• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal riset kefarmasian indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "jurnal riset kefarmasian indonesia"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

SURVEI LITERATUR FORMULASI DAN EVALUASI ENTERIC COATED MICROCAPSULE MENGGUNAKAN ACRYL-EZE® & SURETERIC MENGGUNAKAN MICROENCAPSULATION DENGAN METODE EXTRUSION-PHERONIZATION. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah untuk menyelidiki formulasi mikrokapsul salut enterik menggunakan Acryl-eze® & Sureterik dengan kombinasi metode mikroenkapsulasi dan ekstrusi sferonisasi.

Gambar 1. Gambaran proses umum ekstrusi sferonisasi
Gambar 1. Gambaran proses umum ekstrusi sferonisasi

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL BUAH KETUMBAR (Coriandrum sativum Linn) TERHADAP ARTEMIA

CYTOTOXIC ACTIVITIES OFMETHANOL EXTRACT OF CORIANDER (Coriandrum sativum Linn) FRUITS

USING BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mortar, alu, penetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, plat tetes, penjepit tabung reaksi, lampu spiritus, korek api, pisau, plat pondasi, timbangan, botol gelap, gelas kimia 500 ml, Erlemeyer, corong, batang pengaduk, rotary evaporator set, vial, neraca analitik, desikator, akuarium, aerator, lampu 5 watt.

Bahan

Cara Kerja

  • Pengambilan sampel
  • Proses ekstraksi
  • Uji Skrining fitokimia a. Alkaloid
  • Penetasan telur Artemia salina Leach
  • Pembuatan larutan uji dan pengujian sitotoksik
  • Pengolahan data

Skema kerja pembuatan konsentrasi dan uji aktivitas sitotoksik Ekstrak metanol buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn). 2017). Uji stitotoksik ekstrak etanol buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn) terhadap artemia salina lye menggunakan metode BSLT.

Gambar 1.   Skema Kerja Pembuatan Konsentrasi dan Pengujian Aktivitas Sitotoksik  Ekstrak metanol buah ketumbar (Coriandrum Sativum Linn)
Gambar 1. Skema Kerja Pembuatan Konsentrasi dan Pengujian Aktivitas Sitotoksik Ekstrak metanol buah ketumbar (Coriandrum Sativum Linn)

PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK DAUN JAMBU MAWAR (Syzygium jambos L. Alston) BERDASARKAN VARIASI

CONCENTRATION WITH THE MASERATION METHOD

Penetapan Kadar Air (Metode Gravimetri)

8 9 Tabel 3 menunjukkan rata-rata kadar air yang mengandung 50% ekstrak etanol daun jambu biji. Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Mawar (Syzygium jambos L. Alston) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans Secara In Vitro”.

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (CHROMOLAENA ODORATA L) SEBAGAI ANTIBAKTERI

SALMONELLA TYPHI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

EFFECTIVENESS OF KIRINYUH LEAF (CHROMOLAENA ODORATA L) ETHANOL EXTRACT AS AN ANTIBACTERIAL OF

SALMONELLA TYPHI AND STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) memiliki senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri, seperti flavonoid, tanin, dan saponin (Hidayatullah, 2018). Namun penelitian terkait uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyuh dengan metode pengenceran untuk melihat daya hambat dan daya bunuhnya terhadap Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanolik daun kirinyuh terhadap pertumbuhan Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus.

Kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (larutan TSB), kontrol positif (kloramfenikol) dan kontrol ekstrak etanol daun kirinyuh. Hasil Konsentrasi Bunuh Minimum (KCM) Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) terhadap Pertumbuhan Replikator Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, daun kirinyuh efektif sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus, mengacu pada hasil KBM pada tabel 3 dan 4 masing-masing pada konsentrasi 40%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh efektif melawan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) Sebagai Agen Antibakteri Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, Tesis. Potensi antibakteri dan bioautografi ekstrak etanol daun Bintaro (Carbera odollam gaertn) terhadap Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus.

Tabel 2. Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Etanol Daun kirinyuh  (Chromolaena odorata L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus  Pengulang
Tabel 2. Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Etanol Daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Pengulang

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL

DI DESA SELOLIMAN KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

JAWA TIMUR

ETHNOBOTANIC STUDY OF LOCAL KNOWLEDGE-BASED MEDICINE PLANT

IN SELOLIMAN VILLAGE, KECAMATAN TRAWAS, MOJOKERTO DISTRICT

EAST JAVA

Banyaknya jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional dapat memberikan referensi bagi dunia pengobatan, apalagi dengan semboyan “back to nature” yang semakin kuat. Jenis tumbuhan obat dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional di Desa Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Cara mendapatkan tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional di Desa Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

2 Duckbill Dari tanaman yang sengaja ditanam 3 Bunga kembang sepatu Dari tanaman yang sengaja ditanam 4 Lidah Buaya Dari tanaman yang sengaja ditanam 5 Rheodiscolor (kulit nanas) Dari tanaman yang sengaja ditanam. 11 Mahkota Tuhan Dari tumbuhan yang sengaja ditanam 12 Lidah mertua Dari tumbuhan yang sengaja ditanam 13 Kumis kucing Dari tumbuhan liar. 31 Buah Kepel Dari tanaman yang sengaja ditanam atau tumbuh liar namun kini telah punah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua orang informan dari PPLH desa Seloliman (Bpk. Yuda dan Bpk. Iswandi) tentang cara memperoleh tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Jenis tanaman yang digunakan dalam sistem pengobatan umumnya tumbuh di pekarangan rumah dan dikembangkan dengan teknik sederhana (asal tanam) atau tumbuh liar di sekitar areal perkebunan dan persawahan warga. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat meliputi rimpang, batang, kulit kayu, daun, bunga, buah, biji, dan kulit kayu.

Tabel  1.  Jenis  tumbuhan  obat  dan  penggunaannya  dalam  pengobatan  tradisional  di  Desa  Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
Tabel 1. Jenis tumbuhan obat dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional di Desa Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur

PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI KOMBUCHA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP AKTIVITAS

ANTIBAKTERI Escherichia coli

EFFECT OF FERMENTATION TIME KOMBUCHA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) ON ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF

Escherichia coli

Uji Saponin

Uji saponin dilakukan dengan cara memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml HCL 2N, kemudian didinginkan dan dikocok selama 30 detik.

Uji Flavonoid

Uji Alkaloid

Uji Tanin dan Polifenol

Uji Steroid dan Terpenoid

Uji Total Asam Kombucha Rosella Selama Waktu Fermentasi Uji total asam dilakukan dengan metode titrasi alkimetri yaitu penentuan konsentrasi NaOH dengan cara membakukan larutan NaOH menggunakan asam. Penelitian ini dilakukan dengan teknik Cup-plate (well spread) dengan cara menuangkan media ke dalam cawan petri kurang lebih 15 ml, media dibiarkan dingin dan mengeras, kemudian dibuat sumuran pada media agar yang telah disemaikan. dengan bakteri. dan sumur diberikan. Pengamatan yang diperoleh adalah ada tidaknya zona bening yang terbentuk di sekitar sumuran yang menandakan adanya zona penghambatan pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2008).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Cup-plate (difusi sumur) dengan cara menuangkan media ke dalam cawan petri kurang lebih 15 ml, biarkan media mendingin dan membeku, kemudian dibuat sumuran pada media agar yang ditanami bakteri dan diberi sumuran. antimikroba yang akan diuji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu (18-24 jam) dan suhu (37oC). Pengamatan yang diperoleh adalah ada tidaknya daerah bening yang terbentuk di sekitar lubang yang menunjukkan adanya zona hambat bagi pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2008) Uji aktivitas antibakteri bisul.

Pembuatan Isolat Uji Escherichia coli

0,1 ml konsentrasi 10-3 dilarutkan dalam 9,9 ml air suling steril, pengenceran 10-4 dengan konsentrasi 10-4 digunakan untuk bakteri uji.

Uji Antibakteri Terhadap Bakteri Escherichia coli

Hasil identifikasi positif senyawa saponin terlihat pada rebusan bunga rosella dan rosella kombucha yang difermentasi pada hari ke 7 dan 15 sebelum penambahan air suling, sampel tidak berbusa, dan setelah penambahan air suling dikocok selama 30 detik dan berbusa. tidak hilang (stabil). Senyawa flavonoid menunjukkan hasil positif pada rebusan bunga rosella dan rosella kombucha yang difermentasi pada hari ke 7 dan 15 dimana sebelum penambahan pereaksi sampel berubah warna menjadi merah tua dan setelah penambahan pereaksi terbentuk warna merah violet. Senyawa alkaloid menunjukkan hasil positif pada rebusan bunga rosella dan rosella kombucha yang difermentasi pada hari ke 7 dan 15 dimana terjadi perubahan warna sebelum penambahan pereaksi sampel menjadi merah tua dan setelah penambahan pereaksi mayer terdapat endapan putih, pereaksi Wagner berwarna coklat muda dan pereaksi weardorff. reagen.

Hasil skrining fitokimia yang diperoleh dari rebusan bunga rosella dan kombucha rosella menunjukkan tidak ada perbedaan senyawa yang dikandungnya. Pada awal fermentasi rosella kombucha masih terasa manis, kemudian muncul rasa asam pada fermentasi keesokan harinya. Semakin lama waktu fermentasi semakin berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri, hal ini dikarenakan semakin lama waktu fermentasi maka kandungan asam asetat pada rosela kombucha semakin meningkat sehingga aktivitas antibakteri semakin kuat (Simanjuntak dan Kurniawaty, 2019) serta terdapat flavonoid, saponin dan tanin yang berperan sebagai agen antibakteri (Simanjuntak dan Kurniawaty, 2019) Fajriyah et al, 2015).

Analisis perbedaan aktivitas antibakteri rebusan Escherichia coli bunga Rosella dan Rosella Kombucha berdasarkan waktu fermentasi. Zona hambat yang paling optimum untuk daya hambat bakteri Escherichia coli adalah rosella kombucha fermentasi selama 15 hari sebesar 21,5 mm yang dikategorikan memiliki aktivitas antibakteri sangat kuat. Rebusan bunga rosella dan rosella kombucha memiliki perbedaan yang nyata dengan bakteri Escherichia coli pada fermentasi kombucha hari ke-3 dan fermentasi rosella kombucha pada hari ke-3. aktivitas antibakteri yang sama dan kandungan senyawa yang terkandung juga sama karena ragi kombucha rosella dan bakteri belum memetabolisme sukrosa dan belum menghasilkan asam organik dalam jumlah besar seperti asam asetat, asam glukonat dan asam glukuronat.

Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia Rebusan Rosela dan Kombucha Rosela  No  Identifikasi
Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia Rebusan Rosela dan Kombucha Rosela No Identifikasi

AKAR

AND ROOT

Di antara bagian Carica papaya Linn. ekstrak daun menunjukkan aktivitas farmakologi terbesar. Berdasarkan hasil kajian pustaka terhadap ekstrak buah, daun, biji, kulit batang dan akar Carica papaya Linn. Kedepannya diharapkan dapat diketahui data tentang fitokimia dan aksi farmakologis bagian tanaman Carica papaya Linn.

Hypoglycemic effect of Carica papaya leaf in streptozotocin-induced diabetic rats', BMC Complementary and Alternative Medicine, 12. Phytochemical screening and hypoglycemic activity of carica papaya leaf in streptozotocin-induced diabetic rats', Brazilian Journal of Pharmacognosy. PHARMACOLOGICAL AGENTS', International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, . 2012) 'Antihyperglycemic and hypolipidemic activities of aqueous extract of Carica papaya Linn.

Anticancer Activity of Carica papaya Extracts in vito and Phytochemical Analysis', Greener Journal of Pharmacy and Pharmacology, 1(1), pp. Phytochemical Screening and Effects of Methanol Extract of Carica papaya Stem bark in alloxan-induced Diabetic Rats', 4(6) , s. Undersøgelser om in vitro antioxidantaktiviteter af carica papaya vandigt bladekstrakt, Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences.

Tabel 1. Kandungan Fitonutrisi 100 g Buah Pepaya Matang dan Muda (Karunamoorthi,  H. M
Tabel 1. Kandungan Fitonutrisi 100 g Buah Pepaya Matang dan Muda (Karunamoorthi, H. M

ANALGESIK

DESCRIPTION OF INSIDE COMMUNITY KNOWLEDGE SELF- TREATMENT (SWAMEDICATION) FOR ANALGESIC DRUGS

Demografi responden

  • Gambaran umur responden
  • Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
  • Gambaran responden berdasarkan pendidikan
  • Gambaran responden berdasarkan status pekerjaan

Dari hasil penelitian distribusi frekuensi responden yang melakukan pengobatan sendiri dapat dilihat pada tabel 1. Sebaran Responden Pengobatan Sendiri (self-medication) Obat Analgesik di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukamajaya Depok. Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa sebanyak 25 responden (10%) belum pernah melakukan pengobatan nyeri sendiri, dan sebanyak 225 responden.

Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa 114 responden (45,6%) adalah laki-laki, dan 136 responden (54,4%) adalah perempuan. Berdasarkan jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah responden yang melakukan pengobatan sendiri. Tingkat pendidikan responden yang berpendidikan tinggi (Universitas) sebanyak 71 responden (28,4%) dan yang berpendidikan rendah (SD/SMP) sebanyak 179 responden (71,6%).

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengobatan sendiri terhadap obat pereda nyeri menunjukkan hubungan yang bermakna yaitu dengan menggunakan metode chi-square, hasil analisis menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan rendah memiliki peluang 0,321 untuk melakukan pengobatan sendiri. Dari hasil penelitian status responden sebagian besar bekerja yaitu sebanyak 190 responden (76%), tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat pendapatan, dari tingkat.

Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan  di RW 09 dan RW 10  Kelurahan Sukmajaya Depok
Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok

Gambaran pengetahuan masyarakat tentang pengobatan

  • Hubungan tingkat pendidikan dengan pengobatan sendiri obat
  • Hubungan status pekerjaan dengan pengobatan sendiri obat
  • Hubungan pengetahuan swamedikasi dengan pengobatan
  • Hubungan pengetahuan analgesik dengan pengobatan

Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 89,9% responden berusia < 30 tahun yang melakukan pengobatan sendiri, dan 90,1% responden berusia ≥ 30 tahun yang melakukan pengobatan sendiri. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan yang melakukan pengobatan sendiri dengan analgesik di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok. Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat responden berpendidikan rendah yang melakukan pengobatan sendiri dengan analgesik.

Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan yang melakukan pengobatan sendiri dengan analgesik di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan dalam pengobatan sendiri dengan obat pereda nyeri di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok. Dari Tabel 10 terlihat bahwa 91,8% responden berpenghasilan tinggi melakukan pengobatan sendiri, sedangkan responden berpenghasilan rendah melakukannya.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan swamedikasi dengan swamedikasi obat pereda nyeri di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok. Dari tabel 11 terlihat bahwa 81,4% responden dengan pengetahuan rendah melakukan pengobatan sendiri, sedangkan 93,3% responden dengan pengetahuan tinggi melakukan pengobatan sendiri. Dari tabel 12 terlihat bahwa responden dengan pengetahuan rendah tentang obat penghilang rasa sakit melakukan pengobatan sendiri dengan obat penghilang rasa sakit sebesar 88,3% sedangkan responden.

Tabel 8. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan dengan Pengobatan  Sendiri Obat Analgesik di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok
Tabel 8. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan dengan Pengobatan Sendiri Obat Analgesik di RW 09 dan RW 10 Kelurahan Sukmajaya Depok

Gambar

Gambar 1. Gambaran proses umum ekstrusi sferonisasi
Tabel 1. Data evaluasi ekstrudat dan sferoid Asetosal  Ekstrudat
Tabel 2. Hasil evaluasi sferoid Lansoprazole
Tabel 4. Hasil evaluasi mikrokapsul Lansoprazole
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komposit A yang digunakan sebanyak 3 gram yang terdiri dari claystone 60% atau 1,8 gram, zeolite 20 % atau 0,6 gram dan arang aktif 20% atau 0,6 gram diadsorbsikan dengan 100 mL