• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal-PPKn-Vol.-6-No.-1-Januari-2018.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Jurnal-PPKn-Vol.-6-No.-1-Januari-2018.pdf"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

Pewarisan nilai-nilai budaya lokal sangat mempengaruhi pembentukan perilaku dan karakter setiap individu. Dari nilai-nilai budaya lokal tersebut, karakter setiap individu akan terbentuk sesuai dengan budaya yang dianutnya.

Gambar 1. Teknik analisis data
Gambar 1. Teknik analisis data

Pendidikan Karakter

87 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang mengkristalkan 18 nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa menjadi 5 yang disesuaikan dengan Gerakan Nasional Revolusi Logam (GNRM), nilai kunci kearifan lokal dan kreativitas sekolah antara lain: religius, nasionalis, gotong royong dan integritas. Pendidikan karakter di sekolah berkaitan dengan budaya sekolah dan suasana belajar yang dikembangkan guru di dalam kelas selama proses belajar mengajar.

Pendidikan karakter di Keluarga Sejak lahir nalar anak tumbuh

Albertus menekankan ciri-ciri pendidikan karakter berbasis kelas, yaitu: (1) guru sebagai fasilitator pembelajaran; (2) guru sebagai motivator pembelajaran; (3) guru sebagai perancang program; (4) guru sebagai pembimbing dan sumber keteladanan; (5) isi kurikulum menjadi sumber pembentukan karakter; (6) metode pengajaran dialog tidak monolog; (7) penggunaan metode pembelajaran melalui kerjasama (cooperative learning); 8) partisipasi masyarakat kelas dalam pembelajaran; (9) menciptakan kelas sebagai komunitas moral; (10) penegakan disiplin moral; (11) menciptakan lingkungan kelas yang demokratis; (12) membangun rasa tanggung jawab untuk pengembangan diri; (13) Mengelola konflik moral melalui pembelajaran; dan (14) menyelesaikan konflik secara adil tanpa kekerasan. Adanya integrasi antara idealisme lembaga pendidikan (visi dan misi) dengan perbedaan struktur yang menentukan kinerja individu melalui perluasan tanggung jawab dalam penyelenggaraan penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah.

Optimalisasi Peran Keluarga dan Sekolah dalam Pengutan Pendidikan

Selain fungsi ekonomi untuk membiayai kehidupan anak, orang tua juga memiliki fungsi pendidikan yang lebih diperlukan dalam pembentukan karakter. Penegasan Albertus mengenai peran orang tua dalam pembentukan karakter pada anak meliputi: (1) orang tua sebagai panutan; (2) orang tua sebagai sumber ilmu; (3) orang tua sebagai pintu masuk ke budaya lain; (4) orang tua sebagai mitra belajar; dan (5) orang tua memiliki harapan dan impian bagi anaknya.

Kesimpulan

Saran

Dalam penelitiannya, Hikmawati dan Rusmiyati juga menjelaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki kebutuhan yang sama dengan orang pada umumnya. Maka pembahasan dalam artikel ini berfokus pada kajian tentang hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia dengan berbagai topik pembahasan, antara lain: Bagaimana HAM di Indonesia.

Hak Asasi Manusia

Berbagai permasalahan penyandang disabilitas di Indonesia sangat menarik untuk dikaji lebih dalam, sehingga dapat diperoleh kajian yang komprehensif mengenai hak asasi manusia pada umumnya dan kebijakan penyandang disabilitas pada khususnya. penyandang disabilitas sebagai. Warga negara Indonesia. Data dalam penulisan artikel ini diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, majalah dan artikel ilmiah lainnya yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, identifikasi wacana dari buku, majalah, surat kabar, artikel online, majalah, surat kabar dan sumber bacaan lain yang relevan dan terkait dengan kebijakan hak asasi manusia.disabilitas di Indonesia.

Hak Politik Penyandang Disabilitas Penyandang disabilitas sering

Konvensi ini memuat hak penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan politik, termasuk dalam urusan pemilihan umum. Hak penyandang disabilitas dalam pemilu dijamin oleh Pasal 29 CRPD tentang hak atas kehidupan politik dan publik.

Landasan Hukum Hak Politik bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kedudukan, hak, tugas dan peran penyandang disabilitas sama dengan warga negara lainnya. Selain UUD 1945, ketentuan lain yang melindungi hak politik penyandang disabilitas adalah Pasal 23(1) yang menegaskan bahwa setiap orang bebas memilih dan menganut keyakinan politik.

Sosialisasi Penyandang Disabilitas Pendidikan politik pada masyarakat

Untuk kebutuhan pemilih tuna netra, KPU juga menggunakan radio sebagai sarana penyadaran dan edukasi pemilih (Manik, 2015: iv).

Aksesibilitas Politik Penyandang Disabilitas

Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam menumbuhkan nilai-nilai damai untuk menciptakan warga negara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mediator untuk mentransfer nilai-nilai perdamaian kepada peserta didik memerlukan pendekatan pengajaran pendidikan kewarganegaraan yang transformatif. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam mempromosikan berbagai nilai perdamaian untuk menciptakan warga negara yang baik.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mediator transfer nilai-nilai perdamaian kepada peserta didik memerlukan proses pembelajaran yang tidak hanya informasi satu arah dari pendidik. Rekulturasi nilai-nilai perdamaian melalui pendidikan kewarganegaraan dikategorikan sebagai bentuk pembangunan perdamaian dalam pendekatan perdamaian perspektif Galtung. Nilai-nilai yang membentuk perdamaian ini harus disalurkan dan diinternalisasikan di kalangan siswa melalui pendidikan kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tugas penting dalam penanaman nilai-nilai damai guna mewujudkan warga negara yang baik.

Gambar 2  Unit usaha ekonomi
Gambar 2 Unit usaha ekonomi

Mahasiswa

Adanya upaya bela negara sangat membantu dalam mewujudkan ketahanan nasional, yang dikatakan oleh Sutarman (2011) adalah suatu kondisi dinamis yang merupakan keterpaduan dan kondisi setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengandung kegigihan dan ketangguhan, yang memuat kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan menghadang serta mengatasi segala ancaman, baik internal maupun eksternal, yang secara langsung atau tidak langsung membahayakan jati diri, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta dalam mencapai tujuan nasionalnya.

Project Kinerja Sosial

Proyek ini dikemas sebagai upaya pendidikan tinggi untuk melatih karakter mahasiswa guna mencapai tujuan pendidikan tinggi, yaitu mengabdi kepada masyarakat. Siswa yang akan melakukan proyek pertunjukan sosial dipersiapkan secara fisik dengan mengikuti pelatihan dasar kemiliteran dengan melibatkan TNI sebagai pelatihnya. Perguruan tinggi memberikan kesempatan kepada guru mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk memberikan tugas belajar kemasyarakatan kepada mahasiswa selama 2 bulan.

Proyek prestasi sosial meminta mahasiswa untuk membuat rencana kerja sosial yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa di masyarakat. Evaluasi kinerja dilakukan dengan jenis tes kinerja yang dilakukan oleh tim guru yang ditunjuk.

Pembahasan

Hakikat Ngayah

Kegiatan ngayah yang masih tak terpisahkan dengan sikap batin dan budaya umat Hindu pada hakekatnya menganut rumusan filosofis. Pemahaman tentang hakikat kerja juga harus didukung oleh sikap batiniah yang terbentuk dalam kalimat “rame ing gawe. Etika kebajikan, yang dikemukakan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles selama berabad-abad, pada dasarnya berorientasi pada “manusia” dengan rumusan “manusia seperti apa saya seharusnya” (menjadi orang seperti apa saya).

Sedangkan etika kewajiban, yang dikembangkan untuk kehidupan modern oleh David Hume dan Kant, terutama diarahkan pada “perbuatan manusia” dengan formula “apa yang harus saya lakukan”. Konsep taxus spiritual inilah yang menjadi dasar baik pemaparan pengertian karya yang berhubungan dengan kehidupan dan fungsi manusia.

Konsep Civic Culture

Dalam praktiknya, kearifan lokal tidak hanya menjadi khazanah kognisi, tetapi juga terkait dengan aspek psikomotorik, yaitu praktik di masyarakat lokal. Protektif karena kearifan lokal terkadang dijaga oleh orang bijak, tokoh agama atau guru agar tetap bertahan dan menjadi tradisi. Integratif, kearifan lokal seringkali dikaitkan dan dipadukan dengan ajaran atau praktik keagamaan seperti ritual (Atmaja i Suja 2010).

Bertahannya budaya Bali dikarenakan adanya prinsip-prinsip unggulan dalam budaya Bali itu sendiri, yang secara umum sering disebut dengan kearifan lokal, yaitu potensi budaya lokal yang dapat digali, dilestarikan dan dikembangkan, seperti yang dikatakan Emiliana (dalam Arjana, 2009). ). ). Suatu bentuk kearifan lokal Bali terkait dengan pelestarian budaya yang fleksibel dan adaptif dengan dukungan masyarakat Bali yang dapat menerima dan mengolah unsur asing menjadi milik mereka.

Esensi Ngayah dalam Pembelajaran PPKn

Di Indonesia menggambarkan karakter warga negara Indonesia sebagaimana terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Memperkenalkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, toleransi, cinta tanah air, disiplin dan sikap demokratis diharapkan siswa memiliki akhlak yang baik. Memperkenalkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, toleransi, cinta tanah air, disiplin dan sikap demokratis diharapkan siswa memiliki akhlak yang baik.

Civic Culture dalam Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga di Desa Trunyan, Humanika, Vol. Misalnya tawuran antar pelajar, seks bebas, narkoba, kebiasaan mencontek, lunturnya nilai-nilai budaya timur seperti hilangnya sopan santun, kurang saling menghargai dan menghormati, lunturnya nilai kejujuran yang menyebabkan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Prinsip-prinsip Antikorupsi

Faktor hukum, terkait dengan undang-undang, seperti lemahnya hukuman bagi koruptor sehingga undang-undang tidak mampu memberikan efek jera. Korupsi merupakan warisan feodal yang kemudian menimbulkan benturan kesetiaan, yaitu antara kewajiban terhadap keluarga dan kewajiban terhadap negara. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan perbuatan yang sangat merugikan, yang dipengaruhi oleh faktor internal berupa sikap mental dan faktor eksternal seperti budaya, hukum yang lemah, gaji yang rendah dan sebagainya.

Penanaman sikap antikorupsi dapat dilakukan dengan mengajarkan nilai-nilai karakter seperti jujur, tanggung jawab, disiplin dan nasionalisme. Prinsip yang mewajibkan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka agar segala bentuk penyimpangan diketahui publik.

Pendidikan Karakter sebagai Upaya Pendidikan Antikorupsi

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang berusaha memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang baik, merasakan hal-hal yang baik, dan melakukan perbuatan baik. Pendidikan karakter ditujukan untuk memperkuat kesadaran moral, pentingnya etika dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Merasakan atau merasakan apa yang dia pahami setelah belajar mengetahui segalanya.

Dengan cara ini siswa benar-benar memahami apa yang akan dilakukan dan menyadari apa yang sedang dilakukan. Merasakan dan memahami saja tidak cukup, apa yang telah dipahami dan dirasakan harus diwujudkan dalam tindakan untuk membuktikan bahwa subjek belajar mau melakukan atau bertindak.

Pendidikan Antikorupsi dalam Perspektif ajaran Ki Hadjar

Wonten ing piwulang menika, Ki Hadjar Dewantara ngupados paring pangertosan bilih manungsa kedah ngertos bab ingkang sae, ngraosaken saha saged nindakaken ingkang sae. Bapak pendhidhikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, wis suwe nglakokake pendhidhikan anti korupsi kanthi piwulange, antara liya: Telung Pantangan (penyalahgunaan kekuwatan, keuangan lan moral), Telung Ngo (ngerti, rumangsa lan nindakake). . ), Tri Pusat Pendidikan (kulawarga, sekolah, lan masyarakat), Tri Hayu (majukan diri, bangsa, dan kemanusiaan), Tri N (pengamatan, adopsi, perbaikan), metode kita (cinta, latihan, dan asuh) dan yang paling penting adalah Trilogi Kepemimpinan (ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani). Kanthi nggunakake piwulang Ki Hadjar Dewantara minangka upaya pendhidhikan anti korupsi, para siswa diajab bisa nuwuhake budi pekerti warga negara kang becik lan nduweni sikap anti korupsi.

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Anti Korupsi Dalam Perspektif Ajaran Ki Hadjar Dewantara”. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman pembaca tentang pendidikan antikorupsi dalam perspektif ajaran Ki Hadjar Dewantara.

Jurnal PPKn

ISSN 2303-9412

ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (AP3Knl) - JAWA TENGAH

Gambar

Gambar 1. Teknik analisis data
Gambar 2. Ketahanan pribadi dan  ketahanan keluarga sebagai tumpuan  ketahanan nasional (Yayasan Jati Diri
Tabel 1. Kerangka Kluckhohn mengenai  lima masalah dasar dalam hidup yang  menentukan orientasi nilai budaya manusia
Gambar 2  Unit usaha ekonomi
+2

Referensi

Dokumen terkait

1 Januari 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA LAGU UUD NRI 1945 GUNA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MENELAAH KETENTUAN KONSTITUSIONAL Harti HUBUNGAN