mudah menikmati layanan prima yang ditawarkan jika hanya mengandalkan website resmi Pengadilan Agama Purwakarta. (PA) . Terakhir, dimensi struktur birokrasi yang menjadi kendala dalam proses implementasi kebijakan Peraturan No. 1 Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Tertinggal Di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Kasus Pelayanan Bebas Biaya) Tahun 2017 merupakan indikator fragmentasi, v Indikator fragmentasi ini menitikberatkan pada kerjasama yang terjadi antara pegawai Pengadilan Agama Purwakarta (PA), baik yang memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu untuk membebaskan biaya perkara, petugas posbakum (bantuan hukum), maupun petugas pengadilan keliling dengan klien terkait kebijakan. Implementasi kebijakan peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat yang Dirugikan pada Pengadilan Agama di Purwakarta: Kajian Pelayanan Bebas Biaya Tahun 2017.

Tabel 1.  Capaian Kinerja Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di  Pengadilan Agama Purwakarta Tahun 2017
Tabel 1. Capaian Kinerja Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta Tahun 2017

Analisis Program Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan di Kota Bandung

Kecamatan Cihapit dan Kecamatan Merdeka merupakan dua dari 151 kecamatan di Kota Bandung yang telah melaksanakan PIPPK. Desa Cihapit berada di bawah Kecamatan Bandung Wetan, sedangkan Desa Merdeka berada di bawah Kecamatan Sumur Bandung. Jumlah kepala keluarga di Desa Cihapit saat ini sekitar 1.040 KK dan 75 KK miskin, berdasarkan data jumlah penduduk Desa Cihapit per Desember 2015.

Jumlah kepala keluarga di Desa Merdeka saat ini mencapai sekitar 2.777 KK dan terdapat 110 KK miskin berdasarkan data jumlah penduduk Desa Merdeka tahun 2015. Berdasarkan hasil rekapitulasi penarikan anggaran PIPPK tahun 2015, Desa Merdeka hanya mencapai 83,19%, termasuk PIPPK pada tahun 2015, sedangkan untuk kecamatan Cihapit realisasinya mencapai 100% pada tahun 2015 dan 2016. Sedangkan realisasi anggaran PIPPK tahun 2016 untuk Desa Cihapit mencapai 95,50%, dan untuk Desa Merdeka realisasi anggaran meningkat menjadi 84,20%.

Terlihat pada data di Desa Cihapit tahun 2015 menunjukkan urutan infrastruktur yang dibangun melalui dana PIPPK mulai dari RW 01 hingga RW 08 di Desa Cihapit pada tahun 2015. Begitu pula pada data di Desa Merdeka Kecamatan Sumur Bandung yang difokuskan pada perbaikan infrastruktur. pada pemeliharaan gedung seperti pos keamanan, gedung serba guna, pintu gerbang dan perbaikan saluran/tangki air yang merupakan perbaikan infrastruktur dari dana PIPPK. Melihat standar di atas, maka Desa Merdeka tentunya lebih mampu memaksimalkan potensi yang ada di wilayahnya dibandingkan Desa Cihapit, mulai dari luas wilayahnya yang lebih luas, hingga jumlah penduduknya yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Cihapit.

Kecamatan Merdeka merupakan salah satu kecamatan yang masih minim penyerapan anggarannya, ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya penyerapan anggaran di Kecamatan Merdeka salah satunya disebabkan oleh. Lingkungan Desa Merdeka yang sebagian besar penduduk dan wilayahnya dikuasai TNI justru menjadi kendala yang cukup menjadi tantangan bagi Desa Merdeka untuk menjalankan program yang dikembangkan Pemerintah Kota Bandung. Dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah bagaimana menempatkan masyarakat pada posisi pelaku aktif pembangunan dan bukan penerima pasif, oleh karena itu salah satu penyebab rendahnya penyerapan anggaran di Kecamatan Merdeka dibandingkan dengan Kecamatan Cihapi -daerah. dan perlunya pendistribusian (Akib, 2012) yang terlaksana dengan baik.

Gambar 1. Peta Kelurahan Merdeka  Sumber: Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 1. Peta Kelurahan Merdeka Sumber: Dokumentasi Penulis, 2017

Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru Implementation Of Teacher Certification Program Policy

Kebijakan implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka sudah baik, namun masih banyak kekurangan yang perlu diatasi bersama. Kedua, dari hasil wawancara terhadap responden dapat disimpulkan bahwa indikator hubungan antar organisasi terhadap implementasi kebijakan mengenai pelaksanaan Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten. Meskipun terdapat pola kerjasama mengenai implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar, namun tingkat implementasinya masih lemah dalam hal pengawasan.

Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka sudah memahami kebijakan sertifikasi guru, hal ini didukung dengan pengalaman terhadap program ini. Keempat, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dan kemampuan lembaga pelaksana implementasi kebijakan khususnya dalam implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka sudah baik. Dari kedua penelitian tersebut, artikel ini fokus pada implementasi kebijakan sertifikasi guru di SD Negeri KEC Cimeong.

Indikator permasalahannya adalah karakteristik dan kapasitas aparat pelaksana dalam melaksanakan kebijakan khususnya kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di dinas pendidikan KAB. Implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di suatu otoritas publik tentunya memerlukan sistem dan mekanisme yang baik. Tak terkecuali Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dalam penerapan kebijakan sertifikasi guru SD (studi di SDN Cimeong dan SDN Ganeas II).

Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka melakukan komunikasi yang intens untuk melaksanakan kerjasama yang lebih baik dalam implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar. Dari dimensi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik dan kemampuan aparat pelaksana dalam melaksanakan kebijakan khususnya dalam implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka adalah baik dan cukup mampu. Analisis Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur.

Tabel 1. Guru  SERDIK KAB. Majalengka 2016
Tabel 1. Guru SERDIK KAB. Majalengka 2016

POLITICON

JURNAL ILMU POLITIK

Penerbit

Gambar

Tabel 2. Nama Partai Politik dan Asas Partai
Tabel 1.  Capaian Kinerja Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di  Pengadilan Agama Purwakarta Tahun 2017
Gambar 1. Peta Kelurahan Merdeka  Sumber: Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 2. Peta Kelurahan Cihapit  Sumber: Monografi Kelurahan Cihapit 2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, in a press release published on the website of the Chinese Ministry of Foreign Affairs, the Chinese government has made documents containing the China- Indonesia Five-Year