• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LITERASI MEDIA

N/A
N/A
MUHAMAD FARHAN

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL LITERASI MEDIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Manfaat pemahaman literasi media dalam lingkungan keluarga

MUHAMAD FARHAN,Julis Suriani Program studi ilmu komunikasi PR 5 E

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Email:[email protected]

ABSTRAK

Di tahun 2023 teknologi sudah berkembang saat pesat mulai dari teknologi kecerdasan buatan,mesin,atau pun media sosial.pada saat ini media sosial merupakan hal yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat,masyarakat sangat membutuhkan media sosial saat beraktifitas,karena itu peran dari literasi media sangatlah di butuhkan karena media sosial saat ini telah mengarah ke negative,yang awalnya media

sosial digunakan untuk mencari informasi,mempermudah dalam berbisnis,dan yang lainya,saat ini media sosial telah mengarah ke konten konten tidak bermanfaat untuk mencari adsens,dan pengikut.bukan hanya

itu saja media sosial sendiri menjadi sangat berbahaya karena berisi informasi hoax,karena itu pemahaman literasi media sangatlah di butuhkan untuk terhindar dari dampak negative media.keluarga merupakan orang orang terdekat yang bisa memberikan pemahaman literasi media untuk mencegah hal-

hal negative di dalam sosial media saat ini Kata Kunci:pemahaman,literasi,keluarga

ABSTRAK

In 2023 technology has developed rapidly starting from artificial intelligence technology, machines, or social media. At this time social media is inseparable from people's lives, people really need social media

when they are active, because of that the role of media literacy is very needed because today's social media has turned negative, originally social media was used to find information, make it easier to do business, and others, now social media has led to useless content to find adsense, and followers. not only that Of course, social media itself is very dangerous because it contains hoax information, because of that an understanding of media literacy is really needed to avoid the negative effects of media. Family is the closest person who can provide an understanding of media literacy to prevent negative things in today's

social media.

Keywords: understanding, literacy, family

PENDAHULUAN

(2)

Dengan perkembangan zaman yang semakin lama semakin pesat,teknologi merupakan hal yang sanagat lah di butuhkan,saat ini masyarakat sanagat membutuhkan teknologi,mulai dari computer,leptop,handphone,tv,maupun smartphone.hal ini menunjukan bahwa masyarakat sanagat membutuhkan teknologi,dalam perkembanganya munculah platfrom media sosial seperti facebook,Instagram,twitter,you tube,classroom dan whatsapp. ini memnunjukan bahwa masyarakat sanagat lah membutuhkan teknologi,hal ini yang membuat perkembangan teknologi menjadi sanagatlah pesat,dan akan mendominasi dalam kehidupan bermasyarakat maupun berkeluarga.

Di dalam dunia sosial media saat ini membuat masyarakat menjadi bebas mengakses informasi di dalam sosial mulai mencari informasi,pekerjaan,hobi,dan pertemanan, saat ini kemampuan menguasai penggunaan program-program aplikasi tersebut telah banyak menyita perhatian sebagian besar orang untuk setia menggunakan media sosial tersebut untuk berbagai hal mulai dari untuk mencari ilmu pengetahuan, menambah wawasan, berbelanja, berbisnis, maupun yang sekedar bersenang-senang. Karena sifatnya yang tanpa batas dalam dunia teknologi informasi, banyak dari pengguna media sosial yang terjebak pada berbagai problem, seperti ujaran kebencian, kekerasan, penistaan keyakinan, atau hal lain yang mengandung unsur sara dan bahkan penyebaran paham-paham radikalisme.karena hal ini pemahaman literasin media sangatlah penting di dalam keluarga untuk mencegah hal negative.

Kemudahan dari mengakses sosial media ini membuat masyarakat menjadi terlalu terlena dengan berbagai hal yang masuk di dalam sosial media,kerena hal ini masyarakat menjadi mudah terpapar hal negative dari sosial media,untuk mencegah hal ini pemerintah sudah berusaha menahan arus negative dari sosial media,hal ini membuat peran dari keluarga menjadi sangat lah penting karena keluarga merupakan seseorang yang paling dekat dari masyarakat itu sendiri,butuhnya pemahaman literasi media membuat peran keluarga menjadi sangat lah penting,karena hal ini dapat mencegah pemahaman negative dari sosial media

Untuk mencegah berbagai hal negative dari sosial media,peran dari keluarga menjadi sangatlah penting,karena literasi media membuat keluarga bisa memilah milah yang mana berita positif atau negative,ada beberapa khayalak yang sangat rentan terhadap berita negative di dalam sosial media,terutama orang tua dan anak-anak,anak-anak cendrung tidak dapat membedakan yang mana berita positif atau pun berita negative hal ini membuat anak-anak mudah menerima hal hal negative dari sosial media.sedangkan kyalak renta dapat membedakan hal negative dan positif,akan tetapi orang lanjut usia dapat lebih mudah menerima berita mentah mentah,karena orang lanjut usia lebih mudah percaya akan berita hoax dan berita yang belum pasti kebenaranya Di dalam keluarga,orang tua lah yang lebih bisa memberikan pemahamana literasi media,karena orang tua bisa mengolah teknologi,dan lebih bisa mencari bukti akan sebuah kebenaran berita tersebut,karena hal itu remaja juga tidak akan mudah terpengaruh oleh paparan negative dari sosial media.

METODE

(3)

Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif menurut 5koentjaraningrat(1993:89) mengartikan bahwa penelitian kualitatif adalah desain penelitian yang memiliki tiga format.format tersebut meliputi penelitian deskriptif, vefikasi dan format grounded subjeck penelitian yaitu keluarga Data penelitian di kumpulkan melalui penelitian dengan 1wawancara dan observasi.dalam riset kualitatif dimulai dari tahap pengumpulan data,reduksi dan kategori data,display data, dan penarikan kesimpulan. Dapat di simpulkan bahwasanya penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan analisa maupun perkiraan yang tepat karna melewati tahapan yang jelas dan akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia paham berarti mengerti. Sudaryono (2009: 50) mengatakan: “Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain”. Apabila pemahaman merupakan ukuran kemampuan seseorang untuk dapat mengerti atau memahami kegiatan yang dilakukannya

Daryanto (2008: 106) bahwa: Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Nana Sudjana (2004: 24) mengungkapkan: Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Tingkat yang ketiga atau tingkat yang tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuansi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Menurut Anas Sudijono (2011: 50): Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut.

Seorang guru dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Dari penjelasan menurut para ahli pemahaman merupakan sebuah hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat dengan cara memhami kata-tulisan dan gambar,pemahaman merupakan sebuah hal yang berbeda karena sudut pandang masing masing,pemahaman bisa menjadi berbeda karena hanya bisa di mengerti oleh diri sendiri

Karena hal itu pemahaman literasi media merupakan hal yang harus di berikan kepada keluarga karena pemahaman literasi media,merupakan pemahaman dari perspektif positif media,beberapa

(4)

media cendrung mengarah ke hal yang negative,pemahaman ini harus di berikan kepada keluarga agar terhindar dari hal hal yang radikal

Pemahaman positif dari literasi media merupakan hal yang harus di pahami karena menyangkut informasi tentang manfaat yang akan di dapat dari literasi media,membedakan hal hal positif dan juga dan juga menyangkut beberapa hal tentang pemahaman media,di dalam media saat ini banyak hal negative yang harus di ketahui perbedaanya dari literasi media.

LITERASI

Literasi Digital adalah sebuah konsep yang muncul sekitar tahun 1990 saat hadirnya era revolusi internet. Sebelumnya, pembicaraan mengenai literasi komputer, namun pada tahun 1997, Paul Gilster, seorang historian dan edukator hadir dengan istilah “digital literacy”, dengan argumen bahwa literasi digital lebih dari keahlian 4menggunakan teknologi, yakni menguasai ide-ide, bukan kunci (keystroke) komputer (Brown et al dalam Schwartz, hlm. 7 2020). Oleh karena itu, literasi digital adalah kemampuan untuk mengerti dan memnggunakan informasi di berbagai bentuk dari bermacam-macam sumber yang diakses melalui 5perangkat digital (Mubarok, p.420- 421, 2019). Literasi digital, keterampilan dan kompetensi telah menjadi istilah penting dalam diskusi tentang jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh individu demi mampu dan berhasil berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini tidak 6hanya mengenai inklusi sosial dan digital, tetapi juga dalam hal meningkatkan kemampuan kerja pribadi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Bejaković & Željko, p.3, 2020). Literasi di dalam kamus dapat diartikan sebagai kemampuan 7dalam membaca dan menulis. Namun literasi memiliki konsep yang kompleks ter gantung dengan konteks yang digunakan. Secara global, negara-negara di dunia sering di peringkatkan dengan ‘Literacy Rates’

atau Tingkat Literasi, membandingkan berapa 7persen populasi warga suatu negara yang dapat membaca, menulis, berhitung, berbahasa, berkomunikasi. Populernya, istilah literasi kini sering disangkutpautkan dengan keahlian, kompeten, dan kemampuan-seperti contoh literasi emosi, literasi spiritual, literasi digital.

Sedangkan kata digital sering dikaitkan dengan perangkat dan teknologi yang terdapat disekitar kehidupan masyarakat, sebagai contoh mengirimkan pesan ke teman dengan ponsel atau berkirim email dengan kerabat dengan laptop. Seperti literasi, digital juga tergantung dengan konteks (Brown et al dalam Schwartz, hlm. 10-11, 2020). Oleh karena itu, Stergioulas (2016) dalam laporan UNICEF di 2018 mengartikan literasi digital sebagai kesadaran, penyikapan, sikap dan kemampuan individu untuk menggunakan alat dan fasilitas digital secara tepat untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif, dan untuk merenungkan proses ini. UNICEF dalam Global Insight Digital Literacy Scoping Paper 2020 mengartikan literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, berkomunikasi, mengevaluasi dan menciptakan informasi dengan aman dan tepat melalui teknologi digital (UNICEF, hlm. 10-11, 2020).

(5)

literasi media juga merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media. Literasi media merupakan seperangkat perspektif yang digunakan secara aktif saat mengakses media masa untuk menginterpretasikan pesan yang di hadapi.

Meskipun beragam definisi tentang literasi media telah dikemukakan oleh banyak pihak, namun secara garis besar menyebutkan bahwa literasi media berhubungan dengan bagaimana khalayak dapat mengambil kontrol atas media. Literasi media merupakan skill untuk menilai makna dalam setiap jenis pesan, mengorganisasikan makna itu sehingga berguna, dan kemudian membangun pesan untuk disampaikan kepada orang lain.

Literasi media sendiri di dalam keluarga merupakan hal yang harus di berikan pemahamanya dari orang tua karena literasi sendiri merupakan ,sebuah hal yang harus di bimbing terlebih dahulu pembelajaranya,untuk anak-anak literasi media harus di bimbing oleh orang orang terdekat dalam keluarga dalam mengakses internet,sosial media saat ini berisi konten-konten yang cendrung mengarah ke berbagai hal negative untuk menarik perhatian,ini menjadi kewajiban orang tua agar dapat membimbing anak anaknya dalam memahani sebuah literasi media.

Orang lanjut usia pun perlu bimbingan dari orang orang yang lebih muda untuk memahani dan mencerna sebuah berita karena berita saat ini cendrung mengarah ke penaglihan isu atau pun berita hoax ,berita hoax sendiri dapat di cegah oleh keluarga denagan memberikan pemahaman melaui literasi media,dengan membantu orang lanjut usia untuk mencari kebenaran sebuah fakta dari media,hal ini membuat keluarga dapat terhindar dari berita hoax atau berita berita yang tidak terjamin kebenaranya,dalam keluarga sendiri orang tua pun harus memahami literasi media.

Tujuan Literasi Media

Silverblatt juga menyebutkan ada empat tujuan literasi media, yaitu kesadaran kritis, diskusi, pilihan kritis, dan aksi sosial. Namun kesadaran kritis yang paling utama memberikan manfaat bagi khalayak untuk mendapat informasi secara benar terkait coverage media dengan membandingkan antara media yang satu dengan yang lain secara kritis; lebih sadar akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari; menginterpretasikan pesan media; membangun sensitivitas terhadap program-program sebagai cara mempelajari kebudayaan; mengetahui pola hubungan antara pemilik media dan pemerintah yang memengaruhi isi media; serta mempertimbangkan media dalam keputusan-keputusan individu.

Kesadaran kritis khalayak atas realitas media inilah yang menjadi tujuan utama literasi media. Ini karena media bukanlah entitas yang netral. Ia selalu membawa nilai, baik ekonomi, maupun budaya. Keseluruhannya memberikan dampak bagi individu bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari.

Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak agar kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan informasi yang dibutuhkan dari media. Literasi media diperlukan di tengah kejenuhan informasi, tingginya terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam informasi tersebut yang mengepung kehidupan kita sehari-hari.

Untuk itu, khalayak harus bisa mengontrol informasi atau pesan yang diterima. Literasi media memberikan panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas informasi yang disediakan oleh

(6)

media. Semakin media literate seseorang, maka semakin mampu orang tersebut melihat batas antara dunia nyata dengan dunia yang dikonstruksi oleh media.

Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih jelas untuk membantu menentukan arah dalam dunia media secara lebih baik. Pendeknya, semakin media literate seseorang, semakin mampu orang tersebut membangun hidup yang kita inginkan alih-alih membiarkan media membangun hidup kita sebagaimana yang media inginkan.

James Potter menekankan bahwa literasi media dibangun dari personal locus, struktur pengetahuan, dan skill. Personal locus merupakan tujuan dan kendali kita akan informasi. Ketika kita menyadari akan informasi yang kita butuhkan, maka kesadaran kita akan menuntun untuk melakukan proses pemilihan informasi secara lebih cepat, pun sebaliknya. Struktur pengetahuan merupakan seperangkat informasi yang terorganisasi dalam pikiran kita. Dalam literasi media, kita membutuhkan struktur informasi yang kuat akan efek media, isi media, industri media, dunia nyata, dan diri kita sendiri. Sementara skill adalah alat yang kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi media kita.

Tujuan dari literasi media ini dalam keluarga ialah untuk memberi pengetahuan dalam pengelompokan informasi,pada dasarnya media sosial saat ini telah banyak yang di pengaruhi hal hal negative karena hal itu media sosial harus di saring terlebih dahulu informasinya,untuk menyaring informasi dari media di butuhkan pemahaman literasi media,

Khayalak rentan dalam keluarga ialah anak-anak dan lansia,karena itu peran dari orang tua sanagat di perlukan untuk menyaring informasi,anak-anak sebaiknya di beri pemahaman terlebih dahulu dalam menggunakan internet,bukan hanya pemahaman,pengawasan orang tua diharapkan lebih di utamakan,karena anak-anak cendrung tidak sadar aka napa yang di bukanya di dalam sosial media,untuk orang lansia,butuh pendekatan khusus dalam memberikan informasi,karena orang lansia,berbeda dengan anak-anak,pada dasarnya orang tua lebih percaya akan informasi yang sudah ada tanpa menyaring terlebih dahulu,orang lansia lebih percaya terhadap perkataan media dan kawan -sekitarnya,karena hal itu dalam meluruskan informasi dari media peran keluarga ialah mendengarkan terlebih dahulu informasi dari lansia,dan kita bisa meluruskan informasi tersebut,dan memberikan pemahaman literasi media terhadap lansi,bisa dengan ikut mengobrol dan menemani orang tua dalam mengakses internet.

Karena hal itu literasi media sangat mempengaruhi pola pikir keluarga,keluarga yang bisa menyaring informasi dari sosial media cendrung tidak akan mendapat dampak negative dari sosial media,karena bisa menyaring informasi terlebih dahulu dan jika sudah pasti bisa di sebarkan dalam keluarga,jika keluarga tidak bisa menyaring informasi dari sosial media keluarga akan cendrung mudah terpropokasi oleh sosial media,dan lebih mudah mempercayai orang lain ketimbang keluarga sendiri.

(7)

KELUARGA

Merriam-Webster secara esensial keluarga di definisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki keterkaitan; seorang anak; seuatu kelompok yang memiliki keter kaitan termasuk mereka yang di masa lalu (leluhur). Dalam buku seminar “What is Family?”

(2015) oleh Universitas Purdue di Indiana menyatakan bahwa pada umumnya definisi keluarga adalah pemilik rumah dan satu atau lebih orang lain yang tinggal di rumah tangga yang sama yang berhubungan 5dengan pemilik rumah dengan kelahiran, pernikahan, atau adopsi. Secara struktual keluarga didefinisikan sebagai mereka yang berbagi tempat tinggal, atau yang terkait melalui ikatan 6darah atau kontrak hukum. Definisi ini mencakup banyak jenis keluarga yang umumnya dianggap sebagai keluarga termasuk keluarga tradisional (suami pencari nafkah, istri ibu rumah tangga dan anak-anak mereka), keluarga yang menikah lagi, keluarga berpenghasilan ganda (dual-earner families), dan keluarga single parent (Purdue, hlm.20, 2020). Sedangkan definisi dalam konteks legal atau hukum, meskipun terdapat berbagai referensi dalam hukum dan kebijakan publik mengenai keluarga, tidak ada definisi secara legal yang jelas dari istilah tersebut. Referensi untuk "keluarga" biasanya adalah model tradisional seorang ibu dan ayah, menikah satu sama lain dan anak-anak biologis atau hukum mereka diadopsi. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan 3bahwa orangtua adalah orang-orang yang membawa anak-anak dalam hidup, itu hanya pernikahan mereka. Mereka adalah orang-orang yang mereproduksi jenis manusia dalam masyarakat tertentu, karena dengan cara ini mereka berkontribusi pada perkembangan 7sejarah manusia. Orangtua atau keluarga secara keseluruhan, adalah salah satu pemegang langsung pekerjaan pendidikan.

Orangtua adalah salah satu faktor yang paling penting dalam perkembangan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh otoritas dan keterampilan yang mereka miliki untuk membentuk dan mengembangkan anak-anak mereka menjadi orang yang termotivasi, terinspirasi dan berkreatif dengan keterlibatan mereka dalam proses kegiatan belajar. Sebaliknya, orangtua tanpa keterlibatan dalam proses pendidikan anak-anak mereka hanya dianggap menurunkan motivasi dan menurunkan moral anak-anak mereka melalui kelalaian yang pada akhirnya memiliki efek negatif pada kondisi anakanak mereka (Naite, 2020). Dali (dalam Ceka & Rabije Murati, hlm.

61, 2016) juga menggambarkan bahwa keluarga sebagai sel yang bertindak hanya dengan saling mencintai dan menghormati dan hal tersebut didominasi oleh pengertian, afeksi, pengorbanan serta kepedulian terhadap anak. Dalam membentuk karakter dan mental anak, peran orangtua sangat dipentingkan dimana akan berdampak terhadap kehidupan anak di masa depan, baik hal itu menyangkut Pendidikan atau dunia kerja kedepannya, keefektivitas keiikutsertaan orangtua dalam perkembangan anak berperan besar.

Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak sebagai pelajar dimulai di rumah dengan orangtua menyediakan lingkungan yang aman dan sehat, pengalaman belajar yang tepat, dukungan, dan sikap positif tentang sekolah. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan prestasi akademik dengan siswa yang telah melibatkan orangtua. Studi juga menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua paling efektif bila dipandang sebagai kemitraan antara pendidik dan orangtua. Dengan memeriksa persepsi orangtua dan guru, pendidik dan orangtua harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang praktik keterlibatan orangtua yang efektif dalam mempromosikan prestasi siswa (Đurišić & Mila Bunijevac, hlm. 140, 2017).

(8)

Ini merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa orangtua adalah orangorang yang membawa anak-anak dalam hidup, itu hanya pernikahan mereka. Mereka adalah orang-orang yang mereproduksi jenis manusia dalam masyarakat tertentu, karena dengan cara ini mereka berkontribusi pada perkembangan sejarah manusia. Orangtua atau keluarga secara keseluruhan, adalah salah satu pemegang langsung pekerjaan pendidikan. Dali Emerllahu

Keluarga sebagai orang terdekat dalam kehidupan karena hal itu keluarga lah yang paling di butuhkan dalam memberi pengetahuan dalam literasi media,keluarga juga sebagai pembimbing anak-anak dalam mempengaruhi pembelajaran literasi media,hal ini di butuhkan agar seorang anak dapat memilih informasi yang mana yang baik dan juga yang buruk karena literasi media sendiri ialah pemahaman dalam memilih informasi.

Keluarga sendiri juga berperan dalam memberikan pemahaman kepada seluruh orang yang berada di dalam rumah karena untuk menjaga keharmonisan butuh bimbingan dari orang tua agar terhindar dari dampak negative dari sosial media,ini juga berlaku untuk lansia,karena lansia bisa saja mempercayai media sosial,keluargalah yang sanagat di butuhkan untuk memberi pemahaman dalam informasi yang ddi dapat,menunjukan informasi yang benar dan akurat ini sebagai upaya keluarga agar tidak terkena dampak sosial media.

Pada saat ini media sosial sudah menjadi hal lumrah,orang cendrung hidup di dalam lingkaran sosial media,keluarga juga berperan dalam menjaga ikatan keluarga,jika terlalu focus akan sosial media,hal ini akan memberikan dampak negative dari penggunaan sosial media,anak bisa saja lebih memilih teman temanya yang ada di sosial medianya,dari pada curhat kedalam lingkungan keluarga,hal ini menunjukan keluarga juga berfungsi sebagai tameng utama dari sosial media dan juga lansia pun juga berperan dalam membantu keharmonisan keluarga.

SIMPULAN

Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa,keluarga merupakan orang terdekat dari

lingkungan hidup seseorang,keluarga juga berperan dalam menjaga keharmonisan rumah,karena keluarga berperan dalam memberikan informasi dan kejelasan dalam memilih informasi yang benar dalam sosial media,hal ini menjukuan bahwa keluarga merupakan orang pertama yang akan melindungi khalayak rentan dalam rumah,kayalak rentan merupakan orang yang paling mudah terbawa arus dari hal-hal negative di sosial media karena itu keluarga berperan dalam mengatur jadwal penggunaan internet agar tidak terkena dampaknya.

(9)

REFERENSI

https://diskominfo.badungkab.go.id/artikel/17916-pengertian-literasi-media literasi media tv dalam keluarga

suwardi lubis

https://suwardilubis.blogspot.com/2020/12/literasi-media-televisi-dalam-keluarga.html Luh Suryatni

LITERASI MEDIA DIGITAL DALAM KELUARGA DI MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019

https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jsi/article/download/839/821 Sodikin

Literasi Media di Lingkungan Keluarga Dalam Mencegah Radikalisme Persepektif Al-Quran http://jos.unsoed.ac.id/index.php/matan/article/download/1902/1195/

Novi Kurnia Engelbertus Wendratama

LITERASI DIGITAL KELUARGA Teori dan Praktik Pendampingan Orangtua terhadap Anak dalam Berinternet

https://mpsi.umm.ac.id/files/file/239-244%20Padmi%20Dhyah.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari literasi informasi dan media adalah kemampuan seseorang untuk memahami kebutuhan informasi, mencari informasi dari berbagai sumber, menggunakan

Ada bermacam-macam keberaksaraan atau literasi , misalnya literasi komputer (computer literacy), literasi media (media literacy) literasi teknologi (technology literacy),

Untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui literasi media digital, maka perlu dilakukan metode kreatif sebagai stimulus bagi siswa untuk berkonsentrasi dalam

Tanggapan responden untuk pernyataan Tujuan penggunaan media massa dan media sosial oleh responden dalam mencari informasi, menunjukkan bahwa sebanyak 187 tanggapan dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat literasi media mahasiswa Komunikasi Surakarta ketika dihadapkan pada bentuk-bentuk konten media yang tidak

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung, bahwa proses kegiatan pengabdian berupa pelatihan pemahaman moderasi Islam melalui literasi media sosial

Penggunaan Media Sosial Instagram dalam Meningkatkan Literasi Kesehatan Pada Mahasiswa.. https://doi.org/10.22373/jp.v4i2.11080 Awallina Yusanda, Rini Darmastuti, George Nicholas

LITERASI MEDIA DALAM PENYEBARAN INFORMASI HOAX DI MEDIA SOSIAL Studi Fenomenologi Pengguna Instagram Pada Siswa SMA Pasundan 2 Bandung dalam Penyebaran Informasi Hoax DENNI DAMARA NPM