Kajian Timbulan, Komposisi dan Nilai Recovery Factor Sampah di TPS 3R Kampung Injeuman, Desa Cibodas
Nada Noer Halimah1, Pramiati Purwaningrum2*, Lailatus Siami3
1,2,3Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Trisakti,
Jalan Kyai Tapa Nomor 1, Grogol Jakarta Indonesia
*Koresponden email : [email protected]
Diterima: 18 Agustus 2022 Disetujui: 29 Agustus 2022
Abstract
Waste management in Injeuman Village, Cibodas Village, Pasirjambu District, Bandung Regency still applies the conventional concept of collecting, transporting, and disposing of. This management approach does not support the vision of Desa Cibodas towards Eco-Village. In order to realize the vision of Cibodas Village through waste management at TPS 3R Kampung Injeuman, it is necessary to conduct a study on the generation, composition and value recovery factor at TPS 3R Kampung Injeuman. The method of measuring data directly at the research site uses the load count analysis method based on SNI 19-3964-
1994. Waste generation at TPS 3R Kampung Injeuman is 1,015,445 kg/day consisting of organic waste of 704,755 kg/day and non-organic waste of 310,7 kg/day. Then, from the composition data, it is known that waste that can still be reused is represented in percent of the recovery factor for organic waste of 91,81%;
plastic waste by 46.69%; paper waste by 80,942%; metal waste by 100%; glass waste by 70%; and cloth waste by 58,67%.
Keywords: Kampung Injeuman, Eco-Village, TPS 3R, waste management, recovery factor.
Abstrak
Pengelolaan sampah di Kampung Injeuman Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung masih menerapkan konsep konvensional kumpul, angkut, dan buang. Pendekatan pengelolaan tersebut tidak mendukung visi Desa Cibodas menuju Eco-Village. Agar dapat mewujudkan visi Desa Cibodas melalui pengelolaan sampah di TPS 3R Kampung Injeuman, perlu melakukan kajian mengenai timbulan, komposisi dan nilai recovery factor sampah di TPS 3R Kampung Injeuman. Metode pengukuran data secara langsung di lokasi penelitian menggunakan metode load count analysis berdasarkan SNI 19-3964-1994. Timbulan Sampah di TPS 3R Kampung Injeuman sebesar 1.015,445 kg/hari yang terdiri dari sampah organik sebesar 704,755 kg/hari dan sampah non organik sebesar 310,7 kg/hari. Kemudian, dari data komposisi tersebut diketahui sampah yang masih dapat dimanfaatkan kembali dipresentasikan dalam persen nilai recovery factor untuk sampah organik sebesar 91,81%; sampah plastik sebesar 46,69%; sampah kertas sebesar 80,942%; sampah logam sebesar 100%; sampah kaca sebesar70% dan sampah kain sebesar 58,67%.
Kata Kunci: Kampung Injeuman, Eco-Village, TPS 3R, pengelolaan sampah, recovery factor
1. Pendahuluan
Sampah telah menjadi salah satu masalah utama untuk lingkungan pada saat ini khususnya bagi negara berkembang karena pengelolaan sampah yang belum dapat ditangani dengan baik di perkotaan maupun di pedesaan [1][2]. Pengelolaan sampah pedesaan yang belum ditangani dengan baik, tidak hanya menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara di pedesaan dan daerah hilir yang lebih padat penduduknya, tetapi juga menyebabkan praktik yang menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi masyarakat sekitar [3]. Masyarakat di Kampung Injeuman Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung masih menerapkan konsep kumpul, angkut, dan buang untuk pengelolaan sampahnya. Pendekatan ini tidak mendukung visi Desa Cibodas menuju Eco-Village [4]. Eco-Village adalah program pemerintah sebagai upaya mengembangkan desa berbudaya lingkungan [5].
Pengelolaan sampah di Kampung Injeuman Desa Cibodas dikelola oleh Tempat Pengelolaan Sampah dengan konsep 3R (Reduce-Reuse-Recycle). Penyelenggaraan TPS 3R bertujuan untuk dapat mengurangi beban pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir dan mengurangi timbulan sampah di sumbernya [6]. Beberapa kegiatan penanganan sampah yang dilakukan di TPS 3R dapat mencapai tujuan
Injeuman, perlu diketahui kajian mengenai timbulan, komposisi dan nilai recovery factor sampah di TPS 3R Kampung Injeuman.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini didahului dengan mempelajari studi literatur untuk mendukung penelitian ini.
Kemudian melakukan persiapan seperti melakukan survei di lokasi penelitian dan melakukan persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data sekunder dan data primer. Data sekunder bersumber dari dokumen, referensi, dan wawancara dengan pengelola TPS 3R yang terdiri dari, gambaran umum TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas, dan Taman Kota Ciwidey. Sedangkan data primer bersumber dari pengamatan meliputi wilayah pelayanan TPS 3R Kampung Injeuman, sistem pengelolaan sampah di TPS 3R Kampung Injeuman dan pengukuran data secara langsung di lokasi penelitian. Pengukuran data secara langsung di lokasi penelitian meliputi timbulan sampah yang masuk TPS 3R, densitas sampah, serta komposisi sampah menggunakan metode load count analysis berdasarkan SNI 19-3964-1994.
Pengukuran sampah dilakukan di TPS 3R (Reduce-Reuse-Recycle) Kampung Injeuman selama 6 hari waktu pelaksanaan sampling. Berdasarkan klasifikasi jadwal pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas dan pengelola Taman Kota Ciwidey, jumlah sampel yang diambil untuk timbulan sampah di TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas adalah sebanyak 5 sampel yang terdiri dari masing-masing 2 sampel pada hari pertama dan kedua berasal dari permukiman dan Taman Kota Ciwidey, sedangkan pada hari ketiga hanya berasal dari permukiman karena frekuensi pengumpulan sampah Taman Kota Ciwidey dilakukan setiap 2 hari sekali. Sampel tersebut diambil berdasarkan alat angkut yang masuk ke TPS 3R Kampung Injeuman.
Pengukuran densitas bersumber pada berat sampah serta pengukuran volume sampah di alat angkut yang masuk ke TPS 3R. Pengukuran densitas sampah dilakukan pada hari dan wilayah pelayanan yang berbeda selama 3 hari. Pengukuran komposisi sampah dilakukan menggunakan metode quartering sampah.
Menghitung persentase komposisi sampah berasal dari berat setiap komposisi sampah terhadap berat total komposisi sampah.
Gambaran umum TPS 3R Kampung Injeuman
TPS 3R Kampung Injeuman terletak pada titik koordinat 7o06’02.0” Lintang Selatan dan 107o 29’57.0” Bujur Timur yang termasuk dalam cakupan wilayah Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, dengan luas wilayah sebesar ± 1.926,3 Ha. Lokasi TPS 3R berada dekat dengan Balai Diklat Pembangunan Karakter Sumber Daya Manusia Transportasi (BP3KSDMT) didirikan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Kondisi TPS 3R dapat dilihat pada Gambar 1. TPS 3R mengelola sampah yang berasal dari wilayah RW 11; 12; 13; 14 dan Taman Kota Ciwidey. Wilayah permukiman di 4 RW dibedakan berdasarkan kondisi fisik bangunan yang terbagi menjadi dua kategori yaitu (a) Rumah tipe 21 dengan luas tanah 60 m2 hingga tipe 45 dengan luas tanah 80 m2 umumnya untuk kategori menengah ke bawah; (b) Rumah tipe 54 dengan luas tanah 100 m2 hingga tipe 120 dengan luas tanah 200 m2 umumnya untuk kategori menengah keatas.
Gambar 1. TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas Sumber : Hasil pengamatan, 2022
Mobil bak
2,701 - 3,304
Gerobak - 1,323 -
motor
Taman Kota Mobil bak 2,8 2,776 -
Ciwidey terbuka
Volume (m³/hari) 5,501 4,099 3,304
Total (m³/minggu) 12,904
Rata-Rata (m³/hari) 4,301
Total (m³/bulan) 68,816
3. Hasil dan Pembahasan
Kajian difokuskan untuk menemukan nilai recovery factor yang diperoleh dari komposisi sampah yang terdapat di TPS 3R Kampung Injeuman. Nilai recovery factor yang diperoleh kemudian digunakan untuk mengetahui persentase sampah yang dapat dimanfaatkan di TPS 3R.
Timbulan sampah
Berdasarkan pengamatan di lapangan, frekuensi pengumpulan sampah di permukiman dilakukan dalam seminggu dengan jadwal pengumpulan tiap RW berbeda yaitu setiap dua hari sekali. Timbulan sampah yang masuk ke TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas menggunakan satuan volume sampah (m3) terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1.Volume sampah ya ng masuk TPS 3R Kampung Injeuman Volume sampah (m³) Kategori Alat angkut
26.01.2022 28.01.2022 29.01.2022 Permukiman terbuka
Sumber : Hasil analisis, 2022
Densitas Sampah
Densitas sampah diukur selama 3 hari dengan menggunakan alat angkut yang sama yaitu mobil bak terbuka. Hasil pengukuran dan perhitungan densitas sampah di TPS 3R dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil perhitungan sampah yang dikelola sebesar 1.015,445 kg/hari tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian terdahulu mengenai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung sebesar 1.500 kg/hari [9].
Tabel 2. Densitas sampah TPS 3R Kampung Injeuman Hari ke- Volume (m³) Berat (kg) Densitas (Kg/m³)
1 2,701 725,35 268,549
2 2,776 638,32 229,942
3 3,304 693,16 209,794
Rata-Rata 236,095
Sumber : Hasil analisis, 2022
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 1 dan Tabel 2, sehingga jumlah rata-rata sampah yang dikelola di TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas adalah :
Volume rata-rata sampah yang dikelola = 4,301 m3/hari Densitas sampah = 236,095 kg/m3
Jumlah sampah yang dikelola = volume sampah x densitas sampah
= 4,301 m3 x 236,095 kg/m3
= 1.015,445 kg/hari
Komposisi Sampah TPS 3R Kampung Injeuman
Komposisi sampah meliputi sampah organik dan sampah non-organik. Sampah organik merupakan sampah dengan bahan biodegradable yang mudah membusuk seperti sampah makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan [10]. Sampah non-organik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hingga ratusan tahun) untuk dapat di uraikan [11]. Komposisi sampah di TPS 3R Kampung Injeuman untuk sampah organik sebesar 704,755 kg/hari atau 69,40% dan sampah non-organik sebesar 310,7 kg/hari atau 30,60%, untuk perinciannya dapat
No. Komposisi sampah Komposisi
sampah RF
dimanfaatkan kembali Tabel 3. Komposisi sampah TPS 3R Kampung Injeuman
Berat Sampah Persen No. Komposisi Sampah
(kg) (%) 1. Organik 704,755 69,40 2. Non-Organik
a. Plastik 112,59 11,09
b. Kertas 75,99 7,48
c. Logam 5,69 0,56
d. Kaca 6,74 0,66
e. Kain/tekstil 21,49 2,12
f. Karet 1,04 0,10
g. Lainnya 79,40 7,80
h. B3 7,91 0,78
Total 1.015,445 100%
Sumber : Hasil analiis, 2022
Nilai Recovery Factor (RF) Sampah di TPS 3R Kampung Injeuman
Nilai recovery factor diperoleh berdasarkan berat tiap komponen sampah yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali. Nilai recovery factor dinyatakan dalam bentuk persen [12]. Komposisi sampah yang mempunyai nilai recovery factor di TPS 3R Kampung Injeuman terdiri dari sampah organik, sampah plastik, sampah kertas, sampah logam, sampah kaca, dan sampah kain/tekstil. Nilai recovery factor setiap komposisi sampah tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Recovery Factor TPS 3R Kampung Injeuman
Berat Potensi sampah yang dapat
Residu
(%) (kg/hari) (%) (kg/hari) (kg/hari)
1. Organik 69,40 704,755 91,18 642,592 62,163
2. Non-Organik
a. Plastik 11,09 112,59 46,69 52,57 60,022
b. Kertas 7,48 75,99 80,942 61,5079 14,482
c. Logam 0,56 5,69 100 5,69 0
d. Kaca 0,66 6,74 70* 4,718 2,002
e. Kain/tekstil 2,12 21,49 58,67 12,608 8,882
f. Karet 0,10 1,04 - 0 1,04
g. Lainnya 7,80 79,25 - 0 79,25
h. B3 0,78 7,91 - 0 7,91 Total 100 1015,445 - 779,689 235,772
% - 76,78 23,22
Sumber : Hasil analisis, 2022
Sampah organik
Berdasarkan komposisi sampah di Desa, sampah organik memiliki rasio sampah yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis sampah lainnya [13][14]. Pengomposan harus disosialisasikan karena sebagian besar komposisi sampah adalah sampah organik yang dapat terurai secara alami [4].Sampah organik dapat didaur ulang sebagai pakan ternak atau dibuang dengan cepat – dibuang ke tempat pembuangan sampah desa, yang tidak memerlukan banyak intervensi publik [15]. Komposisi sampah organik dapat dilihat pada Gambar 2.
16,79%
Sampah makanan
74,39% Sampah
daun/kebun
Gambar 2. Komposisi sampah organik yang dapat dikomposkan Sumber : Hasil analisis, 2022
Nilai recovery factor untuk sampah organik adalah 91,18% atau sebesar 642,60 kg/hari yang sebagian besar adalah sampah makanan 81,59%, dan sampah daun/kebun 18,41%. Sampah organik yang memiliki nilai recovery factor merupakan bahan yang dapat dilakukan pengolahan menjadi kompos melalui proses composting. Sedangkan, jenis sampah organik yang tidak dapat dikomposkan sebesar 8,82% seperti tusuk sate, kayu, dan bambu.
Sampah non-organik
Beberapa jenis sampah non-organik yang masuk ke TPS 3R masih memiliki bahan yang dapat dimanfaatkan kembali atau masih bernilai ekonomi. Sampah non-organik yang tergolong masih memiliki nilai jual adalah plastik, kertas, logam, dan kaca [8][16][12]. Dari jumlah sampah non-organik yang masuk TPS 3R Kampung Injeuman sebesar 310,7 kg/hari, hanya sebesar 137,097 kg/hari sampah yang non- organik yang dapat dimanfaatkan kembali. Berikut penjelasan mengenai tiap komposisi sampah non- organik yang berpotensi dapat dimanfaatkan, sebagai berikut :
1. Plastik
Sampah plastik memiliki nilai recovery factor total sebesar 46,69% yaitu sebesar 52,57 kg/hari dari total sampah plastik 112,59 kg/hari. Sampah plastik didominasi oleh jenis PP untuk AGB sebesar 8,15%, dilanjutkan dengan PP kotor sebesar 7,82 % dan posisi ketiga dimiliki oleh plastik kresek sebesar 7,11%. Jenis komposisi sampah plastik berdasarkan hasil analisis nilai recovery factor dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil analisis nilai recovery factor sampah plastik No. Komposisi Potensi daur ulang (Kg/hari) RF (%)
1. PET Bening 7,327 6,51
2. PET Warna 0,415 0,37
3. HDPE blowing 1,543 1,37
4. HDPE (PK) 0,889 0,79
5. HDPE (yakult) 0,646 0,57
6. HDPE (plastik kresek) 8,003 7,11
7. HDPE (kerasan) 1,55 1,38
8. PVC (paralon), 0,121 0,11
9. PVC (karbut) 7,616 6,76
10. LDPE 0,063 0,06
11. PP (monti, ale-ale) 5,523 4,91
12. PP (AGB) 9,174 8,15
13. PP (emberan) 0,176 0,16
14. PP kotor 8,805 7,82
15. PS( Polystyrene) 0,716 0,64 Total 52,57 46,69
Sumber : Hasil analisis, 2022
2. Kertas
Jumlah sampah kertas sebesar 80,94% atau sebesar 61,5079 kg/hari sampah kertas dapat dimanfaatkan untuk dilakukan pengolahan melalui proses daur ulang. Komponen daur ulang sampah kertas terdiri atas sampah kardus, duplek (tetrapak, bungkus rokok, krei telur), kertas HVS
dan kertas coklat penjelasan setiap sampah kertas dapat yang dapat dimanfaatkan terlihat pada Gambar 3.
4,09% 2,07%
Duplek 14,63%
59,52%
Kardus
Kertas putih
Kertas coklat
Gambar 3. Komposisi sampah kertas yang dapat dimanfaatkan Sumber : Hasil analisis, 2022
3. Logam
Komponen sampah logam memiliki nilai recovery factor sebesar 100% atau 5,69 kg/hari, artinya semua sampah tersebut dapat dimanfaatkan melalui proses pengolahan dengan cara daur ulang, sehingga sampah jenis logam memiliki nilai jual. Sampah logam terdiri atas sampah aluminium, kaleng (timah), besi 1, besi 2. Komposisi sampah logam yang dapat didaur ulang dapat dilihat pada Gambar 4.
4. Kaca
Komponen sampah kaca yang dapat dijual kepada agen/pelapak di TPS 3R Kampung Injeuman berasal dari botol minuman berwarna hijau, botol minuman berwarna coklat, botol minuman tidak berwarna, serta pecahan kaca . Botol yang dapat dijual harus dalam kondisi baik, serta tidak pecah.
Komponen sampah kaca mempunyai nilai potensi daur ulang sebesar 4,718 kg/hari atau 70% [12]
menggunakan nilai dari referensi karena data tersebut pada saat pengambilan sampling tidak ditemukan kaca yang tidak layak jual, menjadikan tidak ada pembanding antara yang bernilai layak jual dengan yang tidak layak jual karena pecahan kaca juga memiliki nilai ekonomis apabila dikumpulkan terlebih dahulu.
13,82%
5,29%
Kaleng Besi Alumunium
80,88%
Gambar 4. Komposisi sampah logam yang dapat dimanfaatkan Sumber : Hasil analisis, 2022
5. Kain/Tekstil
Berupa potongan-potongan kecil dengan ukuran yang beragam mulai dari 5 cm2 hingga 30 cm2 apabila dijual dihargai 1300 per kilogram. Kain perca tersebut biasanya digunakan untuk isian samsak, isian boneka, atau untuk membuat lap cempal anti panas. Nilai potensi daur ulang kain/tekstil adalah sebesar 58,67% atau 12,608 kg/hari, hal itu disebabkan didaerah pemukiman RW 11, 12, 13 dan 14 Desa Cibodas terdapat bidang industri fashion atau konveksi dalam skala rumahan.
Analisis neraca massa
Analisis neraca massa digunakan untuk mengenali jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan serta jumlah sampah yang menjadi residu. Perhitungan potensi sampah yang dapat dimanfaatkan dengan analisis
neraca massa dilakukan dengan mengetahui jumlah timbulan sampah, komposisi sampah dan nilai recovery factor [7]. Diagram analisis neraca massa dijelaskan pada Gambar 5.
Berdasarkan hasil analisis diagram neraca massa, potensi sampah yang dapat dimanfaatkan di TPS 3R Kampung Injeuman sebesar 779,689 kg/hari atau 76,78% dari total sampah, sampah tersebut terdiri dari potensi sampah organik (bahan dari sampah organik yang dapat dijadikan kompos) sebesar 63,28% dan potensi sampah non-organik yang dapat didaur ulang sebesar 13,50%.
Potensi sampah organik yang menjadi kompos sebesar 25,31% atau 257,037 kg/hari dari potensi sampah organik yang dapat dikomposkan karena proses penyusutan dan pengayakan sehingga terdapat residu sebesar 37,97% atau sebesar 385,555 kg/hari. Kompos yang masih berukuran besar dan tidak dapat melalui proses pengayakan dimasukkan kembali ke dalam proses pengomposan. Potensi sampah yang dapat didaur ulang sebesar 13,50% dari total sampah dikelola TPS 3R Kampung Injeuman yang meliputi sampah plastik sebesar 5,18%, sampah kertas sebesar 6,06%, sampah logam sebesar 0,56%, sampah kain sebesar 1,24%, dan sampah kaca sebesar 0,46%.
Total sampah residu yang dihasilkan setelah proses pengelolaan sampah di TPS 3R Kampung Injeuman sebesar 235,772 kg/hari atau sebesar 23,22% dari total sampah yang dikelola TPS 3R. Total residu diperoleh berdasarkan pengurangan total sampah dengan total sampah yang dapat dimanfaatkan kembali di TPS 3R. Jumlah residu sampah yang akan dihasilkan di TPS Kampung Injeuman dapat ditangani dengan melakukan beberapa kegiatan pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di TPS 3R. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, composting untuk pengolahan sampah organik sedangkan sampah non- organik dilakukan opsi pengolahan daur ulang melalui agen/pelapak setelah dilakukan pengumpulan sampah non-organik di TPS 3R Kampung Injeuman.
Gambar 5. Diagram analisis berdasarkan Hasil Recovery Factor TPS 3R Kampung Injeuman Sumber : Hasil analisis, 2022
4. Kesimpulan
Timbulan Sampah di TPS 3R Kampung Injeuman 4,301 m3/hari atau 1.015,445 kg/hari. Komposisi sampah di TPS 3R Kampung Injeuman terdiri dari sampah organik sebesar 704,755 kg/hari dan sampah non-organik sebesar 310,7 kg/hari. Berdasarkan nilai recovery factor, komposisi sampah yang dapat dimanfaatkan di TPS 3R Kampung Injeuman sebesar 779,689 kg/hari atau 76,78% dari total sampah yang dikelola, yang terdiri dari Sampah organik sebesar 63,28% dan sampah non-organik sebesar 13,50%.
Sampah non-organik terdiri dari sampah jenis plastik sebesar 5,18%; kertas sebesar 6,06%; logam sebesar 0,56%; kaca sebesar 0,46%; kain sebesar 1,24%. Sehingga jumlah residu yang dihasilkan sebesar 235,772 kg/hari atau 23,22% Dengan mengenali kemampuan sampah yang bisa dimanfaatkan seperti sampah
5. Ucapan Terima Kasih
Kepada Pengelola TPS 3R Kampung Injeuman Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
6. Daftar Pustaka
[1] H. I. Abdel-Shafy and M. S. M. Mansour, “Solid waste issue: Sources, composition, disposal, recycling, and valorization,” Egypt. J. Pet., vol. 27, no. 4, pp. 1275–1290, 2018, doi:
10.1016/j.ejpe.2018.07.003.
[2] R. A. G. I. Sumantri and E. S. Pandebesi, “Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo,” Tek. ITS, vol. 4, no. 1, pp. 11–15, 2015, doi: 10.12962/j23373539.v4i1.8820.
[3] A. Wang, L. Zhang, Y. Shi, S. Rozelle, A. Osborn, and M. Yang, “Rural solid waste management in China: Status, problems and challenges,” Sustain., vol. 9, no. 4, 2017, doi: 10.3390/su9040506.
[4] R. Ratnaningsih, D. Indrawati, A. Rinanti, and A. Wijayanti, “Training For Fasilitator ( TFF ) Desa Bersih dan Pengelolaan Sampah 3R ( Bank Sampah ) Di Desa Cibodas, kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung,” Abdimas Dan Kearifan Lokal, vol. 1, no. 1, pp. 58–68, 2020, [Online].
Available: https://media.neliti.com/media/publications/345809-training-for-fasilitator-tff-desa- bersih-19f498ab.pdf.
[5] E. B. Singkawijaya, E. S. Rosali, R. As’ari, and Wulansari, “Program Ecovillage Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Ecoliteracy Siswa,” Metaedukasi, vol. 1, no. 1, pp. 25–31, 2019, doi:
10.37058/metaedukasi.v1i1.978.
[6] Y. M. Yustiani, A. Rochaeni, and E. Aulia, “Konsep Pengelolaan Sampah di Desa Babakan Kabupaten Bandung,” EnviroScienteae, vol. 15, no. 1, pp. 121–126, 2019, [Online]. Available:
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/es/article/view/6332#:~:text=Konsep Pengelolaan Sampah Di Desa Babakan Kabupaten Bandung,closure of the Babakan landfill several years ago.
[7] R. Rahmaniah et al., “Potensi reduksi sampah melalui pengelolaan sampah perkotaan di tps kecamatan mataram,” J. Tata Kota dan Drh., vol. 5, pp. 119–128, 2013, [Online]. Available:
https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/view/171.
[8] F. Zahra and T. P. Damanhuri, “Kajian Komposisi, Karakteristik, dan potensi daur ulang samaph di TPA Cipayung, Depok,” Tek. Lingkung., vol. 17, no. April, pp. 59–69, 2011.
[9] D. Indrawati, R. Ruhiyat, E. Indrawati, and L. Siami, “Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3R di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung,” J. Din., vol. 6, no. 1, pp. 51–56, 2021, doi: 10.25047/j-dinamika.v6i1.2336.
[10] M. K. Tejas Sunil and D. A. C. Attar, “Sustainable Solid Waste Management for Rural Area,” IOSR J. Environ. Sci. Toxicol. Food Technol., vol. 10, no. 08, pp. 133–137, 2016, doi: 10.9790/2402- 100802133137.
[11] A. Taufiq and F. M. Maulana, “Sosialisasi Sampah Organik dan Non Organik serta Pelatihan Kreasi Sampah,” J. Inov. dan Kewirausahaan, vol. 4, no. 1, pp. 68–73, 2015, [Online]. Available:
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/7898.
[12] A. Zubair and H. Haeruddin, “Studi Potensi Daur Ulang Sampah di TPA Tamanggapa Kota Makassar,” Pros. Has. Penelit. Fak. Tek. 2012, vol. 6, pp. 978–979, 2012.
[13] N. Adisanjaya, N. Kadek, and D. Lestari, “Studi Timbulan Sampah Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Mendukung Konsep Banjar Pintar Berbasiskan Lingkungan ( Studi Kasus : Desa Belatungan Kabupaten Tabanan Bali ) The Study of Waste Generation and Community Participation in Supporting the Concept of En,” J. Media Sains, vol. 2, no. 2, pp. 104–112, 2018, [Online].
Available: https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1110476.
[14] A. R. Hama, T. A. Tahir, and B. J. Ali, “A study on solid waste generation, composition and management in Sulaimania city, Kurdistan region, Iraq,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol.
779, no. 1, 2021, doi: 10.1088/1755-1315/779/1/012049.
[15] L. Samuel, “Solid Waste Management in Small Village: A Case Study,” Shanlax Int. J. Econ., vol.
9, no. 1, pp. 42–46, 2020, doi: 10.34293/economics.v9i1.3539.
[16] P. P. P. Riatno, H. E. Setijati, and W. Vidyaningrum, “Studi Evaluasi Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R (Studi Kasus: Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan),” J. Teknol. Lingkung., vol. 4, no.
1, pp. 14–18, 2007.