• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Karakter Islami dalam Novel Si Anak Savana Karya Tere Liye Dan Relevansinya Dengan Penanaman Pendidikan Karakter Jenjang Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah - IAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Nilai-Nilai Karakter Islami dalam Novel Si Anak Savana Karya Tere Liye Dan Relevansinya Dengan Penanaman Pendidikan Karakter Jenjang Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah - IAIN Kudus Repository"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

14 Fika Fauliyah, “Nilai Pendidikan Pendidikan Karakter dalam Novel Anak Langit untuk Mengembangkan Karakter Siswa di Madrasah Ibtidaiyah,” Akselerasi: Jurnal Pendidikan Guru MI, Vol. Asmani mengatakan nilai-nilai karakter tersebut dikembangkan melalui tahapan pengetahuan (klowing), pelaksanaan (acting) dan kebiasaan (habit). 15 Wahyuningsih Rahayu, Model Pembelajaran Komek: Memuat Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Intensif di Sekolah Dasar, (Yogyakarta, Deepublish, 2014), 22.

16 Said Hamid Hasan, dkk, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Materi Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, (Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas, 2010), 8. 17 Rizky Nurcahyati, “18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia dan Contohnya” https://ranah Teknologi.wordpress.com Nilai-pendidikan-karakter-bangsa-indonesia/ diakses pada 20 Maret 2023. Cinta negara Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana yang menjadi pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter Islami pada diri warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, orang lain, lingkungan dan kebangsaan. sehingga menjadi manusia.

Tabel 2.2 Contoh Nilai-nilai Karakter 17
Tabel 2.2 Contoh Nilai-nilai Karakter 17

وُهَوهُظِعَي

اًنْهَوىهلَع

رُكْشا ِْل

يِصَمْلا ١٤

Penanaman Pendidikan Karakter Jenjang Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah berperan sebagai lembaga pendidikan Islam yang menghubungkan sistem lama dan sistem baru dengan cara mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik dan dapat dipertahankan serta dengan mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan perekonomian yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, sedangkan isi kurikulum madrasah pada umumnya sama dengan pendidikan di pesantren ditambah ilmu-ilmu umum.47. Menurut Mulyasa, pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan beberapa model, yaitu: pembiasaan dan keteladanan, pengembangan disiplin, CTL (Contextual Teaching and Learning), role play, pembelajaran partisipatif (participatory instruction).48 Menurut Amirullah Syarbini, implementasi karakter Pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 49. Dengan mengintegrasikannya pada setiap mata pelajaran, tujuannya adalah untuk mengenalkan nilai-nilai pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran sehingga terwujud.

46 Yuyun Yunita dan Abdul Mujib, “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam”, Majalah Taujih: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 49 Amirulah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter, (Panduan Lengkap Pendidikan Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah Tangga), (Jakarta: .as@-Prima, 2012), 61. Selain menjadikan peserta didik mempunyai target kompetensi ( materi), juga dirancang agar siswa mengenali, menyadari dan memperoleh nilai-nilai dan mengubahnya menjadi perilaku.

Beberapa contoh kegiatan rutin antara lain upacara Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, tonggak kelas, sholat berjamaah, antrean saat masuk kelas, sholat sebelum kelas dimulai dan diakhiri, serta memberi salam saat bertemu guru, tenaga pengajar, dan teman. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan donasi ketika ada teman yang terdampak bencana atau berdonasi kepada masyarakat ketika terjadi bencana. Pengkondisian berkaitan dengan upaya sekolah menata lingkungan fisik dan non fisik untuk menciptakan suasana yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter.

Misalnya kegiatan penataan lingkungan fisik antara lain membersihkan toilet, tempat sampah, halaman hijau dengan pepohonan, poster bertuliskan warna biru di koridor sekolah dan di ruang kelas. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar kelas yang bertujuan untuk membina minat, bakat dan kegemaran siswa serta menunjang terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan agama dan norma-norma sosial.

Penanaman Karakter Siswa MI melalui Profil Pelajar Pancasila

Ada lima unsur pokok keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia: akhlak agama, akhlak pribadi, akhlak terhadap manusia, akhlak terhadap alam, dan akhlak nasional. Beragam secara global, artinya pelajar Indonesia tetap menjaga budaya, tempat, dan jati diri yang luhur serta terbuka untuk berinteraksi dengan budaya lain guna mengedepankan rasa saling menghormati dan peluang menciptakan budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan bangsa. Elemen kunci dari keberagaman global adalah pengetahuan dan apresiasi budaya, keterampilan komunikasi antarbudaya dalam hubungan dengan orang lain, serta refleksi dan tanggung jawab untuk mengalami keberagaman.

Gotong royong artinya siswa Indonesia mempunyai kemampuan bekerja sama, yaitu kemampuan untuk secara sukarela melakukan kegiatan bersama-sama, sehingga kegiatan yang diselesaikan dapat berjalan dengan lancar, sederhana dan mudah. Mandiri artinya siswa Indonesia adalah pembelajar yang mandiri, yaitu pembelajar yang bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari kemandirian terdiri dari kesadaran diri dan situasi saat ini serta pengaturan diri.

Penalaran kritis artinya siswa yang bernalar kritis dapat mengolah informasi kualitatif dan kuantitatif secara objektif, membangun hubungan antara berbagi informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Unsur-unsur penalaran kritis adalah memperoleh dan mengolah informasi dan pemikiran, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan. Kreatif artinya siswa yang kreatif dapat mengubah dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan mengesankan.

Novel

Temanya sendiri juga mengikat setiap peristiwa dan setiap bagian kecil dari cerita menjadi satu. Alur dapat mempengaruhi lingkungan dan hal ini sangat penting dalam sebuah novel.60 Alur dapat diartikan sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita, tidaklah sederhana karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan sebab-akibat sehingga alur tersebut dapat mempengaruhi lingkungan. ditafsirkan. karena alur adalah nafas dalam sebuah cerita.61 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang digambarkan dalam sebuah cerita yang mempunyai hubungan sebab-akibat. Menurut Abrams yang dikutip oleh Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, sudut pandang adalah sudut pandang yang mengacu pada cara penyampaian sebuah cerita.

Sudut pandang adalah cara atau sudut pandang yang digunakan pengarang sebagai cara menyajikan cerita kepada pembaca dalam sebuah karya fiksi. Jadi sudut pandang pada dasarnya adalah suatu strategi, teknik, taktik, yang dipilih secara sadar oleh seorang penulis untuk menyampaikan gagasan dan cerita. Segala sesuatu yang diceritakan dalam cerita fiksi adalah milik pengarang, yang antara lain memuat pandangannya tentang kehidupan dan penafsirannya terhadap kehidupan.

Namun semua itu dalam cerita fiksi disalurkan melalui sudut pandang tokoh, melalui lensa tokoh cerita yang sengaja diciptakan. sudut pandang orang tersebut. Ia diikutsertakan dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh pendukung). Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti “dia” atau nama-nama tokoh.65.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra namun secara tidak langsung mempengaruhi struktur atau sistem organisme karya sastra tersebut. Unsur eksternal tersebut meliputi subjektivitas individu penulis yang mempunyai sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya akan mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya. Karya sastra juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengarangnya, seperti ekonomi, politik, dan sosial, dan ini juga merupakan unsur eksternal.

Penelitian terdahulu

Sedangkan penelitian ini lebih fokus pada nilai-nilai karakter Islami dalam novel Si Anak Savana karya Tera Liya dan pentingnya bagi penanaman pendidikan karakter pada jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian berjudul Nilai Pengembangan Karakter Dalam Novel Amelia Karya Tere Liye dan Maknanya Bagi Anak Sekolah Dasar. 70 Elza Anggita, “Nilai pendidikan karakter dalam novel Amelia Tere Liye dan Pentingnya Bagi Anak Sekolah Dasar”, (Tesis Magister, IAIN Bengkulu, 2020).

Sedangkan penelitian ini lebih fokus pada nilai-nilai karakter Islami dalam novel Si Anak Savana karya Tera Liya dan pentingnya bagi penanaman pendidikan karakter pada jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian berjudul Nilai​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​a-U. 71 Istika Fitri Andini, “Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Paschare dan Pentingnya Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah”, (Skripsi S2, UIN Walisongo Semarang, 2020).

Penelitian berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Si Anak Kuat Karya Tere Liye dan Relevansinya dalam Pembelajaran Tematik Kelas III Sekolah Dasar. Penelitian bertajuk Nilai​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​regional pendekatan kualitatif menitikberatkan pada aspek nilai-nilai karakter yang muncul dalam novel. 72 Asri Sulikhatin, “Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Si Anak Kuat Tere Liye dan Pentingnya Pembelajaran Tematik Kelas 3 Sekolah Dasar”, (Tesis Diploma, IAIN Purwokerto, 2021).

73Fika Fauliyah, “Nilai Pendidikan Pendidikan Karakter dalam Novel Anak Langit Untuk Mengembangkan Karakter Siswa di Madrasah Ibtidaiyah”, Akselerasi: Jurnal Pendidikan Guru MI, Vol. Penelitian yang berjudul Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia, berasal dari hasil penelitian Agus Yulianto, Iis Nuryati dan Afrizal Mufti.74 Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif yang lebih fokus pada aspek nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel. Bedanya penelitian ini adalah membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia yaitu religi, kerja keras, gemar membaca, persahabatan dan tanggung jawab.

Kerangka Berfikir

Nuryanto.75 Kesamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama menyelidiki nilai-nilai karakter yang muncul dalam novel. Impian Lintang karya Andrea Hirata yaitu nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan orang lain, nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat, dan nilai-nilai karakter Sehubungan dengan kewarganegaraan. Berdasarkan rangkaian uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Melalui perbedaan dan persamaan tersebut terlihat bahwa penelitian ini merupakan penelitian asli yang objeknya belum pernah diteliti dan dianalisis.

Siswa diharapkan tidak hanya mempunyai kemampuan intelektual saja, lebih dari itu siswa juga diharapkan mempunyai karakter yang baik. Disini peneliti ingin mengetahui gambaran novel Si Anak Savana karya Tere Liye, nilai-nilai karakter Islami yang terkandung dalam novel Si Anak Savana karya Tere Liye dan relevansi nilai-nilai karakter Islami dalam Novel Si Anak Savana dengan penanaman pendidikan karakter jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Oleh karena itu peneliti membuat judul penelitian “Nilai-nilai karakter Islami dalam novel Si Anak Savana Karya Tere Liye dan relevansinya dalam penanaman pendidikan karakter pada jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah”.

Gambar

Tabel 2.2 Contoh Nilai-nilai Karakter 17
Tabel 2.3 Aspek/Nilai Lima Karakter Utama1 Nilai Utama Karakter ReligiusNasionalis IntegritasMandiriGotong Royong a.Ketaatan  melaksanakan ibadah b.Cinta damai c.Persahabatan d.Teguh  pendirian e.Ketulusan f.Percaya diri  g.Anti  perundungan  dan kekerasan
Tabel 2.4 Contoh Perilaku Yang Dapat Diamati Pada Setiap Nilai  Karakter Jenjang MI 19
Gambar 2.1 Profil Pelajar Pancasila
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa novel Si Anak Pelangi Karya Tere Liye mengandung beberapa nilai pendidikan karakter,