• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen aktif: Konstruksi

N/A
N/A
taejin taejin

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen aktif: Konstruksi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah K3. Dalam penyelesaian makalah ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini dan tidak lupa pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengajar mata kuliah

Penulis

(2)

DAFTAR ISI

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1. 1. Latar belakang...4

1. 2. Rumusan Masalah...5

1. 3. Tujuan Penelitian...6

BAB II...7

KAJIAN TEORI...7

2. 1. Pengertian Konstruksi...7

2. 2. Undang Undang Keselamatan Kesehatan Kerja...7

2. 3. Kecelakaan Kerja...8

2. 4. Pengertian Risiko...8

2. 5. Analisa Risiko dan Penanganannya...8

2. 6. Penyebab Kecelakaan...11

BAB III...13

PEMBAHASAN...13

3. 1. Kecelakaan Pada Proyek Konstruksi Jembatan...13

BAB IV...18

KESIMPULAN...18

4. 1. Kesimpulan...18

4. 2. Saran...18

DAFTAR PUSTAKA...19

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar belakang

Pada hakikatnya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan prioritas utama dalam kehidupan manusia. Permasalahan K3 di Indonesia masih dianggap rendah, ini terbukti dari masih banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi terutama di sektor konstruksi, inilah yang mengakibatkan banyak terjadinya kecelakaan kerja baik yang serius maupun yang tidak serius bahkan kematian.

Tingkat kecelakaan kerja dan berbagai ancaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia masih cukup tinggi. Penyebab kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena kelalaian pekerja itu sendiri dan kondisi lingkungan kerjanya di lokasi proyek.

Berbagai kecelakaan kerja masih sering terjadi dalam proses produksi terutama di sektor jasa konstruksi. Berdasarkan laporan International Labor Organization (ILO), setiap hari terjadi 6.000 kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal. Sementara di Indonesia setiap 100 ribu tenaga kerja terdapat 20 korban yang fatal akibat kecelakaan kerja (Metrotvnews.com, 2013).

Proyek konstruksi merupakan suatu bidang industri yang harus dilaksanakan dalam keadaan kompleks dan sulit, baik yang menggunakan tenaga manusia maupun mesin sehingga berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan biaya dari proyek. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap memiliki risiko. Proyek konstruksi memiliki serangkaian catatan kecelakaan yang memakan korban jiwa.

Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan berisiko tinggi (high risk) dan yang menempati peringkat utama terjadinya kecelakaan kerja. Pekerjaan konstruksi dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka yang dapat yang dilakukan antara lain mengidentifikasi apa-apa saja risiko dan bahaya kecelakaan kerja yang dapat terjadi di lokasi tersebut. Dibutuhkan sebuah analisa mengingat

(4)

pentingnya untuk mencari tahu faktor-faktor penyebab yang mungkin terjadi suatu kecelakaan kerja. Jika kecelakaan terjadi maka sudah menjadi kewajiban untuk menganalisa kejadian tersebut lebih dalam agar kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa depan karena suatu kecelakaan selalu mendatangkan kerugian baik kecelakaan kecil dan kecelakaan besar. Kerugian tersebut dapat mengakibatkan korban jiwa, peralatan, hasil produksi bahkan polusi lingkungan kerja. Seperti dalam pembangunan proyek jembatan merupakan salah satu proyek konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Sebagian besar kaki jembatan akan berada di atas laut. Dampak pemasangan tiang pancang, bangunan yang berada dekat dari tiang pancang mungkin retak karena pembangunan jembatan ini dekat dengan pemukiman penduduk dan nelayan. Alat-alat berat dan mesin-mesin yang canggih memerlukan prosedur yang benar untuk menggunakannya. Keselamatan dan kesehatan kerja bukan sekedar kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan para pekerja dan sistem pekerjaan. Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. Dalam bidang K3 terdapat cara untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi faktor- faktor risiko di lokasi proyek.

Analisa yang digunakan untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja secara sistematik adalah dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Metode Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan. Dengan metode ini diharapkan dapat menyimulasikan dan menganalisis permasalahan konstruksi serta menghitung probability untuk perencanaan safety management kedepannya.

1. 2. Rumusan Masalah Masalah yang timbul adalah:

1) Jenis-jenis kecelakaan apa saja yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi Jembatan?

2) Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada proyek konstruksi Jembatan?

3) Aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja apa saja yang diterapkan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi Jembatan?

4) Kasus-kasus kecelakaan apa yang sering terjadi dalam lingkup kerja proyek konstruksi jembatan?

(5)
(6)

1. 3. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain sebagai berikut:

1) Untuk mengidentifikasi jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi jembatan.

2) Untuk menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada

proyek konstruksi jembatan.

3) Untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi jembatan.

(7)

BAB II KAJIAN TEORI

2. 1. Pengertian Konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau sarana infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area (Wikipedia).

Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.

Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan, merancang bangunan, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

Bidang konstruksi adalah suatu bidang produksi yang memerlukan kapasitas tenaga kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya yang sering ditimbulkan umumnya dikarenakan faktor fisik.

2. 2. Undang Undang Keselamatan Kesehatan Kerja

Beberapa ketetapan yang menyatakan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia sebagai upaya untuk melindungi para perkerja dari bahaya yang ditimbulkan adalah:

1. UU No. 1/1970 tentang keselamatan kerja dalam Pasal 2 ayat 1, keselamatan kerja yang diatur dalam Undang-undang ini adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan RI.

2. UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dan beberapa perundang-undangan lainnya yang membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (Portal K3.com, 2005)

(8)
(9)

2. 3. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah suatu yang tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Sulaksmono, 1997) dan

kecelakaan terjadi tanpa disangkasangka dan dalam sekejap mata, dan setiap kejadian terdapat empat faktor yang bergerak dalam satu kesatuan berantai yaitu lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia (Silalahi, 1995) dalam Anizar (2009).

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu: Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, dan Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan yang dilakukan.

2. 4. Pengertian Risiko

Menurut ensiklopedia nasional Indonesia risiko digunakan untuk mengungkapkan suatu keadaan yang mempunyai potensi akibat yang diinginkan dari suatu perbuatan atau kegiatan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Menurut kamus Webster risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian, cidera, kerusakan atau keadaan yang merugikan. Menurut Australian Standard/New Zealand Standard atau AS/NS (1999), risiko adalah kemungkinan/peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan suatu dampak pada suatu 9 sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.

2. 5. Analisa Risiko dan Penanganannya

Menurut Irawan (2007) berdasarkan panduan PMBOK (2004:249-250) sasaran manajemen risiko proyek dapat dipandang sebagai tindakan meminimalkan risiko-risiko yang potensial selagi memaksimalkan kesempatan-kesempatan yang mungkin bisa diraih. Aktivitas-aktivitas utama yang ada pada manajemen risiko adalah:

a. Perencanaan manajemen risiko, memilih pendekatan dan rencana aktivitas- aktivitas manajemen risiko bagi proyek;

(10)

b. Identifikasi risiko, menentukan risiko mana yang akan memengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristik setiap risiko;

c. Analisis risiko secara kualitatif, melakukan karakterisitik dan menganalisis risiko serta memprioritaskan dampak mereka terhadap tujuan proyek;

1) Analisis risiko secara kuantitatif, mengukur kemungkinan dan konsekuensi risiko serta memperkirakan dampaknya terhadap tujuan proyek;

2) Perencanaan penanganan risiko, pengambilan langkah untuk menambah peluang dan mengurangi ancaman untuk memenuhi tujuan poyek; dan

3) Pemantauan dan pengendalian risiko, yaitu memantau risiko yang diketahui, mengidentifikasi risiko baru, mengurangi risiko, dan mengevaluasi efektifitas pengurangan risiko pada keseluruhan hidup proyek.

Semua identifikasi risiko yang telah dicari penyebabnya, maka perlu dicari tingkatannya untuk prioritas penangannya. Kelompok tingkatan risiko dibagi menjadi empat yaitu high (H), significant (S), medium (M), dan low (L). penetapan tingkatan risiko (risk level), ditentukan berdasarkan dua criteria, yaitu frekuensi kejadian (probability) dan dampak dari kejadian (impact/severity). Teknik – teknik yang umum dipakai dalam penilaian risiko meliputi analisa kesalahan berjenjang (Fault Tree Analysis- FTA) yang mengembangkan diagram logis untuk menelusuri kembali kemungkinan kesalahan. Risiko dapat diformulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak negative (impact).

Indeks risiko = probabilitas (likelihood) x Dampak (impact).

1) Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian awal bahaya hingga pembentukan kondisi kerja yang aman. Menurut Ridley (2008), penilaian risiko adalah cara – cara yang digunakan pihak kontraktor untuk dapat mengelolak dengan

(11)

baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa kesehatan dan keselamatan mereka tidak terkena risiko pada saat berkerja. Sasaran penilaian risiko adalah mengidentifikasikan bahaya sehingga tindakan dapat diambil untuk menghilangkan mengurangi, atau mengendalikannya sebelum terjadi kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan. Untuk melakukan sasaran tersebut dapat dilakukan pendekatan yang logis dan sistematis.

Faktor Cakupan Nilai

Bahaya Tidak mungkin

menyebabkan cedera

Dapat menyebabkan cedera ringan

Dapat menyebabkan cedera yang membutuhkan P3K

Dapat menyebabkan cedera yang membutuhkan

perawatan medis

Dapat menyebabkan cedera berat

Mengancam nyawa, kemungkinan korban jiwa

1 2 3 4

5 6

Probabilitas Besar kemungkinan tidak terjadi

Kemungkinannya masih jauh

Kemungkinannya masuk akal

Kemungkinannya terbuka

Sangat mungkin

Hampir pasti

1 2 3 4

5 6 Keparahan Cedera dapat diabaikan

Cedera ringan

1 2

(12)

Cedera serius

Cedera berlapis

Korban jiwa tunggal

Korban jiwa berlapis

3 4 5 6

2. 6. Penyebab Kecelakaan

Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80- 85% kecelakaan disebabkan oleh unsafe action.

3. 1. Unsafe Action

Unsafe action disebabkan oleh berbagai hal berikut : Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yaitu:

 Posisi tubuh yang menybabkan mudah lelah

 Cacat fisik

 Cacat sementara

 Kepekaan panca indra terhadap sesuatu

 Kurang pendidikan

 Kurang pengalaman

 Salah pengertian terhadap suatu perintah

 Kurang terampil

 Salah mengartikan SOP (Standard Operational Procedure) sehingga

 mengakibatkan kesalahan pemakaian alat kerja.

 Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenagan

 Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya.

(13)

 Pemakaian akat pelindung diri (APD) berpura-pura

 Mengangkut beban terlalu berlebihan

 Bekerja berlebihan dan melebihi jam kerja 3. 2. Unsafe Condition

Unsafe Condition dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut:

 Peralatan yang sudah tidak layak pakai

 Ada api di tempat bahaya

 Pengamanan gedung kurang standar

 Terpapar bising

 Terpapar radiasi

 Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan

 Kondisi suhu yang membahayakan

 Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan

 Sistem peringatan yang berlebihan

 Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya

(14)

BAB III PEMBAHASAN

3. 1. Kecelakaan Pada Proyek Konstruksi Jembatan

Dua orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia setelah Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk, Jumat (22/9/2017).

3. 1. 1. Jenis Jenis Kecelakaan Pada Proyek Konstruksi Jembatan

Menurut Williams (2006), jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan konstruksi adalah meliputi :

Terjatuh. Pekerja jatuh karena akses ke dan dari tempat kerja tidak memadai, atau tempat kerja itu sendiri tidak aman. Pentingnya menyediakan akses yang baik ke posisi kerja yang aman (misalnya platform dengan papan kaki dan rel penjaga).

Kejatuhan Bahan dan Bangunan Ambruk. Orang-orang terjebak oleh materi yang jatuh dari beban yang diangkat atau material yang terjatuh dari atas, pekerja lainnya terjebak atau terkubur material yang jatuh saat penggalian, bangunan atau dikarenakan bangunan runtuh.

Tersengat listrik. Pekerja terkena sengatan listrik dan bahkan mengalami luka bakar saat menggunakan peralatan yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang berbahaya.

(15)

Tersandung. Tersandung adalah penyebab paling umum dari kecelakaan yang dilaporkan di bidang konstruksi jembatan, dengan lebih dari 1000 cedera mayor setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya peralatan dan bahan – bahan yang berantakan di daerah sekitar proyek.

3. 1. 2. Faktor Penyebab Kecelakaan Pada Konstruksi Jembatan

Kecelakaan kerja (occupational accident) adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang berasal dari, atau terjadi dalam, rangkaian pekerjaan yang berakibat cedera fatal (fatal occupational injury) dan cedera tidak fatal (non- occupational injury).

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kecelakaan Kerja adalah “kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Seringkali, kecelakaan kerja dipahami sebagai kejadian yang mendadak, terjadi diluar kendali seseorang dan tidak diharapkan/tidak disengaja. Berikut merupakan faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja.

3. 1. 3. Aspek Keselamatan Kerja

Terdapat aspek yang harus diperhatikan dalam kesehatan dan keselamatan kerja, yang meliputi :

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yaitu tempat dimana seseorang atau pegawai dalam melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja dalam hal ini berhubungan dengan kondisi kerja, seperti kondisi ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.

Alat kerja Dan Bahan

Alat kerja dan bahan adalah suatu hal yang penting dibutuhkan perusahaan dalam produksi barang. Pada saat memproduksi barang, alat kerja sangatlah vital yang dipakai oleh para pekerja dalam menjalankan aktivitas proses produksi dan disamping itu adalah bahan utama yang ingin

(16)

dijadikan barang.

(17)

3. 2. Kecelakaan Pada Proyek Konstruksi Gedung

Peristiwa terjadi pada hari Minggu, tanggal 18 Maret 2018 pukul 09.25 WIB. Besi sepanjang 4 meter jatuh dari lantai 10 proyek Rusunawa Pasar Rumput dan menimpa warga yang sedang berbelanja di pasar samping proyek. Peristiwa ini mengakibatkan 1 (satu) orang warga yang tertimpa besi meninggal dunia. Proyek ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (persero) dengan konsultan supervisi PT. Ciriajasa Cipta Mandiri. Kecelakaan konstruksi diduga terjadi pada saat proses pembongkaran bekisting plat lantai. Sistem bekisting yang digunakan menggunakan sistem bongkar pasang (knock down) dari material besi hollow dan plat baja. Rusun pasar rumput sendiri merupakan bangunan hunian yang terdiri atas tiga menara dengan total 25 lantai, dengan jumlah hunian total sebanyak 1.984 unit.

Jadi kita lihat dari beberapa batang besi yang dirangkai dua orang ini membuka dan itu tidak diperhitungkan sehingga satu batang besi jatuh ke bawah dan kena lagi besi lain kemudian terpanting

(18)

3. 3. Kecelakaan Pada Proyek Konstruksi Jalan

Tol Desari Pada 2018 lalu kecelakaan kerja terjadi pada Seksi 1 Tol Desari, tepatnya di kawasan Simpang Susun Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan. Pada Selasa pagi 2 Januari 2018, enam balok (girder) masing-masing sepanjang 30,8 meter pada konstruksi Simpang Susun Antasari pada Proyek Tol Depok-Antasari terguling.

PT Citra Waspphutowa selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang menggarap proyek tersebut menjelaskan, jatuhnya girder tersebut akibat manuver alat berat yang tak sempurna. Girder yang terjatuh tersebut kemudian menimpa dump truck di bawahnya. Dump truck tersebut sedang dalam keadaan kosong alias tanpa pengemudi. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.

"Manuver alat berat yang membentur girder paling pinggir menyebabkan efek domino tergulingnya 5 (lima) girder di sebelahnya," tulis pernyataan resmi perusahaan dalam siaran persnya kala itu.

Pada Selasa, 8 Oktober 2019 pukul 01.42 WIB dini hari, kecelakaan di Tol Desari terulang, namun pada lokasi berbeda. Saat itu terjadi penurunan baseform sisi barat ketika pengecoran Top Slab Box Trafic Ramp 8 Krukut Junction di Tol Desari di wilayah Krukut, Depok, Jawa Barat.

3.3.1. Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab langsung dan tidak langsung merupakan dua penyebab dari penjabaran penyebab kecelakaan. Penyebab langsung yaitu perilaku berbahaya (unsafe acts) dan kondisi berbahaya (unsafe conditions). Semua tindakan manusia yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja pada personal maupun orang lain

(19)

merupakan definisi dari perilaku berbahaya, sedangkan kondisi lingkungan dari tempat kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan merupakan definisi dari kondisi berbahaya (Anton, 1989). Perilaku berbahaya (unsafe acts) dengan persentase sebesar 85% dan kondisi berbahaya (unsafe conditions) dengan persentase sebesar 15%

merupakan penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi berdasarkan data statistik di Amerika Serikat (Clough, 1994).

3.3.2. Prilaku Bahaya

Menurut Kavianian (1990) Perilaku berbahaya merupakan kegagalan (human failure) dalam mengikuti prosedur serta persyaratan kerja yang benar sehingga mendukung terjadinya kecelakaan kerja.

Menurut Silalahi (1995) Perbuatan bahaya merupakan istilah yang hampir sama (identik) dengan perilaku berbahaya. Bekerja pada posisi ataupun sikap yang berbahaya, kegiatan yang tidak sesuai aturan, melakukan pekerjaan dengan yang berbahaya merupakan contoh-contoh perilaku berbahaya dari beliau.

3.3.3. Upaya Meminimalisir Prilaku Bahaya

Dilakukannya beberapa cara di bawah ini, perilaku berbahaya dapat diminimalisir:

1) Faktor rekayasa yang direkayasa serta kontrol fisik yang dikenalkan merupakan suatu usaha menghilangkan bahaya ditempat kerja. Hal tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan angka perilaku berbahaya berkurang, tetapi pekerja memiliki kapasitas guna berperilaku tidak aman serta mengatasi kontrol yang ada maka dari itu cara ini tidak selalu berhasil.

2) Supaya para pekerja lebih peduli terhadap keselamatan mereka masing- masing perlu dilakukan dengan cara mengubah sikap para pekerja. Dengan dilakukannya perubahan sikap akan mengubah perilaku merupakan asumsi cara tersebut dapat berhasil.

Melalui kampanye dan safety training merupakan contoh upaya yang dapat dilakukan.

Namun meskipun demikian, kerap kali cara tersebut kurang berhasil karena perubahan perilaku yang tidak selaras (tidak diikuti) dengan perubahan sikap.

3) Hukuman ataupun sanksi diberikan kepada pekerja yang melakukan perilaku berbahaya. Jika cara ini ingin berhasil, pemberian hukuman harus konsisten serta sesegera mungkin ketika kejadian berbahaya terjadi. Karena tidak semua perilaku berbahaya dapat terpantau secara langsung sehingga hal ini yang masih sulit untuk diterapkan.

(20)

BAB IV KESIMPULAN

4. 1. Kesimpulan

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.

Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau sarana infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.

Sedangkan bidang konstruksi adalah suatu bidang produksi yang memerlukan kapasitas tenaga kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya yang sering ditimbulkan umumnya dikarenakan faktor fisik.

Kecelakaan kerja (occupational accident) adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang berasal dari, atau terjadi dalam, rangkaian pekerjaan yang berakibat cedera fatal (fatal occupational injury) dan cedera tidak fatal (non-occupational injury)

4. 2. Saran

Alam lingkungan proyek konstruksi terutama dalam kaitannya dengan konstruksi jembatan, dalam hal meningkatkan keselamatan kerja, kita perlu meminimalisir dan mengidentifikasi setiap resiko yang akan timbul dan membahayakan keselamatan dan kesehatan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

www.poliupg.ac.id

idoc.pub.rencana K3 Pekerjaan Jembatan https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle https://metro.tempo.co/

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR PERSETUJUAN Nama : Riski Putri Amalia NIM : 1962201065 Prodi / Konsentrasi : S1 Akuntansi / Akuntansi Perpajakan Judul Skripsi : Analisis Penerapan Transfer Pricing dan

A definition from the Assessment Policy in the General Education and Training Band Grade R to 9 and ABETDepartment of Education, 1998a states: "Assessment is the process of