• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Kajian Upah Tenaga Kerja Bangunan Gedung di Kota Banda Aceh dengan Menggunakan Burgerlijke Openbare Werken, SNI 2002 dan SNI 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Kajian Upah Tenaga Kerja Bangunan Gedung di Kota Banda Aceh dengan Menggunakan Burgerlijke Openbare Werken, SNI 2002 dan SNI 2007"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal KaLIBRASI

Karya Lintas Ilmiah Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri e-ISSN: 2656-7768

Kajian Upah Tenaga Kerja Bangunan Gedung di Kota Banda Aceh dengan Menggunakan Burgerlijke Openbare Werken, SNI 2002 dan SNI 2007

Sheragizca Yolanda Situmeanga*

aDepartemen Teknik Sipil, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, Indonesia

*Koresponden Penulis: [email protected] Artikel Info A B S T R A K

Riwayat Artikel Biaya tenaga kerja mencakup 25-30% dari total biaya proyek yang dikeluarkan. Analisa biaya konstruksi yang umum digunakan untuk menganalisa biaya proyek adalah Burgerlijke Openbare Werken (BOW) dan SNI. Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 dalam penerapannya sering menghasilkan nilai biaya yang berbeda, karena perbedaan identifikasi jenis pekerjaan dan nilai koefisien yang terdapat pada ketiga analisa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya tenaga kerja berdasarkan analisa BOW, SNI 2002, dan SNI 2007 pada 3 bangunan gedung, yaitu Gedung dengan nilai kontrak ≤ Rp. 100 juta, nilai kontrak Rp.100 juta s.d Rp. 1 milyar, dan nilai kontrak ≥ Rp. 1 milyar. Metode pengolahan data dilakukan dengan metode menganalisis koefisien analisa dan harga satuan tenaga kerja yang diperoleh dengan cara menguraikan data-data tersebut dalam bentuk tabel. Hasil penelitian diperoleh informasi mengenai biaya tenaga kerja setiap jenis pekerjaan pada ketiga bangunan gedung yang ditinjau berdasarkan ketiga analisa. Biaya tertinggi yang diperoleh untuk jenis tenaga kerja ketiga proyek adalah pekerja, kemudian tukang, kepala tukang dan mandor. Biaya dan persentase tenaga kerja yang terbesar terdapat pada analisa BOW, sedangkan yang terkecil terdapat pada analisa SNI 2007. Perbedaan biaya kebutuhan tenaga kerja diharapkan dapat menjadi informasi bagi perencana dan pelaksana proyek untuk memilih analisa yang sesuai dalam menghitung biaya tenaga kerja proyek konstruksi.

A B S T R A C T

Labor costs cover 25-30% of the total project costs incurred.

Construction cost analysis commonly used to analyze project costs is Burgerlijke Openbare Werken (BOW) and SNI. BOW analysis, SNI 2002 and SNI 2007 in their application often produce different cost values, due to differences in identification of types of work and coefficient values contained in the three analyses. This research aims to compare labor costs based on BOW analysis, SNI 2002, and SNI 2007 in 3 buildings, namely buildings with a contract value of ≤ Rp. 100 million, contract value Rp. 100 million to Rp. 1 billion, and the contract value is ≥ Rp. 1 billion. The data processing method is carried out by analyzing coefficients and labor unit prices which are obtained by describing the data in tabular form. The results of the research obtained information regarding labor costs for each type of work in the three buildings reviewed based on the three analyses. The highest costs obtained for the third type of labor for a project are workers, then craftsmen, head craftsmen and foremen. The largest costs and percentage of labor are found in the BOW analysis, while the smallest are found in the 2007 SNI analysis. It is hoped that the difference in labor costs will be information for project planners and implementers to choose the appropriate analysis in calculating labor costs for construction projects.

Diserahkan Direvisi Diterima

: 07 Februari 2023 : 18 Juli 2023 : 21 September 2023

Kata Kunci:

Bangunan Gedung;

Upah Tenaga Kerja;

Analisa Harga Satuan;

Burgerlijke Openbare Werken;

Standar Nasional Indonesia

Keywords:

Building;

Labor Wages;

Unit Price Analysis;

Burgerlijke Openbare Werken;

Indonesian National Standards

Open Access license CC-BY-NC-SA

DOI: https://doi.org/10.37721/kalibrasi.v6i2.1155

(2)

1. Pendahuluan

Proyek konstruksi memiliki rangkaian kegiatan yang kompleks dan dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas yang menggunakan sumber daya proyek yang dikelola secara tepat untuk memperoleh hasil proyek yang terbaik (Suhara et al., 2023). Salah satu faktor penting dalam pekerjaan konstruksi adalah faktor sumber daya manusia sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu pihak yang terlibat langsung terhadap aktivitas–aktivitas dalam proyek (Syah, 2004). Tenaga kerja perlu direncanakan dengan matang dan cermat sesuai kebutuhan pada proyek agar dapat mencapai sasaran dan tujuan proyek secara maksimal dan memiliki efektifitas dan efesiensi yang tinggi (Sudarmono et al., 2023). Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya merupakan kegiatan yang penting. Salah satu variabel yang harus dikendalikan biayanya adalah tenaga kerja (Widyawati, 2022).

Pada umumnya porsi biaya tenaga kerja mencakup 20%-30% dari total biaya proyek yang dikeluarkan (Soeharto, 1997). Biaya tenaga kerja dipengaruhi oleh besarnya upah dan jenis tenaga kerja.

Salah satu metode analisa biaya yang digunakan dalam perencanaan anggaran biaya proyek di Indonesia adalah analisa Burgerlijke Openbare Werken (BOW), yang ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5373 A, pada zaman pemerintahan Belanda. Menurut Ibrahim (2007), analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan modern/alat berat, analisa BOW tidak dapat digunakan. Koefisien-koefisien analisa BOW juga banyak yang tidak sesuai dengan pekerjaan di lapangan, sehingga analisa BOW tidak sepenuhnya dapat diterapkan di lapangan. Selain analisa BOW, analisa SNI 2002 juga merupakan pedoman dalam menyusun anggaran biaya. Analisa SNI 2002 membantu memberikan analisa yang cocok dengan kondisi saat ini dan sesuai dengan penerapan di lapangan. Analisa SNI 2002 merupakan hasil penelitian oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman dari tahun 1987-1991. Penyempurnaan terus dilakukan terhadap analisa biaya tersebut, sehingga menghasilkan standar baru estimasi biaya konstruksi yang dikenal dengan SNI 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya tenaga kerja bangunan gedung berdasarkan analisa BOW, SNI 2002, dan SNI 2007 pada pekerjaan bangunan gedung. Permasalahan pada penelitian ini terdapat pada identifikasi jenis pekerjaan yang berpedoman pada ketiga analisa yaitu analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007, masing-masing metode analisa tersebut akan menghasilkan perbedaan terhadap biaya tenaga kerja pada pekerjaan bangunan gedung sehingga diperoleh perbandingan harga satuan pekerja dengan tiga analisa tersebut, kemudian menghasilkan perbedaan biaya tenaga kerja dari setiap bangunan gedung. Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada bangunan gedung dengan tiga nilai kontrak yang berbeda, yaitu gedung dengan nilai kontrak kurang atau sama dengan 100 juta rupiah (≤ Rp. 100 juta), antara 100 juta rupiah sampai dengan 1 milyar rupiah (Rp.100 juta – Rp. 1 milyar), dan lebih atau sama dengan 1 milyar rupiah (≥ 1 milyar) dengan jumlah masing-masing 1 bangunan gedung. Ketiga bangunan gedung tersebut berlokasi di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Hasil yang dicapai adalah informasi mengenai perbandingan biaya tenaga kerja pada ketiga bangunan gedung yang ditinjau berdasarkan ketiga analisa, yaitu Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007. Biaya tertinggi yang diperoleh untuk jenis tenaga kerja ketiga proyek adalah pekerja, kemudian tukang, kepala tukang dan biaya terendah diperoleh pada mandor. Perbedaan biaya dan persentase tenaga kerja yang dihasilkan dari ketiga analisa terjadi karena perbedaan koefisien tenaga kerja yang dimiliki setiap analisa. Biaya dan persentase tenaga kerja yang terbesar terdapat pada analisa BOW, sedangkan yang terkecil terdapat pada analisa SNI 2007. Kajian analisa tenaga kerja dari penelitian ini memperlihatkan bahwa analisa SNI adalah analisa yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan menentukan kebutuhan dan biaya tenaga kerja. Sebaliknya, analisa BOW memperlihatkan tingkat penggunaan analisa tenaga kerja yang paling besar sehingga tingkat efisiensi penggunaan biaya yang paling kecil. Perbedaan hasil dari ketiga analisa diharapkan dapat menjadi informasi bagi perencana dan pelaksana proyek untuk memilih analisa yang sesuai dalam menghitung biaya tenaga kerja proyek konstruksi.

(3)

2. Metodologi

Pada bagian ini diuraikan secara singkat mengenai penyajian prosedur yang berkaitan dengan pokok masalah yang meliputi subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data, dan pengolahan data (Kurnia, 2021). Kerangka metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian ini dilakukan pada bangunan gedung di kota Banda Aceh, karena Banda Aceh merupakan ibukota provinsi dan juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan provinsi dan pelayanan publik. Subjek pada penelitian ini adalah bangunan gedung yang memiliki nilai kontrak ≤ Rp. 100, bangunan gedung yang memiliki nilai kontak Rp.100 Juta – Rp.1 Milyar, dan bangunan gedung yang memiliki nilai kontrak ≥ Rp.1 Milyar, dengan jumlah masing-masing 1 buah bangunan gedung untuk setiap nilai kontrak.

Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah biaya tenaga kerja bangunan gedung yang dibutuhkan berdasarkan analisa BOW, analisa SNI 2002, dan analisa SNI 2007.

Gambar 1. Kerangka Metodologi Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut bersumber dari pengelola teknis bangunan pada Dinas dan Instansi terkait yang terlibat langsung dengan pelaksanaan pekerjaan untuk bangunan gedung yang ditinjau di lingkungan Provinsi Aceh. Data sekunder yang dikumpulkan, yaitu:

1. Dokumen perencanaan berupa daftar kuantitas, gambar bestek dan harga dari bangunan gedung yang ditinjau.

(4)

2. Daftar harga satuan upah tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh untuk Kota Banda Aceh.

Adapun langkah-langkah perhitungan yang dilakukan adalah dimulai dengan mengelompokkan data proyek, menguraikan setiap jenis pekerjaan, menghitung volume pekerjaan, menentukan analisa jenis pekerjaan, menghitung biaya tenaga kerja, membandingkan hasil biaya tenaga kerja. Untuk memudahkan pengolahan data, maka data-data proyek yang telah diperoleh dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan besarnya harga proyek, yaitu dari nilai proyek yang terkecil sampai nilai proyek yang terbesar. Pengelompokan data proyek dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel.1. Pengelompokkan Data Proyek

No Jenis Proyek Nama Proyek Nilai Kontrak

1 Proyek dengan Nilai Kontrak ≤ 100 juta rupiah

Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas

Ajudan BIN, Banda Aceh Rp. 99.260.283,02 2

Proyek dengan nilai kontrak 100 juta rupiah sampai 1 milyar rupiah

Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor

di MIN Suka Damai, Banda Aceh Rp. 565.149.965,56 3 Proyek dengan nilai

kontrak ≥ 1 milyar rupiah Pekerjaan Pembangunan Gedung

KEJARI,Banda Aceh. Rp. 1.567.651.769,53

Tahap awal dalam melakukan estimasi biaya adalah mengidentifikasikan setiap jenis pekerjaan yang ada dalam proyek yang sedang dihitung biayanya. Pengelompokkan jenis-jenis pekerjaan dilakukan untuk mempermudah perhitungan volume pekerjaan. Perhitungan volume pekerjaan dilakukan dengan berdasarkan uraian volume pekerjaan. Uraian volume pekerjaan yaitu menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan. Perhitungan secara rinci besar volume pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail dengan menggunakan tabel taking off.

Perhitungan volume dilakukan untuk ketiga proyek yang diteliti (Soedrajat, 1984). Terjadinya perbedaan kebutuhan tenaga kerja untuk seluruh pekerjaan pada masing–masing proyek disebabkan karena perbedaan pada setiap koefisien tenaga kerja yang dimiliki ketiga analisa yang digunakan pada penelitian ini. Kebutuhan tenaga kerja dihitung dengan menggunakan persamaan (1).

Jumlah Tenaga Kerja = Jam - Orang untuk menyelesaikan pekerjaan (1) Durasi

Biaya tenaga kerja adalah besarnya jumlah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam suatu pekerjaan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan daftar harga satuan upah pekerja yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Banda Aceh. Dengan diketahui besar volume pekerjaan, koefisien, dan harga satuan upah dapat dihitung upah tenaga kerja. Biaya tenaga kerja akan dihitung dengan menggunakan persamaan (2).

Biaya Upah = Koefisien Upah x Volume x Harga Satuan Upah (2)

Untuk koefisien tenaga kerja yang menjadi faktor pengali disesuaikan dengan ketiga analisa yang digunakan pada penelitian ini, yaitu, analisa BOW, analisa SNI 2002, dan analisa SNI 2007.

Selanjutnya dilakukan perbandingan persentase hasil akhir biaya tenaga kerja antara ketiga proyek yang ditinjau terhadap ketiga biaya bangunan gedung.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Hasil Penelitian

Bangunan gedung yang ditinjau sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah bangunan rumah dinas negara dan bangunan gedung negara yang dikategorikan kepada bangunan gedung sederhana.

Untuk jenis pekerjaan setiap bangunan gedung yang difokuskan pada penelitian ini adalah:

(5)

1. Pekerjaan persiapan;

2. Pekerjaan pondasi;

3. Pekerjaan beton bertulang;

4. Pekerjaan pasangan dan plesteran;

5. Pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi;

6. Pekerjaan langit-langit;

7. Pekerjaan atap;

8. Pekerjaan pengunci dan penggantung;

9. Pekerjaan lantai;

10. Pekerjaan pengecatan;

11. Pekerjaan sanitair;

12. Pekerjaan elektrikal;

13. Pekerjaan penangkal petir; dan 14. Pekerjaan lain-lain.

Jenis pekerjaan untuk masing-masing proyek yang ditinjau semuanya sama. Perbedaannya terdapat pada uraian-uraian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan. Semakin besar nilai proyek, maka akan semakin banyak uraian pekerjaan yang dibutuhkan oleh proyek tersebut. Setiap proyek bangunan gedung memiliki uraian pekerjaan yang berbeda. Ketiga analisa yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 memiliki kelengkapan jenis pekerjaan yang berbeda (Analisa BOW, 1990) . Oleh karena itu, tidak semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan terdapat pada ketiga analisa. Jenis pekerjaan pada masing-masing analisa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Pekerjaan pada Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 Jenis Pekerjaan

Analis BOW Analisa SNI 2002 Analisa SNI 2007

A Pekerjaan Penggalian Tanah 1 Pekerjaan Persiapan 1 Pekerjaan Tanah B Pekerjaan Lempengan dan Pagar 2 Pekerjaan Tanah 2 Pekerjaan Pondasi

C Pekerjaan Jalan 3 Pekerjaan Pondasi 3 Pekerjaan Dinding

D

Pekerjaan Bambu dan Lain

Konstruksi 4 Pekerjaan Dinding 4 Pekerjaan Plesteran

dari Bahan-bahan Dalam Negeri 5 Pekerjaan Plesteran 5 Pekerjaan Kayu E Pekerjaan + Pancang Tiang

Bersekrup 6 Pekerjaan Kayu 6 Pekerjaan Beton

F

Pekerjaan Kayu 7 Pekerjaan Beton 7 Pekerjaan Langit-langit

I. Alas Jembatan 8 Pekerjaan Penutup Atap 8 Pekerjaan Besi II. Pekerjaan Mengatap 9 Pekerjaan Langit-langit Dan Aluminium III. Kosen, Jendela dan Pintu 10 Pekerjaan Sanitasi 9 Pekerjaan Penutup IV. Loteng, Langit-langit, Lantai,

Dinding 11 Pekerjaan Besi dan Lantai dan Dinding

V. Cetakan Aluminium

VI. Tangga dan Serba-serbi

Pekerjaan Kayu 12 Pekerjaan Kunci dan

Kaca

G

Pekerjaan Menembok dan Konstruksi

Batu 13 Pekerjaan Penutup

Lantai I. Timbrisan dan Pasangan Batu

Kosong Dan Dinding

II. Campuran dari Perekat Pasangan 14 Pekerjaan Pengecatan (Metsel Specie)

III. Pasangan IV. Beton

V. Pek. Melester, Menyiar dan Mengapur

VI. Lantai dan Selokan VII. Pekerjaan Memahat

(6)

Jenis Pekerjaan

Analis BOW Analisa SNI 2002 Analisa SNI 2007

H Pekerjaan Penutup Atap I Pekerjaan Menempa

K Pekerjaan Mengecat dan Mengeter L Berbagai Macam Pekerjaan

Perhitungan besar volume pekerjaan berdasarkan gambar bestek dan gambar detail. Satuan perhitungan volume yang digunakan dalam menghitung anggaran biaya harus sesuai dengan satuan pada analisa harga satuan seperti volume pekerjaan beton dengan satuan m³, volume besi dengan satuan kg. Volume pekerjaan untuk seluruh pekerjaan pada ketiga proyek yaitu proyek I, yaitu Pembangunan Rumah Dinas Ajudan BIN, proyek II, yaitu Pembangunan Bangunan Kantor di MIN Suka Damai, proyek III, yaitu Pembangunan Bangunan Gedung KEJARI (Bagian Belakang).

Kebutuhan tenaga kerja dihitung dengan menggunakan persamaan (1).

Volume yang digunakan adalah volume pekerjaan hasil perhitungan penulis, dan koefisien yang digunakan adalah koefisien tenaga kerja dari analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007. Sedangkan untuk durasi pekerjaan adalah durasi pekerjaan yang direncanakan. Dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja, dapat dilihat perbedaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada ketiga analisa yang digunakan untuk setiap jenis pekerjaan pada masing–masing proyek yang ditinjau. Pada analisa BOW kebutuhan tenaga kerja yang dihasilkan lebih besar dari pada analisa SNI 2002 dan SNI 2007, karena koefisien tenaga kerja pada analisa BOW lebih besar dari pada kedua analisa lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan tenaga kerja yang lebih kecil terdapat pada perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan analisa SNI 2002 dan SNI 2007. Dari perhitungan kebutuhan tenaga kerja terdapat beberapa nilai kebutuhan tenaga kerja yang sama, yaitu antara analisa BOW dan SNI 2002 dan antara analisa SNI 2002 dan SNI 2007. Tetapi persamaan tersebut sering terjadi pada analisa SNI 2002 dan SNI 2007. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja untuk ketiga proyek menggunakan ketiga analisa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Jumlah Jenis Tenaga Kerja

No Jenis Proyek Analisa

Jenis Tenaga Kerja (OH) Pekerja Tk.

Kayu Tk.

Batu

Tk.

Besi

Tk.

Cat

Kepala

Tk. Mandor 1

Bangunan Rumah

Dinas Ajudan BIN BOW 112,46 30,36 29,34 5,574 7,287 9,585 13,25

SNI 2002 97,08 32,64 30,20 1,016 0,347 7,189 7,93

SNI 2007 75,72 17,66 23,32 0,134 0,000 4,279 3,72

2

Bangunan Gedung

Kantor di MIN BOW 335,39 89,19 50,91 55,651 25,962 31,335 19,83 Suka Damai SNI 2002 337,99 93,69 71,19 4,605 105,27 26,319 32,53

SNI 2007 187,79 60,78 46,24 14,874 0,000 14,561 17,07

3

Bangunan Gedung

KEJARI BOW 1039,58 191,03 165,19 252,792 43,801 125,318 54,48 (Bagian belakang) SNI 2002 883,31 189,55 210,53 35,731 20,713 61,248 57,91

SNI 2007 604,31 160,94 96,05 30,138 0,000 28,995 29,67

Berdarkan Tabel 3 dapat terlihat perbedaan jumlah jenis tenaga kerja masing-masing analisa pada setiap pekerjaan untuk ketiga proyek. Perbedaan jumlah tersebut terjadi karena koefisien tenaga kerja yang dimiliki masing-masing analisa berbeda satu dengan lainnya. Kuantitas dan durasi atau jadwal kegiatan dari pekerjaan ketiga proyek juga dapat mempengaruhi perbedaan tersebut. Semakin besar kuantitas pekerjaan tersebut maka semakain besar jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, semakin kecil kuantitas pekerjaan maka semakin sedikit jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Sedangkan untuk jenis tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan adalah pekerja, kemudian tukang, selanjutnya adalah kepala tukang dan terakhir adalah mandor (Mukimoko, 2003). Hasil Rekapitulasi perhitungan kebutuhan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.

(7)

Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja

No Jenis Proyek Kebutuhan Tenaga Kerja (OH)

BOW SNI 2002 SNI 2007 1 Bangunan Rumah Dinas Ajudan BIN 207,879 176,424 124,846 2 Bangunan Gedung Kantor di Min Suka Damai 608,291 671,613 341,338 3 Bangunan Gedung KEJARI (Bagian Belakang) 1872,221 1459,008 950,119

Berdasarkan Tabel 4 bahwa biaya tenaga kerja dihitung dengan menggunakan analisa BOW, analisa SNI 2002 dan analisa SNI 2007. Untuk daftar harga satuan upah tenaga kerja, penulis menggunakan daftar harga satuan upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Banda Aceh pada tahun 2010. Perhitungan upah tenaga kerja dilakukan untuk keseluruhan pekerjaan pada masing-masing proyek yang ditinjau. Menghasilkan tiga perhitungan biaya tenaga kerja untuk masing- masing proyek, yaitu perhitungan biaya tenaga kerja dengan menggunakan analisa BOW, analisa SNI 2002 dan analisa SNI 2007. Dari ketiga analisa yang digunakan untuk menghitung biaya tenaga kerja, hasil biaya setiap tenaga kerja dari analisa BOW adalah hasil yang paling besar dari kedua analisa lainnya. Sedangkan yang paling kecil lebih banyak terdapat pada hasil perhitungan biaya tenaga kerja dengan menggunakan analisa SNI 2007 dari pada 2002. Adapun perhitungan total biaya jenis tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Total Biaya Jenis Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja Analisa

Biaya Tenaga Kerja (Rp)

Bangunan Rumah Bangunan Gedung Kantor Bangunan Gedung KEJARI Dinas Ajudan BIN di MIN Suka Damai (Bagian Belakang) 1 Pekerja

BOW 16.286.158,52 79.357.569,18 245.490.660,45

SNI 2002 12.622.968,90 60.245.442,93 166.589.430,22

SNI 2007 10.716.228,59 45.774.177,06 124.165.788,23

2 Tukang Kayu

BOW 4.513.919,40 27.461.498,85 39.719.565,00

SNI 2002 4.579.140,60 18.472.656,61 43.458.969,77

SNI 2007 3.400.726,68 14.247.984,97 38.402.080,48

3 Tukang Batu

BOW 7.652.117,86 22.297.313,82 80.540.418,70

SNI 2002 6.252.629,36 20.797.779,51 68.683.033,89

SNI 2007 5.576.718,78 15.897.368,61 53.144.234,87

4 Tukang Besi

BOW 1.541.867,81 20.699.453,81 78.440.496,16

SNI 2002 320.335,72 7.078.608,23 6.847.988,42

SNI 2007 172.885,27 1.250.617,73 5.666.133,62

5 Tukang Cat

BOW 3.721.822,02 19.510.518,60 45.209.955,60

SNI 2002 1.181.542,28 6.785.938,78 15.753.628,76

SNI 2007 - - -

6 Kepala

Tukang BOW 2.554.034,34 8.567.013,45 51.931.318,83

SNI 2002 1.535.390,88 7.031.647,61 18.065.679,37

SNI 2007 1.109.827,16 4.496.081,28 11.312.893,02

7 Mandor

BOW 2.196.520,20 5.533.720,42 16.887.003,38

SNI 2002 1.154.635,81 6.459.865,76 13.126.576,63

SNI 2007 664.828,07 3.320.705,70 8.234.151,76

Untuk pekerjaan ketiga proyek yang tidak memiliki biaya tenaga kerja dari analisa yang digunakan, akan kembali menggunakan harga pekerjaan proyek. Mengingat porsi tenaga kerja mencapai 25–30% dari total biaya pekerjaan proyek, maka untuk mendapatkan biaya tenaga kerja dari harga pekerjaan proyek, akan diperoleh dari 30% jumlah harga setiap pekerjaan pada ketiga proyek.

Nilai – nilai dari biaya tenaga kerja setiap proyek dengan ketiga analisa yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.

(8)

Proyek I, nilai biaya tenaga kerja yang paling besar adalah untuk analisa BOW, dan untuk nilai biaya tenaga kerja yang paling kecil adalah untuk analisa SNI 2007, selanjutnya untuk analisa SNI 2007 nilai biaya tenaga kerja tidak jauh berbeda dengan nilai biaya tenaga kerja pada analisa SNI 2002. Hal ini terjadi karena, koefisien–koefisien tenaga kerja pada analisa BOW jauh lebih besar dari pada koefisien–koefisien tenaga kerja pada anailsa SNI 2002 dan SNI 2007. Demikian juga untuk proyek ke II dan proyek ke III. Pada proyek I, biaya tenaga kerja yang lebih besar pada analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 terdapat pada pekerjaan pasangan dan plesteran. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja yang lebih kecil pada ketiga analisa terdapat pada pekerjaan lain–lain.

Proyek II, pada analisa BOW, dan SNI 2002 biaya tenaga kerja yang lebih besar terdapat pada pekerjaan pasangan dan plesteran. Sedangkan pada SNI 2007 terdapat pada pekerjaan pondasi. Pada analisa BOW untuk biaya yang lebih kecil terdapat pada pekerjaan sanitair, pada analisa SNI 2002 terdapat pada pekerjaan elektrikal, dan pada analisa SNI 2007 terdapat pada pekerjaan sanitair. Pada proyek III, biaya tenaga kerja yang lebih besar pada analisa BOW terdapat pada pekerjaan beton bertulang, untuk SNI 2002 dan SNI 2007 terdapat pada pasangan dan plesteran. Sedangkan biaya tenaga kerja yang lebih kecil pada analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 terdapat pada pekerjaan penangkal petir dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.

Tabel 6. Total Biaya Tenaga Kerja Proyek I

Total Biaya Tenaga Kerja Pembangunan Bangunan Rumah Dinas Ajudan BIN – Banda Aceh

No PEKERJAAN Jumlah Biaya Tenaga Kerja (Rp)

BOW SNI 2002 SNI 2007

I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.239.899,55 1.404.064,00 956.856,50

II PEKERJAAN PONDASI 4.429.756,16 2.176.122,29 2.538.541,59

III PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.646.921,16 4.082.900,03 3.893.540,44 IV PEKERJAAN PASANGAN DAN

PLESTERAN 14.705.832,52 8.792.681,61 8.669.618,95

V PEKERJAAN PINTU, JENDELA &

VENTILASI 3.740.243,80 2.812.799,00 2.547.796,79

VI PEKERJAAN LANGIT - LANGIT 1.920.538,80 1.510.681,95 1.480.681,95

VII PEKERJAAN ATAP 2.919.123,20 3.471.657,68 3.529.095,55

VIII PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG 858.610,33 889.338,30 858.610,33

IX PEKERJAAN LANTAI 3.406.152,69 3.206.240,69 3.387.513,69

X PEKERJAAN PENGECATAN 4.364.949,53 1.479.885,08 1.817.080,20

XI PEKERJAAN SANITAIR 792.011,00 792.011,00 792.011,00

XII PEKERJAAN ELEKTRIKAL 596.020,00 596.020,00 596.020,00

XIII PEKERJAAN LAIN - LAIN 300.000,00 300.000,00 300.000,00

TOTAL 45.620.058,73 31.214.401,62 31.067.367,00

Tabel 7. Total Biaya Tenaga Kerja Proyek II

Total Biaya Tenaga Kerja Pembangunan Bangunan Gedung Kantor di Min Suka Damai – Banda Aceh

No PEKERJAAN Jumlah Biaya Tenaga Kerja (Rp)

BOW SNI 2002 SNI 2007

I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.239.899,55 1.404.064,00 956.856,50

II PEKERJAAN PONDASI 4.429.756,16 2.176.122,29 2.538.541,59

III PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.646.921,16 4.082.900,03 3.893.540,44 IV PEKERJAAN PASANGAN DAN

PLESTERAN 14.705.832,52 8.792.681,61 8.669.618,95

V PEKERJAAN PINTU, JENDELA &

VENTILASI 3.740.243,80 2.812.799,00 2.547.796,79

VI PEKERJAAN LANGIT - LANGIT 1.920.538,80 1.510.681,95 1.480.681,95

VII PEKERJAAN ATAP 2.919.123,20 3.471.657,68 3.529.095,55

VIII PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG 858.610,33 889.338,30 858.610,33

IX PEKERJAAN LANTAI 3.406.152,69 3.206.240,69 3.387.513,69

X PEKERJAAN PENGECATAN 4.364.949,53 1.479.885,08 1.817.080,20

XI PEKERJAAN SANITAIR 792.011,00 792.011,00 792.011,00

XII PEKERJAAN ELEKTRIKAL 596.020,00 596.020,00 596.020,00

XIII PEKERJAAN LAIN - LAIN 300.000,00 300.000,00 300.000,00

(9)

Tabel 8. Total Biaya Tenaga Kerja Proyek III

Total Biaya Tenaga Kerja Pembangunan Bangunan Gedung KEJARI - Banda Aceh (Bagian Belakang)

No PEKERJAAN Jumlah Biaya Tenaga Kerja (Rp)

BOW SNI 2002 SNI 2007

I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.714.867,00 12.736.234,00 9.132.603,00

II PEKERJAAN PONDASI 30.790.461,12 24.116.383,07 32.945.768,75

III PEKERJAAN BETON BERTULANG 210.993.357,92 83.877.870,84 39.364.747,56 IV PEKERJAAN PASANGAN DAN

PLESTERAN 168.537.687,62 100.909.692,10 99.502.305,28

V PEKERJAAN PINTU, JENDELA &

VENTILASI 50.255.226,20 38.554.867,87 36.430.804,39

VI PEKERJAAN LANGIT - LANGIT 12.930.696,02 13.696.079,70 13.696.079,70

VII PEKERJAAN ATAP 20.970.649,20 15.933.805,19 17.891.042,43

VIII PEKERJAAN KUNCI DAN

PENGGANTUNG 2.891.817,98 3.874.344,20 2.891.817,98

IX PEKERJAAN LANTAI 23.557.294,77 23.817.318,47 23.445.185,27

X PEKERJAAN PENGECATAN 53.362.443,52 22.366.542,91 17.516.853,07

XI PEKERJAAN SANITAIR 7.160.214,79 11.520.398,51 6.956.565,93

XII PEKERJAAN ELEKTRIKAL 4.484.820,00 4.484.820,00 4.484.820,00

XIII PEKERJAAN PENANGKAL PETIR 2.808.300,00 2.808.300,00 2.808.300,00 XIV PEKERJAAN LAIN - LAIN 57.813.984,20 34.597.310,98 31.243.121,72

TOTAL 656.271.820,35 393.293.967,84 338.310.015,08

Rekapitulasi seluruh biaya tenaga kerja dengan ketiga analisa pada ketiga proyek dapat dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya dapat diketahui perbandingan persentase hasil akhir biaya tenaga kerja antara ketiga proyek yang ditinjau terhadap ketiga biaya bangunan gedung. Perbandingan persentase tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 9. Rekapitulasi Biaya Tenaga Kerja

No Jenis Proyek Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Analisa (Rp)

BOW SNI 2002 SNI 2007

1 Bangunan Rumah Dinas Ajudan BIN 45.620.058,73 31.214.401,62 31.067.367,00 2 Bangunan Gedung Kantor di Min Suka

Damai 223.719.121,52 151.308.087,64 133.443.327,35

3 Bangunan Gedung KEJARI (Bagian

Belakang) 656.271.820,35 393.293.967,84 338.310.015,08

Tabel 10. Persentase Biaya Tenaga Kerja Bangunan Gedung Berdasarkan Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007

Proyek Biaya Tenaga Kerja (Rp.) Biaya

Bangunan (Rp.)

Persentase Biaya Tenaga Kerja (%)

BOW SNI 2002 SNI 2007 BOW SNI 2002 SNI 2007

1 2 3 4 5 6 =

(2/5)x100

7 = (3/5)x100

8 = (4/5)x100 Proyek I 45.620.058,73 31.214.401,62 31.067.367,00 92.127.039,41 49,52 33,88 33,72 Proyek II 223.719.121,52 151.308.087,64 133.443.327,35 565.149.965,56 39,59 26,77 23,61 Proyek III 656.271.820,35 393.293.967,84 338.310.015,08 1.567.651.769,53 41,86 25,09 21,58

3.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa mengingat porsi tenaga kerja mencapai 25–30% dari total biaya pekerjaan proyek, maka pada penelitian ini sebagai dasar untuk memperoleh hasil jumlah persentase biaya tenaga kerja ketiga analisa menggunakan persentase porsi biaya tenaga kerja tersebut.

Persentase biaya tenaga kerja Pembangunan Rumah Dinas Ajudan BIN, Gedung Kantor di MIN Suka Damai dan Gedung KEJARI (bagian belakang), berdasarkan analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4.

(10)

Gambar 2, nilai persentase biaya tenaga kerja tertinggi terdapat pada analisa BOW, dan nilai persentase tenaga kerja terendah terdapat pada analisa SNI 2007. Hasil Persentase yang diperoleh pada Proyek Rumah Dinas Ajudan BIN untuk ketiga analisa yang digunakan menghasilkan persen nilai biaya tenaga kerja lebih dari 25-30 %. Hal tersebut terjadi karena koefisien tenaga kerja ketiga analisa mempengaruhi hasil persentasi biaya tenaga kerja.

Gambar 3 dapat diihat nilai persentase biaya tenaga kerja tertinggi terdapat pada analisa BOW, dan nilai persentase tenaga kerja terendah terdapat pada analisa SNI 2007. Hasil Persentase yang diperoleh pada Proyek Bangunan Gedung Kantor di MIN Suka Damai saling berbeda, perbedaan terlihat jelas pada analisa BOW, hasil persentase biaya tenaga kerja lebih besar dari 30%. Koefisien analisa tenaga kerja pada analisa BOW yang mempengaruhi hasil persen biaya tenaga kerja pada analisa tersebut. Sedangkan pada analisa SNI, yaitu SNI 2002 dan 2007, hasil persentase memperlihatkan nilai persen mencapai antara 25-30%. Nilai persentase biaya tenaga kerja tertinggi terdapat pada analisa BOW, dan nilai persentase tenaga kerja terendah terdapat pada analisa SNI 2007.

Gambar 4 dapat dilihat perolehan nilai persentase pada proyek Bangunan Gedung KEJARI (Bagian Belakang) untuk analisa BOW lebih besar dari 30%, penyebabnya terdapat pada koefisien tenaga kerja pada analisa BOW. Hasil persentase biaya tenaga kerja pada analisa SNI 2002 mencapai persen antara 25-30%. Sedangkan pada analisa SNI 2007 diperoleh hasil persentase lebih kecil dari 25%. Penyebabnya juga terdapat pada koefisien analisa tenaga kerja dan pada kelengkapan uraian pekerjaan pada analisa, yang mana tidak semua uraian pekerjaan konstruksi terdapat pada analisa SNI 2007.

Gambar 2. Persentase Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 pada Pembangunan Rumah Dinas Ajudan BIN

Hasil perhitungan biaya tenaga kerja ketiga analisa terlihat perbedaan signifikan terdapat pada persentase biaya pada Analisa BOW, seperti diketahui BOW adalah analisa biaya yang mana pekerjaan yang terdapat dalam analisa tersebut tenaga kerja lebih dominan menggunakan peralatan konvensional dari pada menggunakan alat-alat modern, sehingga koefisien pada analisa tersebut dibuat berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi. Tentu saja ada beberapa bagian analisa BOW yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun upah tenaga kerja. Namun demikian, analisa BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya bangunan. Sedangkan analisa SNI memiliki hasil perbedaan persentase yang tidak jauh berbeda, penggunaan analisa SNI sebagai perhitungan biaya tenaga kerja konstruksi sering digunakan sebagai suatu sarana dasar perhitungan harga satuan untuk menghitung biaya konstruksi. Diantara kedua analisa SNI yang digunakan analsia SNI 2022 lebih banyak mencakup seluruh pekerjaan konstruksi dibandingkan analisa SNI 2007, namun di analisa SNI 2007 beberapa pekerjaan konstruksi sudah dilakukan penyempurnaan dari

(11)

Gambar 3. Persentase Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 pada Pembangunan Kantor di MIN Suka Damai

Gambar 4. Persentase Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Analisa BOW, SNI 2002 dan SNI 2007 pada Pembangunan KEJARI (Bagian Belakang)

Koefisien pada analisa merupakan penyebab adanya hasil yang berbeda dari perhitungan biaya tenaga kerja dari ketiga proyek yang diteliti. Karena koefisien adalah salah satu faktor penentu yang dapat berpengaruh besar untuk mendapatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek konstruksi dan dengan mengetahuii tenaga kerja yang dibutuhkan maka biaya tenaga kerja dapat dibuat dengan menyesuaikan harga upah tenaga kerja yang sudah ditentukan oleh setiap daerah di Indonesia. Biaya tenaga kerja penting untuk diketahui diawal proyek agar dapat dilakukan pengendalian biaya tenaga kerja selama masa proyek konstruksi berlangsung. Pegendalian biaya merupakan langkah akhir dari proses pengelolaan biaya proyek, yaitu mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui kajian analisa tenaga kerja memperlihatkan bahwa analisa SNI adalah analisa yang efektif dan efisien dalam penggunaan menentukan kebutuhan dan biaya tenaga kerja konstruksi. Sebaliknya, analisa BOW memperlihatkan tingkat penggunaan analisa tenaga kerja yang paling besar sehingga tingkat efisiensi penggunaan biaya yang paling kecil.

Implementasi untuk penggunaan ketiga analisa terhadap penentuan kebutuhan dan biaya tenaga kerja konstruksi oleh penyedia jasa konstruksi masih dapat dilakukan dengan menyesuaikan jenis pekerjaan dalam analisa yang akan digunakan dalam merencanakan harga proyek konstruksi.

(12)

4. Kesimpulan

Persentase biaya tenaga kerja yang dihasilkan pada penelitian ini adalah persentase biaya tenaga kerja pada proyek Pembangunan Rumah Dinas Ajudan BIN diperoleh dengan menggunakan analisa BOW adalah sebesar 49,52%. Analisa SNI 2002 adalah sebesar 33,88%. Sedangkan untuk analisa SNI 2007 adalah sebesar 33,72%. Persentase biaya tenaga kerja pada proyek Pembangunan Gedung Kantor di MIN Suka Damai yang diperoleh dengan menggunakan analisa BOW adalah sebesar 39,59%.

Analisa SNI 2002 adalah sebesar 26,77 %. Sedangkan untuk analisa SNI 2007 adalah sebesar 23,61%.

Persentase biaya tenaga kerja pada proyek Pembangunan Gedung KEJARI yang diperoleh dengan menggunakan analisa BOW adalah sebesar 41,86%. Analisa SNI 2002 adalah sebesar 25,09%.

Sedangkan untuk analisa SNI 2007 adalah sebesar 21,58%. Perbedaan persentase diantara ke-tiga analisa tersebut adalah karena perbedaan nilai koefisien tenaga kerja dari masing–masing analisa yang dibutuhkan dalam menganalisa suatu jenis pekerjaan konstruksi sehingga berakibat pada selisih jumlah biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Kajian analisa tenaga kerja dari penelitian ini memperlihatkan bahwa analisa SNI adalah analisa yang efektif dan efisien dalam penggunaan menentukan kebutuhan dan biaya tenaga kerja. Sebaliknya, analisa BOW memperlihatkan tingkat penggunaan analisa tenaga kerja yang paling besar sehingga tingkat efisiensi penggunaan biaya yang paling kecil.

Mengingat bahwa metode kajian ini bersifat analisa perspektif (memandang kedepan), kajian ini harus terus dilakukan secara dinamis, kontinuitas dan terus menerus. Selain itu, diharapkan juga ditinjau deviasi biaya pada bangunan tidak sederhana dan bangunan khusus agar diperoleh hasil yang lebih maksimal sebagai informasi bagi semua pihak. Sehingga dapat mencari metode alternatif lain dalam estimasi biaya tenaga kerja yang lebih akurat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran proyek.

Daftar Pustaka

Analisa BOW, (1990), Analisa Upah dan Bahan, Bumi Aksara, Jakarta.

Ibrahim, B. (2007), Rencana dan Estimasi Real of Cost, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor, Kep : 102/Men/IV/2004, 2004, Jakarta.

Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, SNI 03-2835-2002, 2002, Bandung.

Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, RSNI3-22835-2007, 2007, Bandung.

Kurnia, H. (2021). A Systematic Literature Review of Performance Pyramids System Implementation in the Manufacture Industries. Indonesian Journal of Industrial Engineering and Management (IJIEM), 2(2), 115–126. https://doi.org/10.22441/ijiem.v2i2.11150

Mukimoko, J. A., Ir. (2003), Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Penerbit Gaya Media Pratama, Jakarta.

Sudarmono, S., Kurnia, H., Wahyuni, A. D., Adistyani, N., & Selaeman, A. A. (2023). Penggunaan Material Logam di Berbagai Industri Manufaktur Indonesia: Sisitematik Kajian Literatur.

Industry Xplore, 8(1), 220–228. https://doi.org/10.36805/teknikindustri.v8i1.5098

Suhara, C., Putra, A., Pahala, R., William, R., Purba, H. H., & Kurnia, H. (2023). Penerapan Metode Quality Function Deployment ( QFD ) Pada Proyek Konstruksi : Tinjauan Literatur Sistematis.

Journal of Industrial and Engineering System (JIES), 4(1), 1–13.

Soedrajat, A. S. (1984), Analisa (Cara Modern) Anggaran biaya Pelaksanaan, Penerbit Nova, Bandung.

(13)

Soeharto, I. (1997), Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional), Penerbit Erlangga, Jakarta.

Syah, M. S. (2004), Manajemen Proyek, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, 2007, Jakarta.

Widyawati, L. (2022). Ruang Terbuka Hijau Permukiman di Jakarta Menuju Pembangunan Kota Berkelanjutan. Jurnal KaLIBRASI -Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri., 5(2), 148–159. https://doi.org/10.37721/kalibrasi.v5i2.1080

Referensi

Dokumen terkait