• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KABUPATEN MAROS "

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanralili merupakan unit pengolahan air berkapasitas 20 liter per detik yang dibangun pada tahun 2012 sebagai bentuk peningkatan pelayanan distribusi kebutuhan air bersih masyarakat Kabupaten Maros khususnya di Kecamatan Tanralili. Permasalahan penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus baik di negara maju maupun berkembang. Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak lepas dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya.

Hal ini penting karena penelitian ini belum dilakukan sehingga mungkin berguna untuk meningkatkan pelayanan kualitas air bersih khususnya di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

Dilihat dari segi kualitas air, pencemaran secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penentuan mutu air minum, maka upaya pengelolaan air yang digunakan manusia sebagai air minum berpedoman pada baku mutu air, terutama dalam penilaian produk air minum yang dihasilkan, serta dalam perencanaan sistem dan proses yang akan digunakan. akan dilaksanakan di bidang sumber daya air. Namun air yang digunakan tidak selalu memenuhi syarat kesehatan, sering ditemukan air tersebut mengandung zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.

Air bersih sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya, sehingga perlu diketahui bagaimana air dapat dikatakan bersih dari segi kualitasnya dan dapat digunakan dalam jumlah yang cukup dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.

Air Baku

Karakteristik Air Baku

Untuk air bersih, penentuan kualitas dan sifat-sifatnya biasanya dikaitkan dengan baku mutu air tertentu (standar kualitas air). Untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai sifat-sifat air baku, seringkali diperlukan pengukuran berbagai sifat air atau yang biasa disebut dengan parameter kualitas air. Formulasi yang dinyatakan dalam angka standar jelas memerlukan pertimbangan kritis ketika menentukan karakteristik setiap parameter kualitas air.

Baku mutu air adalah baku mutu yang ditentukan berdasarkan sifat fisik, kimia, radioaktif, dan bakteriologis yang menunjukkan persyaratan mutu air.

Sumber –Sumber Air Bersih

  • Air Laut
  • Air Atmosfir
  • Air Permukaan
  • Air Tanah
  • Proses Pengolahan Air Tanah

Kualitas air tanah dalam umumnya lebih baik dibandingkan air dangkal karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas bakteri. Ciri umum airtanah adalah kekeruhannya rendah atau padatan tersuspensi, sehingga tidak diperlukan unit koagulasi-flokulasi-sedimentasi-filtrasi. Kadar zat besi dan mangan yang tinggi dalam air tanah dapat dikurangi dengan oksidasi dengan oksigen klor, klor dioksida, kalium permanganat atau ozon.

Air dari mata air atau air tanah yang memenuhi semua persyaratan kualitas air minum tidak memerlukan pengolahan.

Gambar 2.Diagram alir proses pengolahan air sungai( Sumber :  Kawamura, 1991)
Gambar 2.Diagram alir proses pengolahan air sungai( Sumber : Kawamura, 1991)

Sistem Pengolahan Air Bersih

Teknik filtrasi membran (terutama elektrodialisis) atau pertukaran ion dapat menghilangkan kadar garam dalam air payau. Untuk mengolah sumber air baku yang berasal dari air permukaan, hampir selalu diperlukan unit filtrasi. Sementara itu, air tanah cenderung lebih sedikit terkontaminasi dan memiliki lebih sedikit padatan tersuspensi.

Namun, gas-gas terlarut dalam air tanah harus dihilangkan, begitu juga dengan kesadahan (ion kalsium-magnesium). Eksplorasi air tanah secara luas sebagai sumber air baku sudah tidak mungkin lagi dilakukan, karena selain meluasnya penggunaan air tanah dangkal, penggunaan air tanah dalam juga akan mengancam masyarakat setempat. Dengan pertimbangan tersebut, eksplorasi perairan ditekankan pada peningkatan eksplorasi air permukaan dari sungai-sungai yang ada.

Tahapan Pengelolaan Air atau Water Treatment

Unit Penampungan Awal (Intake)

Unit ini dikenal dengan Unit Penyadapan Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai penampung air dari sumber air. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan Scene Bar yang berfungsi sebagai filter awal terhadap benda-benda yang tergenang air seperti serasah daun, kayu dan benda lainnya.

Unit Pengolahan (Water treatment)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel-partikel koloid (yang menyebabkan air menjadi keruh) sehingga terbentuk partikel-partikel kecil, namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya. Proses flokulasi adalah proses menghilangkan kekeruhan pada air dengan cara menggumpalkan partikel-partikel menjadi satu menjadi partikel yang lebih besar (partikel flok). Pada tahap ini partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang lebih besar (Floc) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (akibat gravitasi) pada proses selanjutnya.

Pada tahap ini, partikel rambut secara alami mengendap di dasar tangki karena kepadatannya lebih besar dibandingkan unsur air. Pada tahap ini air disaring melalui media yang terdiri dari bahan-bahan yang biasanya berupa pasir dan kerikil mengandung silika. Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan kontaminan anorganik yang tidak dapat dihilangkan dengan proses filtrasi atau sedimentasi.

Proses ini bertujuan untuk menyerap/menghilangkan zat-zat pencemar organik, yaitu zat-zat penyebab rasa, bau dan warna. Klorin merupakan desinfektan yang ideal karena bila klorin dimasukkan ke dalam air akan memusnahkan makhluk mikroskopis. Kadar klorin yang tinggi dalam air minum berbahaya bagi pipa logam, bangunan, dan pertanian.

Fungsi penambahan klorin adalah untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air, serta membunuh kuman atau bakteri coli. Namun dalam praktiknya penggunaan klorin lebih besar dari kebutuhan teoritis karena reaksi samping yang terjadi setelahnya.

Unit Penampung Air (Reservoir)

Berdasarkan reaksi di atas, diperlukan 0,64 mg/l klorin untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l besi, dan 1,29 mg/l klorin diperlukan untuk setiap 1 mg/l mangan.

Kualitas Air Bersih

Air yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai air minum mentah dan/atau penggunaan lainnya memerlukan mutu air yang sama dengan penggunaan tersebut. Air yang dimaksudkan untuk digunakan bagi prasarana/sarana rekreasi air dan/atau penggunaan lain yang memerlukan kualitas air yang sama dengan penggunaan yang dimaksud. Air yang diperuntukkan bagi budidaya ikan air tawar, peternakan dan/atau keperluan lain yang memerlukan kualitas air yang sama dengan penggunaan yang dimaksud.

Air yang diperuntukkan untuk mengairi tanaman dan/atau penggunaan lain yang memerlukan kualitas air yang sama dengan penggunaan tersebut. Untuk menjamin mutu air yang akan dikonsumsi dapat memenuhi persyaratan kesehatan, maka pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan menerbitkan peraturan berupa persyaratan mutu air minum yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. air yang disebabkan oleh partikel suspensi menimbulkan warna yang disebut warna semu (Apperent Color), berbeda dengan warna yang disebabkan oleh bahan organik yang berbentuk koloid dan disebut warna sebenarnya (True Color).

Dengan tingkat pH mendekati 7,0, air yang diminum terasa enak dan air tidak menyebabkan karat pada pipa baja. Apabila air yang mengandung zat besi bersentuhan dengan udara, maka oksigen dari udara akan larut dan air menjadi keruh sehingga estetika air menjadi tidak menyenangkan. Air yang mengandung zat besi dalam jumlah besar akan mempengaruhi pipa ledeng dengan meningkatkan bakteri dalam sistem perpipaan sehingga menyebabkan warna air dan zat besi pada air juga menyebabkan rasa logam pada air.

Mangan di dalam tanah berbentuk MnO2 dan tidak larut dalam air dengan kandungan CO2 yang tinggi. Air yang mengandung mangan mengeluarkan rasa dan bau logam, menodai pakaian yang dicuci, serta menyebabkan endapan dan korosi pada pipa.

Tabel 3. Suhu Untuk Masing-Masing Golongan Air
Tabel 3. Suhu Untuk Masing-Masing Golongan Air

Standar air Bersih

Persyaratan Biologis

Persyaratan Fisik

Persyaratan Kimia

Secara khusus Kecamatan Tanralili merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Maro dengan luas kecamatan ± 89,45 km² dengan jumlah masing-masing 8 desa dan kelurahan. Berdasarkan letak geografis dan letak wilayahnya, Kecamatan Tanralili berbatasan langsung dengan Kecamatan Simbang di sebelah timur, Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Moncongloe di sebelah selatan, serta Kecamatan Mandai di sebelah barat.

Gambar 5. Peta Wilayah KabupatenMaros(Sumber :PetaTematik  Indonesia)
Gambar 5. Peta Wilayah KabupatenMaros(Sumber :PetaTematik Indonesia)

Jenis Penelitian Dan Sumber Data/Parameter

MetodePengujian

Efesiensi pengolahan setiap tahapan pengolahan pada IPA III Tanralili

Alat Dan Bahan

Alur Kerja

Data kualitas air baku dan air bersih dari IPA III Tanralili - Data kualitas air baku dan air bersih hasil pengujian. Selain langkah di atas, kami juga melakukan tinjauan literatur terkait topik penulisan.

Diagram Proses Penelitian

Uji Kualitas Air IPA III Tanralili

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990, air bersih yang diperbolehkan adalah 25 NTU. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa nilai pH air bersih yang diperbolehkan adalah 6,5 – 9. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 416/MEN. KES/PER/IX/1990 yang membolehkan air bersih yaitu 25 NTU.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa pH air murni yang diperbolehkan adalah 6,5 – 9. Sedangkan air murni untuk kekeruhan dalam hitungan tahun dan hasil pengujian tidak memenuhi baku mutu air. Sedangkan air bersih untuk pH tahun ini dan hasil pengujiannya belum melewati baku mutu air bersih tertentu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990, air bersih yang diperbolehkan adalah 6,5 – 9. Sedangkan air bersih untuk T. Alkalinitas, Alkalinitas (M) dan HCO3 pada tahun dan hasil pengujian tidak melebihi baku mutu air bersih yang ditetapkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990, air bersih yang diperbolehkan adalah 500 Mg/L.

Sedangkan air bersih klorida pada tahun dan hasil pengujian tidak memenuhi baku mutu air bersih yang ditentukan. Sedangkan air bersih Kalsium pada tahun tersebut dan hasil pengujiannya tidak memenuhi baku mutu air bersih yang ditentukan. Sedangkan air bersih pada tahunnya bebas CO2 dan hasil pengujiannya tidak melebihi baku mutu air bersih yang ditentukan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan no. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa sisa klorin yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 0,1 - 2,2 mg/L.

Tabel 4. Hasil Uji Kualitas Air Baku
Tabel 4. Hasil Uji Kualitas Air Baku

Efesiensi setiap tahapan pengolahan pada IPA III Tanralili

  • Intake
  • Koagulasi
  • Flokulasi
  • Sedimentasi
  • Filtrasi
  • Desinfeksi
  • Reservoir
  • Air Hasil Produksi (Air Bersih)

Sehingga terlihat pada grafik bahwa hasil analisis dan pengujian kualitas air baku tidak melebihi persyaratan kualitas yang ditentukan. Sumber air baku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi IPA Tanralili menggunakan air Sungai Dulang melalui bangunan intake yang dibangun di tepian sungai. Sumber air baku yang digunakan adalah Sungai Dulang, dimana tempat pengambilannya terletak di tepian sungai.

Dosis yang digunakan tergantung pada kekeruhan air baku. Jika kekeruhan air baku tinggi maka konsentrasi larutan koagulan biasanya 2%, yang dilakukan dengan cara melarutkan 200 gram tawas padat dengan 2 liter air pelarut dengan menggunakan impak. (pencampuran) 6. Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa kualitas air pada unit koagulasi dan efisiensi pengolahan pada unit koagulasi mempunyai efisiensi penyisihan parameter kekeruhan sebesar 66,06% dan pH sebesar 1,08%. Ketinggian ambang bebas unit sedimentasi WTP Tanralili adalah 25 cm Kualitas air dan efisiensi pengolahan pada proses sedimentasi mengacu pada tabel.

Terlihat pada tabel bahwa kekeruhan mempunyai efisiensi penyisihan yang paling tinggi yaitu 96,50% Hal ini disebabkan karena air baku mempunyai kekeruhan yang tinggi dimana kekeruhan tersebut tidak memenuhi baku mutu air bersih. Sedangkan pH mempunyai efisiensi pengolahan paling rendah yaitu sebesar 2,98% karena pH air baku tidak begitu jauh dengan pH air bersih. Dari hasil kajian analisis dan pembahasan uji kualitas air baku yang diolah oleh IPA III Tanralili dapat disimpulkan.

Tingkat kualitas air baku yang diolah oleh IPA III Tanralili dengan parameter fisika dan kimia. Dimana parameter fisik dan kimianya telah memenuhi baku mutu air baku sesuai PP no.

Tabel 14. Hasil Analisa Kualitas Air Baku IPA III Tanralili
Tabel 14. Hasil Analisa Kualitas Air Baku IPA III Tanralili

Saran

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/Per/IX/2002 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air. Kajian Dampak Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas Terhadap Kualitas Air Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk Malang. Rahadi Eka Aprian, Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang Bandung.

Gambar

Gambar 1.Siklus Hidrologi(Sumber : Ilmu Lingkungan)
Gambar 2.Diagram alir proses pengolahan air sungai( Sumber :  Kawamura, 1991)
Gambar 3. Diagram alir proses pengolahan air danau( Sumber :  Kawamura, 1991)
Tabel 1. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut  Jumlah garam terlarut (mg/l)  Macam Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil penelitian melalui pengukuran beberapa parameter kualitas air, seperti suhu, pH, kekeruhan, DO, nitrit, nitrat, amoniak, dan fosfat di

Grafik Lingkaran Perbandingan Efisiensi dan Efektifitas Sistem Irigasi Tanaman Dari grafik diatas dapat dilihat nilai perbandingan konsumsi air sebagai tolak ukur nilai efisiensi