• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ... - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ... - Digilib UIN SUKA"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Permasalahan penelitian ini adalah nilai-nilai moral apa saja yang terkandung dalam kisah Nabi Luth, bagaimana nilai-nilai moral tersebut ditransformasikan dalam kisah Nabi Luth, dan seberapa relevan nilai-nilai moral tersebut bagi Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kisah Nabi Luth, transformasi nilai-nilai akhlak dalam kisah Nabi Luth, dan relevansinya dengan pendidikan agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, terdapat dua nilai akhlak yang terkandung dalam kisah Nabi Luth, yaitu: nilai akhlak terpuji dan nilai akhlak tercela.

Kedua, transformasi nilai akhlak dalam kisah Nabi Luth: (1) Sikap keteladanan Nabi Luth dalam menyampaikan ajaran Allah SWT berupa sikap sabar dan percaya, berani, tekun dan kasih sayang. , (2) Pengenalan nilai-nilai moral dalam kisah Nabi Luth, berupa penanaman nilai-nilai moral yang dilakukan Nabi Luth kepada kaumnya dengan cara mengajak dan menasihati serta peringatan dan ancaman yang keras. Ketiga, nilai-nilai moral yang terkandung dalam kisah Nabi Luth relevan dengan komponen pendidikan Islam, yaitu: tujuan, guru dan materi pendidikan Islam.

Konsonan rangkap

Vokal pendek

Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof ( ′ )

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dapat dijadikan bahan informasi dan contoh dalam mengajarkan pendidikan akhlak bagi para pendidik, khususnya bagi para pendidik dalam agama Islam.

Kajian Pustaka

Perbedaan penelitian ini dengan tesis di atas terletak pada fokus penelitiannya, yaitu tesis ini membahas tentang pendidikan karakter, sedangkan penelitian yang akan penulis selidiki membahas tentang pendidikan moral. Tesis ditulis oleh Ika Nurmaya Santi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 16 Nur Laila Miladiah, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kisah Nabi Yusuf dalam Surat Yusuf”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

11 Tahun 2010 dengan judul “Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam”. Tesis ini membahas tentang hubungan/relevansi/harmoni antara nilai-nilai Pendidikan Islam dengan nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Skripsi yang ditulis oleh Habib Rahman, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Tahun 2013 berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kisah Nabi Musa AS.

17 Ika Nurmaya Santi, “Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Sang Pempian Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Dari beberapa penelitian yang relevan dapat diambil terlihat bahwa kedudukan penelitian yang akan dilakukan adalah melengkapi penelitian-penelitian terdahulu karena belum ada penelitian terdahulu yang meneliti tentang pendidikan akhlak seperti yang dikaji tafsir Ibnu Katsir terhadap kisah Nabi Luth. 24 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Melawan Rosdakarya, 2002), hal. 1) Dimensi keyakinan siswa terhadap ajaran agama Islam, 2) Dimensi pemahaman atau penalaran ( intelektual) dan ilmu pengetahuan siswa terhadap ajaran agama Islam, 3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dialami siswa dalam mengamalkan agama Islam, 4) Dimensi pengamalan, dalam arti memahami ajaran Islam yang telah diyakini, dan dihayati atau dihayati oleh peserta didik mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama Islam beserta nilai-nilainya dalam kehidupan pribadinya sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Relevansi mempunyai arti hubungan atau keterkaitan. 27 Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan relevansi dengan pendidikan agama Islam adalah adanya keterkaitan atau kaitan antara nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kisah nabi Luth dengan pendidikan agama Islam yang dalam hal ini penulis kaitkan. Dikatakan relevan bila data dalam kisah Nabi Luth ada. Pendidikan moral dapat diartikan sebagai suatu konsep kebaikan (konsep moral) yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (generasi muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, budi pekerti luhur dan perilaku terpuji sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945. pendidikan adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang menata dan menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.57. Pendidikan moral berkaitan dengan pengembangan sikap dan perilaku moral yang baik atau karakter yang baik, terutama seiring dengan kemajuan yang dicapai di bidang ini.

57 Nurul Zuariah, Pendidikan Moral dan Karakter dalam Perspektif yang Berubah: Meluncurkan Platform Pendidikan Karakter yang Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berkarakter apabila ia berhasil menyerap nilai-nilai dan keyakinan yang diinginkan masyarakat dan menjadikannya sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya.59 Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan moral adalah pendidikan moral. penanaman nilai-nilai moral yaitu konsep kebaikan yang diberikan atau diajarkan kepada generasi muda dan masyarakat untuk membentuk budi pekerti luhur, budi pekerti luhur dan perilaku terpuji, sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945 (namun dalam skripsi ini karena itu terkait dengan Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan referensi Al-Qur’an dan hadis).

Metode Penelitian

27 diolah dan diambil dari Al-Qur'an, buku-buku, jurnal, surat kabar, majalah dan berbagai kitab suci yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dijadikan sebagai sumber rujukan utama yaitu buku berjudul Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir terjemahan Dudi Rosyadi terbitan penerbit buku Islam utama Pustaka al-Kautsar pada tahun 2011.

Rangkuman Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, karya Muhammad Nasib ar-Rifa'i, diterbitkan oleh Gema Insani Publishing House pada tahun 2012, dan buku berjudul Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, karya Salim Bahreisy dan Said Binailmu, terbitan tahun 2012. 1988. 28 Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan, oleh karena itu penulis menggunakan teknik dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari data tentang item atau variabel berupa catatan, artikel, buku, majalah, agenda , surat kabar dan lain-lain.63. Metode penafsiran ayat Al-Qur'an menggunakan metode tafsir bi al-Ma‟ṡūr.

Tafsir bi al-Ma'ṡūr merupakan tafsir Al-Qur'an yang didasarkan pada keterangan atau sejarah atau penjelasan para sahabat Nabi, tabi'in dan at-thabi'in. Para pengikutnya meyakini bahwa generasi awal Islam mempunyai pengetahuan yang benar tentang Al-Qur'an dan isinya, oleh karena itu setiap orang wajib mengacu pada mereka dalam penafsiran Al-Qur'an. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan.

Noeng Muhadjir mengatakan analisis isi adalah suatu metode analisis ilmiah terhadap suatu pesan komunikasi, dengan menggunakan kriteria sebagai dasar klarifikasi dan menggunakan teknik tertentu sebagai prediktornya.65.

Sistematika Pembahasan

Bagian pertama ini merupakan bagian dari formalitas atas dasar keabsahan administratif, sehingga dapat diperhitungkan administratifnya. Bab ini berfungsi sebagai landasan umum mengenai objek, berguna bagi penulis untuk mengetahui baik subjek maupun objek secara detail. 31 Bagian ketiga merupakan bagian akhir skripsi yang memuat daftar pustaka, lampiran dan biografi.

Kesimpulan

122 Allah semata-mata, mengajak supaya tidak menyekutukan Allah, dan melarang umatnya melakukan perbuatan keji), memberi nasihat (berupa nasihat bertakwa kepada Allah, nasihat mengahwini anak-anak perempuannya, nasihat kepada nabi Luth supaya tidak memalukan tetamunya. ), serta amaran dan ancaman yang keras. Perkaitan pendidikan akhlak yang terdapat dalam kisah Nabi Luth untuk Pendidikan Agama Islam (yang dikaitkan dengan komponen PAI), iaitu:. Nabi Luth mengajarkan nilai-nilai akhlak yang baik kepada kaumnya, dengan tujuan untuk kesejahteraan kaumnya di dunia dan akhirat, serta untuk menyelamatkan kaumnya dari azab Allah.

Oleh karena itu, tujuan dalam kisah Nabi Luth relevan dengan tujuan pendidikan Islam karena mencakup tujuan agama dan duniawi. Tujuan keagamaan berarti manusia hanya beribadah kepada Allah dan hidup sesuai tuntunan Islam, sedangkan tujuan duniawi berarti kehidupan di dunia menjadi bermakna meskipun pada akhirnya tujuan tersebut tidak tercapai. Nabi Luth bertanggung jawab atas keberhasilan penanaman nilai-nilai moral pada umatnya, yang dibuktikan dengan sikap sabar, amanah, keterulangan, keberanian dan kasih sayang yang mendalam.

Oleh karena itu, relevan dengan hakikat pendidik dalam pendidikan Islam, yaitu bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik. Penanaman nilai akhlak dalam kisah Nabi Luth ini berupa ajakan untuk beribadah kepada Allah saja, tidak menyekutukan Allah, melarang umatnya melakukan perbuatan keji, nasehat untuk bertakwa, nasehat untuk mengawini anak perempuannya, dan nasehat agar tidak mempermalukan Nabi Luth dihadapan orang lain (tamu). Penanaman nilai moral dapat dikatakan relevan dengan komponen materi dalam Pendidikan Agama Islam, yaitu jenis materi yang pertama yaitu materi dasar yang meliputi dimensi keimanan, dimensi ritual dan perilaku sosial, serta dimensi. komitmen.

Saran

Oleh karena itu, penting sekali hakikat pendidik dalam pendidikan Islam, yaitu tanggung jawab terhadap pengembangan peserta didik. 3) Materi, sesuai dengan jenis materi.

Kata Penutup

Abdullah, Taufik, Thematic Encyclopedia of the Islamic World: Thought and Civilization, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2002. Al-Ghazali, Mutiara Ihya' 'Ulumuddin: A Summary Written Himself by the Hujjatul-Islam, Bandung: Mizan, 1997, Bandung. Amar Ibn Kathir al-Qarshiy al-Dimashqiy, Abi al-Fida' Isma'il Ibn, Tafsir al-Koran al-'Adzim, Riyad: Dar Tayyibah, 2007.

Assegaf, Rachman, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integrasi, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001. Laila Miladiah, Nur, “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Kisah Nabi Yusuf dalam Surah Yusuf “, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. Lickona, Thomas, Panduan Pendidikan Karakter Lengkap untuk Mendidik Siswa Menjadi Cerdas dan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013.

Nurmaya Santi, Ika, “Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Sang Pempian Karya Andrea Hirat dan Pentingnya Bagi Pendidikan Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Sudrajat, Ajat, dkk, Din al -Islam : Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Negeri, Yogyakarta: UNY Press, 2008. Suwadi, dkk, Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Melihat beberapa penelitian di atas, meskipun ada persamaan yang membahas tentang Implementasi pendidikan akhlak namun memiliki perbedaan, perbedaan tersebut terletak pada proses