• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIA TIK TUGAS UAS

N/A
N/A
Reza Rahmanto

Academic year: 2025

Membagikan "KARYA ILMIA TIK TUGAS UAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Reza Rahmanto (22862061062)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

SEPTEMBER 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dati penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Diana Kusumaningrum, M.Pd. pada matakuliah landasan pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang landasan pendidikan khususnya dalam konteks hakikat manusia dan pendidikan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diana Kusumaningrum, M.Pd. selaku dosen landasan pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya khususnya Dosen dan Mahasiswa yang mempelajari matakuliah landasan pendidikan. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Malang, 25 September 2022

PENULIS

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...iii

PENDAHULUAN...iii

A....LATAR BELAKANG ...iii

B....RUMUSAN MASALAH ...iv

C....TUJUAN MASALAH ...iv

BAB II... v

PEMBAHASAN... v

1....Hakikat Manusia ...v

2. Manusia Sebagai Makhluk yang Perlu Dididik dan Perlu Mendidik Diri...vi

3.Prinsip Antropologis Yang Melandasi Kemungkinan Manusia Dapat Dididik...vii

BAB III...ix

PENUTUP...ix

A....KESIMPULAN ...ix

B....SARAN ...ix

DAFTAR PUSTAKA...x

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.

Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Jadi karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu hakikat manusia?

2. Bagaimanakah manusia sebagai makhluk yang perlu dididik dan perlu mendidik diri?

3. Apa saja prinsip antropologis yang melandasi kemungkinan manusia dapat dididik?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk memahami apa itu hakikat manusia

2. Untuk memahami manusia sebagai makhluk yang perlu dididik dan perlu mendidik diri

3. Untuk mengetahui pirnsip antropologis yang melandasi kemungkina manusia dapat dididik

(6)

(Anwar, 2014)

BAB II PEMBAHASAN 1. Hakikat Manusia

Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.

Menurut islam, hakikat manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan.

Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan kelompoknya.

Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985)

Mengutip jurnal Hakikat Manusia dalam perspektif Al-Quran tulisan Afrida (2018), menurut pandangan Plato, hakikat manusia adalah roh, rasio (akal), dan kesenangan (nafsu). Dengan demikian, manusia dapat dibedakan menjadi tiga jenis.

Hakikat manusia terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut : 1. Manusia sebagai makhluk tuhan

2. Manusia sebagai makhluk individu 3. Manusia sebagai makhluk sosial 4. Manusia sebagai makhluk berbudaya 5. Manusia sebagai makhluk susila 6. Manusia sebagai makhluk beragama

(7)

2. Manusia Sebagai Makhluk yang Perlu Dididik dan Perlu Mendidik Diri 2.1 MANUSIA YANG PERLU DIDIDIK

Dalam GBHN Tahun 1973, dikemukakan pengertian pendidikan, bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan berlangsung seumur hidup.

Eksistensi manusia bersifat terbuka, artinya bahwa manusia adalah makhluk yang belum selesai mengadakan dirinya sendiri. Dengan demikian, manusia berada dalam perjalanan hidup, dalam perkembangan dan mengembangkan diri. Ia adalah manusia tetapi sekaligus “belum selesai” mewujudkan dirinya sendiri. Bersamaan dengan hal diatas, dalam eksistensinya manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia ideal, yaitu manusia dewasa.

Sosok manusia ideal atau manusia dewasa merupakan gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang seharusnya. Sebab itu, sosok manusia ideal atau kedewasaan tersebut belum terwujudkan, melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan

Pada hakikatnya manusia adalah animal educable (binatang yang dapat dididik), animal educandum (binatang yang harus dididik) dan enducandus (makhluk yang dapat mendidik). Dari hakikat ini jelas bahwa pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Oleh karena manusia itu perlu dididik, maka dapat ditinjau dari beberapa aspek. Pada waktu kehidupan permulaan (bayi/anak-anak), mula-mula yang paling berperan adalah dari segi fisik, kemudian secara berangsur-angsur segi rohani berganti memegang peranan penting.

Perkembangan fisik individu ditentukan oleh maturation (kematangan) dan learning (belajar).

2.2 MANUSIA YANG PERLU MENDIDIK DIRI

Manusia yang bersangkutan juga harus belajar atau harus mendidik diri.

Mengapa harus mendidik diri? Sebab dalam bereksistensi yang harus mengadakan/menjadikan diri itu hakikatnya adalah manusia itu sendiri. Sebaik dan sekuat apa pun upaya yang diberikan pihak lain (pendidik) kepada seseorang (anak didik) untuk membantunya menjadi manusia atau untuk mencapai kedewasaan,

(8)

bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi kemungkinan seseorang tadi untuk menjadi manusia atau menjadi manusia dewasa. Lebih dari itu, jika sejak kelahirannya perkembangan dan pengembangan kehidupan manusia diserahkan kepada dirinya masing-masing tanpa dididik oleh orang lain dan tanpa upaya mendidik diri dari pihak manusia yang bersangkutan, kemungkinannya ia akan hidup berdasarkan dorongan instingnya saja. Berkenaan dengan perlunya manusia mendidik diri, menurut Plotinos (meninggal tahun 270 M) : “Menyendirilah dan lihat. Dan jika kamu temui dirimu belum lagi elok, bertindaklah bagaikan pencipta sebuah patung yang akan diperindah; ia memangkas di sini dan menorah di sana.

Memperingan garis ini dan memurnikan garis lainnya lagi, hingga sebuah patung yang molek tampil atas karyanya. Lakukanlah pula seperti itu. Jangan sekali-kali berhanti memahat patungmu...” (E.F. Schumacher, 1980:77).

3.Prinsip Antropologis Yang Melandasi Kemungkinan Manusia Dapat Dididik

Ada lima prinsip antropologis yang mendasari bahwa manusia dapat dididik yaitu : a. Prinsip potensial

b. Prinsip dinamika c. Prinsip individualitas d. Prinsip sosialitas e. Prinsip moralitas

a. Prinsip Potensial

Manusia memiliki berbagai potensi, yaitu : potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dan potensi karya. Sebab itu, manusia akan dapat dididik karena ia memiliki potensi untuk menjadi manusia ideal.

b. Prinsip Dinamika

Ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan diupayakan dalam rangka membantu manusia (peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri (peserta didik) memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya.

c. Prinsip Individualitas

(9)

(subjektivitas), bebas aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. Sebab itu, individualitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

d. Prinsip Sosialitas

Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hukum dan pengaruh timbal balik di mana setiap individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

e. Prinsip Moralitas

Pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem norma dan nilai tertentu. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak mulia; agar manusia berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan budayanya. Di pihak lain, manusia berdimensi moralitas, manusia mampu membedakan yang baik dan yang jahat.

Sebab itu, dimensi moralitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

(10)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia pada hakikatnya adalah makhlukayang selalu belajar dan belajar. Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologis. Hal ini menjadi keharusan karena pendidikan bukanlah sekedar soal praktek, melainkan praktek yang berlandaskan dan bertujuan. Manusia memiliki ciri khas yang berbeda dari hewan.

Disebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

B. SARAN

Kita sebagai manusia harus memahami hakikat manusia itu sendiri, dan memahami betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan kita. Karena tanpa pendidikan hidup manusia akan menjdi tak terarah. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang berakal dan memungkinkan untuk dididik, kembangkan setiap potensi yang dimiliki dengan pendidikan.

(11)

DAFTAR PUSTAK

Anwar, C. (2014). hakikat manusia dalam pendidikan. yogyakarta: SUKA - Press.

Anwar, C. (2014). Hakikat Manusia Dalam Pendidikan. Yogyakarta: SUKA-Press.

Sumantri, M. (2015). Hakikat manusi dan pendidikan. jakarta: Universitas Terbuka.

Suyitno, Y. .. (2008). Manusia dan Pendidikan. yogyakarta: Grand Media.

Referensi

Dokumen terkait