KAJIAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN PADA PERLINTASAN SEBIDANG
JPL NO. 104 KM 127 + 231 DI KABUPATEN NGANJUK
Diajukan Oleh:
RAFLY TRIWARDANA 20.02.300
Dosen Pembimbing:
1. M. Nurhadi, A.T. D., M.T.
2. Drs. Aan Sunandar, M.M
.LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG
Pada perlintasan sebidang JPL No. 104 KM 127 + 231 yang berlokasi di Jalan Lotus, Desa Ngudikan, Kec.Wilangan, Kab.Nganjuk ini merupakan perlintasan sebidang resmi yang tidak dijaga dan hanya ditandai dengan rambu – rambu.
Jalan ini merupakan jalan lokal yang menghubungkan desa Ngudikan dengan desa Wonoresjo. Aspek tata guna lahan pada pada JPL 104 Km 127 + 231 berada di sekitar permukiman & pertokoan, sehingga arus lalu lintas melewati perlintasan sebidang tersebut ramai serta frekuensi KA yang melintas tinggi.
Di area JPL tersebut terdapat beberapa rambu yang kondisinya sudah rusak dan tidak adanya marka jalan, hal ini menjadi salah satu faktor keselamatan yang kurang dperhatikan pemerintah daerah dan pengguna jalan harus waspada ketika menlintasi perlintasan sebidang ini. Pada tahun 2022 terjadi kecelakaan dimana mobil Daihatsu Taruna tetabrak Kereta Api Kartanegara dengan Nomor KA 169C tujuan Purwokerto yang menyebabkan 2 orang meninggal dunia & 3 orang luka – luka.
IDENTIFIKASI MASALAH
Fasilitas Perlengkapan
Jalan
Geometrik Jalan
Kondisi Eksisting
Fasilitas perlengkapan jalan di perlintasan sebidang JPL No. 104 Km 127 + 231 yang belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Geometrik serta karakteristik kecepatan lalu lintas di
perlintasan sebidang JPL No. 104 Km 127 + 231 mempengaruhi terjadinya resiko kecelakaan.
Kondisi eksisting di
perlintasan sebidang JPL No. 104 KM 127 + 231 tanpa palang pintu disertai karakteristik lalu lintas dengan akses jalan menuju perkampungan warga.
01 02
04
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kondisi geometrik jalan pada perlintasan sebidang JPL No. 104 Km 127 + 231
di Kabupaten Nganjuk saat ini?
Bagaimana karakteristik lalu lintas pada perlintasan sebidang JPL No. 104 Km 127 + 231
di Kabupaten Nganjuk saat ini?
Bagaimana rekomendasi usulan untuk pencegahan kecelakaan lalu lintas jalan pada
perlintasan sebidang
JPL No. 104 Km 127 + 231 di Kabupaten Nganjuk?
01 02
03
01 02
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Adapun maksud dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah untuk memberikan usulan pencegahan kecelakaan lalu lintas jalan pada perlintasan sebidang JPL No. 104 Km 127 + 231 yang terletak
pada Desa Ngudikan Kec.Wilangan Kabupaten Nganjuk.
TUJUAN
1. Mengetauhi kondisi eksisting perlintasan sebidang JPL No.104 Km 127 + 231.
2. Mengetauhi kondisi perlengkapan, fasilitas rambu, kondisi fisik, karakteristik lalu lintas serta geometrik pada perlintasan sebidang JPL No 104 Km 127 + 231.
3. Mengusulkan upaya untuk pencegahan kecelakaan pada perlintasan sebidang berdasarkan geometrik dan karakteristik kecepatan kendaraan.
LOKASI WILAYAH STUDI
Peta Administrasi Kabupaten Nganjuk Lokasi Wilayah Studi dengan Google Earth
Bagan Alir Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
KONDISI EKSISTING PERLINTASAN SEBIDANG JPL 104
Kondisi eksisting perlintasan
sebidang JPL 104 Km 127 + 231 terletak diantara persawahan dan permukiman warga yang
menghubungkan desa Ngudikan dan desa Wonoresjo.
KONDISI PERLINTASAN SEBIDANG JPL 104
KELENGKAPAN FASILITAS RAMBU LALU LINTAS
ARAH UTARA ( NGUDIKAN – WONORESJO)
KONDISI PERLINTASAN SEBIDANG JPL 104
KELENGKAPAN FASILITAS RAMBU LALU LINTAS
ARAH SELATAN (WONORESJO – NGUDIKAN)
PERMASALAHAN
HASIL SMPK PADA PERLINTASAN SEBIDANGHasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan frekuensi
kereta api adalah 12.500 SMPK.
Arah Utara (Ngudikan - Wonoresjo)
SMPK = volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) x frekuensi kereta api
SMPK = 152,21 x 44 SMPK = 6.697,24 smpk
Arah Selatan (Wonoresjo - Ngudikan)
SMPK = volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) x frekuensi kereta api
SMPK = 161,15 x 44 SMPK = 7.090,6 smpk
SMPK = Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) x Frekuensi Kereta Api
Jadi, Untuk SMPK kedua arah yaitu 13.787,84 smpk
PERMASALAHAN
Kondisi perkerasan jalan yang rusak dan berlubang membuat permukaan jalan menjadi tidak rata yang dapat membahayakan pengendara
kendaraan yang melintas.
KONDISI GEOMETRIK PADA PERLINTASAN SEBIDANG
KONDISI JARAK PANDANG BEBAS
Berdasarkan gambar jarak pandang tersebut ketika kendaraan berada di posisi dengan jarak kurang dari
24,25 meter dari perlintasan
tersebut kereta api sudah mencapai jarak 162,3 meter dari persilangan tersebut.
KESIMPULAN
1. Kondisi eksisting pada perlintasan sebidang resmi JPL No 104 Km 127 + 231 tidak berpalang pintu, kelengkapan fasilitas rambu lalu lintas di perlintasan sebidang masih kurang lengkap seperti marka jalan serta pita penggaduh dan masih terdapat fasilitas rambu yang rusak seperti rambu perlintasan kereta api, rambu hati-hati jika lampu padam, rambu larangan berjalan terus persilangan sebidang lintasan kereta api jalur ganda serta rambu peringatan hati – hati mendekati perlintasan kereta api karna kondisinya tertutup oleh ranting pohon.
2. Pada perlintasan sebidang JPL No 104 Km 127 + 231 hasil analisis perhitungan LHR dengan frekuensi diperoleh SMPK dua arah yaitu 13.787,84 smpk yang mana sudah tidak sesuai standar menurut “Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No SK.770/KA401/DRDJ/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api”, untuk perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi palang pintu jumlah kereta api yang melintas sebanyak-banyaknya 25 ka/hari dan hasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan frekuensi KA sebanyak banyaknya 12.500 smpk.
KESIMPULAN
3. Berdasarkan hasil analisa tentang geometri jalan Terdapat masalah pada geometri tersebut, dimana kondisi perkerasan jalan sudah rusak dan berlubang mengakibatkan permukaan jalan menjadi tidak rata. Sudut perpotongan antara jalan raya dengan jalan kereta api tidak tegak lurus jika perkerasan mengalami kerusakan menyebabkan terjadinya perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan terjadinya selip ban depan kendaraan yang melintas.
SARAN
1. Perlu perbaikan dan penambahan fasilitas rambu perlintasan dan marka jalan pada perlintasan sebidang yang belum ada yaitu marka jalan, pita penggaduh dan fasilitas rambu seperti rambu perlintasan kereta api, rambu hati-hati jika lampu padam, rambu larangan berjalan terus persilangan sebidang lintasan kereta api jalur ganda serta rambu hati-hati mendekati perlintasan kereta api.
2. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No SK.770/KA401/DRDJ/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api”, perlu dilakukan penggadaan palang pintu kereta api dikarenakan sudah tidak memenuhi ketentuan tentang perlintasan sebidang yang tidak berpalang pintu.
3. Perlu adanya perbaikan dan perawatan terhadap kondisi prasarana jalan yaitu perkerasan jalan pada perlintasan sebidang JPL No 104 Km 127 + 231.