• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Paedagogy:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Jurnal Paedagogy:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Kontekstual bagi Siswa SDN 7 Tentena Sulawesi Tengah

Sustin Sumarni Burengge

SDN 7 Tentena, Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah Corresponding Author. Email: [email protected]

Abstract: The purpose of this study was to describe student activities, teacher activities, student learning outcomes and student responses during the application of the STAD type learning model with a contextual approach. This research method uses classroom action research. This research was conducted in class II SDN 7 Tentena which consisted of three cycles. The data collection techniques used were observation, tests and documentation. Meanwhile, the data analysis technique used in this research was qualitative and quantitative descriptive analysis. The results of this study indicate that students are active in the aspects of understanding problems, discussions, and working in groups, even with positive student responses to the learning that has been done, the management of the teaching and learning process is in a good category because all aspects are implemented and student learning outcomes can be achieved. So it can be concluded that the application of STAD type learning with a contextual approach can achieve student learning outcomes.

Article History Received: 24-08-2020 Revised: 15-09-2020 Published: 01-10-2020

Key Words:

STAD, Contextual, Learning Outcomes.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, aktivitas guru, ketuntasan hasil belajar siswa dan respon siswa selama penerapan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakalan kelas. Penelitian ini dilakukan di kelas II SDN 7 Tentena yang terdiri dari tiga siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Sedangkan teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa aktif dalam aspek memahami masalah, diskusi, dan bekerja secara kelompok, bahkan respon siswa positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pengelolaan proses belajar mengajar berkategori baik karena semua aspek terlaksana dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual dapat mencapai ketuntasan hasil belajar siswa.

Sejarah Artikel Diterima: 24-08-2020 Direvisi: 15-09-2020 Diterbitkan: 01-10-2020

Kata Kunci:

STAD, Kontekstual, Hasil Belajar.

How to Cite: Burengge, S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Kontekstual bagi Siswa SDN 7 Tentena Sulawesi Tengah. Jurnal Paedagogy, 7(4).

doi:https://doi.org/10.33394/jp.v7i4.2832

Pendahuluan

Perkembangan dunia saat ini dihadapkan pada era globalisasi yang secara tidak langsung mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya adalah pendidikan. Untuk menghadapinya perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan handal. Pendidikan disepakati memiliki peran yang besar dalam penyediaan SDM. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar peluang seseorang untuk meningkatkan kualitas daya saing mereka. Beberapa ahli memandang pendidikan tidak hanya menjadi variabel penentu munculnya SDM yang berdaya saing tinggi tetapi juga ikut menentukan terjadinya perubahan sosial. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan aktivitas belajar mengajar maka perlu diadakan pembaharuan tentang metode pengajaran guna mewujudkan SDM yang berkualitas.

(2)

Sebelum K13, kurikulum yang digunakan oleh semua tingkat sekolah adalah kurikulum KTSP, dengan pola pendekatan sistem belajar yang menekankan aktivitas siswa secara fisik, mental dan intelektual serta emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor. Pada dasarnya ini merupakan pengembangan metode yang berpusat pada anak didik. Walaupun secara teori bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa telah ditekankan dalam kurikulum yang berlaku, namun pada penerapannya di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, sehingga murid tidak diberi kesempatan untuk aktif (Usman, 2000). Jadi, siswa tidak secara aktif terlibat dalam perolehan informasi/pengetahuan, sehingga siswa merasa kesulitan dalam belajar Matematika karena apa yang disampaikan oleh gurunya itu terlalu abstrak.

Keadaan tersebut sesuai dengan fakta di lapangan, guru mengajar sering menggunakan metode ceramah saja, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi dan bahkan tidak dapat menerima konsep-konsep Matematika. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh ketidakmampuan siswa menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Guru hanya mementingkan hasil belajar berupa produk saja, sedangkan tuntutan pembelajaran yang lain seperti keterampilan proses, psikomotor belum mendapatkan perhatian yang optimal. Hal ini belum sesuai dengan tujuan dalam K13 yang menekankan pada empat pilar pendidikan universal, yaitu: belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan, sedangkan orientasinya terletak pada hasil dan implikasi yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar (Puskur dalam Nur, 2006).

Menurut Slavin (1994), penelitian tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa, yang telah dilakukan dari tahun 1972 sampai tahun 1986, dari 45 laporan hasil penelitian tersebut 37 diantarannya menunjukkan bahwa kelas kooperatif memperlihatkan hasil belajar yang signifikan dengan kelompok kontrol dan tidak satupun yang menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana serta pada STAD terdapat sistem perkembangan individual yang memberikan setiap siswa suatu kesempatan baik untuk menyumbangkan poin maksimum kepada tim jika dan hanya jika siswa melakukan yang terbaik (Ibrahim dkk, 2000). Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari, dengan melibatkan komponen utama pembelajaran efektif yakni: konstruktivisme (Construktivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), Refleksi (Reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) (Depdiknas, 2002). Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya dan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) dengan cara menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang melibatkan siswa dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang membantu mereka menghubungkan kajian-kajian

(3)

akademik dengan situasi kehidupan nyata mereka. Pembelajaran yang dikembangkan pada pendekatan kontekstual ini adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru tidak lagi mendominasi pembelajaran tetapi hanya sebagai pengarah dan pembimbing sedangkan yang menemukan konsep adalah siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nur dan Wikandari (1999) bahwa siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benak mereka.

Salah satu pokok bahasan yang tercantum dalam SK/KD Matematika SDN kurikulum K13 adalah Bangun Datar. Pada pokok bahasan Bangun Datar ini siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori atau konsep-konsep tentang Bangun Datar, tetapi juga siswa dituntut Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan rumus yang sudah ditemukan siswa. Jadi, agar siswa dapat menguasai konsep-konsep tentang Bangun Datar dengan baik, salah satu alternatif yang diberikan oleh guru adalah mengajarkan materi Bangun Datar tersebut dengan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, aktivitas guru, ketuntasan hasil belajar siswa dan respon siswa selama penerapan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual di SDN 7 Tentena Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN 7 Tentena pada materi Bangun Datar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 7 Tentena yang berjumlah 14 siswa. Penetapan kelas II sebagai kelas subyek penelitian karena siswanya berkemampuan heterogen, dimana terdapat siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research, dimana dalam PTK terdapat tindakan- tindakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran maupun untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator. Sedangkan Peneliti sendiri sebagai peneliti utama yang melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas yang meliputi langkah- langkah: merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, observasi, dan analisis serta refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi yang mengacu pada desain penelitian model Kemmis dan Taggart (dalam Suharsimi, 2002).

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Lembar Pengamatan, Lembar Tes akhir materi, dan Lembar Angket respon siswa. Indikator keberhasilan tindakan dari penelitian ini dapat dilihat dari berkurangnya jumlah siswa yang belum memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal yaitu sebesar 75% atau berkurangnya jumlah siswa yang harus remidi. Data ketuntasan belajar yang diperoleh dianalisis berdasarkan penilaian hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan acuan kriteria yaitu siswa dikatakan tuntas jika siswa tersebut tuntas dalam tes akhir materi. Data tes akhir materi dianalisis dengan menggunakan acuan kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu siswa dikatakan tuntas secara individu jika memperolah skor lebih atau sama dengan 65% dari skor total. Dan secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor lebih atau sama dengan 65%.

(4)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di kelas SDN 7 Tentena dengan jumlah siswa 14 orang, diperoleh data-data hasil pengamatan berupa aktivitas siswa, pengelolaan kelas, tes hasil belajar siswa, dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual.

Deskripsi Data Hasil Observasi

Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual, Hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan dua kelompok, dimana empat siswa dari tiap-tiap kelompok yang diamati dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan dinyatakan dalam persentase rata-rata yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini.

Tabel 1. Deskripsi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Tipe STAD dengan Pendekatan Kontekstual

Aktivitas Siswa

Persentase aktivitas siswa pada pertemuan ke-

1 2 3

1. Memperhatikan penjelasan guru dan teman

18,75 19,44

2. Membaca/memahami masalah 11,80 13,89 19,44

3. Menulis yang relevan dengan KBM 7,6 4

4,17 6,94

4. Berdiskusi atau bertanya antar siswa dan guru

9,0 3

12,50 6,25 5. Berdiskusi atau bertanya antar siswa 7,6

4

8,33 5,56

6. Menyampaikan ide/pendapat 6,94 5,56 6,25

7. Mengerjakan tugas/bekerja dengan alat 13,19 13,89 15,97 8. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 11,11 8,33 7,64 9. Bersama-sama guru merangkum materi 10,42 8,33 8,33 10.Perilaku yang tidak relevan 3,47 4,17 4,17

(5)

Berdasarkan data Tabel 1 dan Gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa aktif sebesar 76,39% (diperoleh dari jumlah persentase aktivitas siswa untuk urutan kedua sampai dengan urutan kesembilan) lebih besar daripada aktivitas siswa pasif dengan persentase 23,61% (diperoleh dari aktivitas siswa untuk urutan kesatu dan kesepuluh). Dari hasil analisis data ternyata didapatkan siswa aktif terutama dalam aspek memahami masalah, diskusi, dan bekerja secara kelompok, bahkan respon siswa positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pengelolaan proses belajar mengajar berkategori baik karena semua aspek terlaksana dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat tercapai. Selain itu, dalam penerapan pembelajaran ini ada beberapa hambatan yang dialami peneliti antara lain ada siswa yang kurang terlibat mengikuti kegiatan latihan soal sehingga ada 2 sub indikator yang berhubungan dengan latihan soal belum tuntas. Jadi berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual dapat mencapai ketuntasan hasil belajar siswa di SDN 7 Tentena.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa aktif dalam aspek memahami masalah, diskusi, dan bekerja secara kelompok, bahkan respon siswa positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pengelolaan proses belajar mengajar berkategori baik karena semua aspek terlaksana dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual dapat mencapai ketuntasan hasil belajar siswa di SDN 7 Tentena.

Saran

Adapun saran yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini yakni agar dalam pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan kontekstual dapat diperoleh hasil yang lebih baik, maka peneliti menyarankan agar dalam menerapkan pembelajaran ini hendaknya lebih memperhatikan alokasi waktu. Kemudian dalam pembelajaran sebaiknya lembar kegiatan dikaitkan dengan permasalahan nyata yang ditemui siswa di masyarakat, begitu juga pada soal tes akhir.

Daftar Pustaka

Antari, I. (2018). Penerapan Pembelajaran Kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Mengidentifikasi Teks Drama di Kelas XI MIPA 4 SMAN 1 Mataram). Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 4(1), 48-59.

doi:https://doi.org/10.33394/jk.v4i1.901

Arikunto, Suharsimi. ( 2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. ( 2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Djamarah, SB. (2000). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rhineka Putra.

Ghofur, Abdul dkk. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian KBK SMA. Jakarta:

Depdiknas

Gulo, W. (2000). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo

(6)

Ibrahim, Muslimin, Fida Rachmadiarti, Mohammad Nur, Ismono. ( 2000).

Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Mulyani, N. (2020). Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Mind Mapping dalam Bentuk Peta Konsep Kreatif di SMP Negeri 1 Pemenang. Jurnal Paedagogy, 7(3), 244-251. doi:https://doi.org/10.33394/jp.v7i3.2730

Nur dan Wikandari.(1999). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Unipress.

Nyoman Padmi, I. (2018). Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Perlindungan dan Penegakan Hukum dengan Metode Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XII IPS 2 di SMAN 3 Mataram. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 4(2), 151-157. doi:https://doi.org/10.33394/jk.v4i2.1123

Puluhulawa, Gafar. (2001). Pengembangan Dan Uji Coba Perangkat Contextual Teaching And Learning Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Lingkaran II. Depdiknas Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Purwati, N. (2019). Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran STAD di Kelas Vi SD Negeri 42 Mataram. Jurnal Paedagogy, 6(1), 14-19. doi:https://doi.org/10.33394/jp.v6i1.2525

Roestiyah, NK. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Usman, Moh. Uzer. (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya

Wirejati, W. (2019). Peningkatan Mutu Hasil Belajar Siswa Kelas IX.A SMPN 7 Pujut pada Materi Sistem Ekskresi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions. Jurnal Paedagogy, 6(2), 59-65.

doi:https://doi.org/10.33394/jp.v6i2.2532

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hal tersebut, peneliti inngin mengetahui bagaimana aktifitas siswa, respon siswa, dan ketuntasan belajar siswa dalam efektifitas penerapan model pembelajaran

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan model kooperatif tipe NHT berbasis CD Pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan

Adapun tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa dan ketuntasan belajar siswa serta mengetahui perbedaan signifikan hasil belajar yang diajarkan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas guru dan siswa serta respon siswa dengan model pembelajaran kooperatif

dari penulisan skripsi yang meliputi : pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, ketuntasan belajar siswa dan perbedaan hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis

Berdasarkan analisis data ketuntasan belajar siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa dan guru, dan respon siswa serta, maka dapat disimpulkan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk memahami perolehan data dan tingkat keoptimalan hasil belajar serta aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn pokok bahasan ”Peran