• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen Bencana (JMB) - Universitas Pertahanan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Jurnal Manajemen Bencana (JMB) - Universitas Pertahanan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Manajemen Bencana (JMB)

Vol. 7, No. 1, Mei 2021, p. 37-44

Available online at http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/MB

MODEL PELAYANAN PEKERJA SOSIAL TERHADAP KORBAN BENCANA BANJIR DI KOTA BANJAR PROVINSI KALIMANTAN

SELATAN TAHUN 2021

SOCIAL WORKER SERVICE MODEL TO FLOOD DISASTER VICTIMS ON THE CITY OF BANJAR, SOUTH KALIMANTAN PROVINCE IN 2021

Pajrin Prihartini1, Mutia Aini1, Nurhimatu Sya’diah1*, Radhina Fasya Tazkianida1

1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia

Sejarah Artikel Abstract Diterima: Mei 2021

Disetujui: Mei 2021 Dipublikasikan: Mei 2021

Banjar is one of the cities in South Kalimantan Province which on January 9, 2021 was affected by floods. Many people became victims of the disaster. This causes the community to be stressed and traumatized after the disaster. Social intervention is urgently needed to assist recovery and reduce the level of trauma to communities who are victims of disasters. The role of a social worker to carry out social services is very important, because the knowledge of a professional social worker in carrying out practices and services for victims is not only related to the underlying theory, but also to the knowledge and skills to learn the attitudes and habits that are unique to disaster victims. Each victim has a different background and story, so the service model provided by social workers is also different. Through this paper, the author wants to explore what service models and what services are provided and implemented by social workers in social work practices for flood victims in Banjar City, South Kalimantan Province. The research uses a qualitative method with a literature study approach.

Kata Kunci Abstrak Pelayanan Sosial;

Trauma; Pekerja Sosial;

Korban Bencana; Banjir

Banjar merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang pada 9 Januari 2021 terdampak bencana banjir. Banyak masyarakat yang menjadi korban akibat bencana tersebut. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat stres dan trauma pasca bencana.

Intervensi sosial sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan dan mengurangi tingkat trauma terhadap masyarakat yang menjadi korban bencana. Peran dari seorang pekerja sosial untuk mengusung layanan sosial sangat penting, karena pengetahuan seorang pekerja sosial profesional dalam melaksanakan praktik dan pelayanan terhadap korban bukan hanya terkait dengan teori yang mendasari saja, namun juga dengan pengetahuan dan keterampilan mempelajari sikap dan kebiasaan yang khas terkait dengan korban bencana. Setiap korban memiliki latar belakang dan cerita yang berbeda maka model

(2)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial pun juga berbeda.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menggali model pelayanan apa dan pelayanan apa saja yang diberikan dan diimplementasikan oleh pekerja sosial dalam praktek pekerjaan sosial terhadap korban bencana banjir di Kota Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan.

DOI:

10.33172/jmb.v7i1.694

e-ISSN: 2716-4462

© 2021 Published by Program Studi Manajemen Bencana Universitas Pertahanan Republik Indonesia, Bogor - Indonesia

*Corresponding Author:

Nurhikmatu Sya’diah

Email: nurhikmatusyadiah@gmail.com

PENDAHULUAN

Pada tanggal 9 Januari 2021, beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan terdampak bencana banjir (Simanjuntak et al., 2021). Banyak parameter yang menganalisis penyebab pasti terjadinya banjir di Kalimantan Selatan, salah satunya menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa curah hujan ekstrem yang terjadi di Kalimantan Selatan beberapa hari ini mulai 10 sampai 16 Januari yang menyebabkan banjir.

BPBD Kalimantan Selatan mencatat sebanyak 35 korban tewas akibat bencana banjir tersebut, dan banyak kerugian yang menimpa masyarakat seperti kerugian ekonomi dan Infrastruktur. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 yang berisikan perkembangan informasi banjir di Provinsi Kalimantan Timur. Kemungkinan besar para korban bencana mengalami gangguan trauma pasca bencana, dimana kesehatan mentalnya terganggu akibat peristiwa mengerikan yang terjadi pada mereka. Dalam hal ini, peran seorang pekerja sosial sangat Dibutuhkan dalam membantu mengatasi stres akibat gangguan trauma pasca bencana.

Pekerja sosial diharapkan mampu memberikan pelayanan yang tepat bagi para korban bencana banjir.

Pekerja sosial (social worker) merupakan suatu pekerjaan yang mengusung bantuan atau pertolongan berupa pelayanan untuk individu dan keluarga, kelompok, maupun komunitas yang membutuhkan (Santoso et al., 2020). Di dalam masyarakat mereka membutuhkan bantuan ataupun pertolongan akan permasalahan sosialnya baik penangkalan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan, dan rehabilitas sosial guna untuk memperbaiki fungsi sosial. Pertolongan di dalam layanan sosial dengan individu atau keluarga melalui proses membentuk hubungan, kolaborasi antara pekerja sosial dengan

(3)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

klien, klien diposisikan sebagai partner kontrak yaitu mencakup kesepakatan mengenai peranan dari masing-masing pihak yang terlibat di dalam proses assessment, untuk memahami masalah berbagai upaya-upaya yang telah dilakukan untuk tercapainya keberhasilan yang diinginkan. Dalam memberikan pelayanan pekerja sosial melakukan beberapa tahapan seperti engagement (helping services), assessment (pemecah masalah), planning (penyusunan rencana), implementation (penerapan rencana), evaluation (evaluasi rencana), termination, dan follow up (pembinaan lanjut) (Husna, 2017).

Gambar 1. Kabupaten/ Kota Terdampak Banjir di Provinsi Kalimantan Selatan

Pelayanan yang diberikan para pekerja sosial dalam setting kebencanaan ialah berbentuk lewat pemenuhan kebutuhan dasar dengan mempersiapkan logistik sandang, pangan, kesehatan, terhitung penyelamatan korban, serta pendampingan sosial dengan membagikan penguatan aspek bio-psikososial spiritual (Tukino, 2013). Pekerja sosial yang bekerja dalam setting kebencanaan seringkali memberikan beberapa pelayan kepada para korban bencana, seperti memberikan dampingan secara sosial maupun psikososial. Dalam kasus ini pelayanan pekerjaan sosial yang didapatkan oleh para korban bencana banjir di Kota Banjar Provinsi Kalimantan Selatan adalah pekerja sosial langsung memberikan layanan psikososial dan trauma healing bagi warga para penyintas tersebut, sehingga dapat

(4)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

membantu mereka dalam menghadapi gangguan trauma pasca terjadinya bencana banjir yang melanda.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggali model pelayanan apa dan pelayanan apa saja yang diberikan dan diimplementasikan oleh pekerja sosial dalam praktek pekerjaan sosial terhadap korban bencana banjir di Kota Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mempergunakan metode penelitian kepustakaan (Muara et al., 2021; Pratikno et al., 2020; Hakim et al., 2020;

Gustaman et al., 2020). Penelitian kualitatif biasa dikatakan dengan metode penelitian naturalistik disebabkan penelitian tersebut dikerjakan pada kondisi yang alamiah (natural setting) dikatakan juga seperti metode etnografi (Sidiq et al., 2019), sebab pada awalnya metode ini lebih banyak dipergunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Dikatakan sebagai metode kualitatif, karena data yang tergabung dan analisisnya cenderung bersifat kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil temuan menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat penyintas musibah banjir yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan langsung diungsikan dan sievakuasi. Di sini letaknya tugas seorang pekerja sosial yaitu wajib berempati terhadap korban musibah banjir di Kalimantan Selatan, setelah itu melaksanaan pendataan baru yang menimpa korban musibah bencana banjir, serta pekerja sosial wajib bekerja sama dengan seluruh pihak ke tempat yang telah disediakan secara terkoordinasi untuk menempatkan pengungsi agar korban musibah dapat untuk berkumpul dengan keluarganya, serta tidak kurang supaya kebutuhan pokok korban terpenuhi.

Diharapkan berbagai bentuk bantuan pelayanan sosial yang diberikan kepada korban pasca bencana banjir yang di Provinsi Kalimantan Selatan tersebut dapat memberikan manfaat kebutuhan utama para korban dan dapat membantu pemerintah daerah meringankan beban korban pasca bencana banjir. Mengingat musibah di Kalimantan Selatan sendiri ialah pasca musibah banjir besar yang berakibat pada sebelas kabupaten/

kota dengan merendam puluhan ribu rumah, merenggut nyawa puluhan masyarakat, serta membuat 74 ribu lebih orang buat mengungsi. Adapun model pelayanan sosial yang

(5)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

a. Pelayanan advokasi, membenarkan supaya seluruh kebutuhan pengungsi korban banjir bisa terpenuhi secara layak serta mencukupi.

b. Pelayanan intervensi dicoba apabila keluarga yang bersangkutan hadapi kehabisan anggota keluarga (wafat) ataupun terdapat anggota keluarga yang sakit di tempat pengungsian.

c. Pelayanan terapi krisis, diberikan individu-individu yang hadapi stress ataupun trauma akibat peristiwa musibah banjir besar itu sendiri dengan kehabisan tempat tinggal, anggota keluarganya ataupun sebab kehabisan harta barang korban.

d. Pelayanan partisipasi, dalam pelayanan ini pengungsi butuh dilibatkan dalam bermacam aktivitas di tempat pengungsian untuk alihkan perasaannya yang negatif.

e. Selanjutnya menyusun beberapa rencana untuk pemulihan bersama dengan pengungsi di kala kembali ketempat tinggal semula ataupun posisi yang baru, biasanya para korban banjir telah mengenali serta pasrah kehabisan tempat tinggal asalnya, serta pekerja sosial di sini butuh memberikan cerminan untuk meningkatkan kesiapan mental dalam mengalami suasana terburuk yang bisa jadi hendak dialami di wilayah asal ataupun posisi yang baru;

f. Pelayanan mediasi, pekerja sosial melaksanakan mediasi antara pemerintah dengan pengung supaya rencana pemulihan yang sudah disusun supaya terlaksana secara sinkron.

g. Pelayanan fasilitasi, bila pengungsi korban bencana dipindahkan ke posisi baru hingga pekerja sosial butuh melaksanakan fasilitasi supaya pengungsi bisa menyesuaikan diri dengan area serta warga di wilayah yang baru. Selain itu, pekerja sosial butuh melaksanakan pendekatan, penyuluhan, serta fasilitasi terhadap warga di wilayah tujuan yang baru supaya bisa menerima kedatangan para pengungsi yang direlokasi ke wilayah mereka.

Model yang yang digunakan oleh para pekerja sosial terhadap korban bencana banjir di Kota Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2021 berkesinambungan dengan teori Parsons, Jorgensen, & Harnandez (1988) dan Parsons (2001). Para pekerja sosial di sana menerapkan dua pelayanan yaitu sebagai fasilitator dan mediator. Pelaksanaan pendampingan tidak hanya dilakukan pada saat terjadinya bencana, di lokasi penampungan sementara, tetapi juga membutuhkan perhatian ketika korban sudah menempati relokasi baru. Pekerja sosial menjalankan peran atau tugasnya untuk memenuhi kebutuhan psikis dengan menghilangkan trauma (trauma healing) seperti memberikan pembinaan mental psikologis agar tidak jenuh, menghibur, penguatan mental keagamaan, informasi dan

(6)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

pendidikan (Maryam, 2017; Rahmat & Budiarto, 2021). Pemenuhan kebutuhan sosial dengan menerima kunjungan tamu, fasilitasi kegiatan dan advokasi. Kebutuhan sosial psikologis di pengungsian dapat dikatakan terpenuhi meskipun serba terbatas.

Pekerja sosial juga harus mampu menangani reaksi stress masyarakat. Untuk membantu orang yang selamat kita harus menyadarinya bahwa kebanyakan reaksi stres itu normal setelah terjadi bencana. Menurut Rahmat & Alawiyah (2020), ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah stress akibat bencana yaitu sebagai berikut.

a. Menceritakan pengalaman bencana diri sendiri dan mendengarkan pengalaman orang lain.

b. Mencurahkan perasaan jangan memendamnya.

c. Bernafas dalam rileks dan kontak fisik.

d. Lakukan olahraga dan mengendorkan ketegangan.

e. Mencari kesenangan atau hobi.

f. Jangan menghibur hati dengan minuman keras.

g. Gizi yang seimbang.

h. Membuat perencanaan dan tidak memaksakan diri.

i. Tidak menyalahkan diri sendiri.

j. Tidak menanggung kesedihan sendirian.

k. Meminta pertolongan.

Pekerja sosial dalam merespon psikologis pada korban bencana harus memiliki kesabaran yang kuat, karena setiap orang pada siklus bencana memberikan respon psikologis yang beragam. Adapun fase reaksi psikologis setelah terjadi bencana dapat dilihat pada Gambar 1.

(7)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

PENUTUP

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu yaitu pekerja sosial memberikan beberapa model pelayanan untuk korban bencana banjir di Banjar Kalimantan Selatan yaitu, Pelayanan advokasi, pelayanan intervensi keluarga, pelayanan terapi krisis terhadap individu yang mengalami trauma dan stres, pelayanan partisipasi, penyusunan rencana pemulihan untuk korban pada saat kembali ketempat tinggal atau lokasi yang baru, Pelayanan mediasi yang dilakukan peksos antara pengungsi dengan pemerintah, dan pelayanan fasilitasi.

DAFTAR PUSTAKA

Gustaman, F. A. I., Rahmat, H. K., Banjarnahor, J., & Maarif, S. (2020). Peran Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung dalam Masa Tanggap Darurat Tsunami Selat Sunda Tahun 2018. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 462-469.

Hakim, F. A., Banjarnahor, J., Purwanto, R. S., Rahmat, H. K., & Widana, I. D. K. K. (2020).

Pengelolaan Obyek Pariwisata Menghadapi Potensi Bencana Di Balikpapan Sebagai Penyangga Ibukota Negara Baru. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(3), 607-612.

Husna, N. (2017). APLIKASI TAHAPAN PERTOLONGAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK (Studi di Panti Sosial Asuhan Anak Darussa'adah Aceh Besar). Jurnal Al-Ijtimaiyyah, 3(2).

Maryam, S. (2017). Strategi coping: Teori dan sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), 101-107.

Muara, T., Rahmat, H. K., & Prasetyo, T. B. (2021). Efektivitas Diplomasi dan Komunikasi Strategis dalam Kampanye Melawan Terorisme di Indonesia. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 161-147.

Parsons, R. J. (2001). Specific practice strategies for empowerment-based practice with women: A study of two groups. Affilia, 16(2), 159-179.

Parsons, R. J., Hernandez, S. H., & Jorgensen, J. D. (1988). Integrated practice: A framework for problem solving. Social Work, 33(5), 417-421.

Pratikno, H., Rahmat, H. K., & Sumantri, S. H. (2020). Implementasi Cultural Resource Management dalam Mitigasi Bencana pada Cagar Budaya di Indonesia. NUSANTARA:

Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 427-436.

Rahmat, H. K., & Alawiyah, D. (2020). Konseling Traumatik: Sebuah Strategi Guna Mereduksi Dampak Psikologis Korban Bencana Alam. Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 6(1), 34-44.

Rahmat, H. K., & Budiarto, A. (2021). MEREDUKSI DAMPAK PSIKOLOGIS KORBAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN METODE BIBLIOTERAPI SEBAGAI SEBUAH PENANGANAN TRAUMA HEALING [REDUCING THE PSYCHOLOGICAL IMPACT

(8)

Pajrin Prihartini, Mutia Aini, Nurhimatu Sya’diah, Radhina Fasya Tazkianida Model Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Bencana Banjir …

OF NATURAL DISASTER VICTIMS USING BIBLIOTHERAPY METHOD AS A TRAUMA HEALING HANDLER]. Journal of Contemporary Islamic Counselling, 1(1).

Santoso, M. B., Irfan, M., & Nurwati, N. (2020). TRANSFORMASI PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL MENUJU MASYARAKAT 5.0. Sosio Informa, 6(2), 170-183.

Sidiq, U., Choiri, M., & Mujahidin, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9).

Simanjuntak, P. P., Nopiyanti, A. D., & Safril, A. PROYEKSI CURAH HUJAN DAN SUHU UDARA EKSTRIM MASA DEPAN PERIODE TAHUN 2021-2050 KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN. Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 6(1).

Tukino, M. (2013). Pekerjaan Sosial dalam Setting Kebencanaan. Share: Social Work Journal, 3(2).

Referensi

Dokumen terkait

Pelimpahan tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 yang menjelaskan

Evaluasi karakteristik tapak yang dilakukan tersebut, sebagai upaya berbasis mitigasi untuk mengurangi risiko ancaman bencana akibat kegagalan teknologi nuklir sudah sesuai dengan