• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MOOC Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

N/A
N/A
Muhayati

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL MOOC Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MEMBUAT JURNAL

MOOC PPPK (Massive Open Online Course) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

Tahun 2023 Nama : -

NIP : -

Golongan : - Jabatan : - Unit Kerja : -

AGENDA 1. Sikap Perilaku Bela Negara

A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :

a. cinta tanah air;

b. sadar berbangsa dan bernegara;

c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan e. kemampuan awal Bela Negara.

B. Analisis Isu Kontemporer

Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Dengan memahami arti dari perubahan

(2)

yang merupakan sebuah keniscayaan, maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan suatu bentuk modal (modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani) yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan, kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.

Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan terhadap isu-isu tersebut.

Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan proxy war dan isu Mass Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax. Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara- cara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif.

Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat merumuskan alternative pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang. Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan berikut: (1) Mengambil Tanggung Jawab, (2) Menunjukkan Sikap Mental Positif, (3) Mengutamakan Keprimaan, (4) Menunjukkan Kompetensi, (5) Memegang Teguh Kode Etik.

C. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara.

Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945, yakni:

Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

(3)

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup: Cinta Tanah Air; Kesadaran Berbangsa dan bernegara; Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara; Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan Memiliki kemampuan awal bela negara; dan Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan:

1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga).

2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).

3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).

4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat).

5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat).

6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).

7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil manfaatnya antara lain: Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain; Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan seperjuangan; Membentuk mental dan fisik yang Tangguh; Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri; dan Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.

Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara

(4)

tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

AGENDA 2. Nilai-Nilai Dasar PNS A. Berorientasi Pelayanan

Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:

1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:

1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan 4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

2. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:

1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

(5)

2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

dan

3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

3. Melakukan perbaikan tiada henti.

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:

1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan 2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

B. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

 Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);

 untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.

C. Kompeten

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait

(6)

dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Untuk meningkatkan kompetensi diri bisa melakukan beberapa hal berikut, antara lain:

 Merubah mindset aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan merespons tantangan lingkungan yang selalu berubah dengan paradigma learn unlearn dan relearn.

 Mengembangkan mandiri secara heutagogik atau “net centric berbasis sumber pembelajaran utama dari Internet jembatan belajar yang lebih personal.

 Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja/instansi tempat bekerja atau tempat lain.

 Melakukan jejaring formal/informal network yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai lain dalam dan atau luar organisasi.

D. Harmonis

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah akan terus mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.

Sama halnya dalam lingkungan kerja yang sangat membutuhkan lingkungan yang harmonis. Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya.

Bahkan dalam dunia kerja bisa terjadi beberapa konflik misalnya konflik antarsuku, antar agama, antar ras, dan antar golongan yang akan berdampak pada suasana bekerja dan lingkungan yang tidak nyaman, pekerjaan terbengkalai, kinerja buruk, dan layanan kepada Masyarakat tidak optimal. Maka dari itu, sangatlah penting bisa menciptakan suasana yang harmonis dalam lingkungan kerja.

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang

(7)

memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.

E. Loyal

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.

Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain: (a) Taat pada Peraturan; (b) Bekerja dengan Integritas; (c) Tanggung Jawab pada Organisasi; (d) Kemauan untuk Bekerja Sama; (e) Rasa Memiliki yang Tinggi;

(f) Hubungan Antar Pribadi; (g) Kesukaan Terhadap Pekerjaan; (h) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan; (i) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain.

Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya melakukan beberapa hal berikut:

1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki 2. Meningkatkan Kesejahteraan

3. Memenuhi Kebutuhan Rohani

4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir 5. Melakukan Evaluasi secara Berkala

F. Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya.

Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual.

(8)

Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape), pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadership). Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.

Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut: Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, Mendorong jiwa kewirausahaan, Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya, Terkait dengan kinerja instansi.

G. Kolaboratif

Makna kolaboratif terkait erat dengan semangat kerja sama yang memberi nilai tambah bagi organisasi dan memberi ruang kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Sikap kolaboratif ini penting karena saat ini semua harus saling berjalan bersama untuk mencapai satu tujuan. Maka sudah sepatutnya jika nilai-nilai core values, terutama pada aspek Kolaboratif, dapat diimplementasikan secara nyata pada pelaksanaan tugas sehari-hari.

WoG (Whole-of-Government) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

AGENDA 3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI A. SMART ASN

Presiden Jokowi juga telah menekankan 5 hal yang perlu menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital pada masa pandemi COVID-19. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh peserta CPNS dan diharapkan para peserta mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan transformasi digital yang berlangsung sangat cepat. Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).

(9)

Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri self controlling dalam menghadapi jarak perbedaan perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital. Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self control setiap individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital benar benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal hal positif.

Bangsa yang sukses dan berkualitas adalah bangsa yang berbudaya dan bermartabat.

Seyogyanya, saat dunia bertransformasi menjadi budaya digital, maka budaya baru yang terbentuk harus dapat menciptakan manusia yang berkarakter dan warga digital yang memiliki nilai-nilai kebangsaan untuk memperkuat bangsa dan negaranya. Kehadiran media dan teknologi digital, dengan kata lain, harus menjadi sarana memperkuat budaya bangsa dan karakter warganegara.

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:

a) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

b) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.

c) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.

d) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

e) Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.

Melindungi perangkat digital yang kita miliki merupakan hal yang sangat penting, karena setiap teknologi memiliki beragam celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Melakukan proteksi perangkat digital bertujuan agar perangkat digital yang kita gunakan tidak disalahgunakan oleh orang lain, karena perangkat digital yang kita miliki saat ini menjadi kunci untuk berbagai aktivitas digital.

Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupansehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital

(10)

meliputi kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari- hari.

B. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada Masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional

(11)

melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Manajemen PNS Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PNS pada Instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah.

Keterkaitan Antaragenda:

Sebagai dasar dalam pengembangan kompetensi ASN, mengacu kepada undang- undang ASN nomor 5 tahun 2014 pada pasal 10 tentang fungsi ASN. Terdapat tiga fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Kompetensi yang dibangun dalam MOOC ini adalah menunjukan sikap prilaku bela negara dengan mengaktulaisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan perannya dalam kerangka NKRI dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang

(12)

tugasnya. Kompetensi ini dilakukan untuk membangun dan mencapai tujuan menjadi ASN yang profesional dan berkarakter sebagai pelayan masyarakat. Sehingga materi yang diberi pada agenda satu, dua, dan tiga adalah untuk membentuk karakter ASN sebagai calon pemimpin masa depan bangsa.Sehingga materi yang diberi pada agenda satu, dua, dan tiga adalah untuk pembentuka karakter CPNS sebagai calon pemimpin bangsa untuk menunjukkan kemampuan sebagai calon PNS yang akan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugasnya sehingga akan dapat menjadi suatu karakter atau pembiasaan. Sebagai PNS professional ditunjukkan dengan diberikannya penguatan kompetensi melalui pengembangan kompetensi teknis bidang tugas yang berisi tentang substansi teknis administrasi dan kompetensi Teknis Substantif yang akan diberikan oleh instansi atau unit kerja yang menjadikan satu kesatuan dalam pembelajaran lat SAR CPNS.

Agenda satu, sikap perilaku bela negara membekali peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS professional pelayan Masyarakat. Diharapkan dapat menerapkan sebagai proses pembentukan sikap perilaku bela negara sebagai PNS professional. Nilai-nilai ini akan di internalisasikan dan menjadi pondasi dalam menjalankan semua tugas yang diberikan baik saat di proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan tugas sebagai PNS, jadi nilai-nilai tersebut akan there Patri dan diterapkan dalam sikap perilaku bela negara.

Agenda dua, nilai-nilai dasar PNS, membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan Masyarakat yang meliputi lima kemampuan yaitu akuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya dan tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansi. Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran mata pelatihan aneka. Setelah mempelajari mata pelatihan tersebut peserta mempunyai kemampuan dalam memaknai dan menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS di dalam setiap tugas pekerjaannya. Jadi tugas pekerjaan menjadi sangat penting untuk dapat dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS atau aneka.

Agenda tiga, kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang membekali peserta pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS untuk menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa, sehingga

(13)

mampu mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan dengan menggunakan perspektif WoG dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya.

Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran atau pelatihan manajemen ASN, pelayanan publik dan whole of government. Diharapkan setelah mempelajari mata Pelajaran tersebut peserta mampu berpikir kritis terhadap konsep dan praktek penyelenggaraan pemerintahan.

Referensi

Dokumen terkait

Masa kerja pada PNS tetap hingga masa pensiun yang telah ditentukan, sedangkan PPPK berdasar pada perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun. Pegawai ASN dalam UU No.

ASN berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja selanjutnya disebut

Hasil ini mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif dari motivasiterhadap produktivitas kerja Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kantor

Penelitian ini mengkaji tentang sinkronisasi status Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam perspektif UU No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,

BUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PENGUMUMAN Nomor: 812/324/BKPSDM-2023 TENTANG REVISI PENGUMUMAN SELEKSI PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN

BUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PENGUMUMAN Nomor: 812/212/BKPSDM-2023 TENTANG HASIL AKHIR SELEKSI PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA JABATAN FUNGSIONAL TEKNIS

LAMPIRAN I HASIL AKHIR SELEKSI PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2022 NOMOR :

PENGUMUMAN NOMOR: 810/6780/2023810/ /2023 TENTANG HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PASCA SANGGAH CALON PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA CPPPK JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN JABATAN