• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal sht acara 7 pt5

N/A
N/A
Nawal Zaiyan Hardyana

Academic year: 2025

Membagikan "jurnal sht acara 7 pt5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

59

PENGARUH BERBAGAI INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI CEMPAKA (Michelia champaca L.) DI PERSEMAIAN

Susilawati1), Wardah2), Irmasari2)

1) Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Palu, email: [email protected] 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Palu

ABSTRAK

Champak (Michelia champaca L.) is a flowering plant in the Magnoliaceae family that requires light as an energy source for photosynthesis. Low light intensity will adversely affected the plant growth. The objective of this study was to determine the effect of various light intensity levels on the growth of champak’s seedlings. It was carried out for three months, February to April 2016, at the Permanent Nursery of BPDAS Palu-Poso, Universitas Tadulako. Randomized Block Design was employed as the method, consisting of five treatments namely: I1 = Light intensity of 10%, I2 = Light intensity of 30%, I3 = Light intensity of 50%, I4 = Light intensity of 70 %, I5 = Light intensity of 90%. Each treatment consisted of two groups, namely Group 1 (seedling with 3-4 leaves) and Group 2 (seedling with 5-6 leaves), which were replicated six times, so there was a total of 60 seedlings as the samples. The parameters were the height, diameter, number of leaves, and leaf area. The results of this study indicated that before the seedlings reached 3-months after weaning, diverse light intensity levels insignificantly affected the observed parameters. Subsequently, it demonstrated the highest level of diameter (1.90 mm), leaf number (3.8 leaves), leaf area (291.01cm2), height (3.83 cm) were obtained by I1, I2, I4, and I5, respectively.

Keywords: Light Intensity, Champak, Michelia champaca L.

Diterima tanggal 12 Agustus 2016, Disetujui tanggal 24 September 2016 PENDAHULUAN

Cempaka (Michelia champaca L.) adalah tumbuhan berbunga dari famili Magnoliaceae. Cempaka merupakan sumber kayu pertukangan secara lokal. Selain itu, tanaman cempaka merupakan tanaman multiguna, karena semua bagian pohonnya mulai dari akar, batang, daun, dan bunganya dapat dimanfaatkan. Di beberapa daerah populasi cempaka sudah jarang dijumpai. Hal tersebut disebabkan karena adanya pemanenan, tanpa diikuti kegiatan budidaya. Untuk mendukung budidaya jenis cempaka secara intensif adalah dengan penyediaan bibit yang berkualitas di persemaian (Durahim dan Hendromono, 2001 dalam Agustin, dkk . 2014).

Cempaka adalah salah satu jenis tanaman toleran, sehingga persemaiannya memerlukan naungan atau dibuat di tempat yang agak teduh. Banyak spesies memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya, walaupun dengan pertambahan umur naungan dapat dikurangi secara bertahap (Irawanto, 2006).

Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis. Penyerapan cahaya oleh pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-bagian lain dari tanaman melalui proses fotomorfogenesis (Nurshanti, 2011).

Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman melalui tiga sifatnya yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antosianin (pigment merah), perubahan suhu daun dan batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma (Hanum, 2008 dalam Aji et al, 2015).

(2)

60 Keberadaan naungan mengakibatkan cahaya matahari yang diterima tanaman lebih rendah sehingga mendorong pertumbuhan vegetatif yang lebih besar dibandingkan tanpa naungan (Wijayanto dan Azis, 2013).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh berbagai intensitas naungan terhadap pertumbuhan semai Cempaka (Michelia champaca L.)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertumbuhan semai Cempaka (Michelia champaca L.) ?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertumbuhan semai Cempaka.

Kegunaan penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang intensitas cahaya yang terbaik dalam pertumbuhan awal semai Cempaka.

MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai dengan April 2016 berlokasi di Persemaian Permanen BPDAS Palu Poso yang terletak di Kampus Universitas Tadulako Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Luas areal Persemaian Permanen yaitu 2 Ha.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Polybag berukuran 12 cm x 17 cm, digunakan sebagai wadah media tumbuh, Tanah lapisan atas (topsoil), Semai Cempaka (Michelia champaca L.) yang berumur ± 3 bulan, memiliki daun antara 3-6 helai, dan memiliki tinggi ± 20 cm yang berasal dari Persemaian Permanen BPDAS Palu-Poso,

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kaliper untuk mengukur diameter semai, Mistar untuk mengukur tinggi semai, Luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, Areameter untuk menghitung luas daun, Cangkul/sekop, digunakan untuk mengambil media tanah, Ayakan tanah (2 mm), Kalkulator, untuk menghitung data, Laptop, untuk mengolah data, Kamera untuk dokumentasi penelitian, dan Alat tulis menulis.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba pemberian berbagai intensitas cahaya terhadap semai Cempaka di Persemaian.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan :

I1 = Intensitas Cahaya 10%

I2 = Intensitas Cahaya 30%

I3 = Intensitas Cahaya 50%

I4 = Intensitas Cahaya 70%

I5 = Intensitas Cahaya 90%

Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dan dua kelompok yaitu kelompok 1, semai berdaun 3-4 helai, kelompok 2, semai berdaun 5-6 helai sehingga terdapat 10 unit percobaan, Satu unit percobaan terdiri dari enam semai sehingga total keseluruhan yaitu 5 x 2 x 6 = 60 semai.

Tanaman yang digunakan adalah semai Cempaka yang berasal dari Persemaian Permanen BPDAS Palu Poso dengan kriteria jumlah daun antara 3-6 helai.

Pengumpulan dan Penyediaan Bahan-bahan Penelitian

1. Penyediaan dan Seleksi Semai :

Bahan Penelitian berupa semai Cempaka yang diambil dari Persemaian Permanen. Semai dicabut dengan hati-hati yang berukuran relatif sama, dari daun 3-6 helai, dimana :

a. Semai berdaun 3-4 helai = 30 semai b. Semai berdaun 5-6 helai = 30 semai 2. Penyiapan Naungan

Paranet yang digunakan sesuai dengan perlakuan berbagai intensitas cahaya yaitu 10%, 30%, 50%, 70%, 90% dan dipasang dengan tinggi 1,50 m di atas permukaan tanah.

3. Penyediaan Media

Tanah yang digunakan sebagai media adalah tanah lapisan atas (Top soil) yang berasal dari Desa Pombewe.

(3)

61 Pelaksanaan di Persemaian

1. Penyediaan Media

Tanah dipisahkan dari akar-akar dan kotoran yang terbawa ketika pengambilan tanah dengan mengayak.

Kemudian tanah tersebut dimasukkan ke polybag berukuran 12 cm x 17 cm.

2. Seleksi dan Penanaman Semai

Semai Cempaka diseleksi berdasarkan kelompok jumlah daun. Selanjutnya semai cempaka ditanam di media yang telah disiapkan.

3. Penataan Semai

Setelah paranet dengan intensitas cahaya yang sesuai perlakuan yang telah disiapkan, satu hari setelah pengambilan semai, semai ditanam pada media yang sudah disiapkan.

4. Pemeliharaan

a. Semai disiram secara merata dua kali sehari, tetapi pada saat hari hujan intensitas penyiraman dikurangi.

b. Pembersihan gulma yang tumbuh pada media sesuai kebutuhan.

5. Pengamatan dan pengukuran

a. Setelah tanaman berumur satu minggu dipersemaian, maka dilakukan pengukuran awal (tinggi semai, diameter semai, jumlah daun dan luas daun).

b. Pengukuran dilakukan setiap empat minggu sekali selama penelitian.

c. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran (tinggi semai, diameter semai, jumlah daun dan luas daun).

Analisis Data

Analisis data dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan rumus (Gaspersz, 1991 dalam Asriyanti, 2015) sebagai berikut :

Yij =  + i + j + ij Dimana :

Yij =Nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dalam kelompok ke-j

 =Nilai tengah umum

i =Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

j =Pengaruh aditif dari kelompok ke-j

ij =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

Apabila analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan yang dicobakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pertambahan Tinggi Semai Cempaka (cm)

Data pertambahan tinggi semai Cempaka umur tiga bulan setelah tanam. Untuk mengetahui pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertambahan tinggi semai cempaka maka dilakukan analisis sidik ragam, seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Semai Cempaka (cm).

Keterangan: tn =Tidak berbeda nyata

Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh berbagai intensitas cahaya 10% (I1), intensitas cahaya 30% (I2), intensitas cahaya 50% (I3), intensitas cahaya 70% (I4), intensitas cahaya 90% (I5), memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap semai Cempaka. Untuk lebih jelasnya pertambahan tinggi semai Cempaka pada berbagai intensitas cahaya disajikan pada Gambar 1.

(4)

62 Gambar 1. Pertambahan Tinggi Rata-rata Semai

Cempaka (cm) Umur Tiga Bulan Setelah Tanam.

Meskipun hasil sidik ragam berpengaruh tidak nyata, namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan bahwa perlakuan intensitas cahaya 90% (I5) menghasilkan pertambahan tinggi semai Cempaka yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pertambahan Diameter Batang Semai Cempaka Hasil pengukuran pertambahan diameter batang semai Cempaka umur tiga bulan setelah tanam. Untuk mengetahui pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertambahan tinggi semai Cempaka maka dilakukan analisis sidik ragam, disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang Semai Cempaka (mm).

Keterangan: tn =Tidak berbeda nyata

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pengaruh berbagai intensitas cahaya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan diameter batang

pada semai Cempaka selama tiga bulan. Untuk lebih jelasnya pertambahan diameter batang semai Cempaka pada berbagai intensitas cahaya, disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pertambahan Diameter Batang Rata-rata Semai Cempaka (mm) Umur Tiga Bulan Setelah Tanam.

Meskipun hasil sidik ragam berpengaruh tidak nyata, namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan bahwa perlakuan intensitas cahaya 10% (I1) menghasilkan pertambahan diameter batang semai Cempaka yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pertambahan Jumlah Daun Semai Cempaka (Helai) Hasil pengamatan jumlah daun semai Cempaka umur tiga bulan setelah tanam. Untuk mengetahui pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertambahan tinggi semai Cempaka maka dilakukan analisis sidik ragam, disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun Semai Cempaka (Helai).

Keterangan: tn =Tidak berbeda nyata

(5)

63 Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pengaruh berbagai intensitas cahaya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun pada semai Cempaka selama tiga bulan. Untuk lebih jelasnya pertambahan diameter batang semai cempaka pada berbagai intensitas cahaya seperti yang disajikan pada.

Gambar 3.

Gambar 3. Pertambahan Jumlah Daun Rata-rata Semai Cempaka (Helai) Umur Tiga Bulan Setelah Tanam.

Meskipun hasil sidik ragam berpengaruh tidak nyata, namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan bahwa perlakuan intensitas cahaya 30% (12) menghasilkan pertambahan jumlah daun semai Cempaka yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pada kondisi intesitas cahaya yang tinggi, tumbuhan cenderung meningkatkan aktivitas fotosintesis sampai tingkat kejenuhan cahaya tertentu. Setiap jenis tumbuhan memiliki kondisi jenuh cahaya yang berbeda dimana peningkatan cahaya tidak lagi meningkatkan fotosintesis (Ariany, 2013).

Luas Daun Semai Cempaka (cm2)

Hasil pengamatan luas daun semai Cempaka umur tiga bulan setelah tanam. Untuk mengetahui pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertambahan luas daun semai Cempaka maka dilakukan analisis sidik ragam, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Sidik Ragam Pertambahan Luas Daun Semai Cempaka (cm2).

Keterangan: tn =Tidak berbeda nyata

Hasil analisis sidik ragam, menunjukkan bahwa pengaruh berbagai intensitas cahaya berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan luas daun pada semai Cempaka selama tiga bulan. Untuk lebih jelasnya luas daun semai Cempaka pada berbagai intensitas cahaya, disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Luas Daun Rata-rata Semai Cempaka (cm2) Umur Tiga Bulan Setelah Tanam

Meskipun hasil sidik ragam berpengaruh tidak nyata, namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya, kecenderungan bahwa perlakuan intensitas cahaya 70% (I4) menghasilkan luas daun semai Cempaka yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fisiologi akan terlihat pada keadaan morfologi tanaman.

Intensitas cahaya tinggi menyebabkan sel-sel daun lebih kecil, tilakoid mengumpul, dan klorofil lebih sedikit, sehingga ukuran daun lebih kecil dan tebal. Selain itu

(6)

64 jumlah daun lebih banyak dengan stomata lebih kecil ukurannya dan tekstur daun lebih keras (Buntoro et al, 2014).

Pembahasan

Setelah Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, maka dapat dilihat respon semai Cempaka (Michelia champaca L.) terhadap lima perlakuan yang diberikan. Dalam waktu tiga bulan tersebut, ada perubahan parameter yang telah diukur seperti tinggi, diameter, jumlah daun, dan luas daun sehingga menghasilkan perubahan yang berbeda.

Pertumbuhan diameter tanaman berhubungan erat dengan laju fotosintesis yang akan sebanding dengan jumlah intensitas cahaya matahari yang diterima dan respirasi (Sudomo, 2009).

Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan produk fotosintesis yang tidak maksimal, sedangkan intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel stomata daun dalam mengurangi transpirasi sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (Kurniyati et al, 2010).

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh berbagai intensitas cahaya 10% (I1), intensitas cahaya 30% (I2), intensitas cahaya 50% (I3), intensitas cahaya 70% (I4), intensitas cahaya 90% (I5), berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan semai cempaka umur tiga bulan setelah tanam. Namun ada kecenderungan setiap perlakuan memberikan respon pertumbuhan yang sedikit berbeda. Hal ini dipengaruhi karena Cempaka merupakan jenis tumbuhan berkayu yang pertumbuhannya lambat, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan semai Cempaka.

Cempaka yang merupakan tumbuhan semai toleran, meskipun memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya namun naungan yang dibutuhkan tidak terlalu berat karena cempaka juga masih memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Pada naungan yang berat dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada pertumbuhan semai, sehingga pertumbuhan semai tidak seimbang.

Berdasarkan Juhaeti (2009), mengatakan bahwa perbedaan morfologi dan anatomi antara daun yang tersinari dan yang ternaungi memperlihatkan adanya perbedaan di dalam responnya terhadap intensitas cahaya

yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap toleransi tumbuhan tersebut terhadap kondisi cahaya di lingkungannya. Chairudin (2015) tanaman mampu beradaptasi terhadap naungan melalui mekanisme penghindaran dan toleransi. Penghindaran kekurangan cahaya dilakukan dengan meningkatkan efisiensi penangkapan cahaya.

Hasil pengamatan selama tiga bulan, terjadi perubahan tinggi, diameter, jumlah daun dan luas daun.

Dari hasil pengamatan perubahan tinggi semai Cempaka (Michelia champaca L.) menunjukkan bahwa perlakuan intensitas cahaya 90% (I5) menghasilkan pertambahan tinggi semai Cempaka lebih baik dari perlakuan lainnya.

Intensitas cahaya perlakuan 10% (I1) menghasilkan perubahan diameter yang baik dari pada perlakuan lainnya. Untuk jumlah daun, intensitas cahaya 30% (I2) lebih baik dari perlakuan lainnya dan untuk luas daun, intensitas cahaya 70% (I4) lebih baik dari perlakuan lainnya.

Persentase intensitas cahaya yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap luas daun seperti yang ditunjukkan pada hasil analisis sidik ragam (Tabel 4), namun perlakuan persentase intensitas cahaya 70% (I4) cenderung memberikan respon yang baik terhadap luas daun pada semai Cempaka. Hal ini diduga pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh proses fisiologis yang terjadi didalam tubuh tanaman tersebut, yaitu proses fotosintesis, respirasi, penyerapan air serta mineral.

Berdasarkan Parman (2010), mengatakan bahawa intensitas cahaya matahari yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan pada parameter pertumbuhan yang berbeda pula pada tanaman.

Raharjeng, (2015) cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.

Cempaka yang merupakan tumbuhan semai toleran, meskipun memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya namun naungan yang dibutuhkan tidak terlalu berat karena cempaka juga masih memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Pada naungan yang berat dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada pertumbuhan semai, sehingga pertumbahan semai tidak seimbang. Seperti menurut Musyarofah et al, (2007) menyatakan bahwa semakin

(7)

65 besar persentase naungan, maka jumlah daun, jumlah stolon dan panjang tangkai pegagan yang dihasilkan akar semakin rendah.

Hasil pertambahan pengamatan selama tiga bulan, terjadi perubahan tinggi, diameter, jumlah daun dan luas daun. Hasil pengamatan perubahan tinggi semai Cempaka (Michelia champaca L.) menunjukkan bahwa perlakuan intensitas cahaya 90% (I5) menghasilkan pertambahan tinggi semai Cempaka lebih baik dari perlakuan lainnya.

Intensitas cahaya yang optimal selama periode tumbuh penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tanaman tertentu jika menerima cahaya yang berlebihan maka akan berpengaruh terhadap pembentukan buah atau umbi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan berbagai intensitas cahaya berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan.

Pertumbuhan Semai Cempaka (Michelia champaca L.) Umur 3 bulah setelah disapih perlakuan intensitas cahaya 10% (I1) cenderung memberikan respon yang lebih baik terhadap pertambahan diameter batang semai Cempaka, Perlakuan intensitas cahaya 30% (I2) memberikan respon yang lebih baik terhadap pertambahan jumlah daun Cempaka, perlakuan intensitas cahaya 70% (I4) memberikan respon yang lebih baik terhadap luas daun Cempaka sedangkan Perlakuan intensitas cahaya 90%

(I5) memberikan respon yang lebih baik terhadap pertambahan tinggi semai Cempaka dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin A.D., Riniarti M., Duryat, 2014. Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji dan Arang Sekam Padi Sebagai Media Sapih Untuk Cempaka Kuning (Michelia champaca). Jurnal Sylva Lestari 2 (3) : 49-58

Aji I.M.L., Sutriono R., Yudistira, 2015. Pengaruh Media Tanam dan Kelas Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Benih Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Media Bina Ilmiah 9 (5) : 1-10

Ariany, 2013. Pengaruh Kuantitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Kadar Antosianin Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) Secara In Vitro. Jurnal Agrotekbis 1 (5) : 413-420

Asriyanti, 2015. Pengaruh Berbagai Intensitas Naungan Terhadap Pertumbuhan Semai Eboni (Diospyros celebica Bakh.). Jurnal Warta Rimba 3 (2) : 103-110

Buntoro B.H., Rogomulyo R., Trisnowati S. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan HasilTemu Putih (Curcuma zedoaria L.). Jurnal Vegetalika 3 (4) : 29-39

Chairudin, 2015. Dampak Naungan Terhadap Perubahan Karakter Agronomi dan Morfo- isiologi Daun Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Jurnal Floratek (10) : 26-35

Irwanto. 2006. Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan Semai Shorea sp di Persemaian. Tesis.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Juhaeti, 2009. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br) Jurnal Berita Biologi. 9 (6) : 767-771

Kurniaty R., Budiman B., Surtani M.,2010. Pengaruh Media dan Naungan Terhadap Mutu Bibit Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 7 (2) : 77-83

Musyarofah, N., S. Susanto, S.A. Aziz, S. Kartosoewarno. 2007. Respon tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban) terhadap pemberian pupuk alami di bawah naungan. Jurnal Bul. Agron. 35 (3) : 217-224

Nurshanti, 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Teradap Pertumbuhandan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Jurnal Agronobis 3 (5) : 12-18

Parman, 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Produksi Umbi Tanaman Lobak (Raphanus sativus L). Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi 18 (2) : 29-38

(8)

66

Raharjeng, 2015. Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Hubungan Kekerabatan Tanaman (Sansevieria trifasciata L). Jurnal Biota 1 (1) : 33-41

Sudomo, 2009. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Mutu Bibit Manglid (Manglieta glauca BI). Jurnal Tekno Hutan Tanaman 2 (2) : 59-66.

Wijayanto dan Azis, 2013. Pengaruh Naungan Sengon (Falcataria moluccana L.) dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan Ganyong Putih (Canna edulis Ker.). Jurnal Silvikutlur Tropika 04 (02) : 62-68

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa jumlah daun per tanaman umur 21 hari setelah tanam memberikan pengaruh yang berpengaruhsangat nyata terhadap pemberian Goodplant dan

Hasil analisis sidik ragam bahwa akibat perlakuan pemberian pupuk Bioboost menunjukkan pengaruh nyata pada jumlah daun umur 7 mst, dan berat umbi per plot.. Rafiqah

Hasil pengujian sidik ragam bahwa luas daun tanaman kedelai pada umur 4 MST dengan pemberian limbah padat SLUDGE menunjukkan hasil yang berbeda nyata sedangkan pupuk

Sidik ragam rata-rata jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 21 HST dengan perlakuan jenis sistem tanam dan dosis pupuk NPK... Rata-rata jumlah daun tanaman jagung

Hasil analisis ragam perlakuan komposisi media tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap luas daun tanaman kailan hanya pada umur pengamatan 15 hst, namun

Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun helai Umur 1 Minggu Setelah Tanam MST .... Data Pengamatan Jumlah Daun he1ai Umur 2 Minggu Setelah Tanam MST

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pupuk Tanijau T berpengaruh sangat nyata pada umur 20, 40, 60 hari setelah tanam, berat buah dan diameter buah sedangkan hasil sidik ragam

Rangkuman Daftar Analisa Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 4 sampai dengan 12 Minggu Setelah Tanam helai .... Uji BNT Rataan Luas Daun Umur 4 sampai 12 Minggu Setelah Tanamcm2 pada Taraf