Skripsi berjudul “Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Naquib Al-Attas tentang Ta’dib” yang disusun Darna Diko dengan Nomor Induk Mahasiswa ditinjau pada sidang munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada Sabtu, 20 Agustus , 2016 dan dinyatakan LULUS dengan litigator/pemohon banding yang SANGAT BAIK. Penulisan skripsi ini merupakan kajian singkat mengenai “Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Syed Muhammad Naqib Al-Attas”, Penulis memahami bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. . Oleh karena itu, menurut Al-Attas, tidak perlu lagi menyebut konsep pendidikan dalam Islam sebagai terbiyah, ta’lim dan ta’dib secara bersamaan.
Muhammad Naquib Al-Attas khususnya tentang pendidikan, agar dapat ditemukan perkara-perkara baru yang dapat meluaskan pemahaman tentang pengertian pendidikan. 6 Syed Muhammad Naquib al-Attas mengenai "Tamadun Barat" dalam karyanya Islam dan Sekularisme (Kuala Lumpur; ISTAC, 1993) cet. 7 Hilangnya adab, seperti yang diyakini oleh al-Attas, adalah hilangnya disiplin tubuh, disiplin minda, dan disiplin jiwa; Disiplin memerlukan pengenalan dan pengiktirafan tempat yang sesuai untuk seseorang dalam hubungannya dengan dirinya, masyarakatnya dan rakyatnya, yang melibatkan kehilangan keadilan, yang menyebabkan kekeliruan dan kekeliruan dalam pengetahuan.
Tidak jauh berbeda dengan kelompok-kelompok di atas, Al-Attas dalam karyanya Risalah untuk Umat Islam yang selesai ditulisnya pada tahun 1973 melihat bahwa keadaan umat Islam saat ini mempunyai permasalahan dalam ilmu dan akhlak, umat Islam saat ini lebih banyak menguasai ilmu-ilmu yang dihasilkan. oleh budaya dan pandangan dunia Barat.12 Dia menyatakan. Yang dijelaskan Al-Attas mengenai permasalahan yang dihadapi umat Islam di masa lalu adalah tantangan eksternal dan internal seperti agresi militer, ketidakstabilan politik, keterpurukan ekonomi, rusaknya moralitas masyarakat dan pemimpin. 17 Kholili Hasbi, “Konsep Adab Al-Attas” dalam “Masalah Pendidikan antara Masalah dan Konseptualisasi, jilid IX No, 1 Maret 2014, hal.
Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan seorang pemikir muslim kontemporer yang mempunyai konsep pendidikan fundamentalis mengenai kemunduran peradaban Islam. Sosok dan pemikirannya yang menarik layak untuk dikaji. Dari perspektif diskursif dan intelektual, Al-Attas berperan penting dalam mengkritisi tradisi intelektual Islam, khususnya dalam konsep pendidikan Islam yang saat ini mendapat tantangan dan rongrongan dari kelompok pemikiran modernis dan postmodernis, baik Muslim maupun non-Muslim. . Gagasan pendidikan adab didasarkan pada temuan al-Attas bahwa krisis ilmu pengetahuan yang saat ini dialami umat Islam mempunyai implikasi yang sangat serius terhadap kehidupan beragama umat Islam.
Wan Mohd Wan Daud dalam pengantar buku Islam dan Sekularisme telah menyoroti pengertian al-Attas yang mengacu pada prinsip bahwa permasalahan umat Islam bermula dari tantangan internal dan eksternal yang kompleks. Untuk menjawab tantangan tersebut, al-Attas menggagas proyek Islamisasi ilmu pengetahuan, yang menjadi landasan utama lahirnya umat Islam yang beradab. Pendapat Al-Ata mengenai ta'dib diperkuat oleh Sa'duddin Mansur Muhammad, beliau mengartikan bahwa istilah ta'dib adalah istilah yang mencakup seluruh aspek pendidikan, baik unsur tarbiyah maupun ta'lim.24.
Membuktikan bahawa asas pemikiran Syed Muhammad Naquib al-Attas mengenai konsep adab (Ta'dib) adalah konsep pendidikan Islam yang menyeluruh dalam bentuk yang integral dan sistematik. Memberi maklumat bahawa Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan seorang pakar yang menguasai pelbagai disiplin ilmu seperti.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Akibatnya makna ilmu itu sendiri menjadi jauh dari makna sebenarnya dalam Islam sehingga menyebabkan hancurnya adab. Penelitian ini sangat membantu dalam menggali konsep-konsep para ulama terdahulu yang tertuang dalam sistem pendidikan, yaitu membangun pendidikan Islam yang komprehensif, integral dan sistematis.
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Manfaat Teoritis
Boleh dijadikan bahan bacaan bagi sesiapa yang berminat untuk mengetahui dan mendalami pengajian pemikiran Islam khususnya dalam bidang pendidikan Islam.
Manfaat Praktis
Tinjauan Pustaka
Jurnal, Syaiful Muzani dalam tulisannya yang berjudul; “Paradigma Dunia dan Gagasan Islamisasi Syed Muhammad Naquib Al-Attas”, pada
Buku, dengan judul The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib al-Attas, ditulis oleh Wan Mohd Nor Wan Daud,
Buku ini menjelaskan banyak gagasan tentang konsep pendidikan al-Attas, yang mencakup pandangan metafisika, ilmu pengetahuan, makna dan tujuan pendidikan, gagasan dan realitas universitas Islam, kurikulum dan metode pengajaran, islamisasi ilmu pengetahuan dan tanggapan terhadap islamisasi pendidikan. ilmu pengetahuan menyajikan. sains. Tesis berjudul Islamisasi Pengetahuan: Kajian Konsep dan Praktik Pendidikan Syed Muhammad Naquib al-Attas. Menurut Suwendi, al-Attas merupakan ulama seluruh dunia yang berhasil menerjemahkan Islamisasi ilmu pengetahuan baik pada tataran konseptual maupun praktis dalam lembaga pendidikan terpadu.
Pertama, adanya proses mengasingkan unsur-unsur sekuler dari ilmu ini, dan kedua, penyerapan unsur-unsur dan konsep-konsep kunci Islam ke dalamnya.31. Tulisan atau kajian tersebut umumnya membahas tentang biografi dan deskriptif-analitis hasil pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas tentang Islamisasi ilmu pengetahuan. Bedanya dengan pernyataan yang dikemukakan peneliti disini adalah salah satu upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut adalah umat Islam harus mampu mengembalikan konsep pembangunan, tidak hanya dalam pengertian pembangunan fisik atau ekonomi saja, namun harus dimulai dari pembangunan. individu yang memahami kedudukannya, baik dihadapan Tuhan, masyarakat maupun dirinya sendiri.
Dengan kata lain, pengembangan masyarakat harus didasarkan pada konsep pengembangan individu, yang bermuara pada terbentuknya masyarakat beradab yang mampu menghadapi permasalahan hidup tanpa kehilangan jati diri. 30 Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat Pendidikan dan Praktek Syed Muhammad Naquib al-Attas. 31 Baca Suwendi, Islamisasi Pengetahuan: Kajian Konsep dan Praktik Pendidikan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas, Disertasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas dalam konsep Adab (Ta'dib) masih sangat kecil, maka pengkaji ingin menyelidiki konsep pendidikan Syed Muhammad Naquib Al-Attas untuk mencapai konsep yang benar dan menyeluruh. pendidikan Islam. Sungguhpun begitu, penulisan terdahulu dapat menjadi sumber dan bahan rujukan kepada penulis dalam penyelidikan tesis ini.
Metodologi Penelitian
Kaedah ini digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam pemikiran Syed Muhammad Naquib al-Attas. Berdasarkan kandungan yang mengandungi pemikiran Syed Muhammad Naqib al-Atas, maka dilakukan pengelompokan, dengan peringkat pengenalan, pengelasan, pengkategorian dan seterusnya pentafsiran dilakukan.
Sistematika Penulisan
Tokoh Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan salah satu pemikir muslim kontemporer yang berhasil mendefinisikan makna pendidikan secara sistematis, menekankan dan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan menurut Islam bukanlah untuk menghasilkan warga negara dan pekerja yang baik. Gagasan adab (ta’dib) dalam pendidikan Islam bertujuan untuk membawa manusia pada kesempurnaan eksistensinya sebagai hamba Allah, yang pada hakikatnya diciptakan sebagai makhluk yang mulia. Sebagaimana terlihat dalam makna sila kedua Pancasila, “kemanusiaan yang saleh dan beradab” adalah manusia yang mengenal Tuhannya, mengenal dan mencintai Nabinya, sehingga menjadikannya seorang Nabi.
Karena ta’dib dalam struktur konseptualnya mencakup unsur ilmu (‘lmu), pengajaran (ta’lim) dan pengembangan (tarbiyah). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang efektif pada tingkat orang dewasa yaitu lembaga pendidikan tinggi mampu mengatasi kelemahan filosofis dan etika pada tingkat pendidikan yang lebih rendah. Selain itu, keberhasilan di tingkat dasar dan menengah sangat bergantung pada keberhasilan dan efektivitas lembaga pendidikan tinggi sebelumnya, tempat para pembuat kebijakan, perancang kurikulum, guru, administrator senior, dan bahkan orang tua sendiri dididik dan dilatih.
Jika sebagian besar perguruan tinggi kita kehilangan budi pekerti, berarti hilangnya rasa keadilan yang pada akhirnya menimbulkan kebingungan dalam ilmu pengetahuan. Implikasi dari pemikiran pendidikan Syed Muhammad Naquib Al-Attas di era kontemporer ini antara lain: pertama, gagasannya mengenai ta’dib sebagai istilah yang tepat untuk pendidikan Islam daripada tarbiyah, karena ta’dib bukan sekedar proses intelektualisasi. Namun karena ta’dib berkaitan dengan kata adab, akhlak dan sebagainya, maka akan timbul manusia yang benar-benar berbudaya, berakhlak mulia dan berakhlak mulia. Kedua, tujuan pendidikan adalah mampu menghasilkan manusia-manusia ideal yang tidak hanya berilmu, terampil dan kreatif, namun yang lebih mendasar dari itu adalah menghasilkan alumni pendidikan unggul yang beriman, berdedikasi, profesional dan berkarakter, yang merupakan tujuan utama pendidikan. tujuan pendidikan dalam UU Sistem Pendidikan.
Ketiga, kurikulum pendidikan didasarkan pada hierarki ilmu fardhu 'ain dan ilmu fardhu kifayah yang implikasinya dapat dilihat pada sistem bidang studi di madrasah dan perguruan tinggi Islam di Indonesia, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Maulana Malik. Malang dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memiliki sistem integrasi keilmuan (integratif) dengan teori yang dikenal dengan istilah 'jaring laba-laba' dan 'segitiga sains' yang diterapkan di perguruan tinggi Islam yaitu UIN Malang. Oleh karena itu, gagasan Al-Attas mengenai konsep ta’dib dalam dunia kontemporer saat ini merupakan sesuatu yang patut disambut positif. Sebab, dunia pendidikan Islam kita belum menemukan bentuk ideal untuk menghasilkan generasi ulama berprestasi yang mampu berkiprah di kancah dunia.
Selanjutnya ilmu-ilmu kebarat-baratan yang menjadi konsumsi masyarakat dunia harus diislamkan untuk menunjang peradaban Islam yang bermartabat.
Saran
Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta; CRSD PRESS, 2005 Asy'ari, Hasyim, Adab al-'alim wa al-Muta'allim, Jombang; Maktabah al-. Konsep pendidikan dalam Islam; Kerangka Filsafat Pendidikan Islam, Kuala Lumpur: Gerakan Pemuda Muslim Malaysia (ABIM), 1980. Islam dan Sekularisme Kuala Lumpur; ISTAC, edisi kedua Beberapa aspek Shufisme yang dipahami dan dipraktikkan di kalangan.
Baharudin, Pemikiran Pendidikan Naquib al-Attas: Aktualisasinya dalam Konteks Pendidikan Islam Kontemporer, Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004. Burhān Al-Din Al-Zarnūjī, Ta'lim Al-Muta'allim: Thariq Al - T'allum, trans. Mercusuar di Puncak Bukit: Sejarah Singkat dan Filsafat Institut Internasional Pemikiran dan Peradaban Islam, Kuala Lumpur: ISTAC, 1991.
2, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1973 Ibnu Jama'ah Tadzkirah al-Sami' wa al Mutakallim Fii Adab Al-A'lim wa al-. Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum untuk Mendefinisikan Kembali Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Bandung: Nuansa, 2003. Mujani, Saiful, Pandangan Dunia dan Gagasan Islamisasi Syed Muhammad Naquib Al-Attas, dalam Jurnal Al-Hikmah , (TIDAK.
Nasr, Hossein, Nasr, Islam Tradisional di Dunia Modern (London dan New York: KPI, 1987. trans.) Ensiklopedia Tematik Filsafat Islam, Bandung: Mizan, 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 2003.. , Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo. Suwendi, Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Kajian Konsep dan Praktik Pendidikan Syed Muhammad Naquib al-Attas, Disertasi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Thoyib Ruswan dan Darmuin (ed), Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 1999.