Gambaran Kejadian TB Paru pada Pasien di Ruang Poli Paru BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
1Rani, 2Thamrin Datjing, 3La Ode Taalami
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Institut Teknologi Kesehatan Avicenna, Kendari
Email korespondensi: [email protected]
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel : Submitted: 13
Des 2022 Accepted: 37 Des 2022
Publish Online:
30 Jan 2023
Latar Belakang: Berdasarkan data Rekam Medik di BLUD RS Konawe Tahun 2019 tercatat 1.065 kasus Tb Paru dengan rata-rata kasus perbulan yaitu 89 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 45-64 tahun. Tahun 2020 tercatat 818 kasus TB paru dengan rata-rata kasus per bulan yaitu 68 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 25-44 tahun. Pada tahun 2021 jumlah kasus TB paru sebanyak 1.032 kasus dengan rata-rata kasus per bulan yaitu 103 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 24- 44 tahun. Pada Tahun 2022 mulai bulan Januari - Juli sebanyak 555 kasus, usia terbanyak pada usia 24-44 tahun (Rekam Medik BLUD RS Konawe, 2022). Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang yang berhubungan dengan kejadian TB paru pada pasien di Ruang Poli Paru di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2022. Metode: Jenis penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Peneliti melakukan pengukuran terhadap faktor berhubungan pengetahuan dengan kejadian TB paru pada pasien di ruang Poli paru di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2022. Penelitian telah dilaksanakan di Rumah Sakit Konawe mulai tanggal 30 Juli -30 Agustus 2022, Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita penyakit Tuberculosis yang yang berada di Poli paru. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien di Poli paru, yaitu sebanyak 30 pasien.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Total sampling, yang berjumlah 30 orang. Hasil:
sebagian besar responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 26 responden (86,7%).dan yang berpengetahuan kurang 4 (13,3%), sebagian besar responden yang mempunyai sikap Baik yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan sebagian yang mempunyai sikap kurang yaitu sebanyak 6 responden (20%) dan sebagian besar responden yang mempunyai tindakan baik yaitu sebanyak 25 responden (83,3%) dan sebagian yang mempunyai tindakan kurang yaitu sebanyak 5 responden (16,7%) .Kesimpulan:
didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat (penderita TB Paru memiliki tingkat pengetahuan,sikap dan tidan pencegahan penyakit TB Paru yang baik
Kata Kunci:
Tb Paru,
pengetahuan, sikap, tindakan
Keywords:
Pulmonary TB, knowledge,
attitude, action.
Rani, Thamrin Datjin, La Ode Taalami
Abstract
Background: Based on medical record data at the BLUD KONAWE Hospital in 2019, there were 1,065 cases of pulmonary TB with an average of 89 cases per month, the age of the most patients was 45-64 years. In 2020 there were 818 cases of pulmonary TB with an average of 68 cases per month, the age of the most patients was 25-44 years. In 2021 the number of pulmonary TB cases was 1,032 cases with an average of 103 cases per month, the age of the most patients was 24-44 years old. In 2022 starting from January - July there were 555 cases, the most age was at the age of 24-44 years (Medical Record of BLUD RS Konawe, 2022). Objective: This study aims to determine the factors associated with the incidence of pulmonary TB in patients in the Pulmonary Poly Room at the BLUD Konawe Hospital in 2022. Methods: This type of research used a descriptive analytic study design with a cross-sectional approach. Researchers measured factors related to knowledge with the incidence of pulmonary TB in patients in the pulmonary poly room at the BLUD Konawe Hospital in 2022. The study was carried out at Konawe Hospital from 30 July -30 August 2022. The population in this study were all patients with Tuberculosis. who is in the Pulmonary Polyclinic. The population studied in this study were patients in Pulmonary Polyclinic, as many as 30 patients. Sampling in this study using the total sampling method, which amounted to 30 people. Results: most of the respondents who had good knowledge were 26 respondents (86.7%).
and those who had less knowledge were 4 (13.3%), most of the respondents who had good attitudes were namely as many as 6 respondents (20%) and most of the respondents who had good actions were as many as 25 respondents (83.3%) and some who had less actions were as many as 5 respondents (16.7%). Conclusion: It was found that the majority of people (pulmonary TB sufferers) had a good level of knowledge, attitude and prevention of pulmonary TB disease.
PENDAHULUAN
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Indonesia berada dalam daftar 30
negara dengan beban
Tuberculosis (TBC) tertinggi di dunia dan menempati peringkat tertinggi ketiga di dunia terkait angka kejadian tuberculosis. Pada tahun 2019 WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 845.000 penduduk Indonesia
menderita tuberculosis dengan 24.000 orang di antaranya adalah Tuberculosis Resistan Obat (TRO). Selain itu sekitar 92.700 orang meninggal akibat Tuberculosis di Indonesia per tahun, atau sekitar 11 orang per jam. (Data Global TB Report, 2020).
World Health Organization (WHO) memperkirakan pada Tahun 2018 sekitar 10 juta
orang jatuh sakit akibat TB dengan beban penyakit bervariasi antara beberapa negara, mulai dari 5-500 kasus baru per 100.000 penduduk per tahunnya dengan rata rata global 132 kasus baru per 100.000 penduduk. Diperkirakan kematian akibat TB paru sebanyak 1,2 juta diantara orang HIV- negatif, ini mengalami penurunan sebesar 27 persen dari 1,7 juta pada Tahun 2000. Selanjutnya jumlah kematian diantara orang HIV- positif sebanyak 251.000 kematian, pengurangan sebanyak 60 persen dari 620.000 pada Tahun 2000. TB paru menyerang semua jenis kelamin dengan beban tertinggi pada laki-laki usia ≥15 tahun dengan proporsi 57 persen dari semua kasus TB paru pada Tahun 2018. Sebagai perbandingan, proporsi untuk perempuan 32 persen dan anak- anak berusia <15 tahun 11 persen. Diantara seluruh kasus TB sebanyak 8,6 persen adalah orang yang hidup dengan HIV (WHO, 2019)
Secara global, pada tahun 2019 di perkirakan 10,0 juta (kisaran 8,9-11,0 juta) orang terserang Tuberculosis, dan angka menurun dalam beberapa waktu terkahir sangat lambat.
Ada sekitar 1,2 juta (kisaran, 1,1–
1,3 juta) kematian akibat Tuberculosis di antara orang HIV- negatif di 2019 (pengurangan dari 1,7 juta pada tahun 2000), dan tambahan 208.000 kematian (kisaran 177.000–242.000) 6 di antaranya Orang HIV-positif (penurunan dari 678.000 pada tahun 2000). Pria (usia ≥15 tahun) tercatat 56% dari orang- orang yang mengembangkan
Tuberculosis pada 2019, wanita tercatat 32%, dan anak-anak (<15 tahun) sebesar 12%. Secara grafis WHO memperkirakan bahwa penderita Tuberculosis terbanyak pada tahun 2019 berada di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat. (Data Global TB Report, 2020).
Berdasarkan Data Global Tuberculosis laporan 2020 dashboard Tuberculosis Indonesia, Estimasi kasus Tuberculosis 2019 mencapai 845,000 jiwa, 70,341 jiwa kasus Tuberculosis Anak, 12,015 jiwa kasus Tuberculosis HIV dan 12,469 jiwa kematian aktibat Tuberculosis. (Data Global TB Report, 2020).
Menurut provinsi di Indonesia kasus baru TB paru BTA (+) yang paling banyak terjadi di Jawa Barat dengan jumlah kasus 31.074 dengan proporsi laki- laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu 58,05 persen dan proporsi kelompok umur paling banyak adalah usia 15-64 tahun 91,74 persen.
Diurutan kedua diduduki oleh Provinsi Jawa Timur dengan jumlah TB paru 25.662 dengan proporsi laki-laki 57,75 persen dan kelompok umur usia 15-64 tahun 88,17 persen. Sumatera Utara berada di urutan ke 4 dengan jumlah kasus TB paru sebanyak 13.568 kasus dengan proporsi laki-laki 65,27 persen (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Sasaran Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan target prevalensi TB paru pada Tahun 2019 menjadi 245 per 100.000
Rani, Thamrin Datjin, La Ode Taalami
penduduk. Dipertegas dalam Permenkes No. 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis, eliminasi pada Tahun 2035 dan Indonesia bebas TB paru Tahun 2050.
Eliminasi TB paru adalah tercapainya jumlah kasus TB paru 1 per 100.000 penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Menurut provinsi di Indonesia kasus baru TB paru BTA (+) yang paling banyak terjadi di Jawa Barat dengan jumlah kasus 31.074 dengan proporsi laki- laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu 58,05 persen dan proporsi kelompok umur paling banyak adalah usia 15-64 tahun 91,74 persen. Diurutan kedua diduduki oleh Provinsi Jawa Timur dengan jumlah TB paru 25.662 dengan proporsi laki- laki 57,75 persen dan kelompok umur usia 15-64 tahun 88,17 persen. Sumatera Utara berada di urutan ke 4 dengan jumlah kasus TB paru sebanyak 13.568 kasus dengan proporsi laki-laki 65,27 persen (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Penyakit menular cenderung meningkat setiap tahunnya dan telah mengancam sejak usia muda.
Beban penyakit menular dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.
Prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit menular tertuju pada penyakit yang banyak terjadi dan menimbulkan kerugian ekonomi maupun kerugian sosial antara lain HIV- AIDS, tuberkulosis,
pneumonia, hepatitis, dan penyakit neglected disease (Keputusan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2018).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular penyebab utama kesehatan yang buruk dan merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh Bacillus Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar infeksi terjadi pada usia produktif antara 15-54 tahun yang menyebabkan beban sosial bagi keluarga dan negara. Studi pada Tahun 2013 The Economic Burden of TB in Indonesia,
menggambarkan bahwa
peningkatan jumlah kasus memiliki dampak yang besar bukan hanya dari aspek kesehatan tetapi juga dari aspek sosial dan ekonomi. Tahun 2011 angka penemuan kasus TB paru adalah 72,7 persen dan TB MDR 6,7 persen maka beban ekonomi yang diakibatkan adalah Rp.27,7 trilliun (Keputusan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2018).
Tahun 2018 prevalensi jumlah penduduk yang menderita Tuberculosis yang tertinggi yaitu di kota Kendari sebesar 540 kasus. Jumlah penduduk yang menderita Tuberculosis terendah yaitu di Konawe Utara sebesar 2 kasus. Dan untuk Kabupaten Konawe jumlah penduduk yang menderita Tuberculosis adalah sebesar 345 kasus. Kabupaten Konawe menjadi peringkat ke tiga setelah kota Kendari dan kabupaten Muna dalam kasus tuberculosis terbanyak di Sulawesi tenggara dan pada tahun 2020 kasus tuberculosis
sebanyak 1.479 kasus. (BPS Sultra, 2021).
Berdasarkan data Rekam Medik di BLUD RS KONAWE TAHUN 2019 tercatat 1.065 kasus TB PARU dengan rata-rata kasus pebulan yaitu 89 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 45-64 tahun. Tahun 2020 tercatat 818 kasus TB paru dengan rata-rata kasus per bulan yaitu 68 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 25-44 tahun. Pada tahun 2021 jumlah kasus TB paru sebanyak 1.032 kasus dengan rata-rata kasus per bulan yaitu 103 kasus, usia penderita terbanyak adalah usia 24-44 tahun. Pada Tahun 2022 mulai bulan Januari - Juli sebanyak 555 kasus, usia terbanyak pada usia 24-44 tahun (Rekam Medik BLUD RS Konawe, 2022).
METODE
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional, dimana peneliti melakukan penelitian yang menekankan waktu pengukuran, variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat dan tidak ada tindak lanjut. Peneliti melakukan pengukuran terhadap
faktor berhubungan
pengetahuan dengan kejadian TB paru pada pasien di Ruang Poli Paru di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2022. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan mulai tanggal 30 Juli sampai 30 Agustus 2022.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek /
responden yang hendak dipelajari karakteristiknya (Johan dkk, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita penyakit Tuberculosis yang yang berada di Poli paru. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien di Poli paru yang diambil jumlahnya dalam waktu 1 Bulan terakhir yaitu sebanyak 30 pasien.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel Independent dan variabel Dependent, Variabel independen dalam penelitian ini
adalah pengetahuan,
sikap,tindakan tentang hubungan dengan kejadian TB Paru pada pasien di Ruang Poli Paru di BLUD Rumah Sakit Konawe, Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian TB paru.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Umur
Responden
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Ruang Poli Paru Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
No Kelompo
k Umur n %
1 30 – 44 7 23,3
2 45 – 64 13 43,3
3 > 64 10 33,3
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa umur responden terbanyak adalah 45 - 64 tahun sebanyak responden 13 responden (43,3%), sedangkan umur >64 sebanyak 10 responden (33,3%), umur
Rani, Thamrin Datjin, La Ode Taalami
terendah adalah 30 – 44 tahun sebanyak 7 responden (23,3%).
2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
N
o Jenis
Kelamin n %
1 Laki-laki 16 53,3 2 Perempuan 14 46,7 Total 30 100 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki- laki yaitu sebanyak 16 responden (53,3%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 responden (46,7%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 3. Distribusi Responden
Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
No Pendidik an
n %
1 SD 9 30
2 SMP 8 26,7
3 SMA 13 43,3
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 13 responden (43,3%), sedangkan sebagian memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 9 responden (30%) dan SMP sebanyak 8 responden (26,7%).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Poli Paru Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
No Pekerjaa
n n %
1 Petani 23 76,7
2 Wiraswast
a 7 23,3
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki Pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 23 responden (76,7%), sedangkan sebagian memiliki pekerjaan sebagai wirastasta sebanyak 7 responden (23,3%).
5. Penegtahuan pasien Tuberculosis
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan di Ruang Poli Paru Rumah Sakit Konawe Tahun 2022 N
o Pengetahua
n n %
1 Baik 26 86,7
2 Kurang 4 13,3
Total 30 100
Berdasarkan hasil penelitian yang pada 30 responden, diperoleh bahwa sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 26 responden (86,7%). hal ini menunjukkan bahwa responden sudah menyadari bahayanya penyakit tuberculosis yang bila tidak diobati. Responden sudah mengetahui dan memahami penularan tuberculosis. dan yang
berpengetahuan kurang 4 (13,3%) fenomena ini dapat diakibatkan karena responden yang menderita TB sudah mulai bosan dengan pengobatan yang berjangka panjang dan kurangnya pengetahuan efek dari pengobatan yang tidak patuh akan sulit diobati. sehingga dapat diketahui bahwa pengetahuan pada pasien Tuberculosis di Ruang Poli Paru di BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2022 termasuk dalam kategori baik.
Sembuhnya seseorang dari penyakit TB sangatlah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti umur seseorang, pengetahuan dan juga status gizi orang tersebut. Selain faktor individu di atas, faktor lingkungan fisik rumah juga
sangat mempengaruhi
kesembuhan seseorang, sebab lingkungan rumah berkaitan erat dengan bakteri penyebab tuberculosisis. Semakin buruk lingkungan rumah, maka semakin baik untuk bakteri hidup bersama dengan penderita TB dan yang terakhir adalah kepatuhan dari pasien TB itu sendiri dalam mengkonsumsi obat TB.
Usia menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap
kesembuhan penderita TB karena dikaitkan dengan proses dan sirkulasi metabolism tubuh yang berkaitan dengan proses tubuh dalam memproses obat yang diminum. Semain berumur seseorang, maka system metabolism tubuh juga akan semakin tua dan fungsinya menjadi menurun dan tidak maksimal lagi. Sedangkan pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada orang yang berpendidikan tinggi biasanya bertindak preventif pada suatu penyakit. Semakin tinggi pendidikan pasien akan semakin mudah menerima informasi tentang pengobatan yang diterimanya sehingga pasien akan patuh dalam pengobatan penyakitnya. (Mundro dalam pasek, 2013). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Alfira rahmania (2017) menunjukkan secara statistik adanya hubungan antara pengetahuan dan keberhasilan pengobatan pasien TB paru.
6. Sikap Pasien Tuberculosis Tabel 6. Distribusi Responden
Berdasarkan Sikap Terhadap TB Paru di Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
N
o Sikap n %
1 Baik 24 80
2 Kurang 6 20
Total 30 100
Berdasarkan hasil penelitian yang pada 30 responden, diperoleh bahwa sebagian besar responden yang mempunyai sikap dengan kreteria baik sebagian besar responden yang mempunyai sikap Baik yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan sebagian yang mempunyai sikap kurang yaitu sebanyak 6 responden (20%) , hal ini dimungkinkan karena merasa sangat perlu untuk membantu menyelesaikan masalah penyakit yang dialami pendeita karena khawatir jika tidak dibantu untuk menyelesaikan akan berdampak
Rani, Thamrin Datjin, La Ode Taalami
tidak baik bagi anggota keluarga yang lainnya..
Dengan mempunyai sikap yang baik untuk dapat memfasilitasi untuk minum obat tiap hari, mengingatkan untuk periksa ulang dahak diwaktu yang telah ditentukan, memberikan penyuluhan tentang gejala- gejala tuberculosis pada anggota keluarga yang lain,
menyarankan untuk
memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang menderita batuk lebih dari 3 minggu, menyampaikan bahwa TB bukan penyakit keturunan ataupun kutukan, menyampaikan bahwa TB dapat disembuhkan bila berobat secara teratur, memberi penyuluhan tentang pentingnya penyuluhan secara teratur, memberi penyuluhan tentang cara penularan TB, memberikan informasi tentang efek samping
obat yang ditelan,
menginformasikan tentang hal yang harus dilakukan apabila terjadi efek samping, dan menginformasikan tentang tatacara pengobatan TB secara lengkap ( Hadin dan Nizar, 2005).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sri Lestari (2017) menunjukkan secara statistik adanya hubungan antara peran sikap pasien TB paru.
7. Tindakan Pasien Tuberculosis
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan terhadap TB Paru di Rumah Sakit Konawe Tahun 2022
No Tindaka n %
n
1 Baik 25 83,3
2 Kurang 5 16,7
Total 30 100
Berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden, diperoleh bahwa sebagian besar responden yang mempunyai
Tindakan baik yaitu
sebagianabesar responden yang mempunyaiaTindakan baik yaituasebanyak 25 responden (91,7%). Dan yang mempunyai Tindakan kurang 5 responden (8,3 %). hal ini disebabkan karena Tindakan merupakan hal yang perlu dilakukan saat terjadi kejadian TB,
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Ikeu Nurhidayah dkk di Sumedang (2007), membuktikan bahwa tindakan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Tuberkulosis paru dan penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah di Cilacap (2008) yang menyatakana bahwa tindakan merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian Tuberkulosis Paru.
KESIMPULAN DAN SARAN dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat atau respon penderita TB Paru memiliki tingkat pengetahuan, sikapdan tindakan pencegahan TB Paru yang cukup baik.
disarankan kepada masyarakat agar melakukan upya-upaya pencegahan penularan TB secara mandiri dengan melakukan etika batuk yang baik, kepada petugas kesehatan agar melakuka upaya
promosi kesehatan yang masif
terkait penyakit TB Paru DAFTAR PUSTAKA
Rani, Thamrin Datjin, La Ode Taalami